Latest News

Monday, June 25, 2012

Umat Kristen di Suriah Menjadi Sasaran Utama Pembantaian Massal Muslim Sunni



DAMASKUS (SURIAH) � Atas dukungan Amerika Serikat, umat Kristen di Suriah menjadi sasaran empuk penyerangan dan pembantaian massal oleh kelompok Muslim yang memberontak kepada pemerintah Bashar al Assad.

Diberitakan Fides, kantor berita Vatikan, Centre for the Study of Interventionism (CSI), badan internasional yang memantau perdamaian di negara konflik seperti yang terjadi di Suriah menyatakan, umat Kristen di negara itu, bersama kaum Muslim minoritas seperti Shia, Alawi dan Kurdi telah dibantai oleh muslim Sunni yang berusaha mendirikan negara berdasar Islam, sama seperti yang terjadi di Tunisia, Libya dan Mesir.
Mereka juga menyatakan, Amerika Serikat melalui kebijakan Presiden Barack Obama, telah terlibat dengan mendukung kelompok pemberontak, Free Syrian Army (FSA), kelompok yang telah membakar dan merusak ribuan gereja di Homs, Damaskus dan Aleppo, Menembak mati umat Kristen yang berada di jalan dan mengumumkan ultimatum melalui toa masjid; umat Kristen harus 'dibersihkan' dari desa-desa basis pemberontak.

Uskup Philip Tournyol Clos, pemimpin dari Keuskupan Gereja Katolik Melkite di Perancis yang baru-baru ini mengunjungi umat Kristen di Suriah menyatakan media massa internasional di negara-negara Barat telah memutar-balikkan fakta sebenarnya yang terjadi, sebab korban yang lebih banyak berjatuhan berasal dari kelompok minoritas yang telah diambil wilayah mereka.

Seperti yang terjadi di Homs,"kelompok oposisi menguasai dua wilayah, Diwan Al Bustan dan Hamidieh yang merupakan daerah umat Kristen dengan ratusan gedung gereja yang ada. Gambaran yang terjadi disana sangat menyayat hati: Gereja Mar Elian telah dihancurkan separuh dan Gedung Gereja Melkite Bunda Perdamaian dijadikan markas pemberontak."

Dikatakan pula, ribuan rumah umat Kristen yang kosong telah rusak dijadikan tameng saat berperang dengan pemerintah. Sedangkan pemiliknya telah melarikan diri akibat diancam akan dibantai oleh pemberontak.
Sedangkan mereka (para pemberontak) mengusir umat Kristen di Hamidieh dan merubahnya sebagai pusat komando mereka. Hingga saat ini mereka masih melakukan perlawanan kepada pemerintah atas bantuan dana dari Qatar dan Arab Saudi.

Dengan total pengungsi 138,000 orang, banyak dari umat yang melarikan diri ke Damaskus ataupun ke negara tetangga mereka, Lebanon, sedang lainnya menuju daerah-daerah Kristen yang aman.
Disisi lain sebuah bocoran yang diberitakan media massa Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, menyatakan 'pembantaian di Houla' pada 25 Mei 2012 yang memakan korban 108 jiwa dengan 34 wanita dan 49 anak-anak ini dilakukan oleh para pemberontak dengan menggunakan topeng Shabiha guna mencari dukungan dari negara-negara luar yang mempunyai kepentingan tertentu paska kejatuhan pemerintahan Al Assad.

"... Central Intelligence Agency dan Departemen Dalam Negeri AS bekerja sama dengan Arab Saudi, Turki, Qatar dan sekutu lainnya membantu kelompok oposisi Free Syrian Army dengan menambahkan rute-rute logistikal untuk membawa suplay ke pemberontak Suriah serta menyediakan pelatihan komunikasi."
"Pemerintahan AS diketahui telah membagi data intelejen dengan Free Syrian Army atau FSA, guna mempersilahkan para pemberontak menyerang pasukan pro-Assad."

Selain itu data itu menyebutkan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya di NATO telah bertanggung jawab dalam perubahan rezim di Timur Tengah, dan umat Kristen adalah target pertama dari korban perubahan tersebut. "Dan juga umat Kristen di AS telah menelan propaganda dari kudeta dan invasi yang 'mempromosikan demokrasi' yang setidaknya menjadi bagian dari langkah kemenangan dan positif yang terjadi dalam sejarah."

Dokumen tersebut juga mengatakan umat Kristen di Eropa dan Amerika harus waspada dengan propaganda dan penyesatan media massa atas apa yang terjadi sebenarnya.

"Mereka harus melihat dengan lebih dekat, di luar propaganda media massa utama, dan memberitahu diri mereka dengan lebih baik. Sebaliknya, tumpahan darah dari korban pembantaian pada akhirnya akan menjadi bagian dari tangan mereka -- sebuah noda yang akan menjadi tanda dari jiwa mereka."

Friday, June 22, 2012

Suara Umat Katolik DKI Diperebutkan




JAKARTA, KOMPAS.com - Umat Katolik diimbau untuk memilih kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan melihat rekam jejak para kandidat selama ini dan bukannya berdasarkan suku atau pun agama.

Itulah pesan yang disampaikan sebagian besar  kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI saat melakukan dialog publik bersama Keuskupan Agung Jakarta di Gereja Katedral, Sabtu (19/5/2012).

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, calon wakil gubernur yang berpasangan dengan Joko Widodo misalnya. Dia meminta masyarakat lebih memilih pemimpin yang transparan dan profesional.

"Jangan lihat dia Katolik atau tidak, Jawa atau bukan. Tapi lihat rekam jejaknya. Pemimpin yang transparan, profesional harus di atas suku, agama, dan ras," kata Ahok.

Hidayat Nur Wahid, calon gubernur DKI yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga turut meminta dukungan umat Katolik. Dia menganalogikan kampanye Pilkada DKI ini layaknya berjualan kecap.

"Semuanya bilang dia nomor satu, seperti jualan kecap. Nggak ada yang nomor dua. Maka dari itu, profesionalisme seorang pemimpin harus nomor satu," kata Hidayat.

Hidayat menuturkan, kendati partainya bernapaskan Islam, tetapi sinergi antara umat Islam dan Katolik sudah terjalin sejak lama. Hidayat mencontohkan peristiwa banjir besar yang melanda Jakarta pada tahun 2002.

"Saat itu, banyak gereja yang memberikan bantuannya melalui PKS. Jadi, pastinya saya harapkan dukungan warga Jakarta yang di dalamnya pasti ada teman-teman umat Katolik," papar Hidayat.

Sementara itu, Biem Benyamin, calon wagub DKI dari jalur independen, juga menyuarakan pendapat serupa. Menurutnya, perbedaan itu indah. "Maka dari itu, saya tidak hanya harapkan dukungan tapi juga doa," ucap Biem yang berpasangan dengan Faisal Basri.

Nono Sampono, calon wagub DKI yang berpasangan dengan Alex Noerdin tak mau banyak berbicara. Ia menuturkan masyarakat bisa menilai selama ini bagaimana ia menjalin hubungan dengan berbagai elemen masyarakat termasuk umat Katolik.

"Sudah 22 tahun saya menjadi Ketua Alumni SMA Xaverius di Ambon. Latar belakang saya itu bisa dilihat bagaiman saya berinteraksi dengan teman-teman. Bagi saya satu suara berarti, apalagi umat Katolik banyak," kata mantan Komandan Paspampres ini.

Hendardji Soepandji, calon Gubernur DKI dari jalur independen, juga sama-sama berusaha merebut simpati puluhan umat Katolik yang hadir dalam dialog tersebut. "Saya sangat mengharapkan dukungannya karena seluruh bangsa Indonesia adalah saudara kandung saya sendiri," tandasnya.

Adapun, usai ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI yang resmi, para kandidat sebenarnya harus menjalani masa tenang sebelum kampanye dilakukan.

Pada masa tenang ini, para kandidat tidak boleh mengumpulkan massa pemilih, mengajak untuk memilih, menjelek-jelekkan kandidat lain, ataupun memaparkan visi dan misinya. Namun, batasan pelarangan kampanye ini masih tidak jelas sehingga para kandidat masih melakukan aktivitas seperti biasa.

Thursday, June 21, 2012

Dianggap Makanan Kristen, Salafi di Mesir Mengeluarkan Fatwa : "Muslim Haram Makan Tomat"



KAIRO (MESIR) - Sikap penuh kebencian yang ditunjukkan kelompok anti-Kristen di Mesir, tidak hanya terlihat ketika mereka mengumumkan hari bahagia mereka atas wafatnya pemimpin umat Kristen Koptik, Patriarkh Shenouda III pada Maret lalu, tetapi juga terhadap segala hal yang berkaitan dengan kekristenan.

Selain melarang umat Kristen di Mesir untuk memperbaiki gedung gereja yang rusak akibat kerusuhan dan penyerangan yang dilakukan oleh mereka, sekte fundamentalis Islam, Salafi baru-baru juga mengumumkan sebuah pernyataan yang sangat aneh dan memalukan bagi umat muslim di negara itu; yakni muslim dilarang memakan tomat.

Fatwa aneh ini dikeluarkan oleh Assosiasi Islami Mesir, organisasi payung muslim Salafi di Mesir pada Senin (11/06/2012) setelah mereka telah mendapatkan bukti kuat yang menunjukkan bahwa tomat adalah 'makanan orang Kristen'.

Menurut penyelidikan intensif yang dilakukan pakar agama dan ahli tafsir Islam, didapati bahwa jika tomat dibelah menyamping, akan nampak bentuk salib sehingga dapat membuat muslim menjadi murtad, selain juga haram.

�Memakan tomat sangat dilarang karena tomat adalah milik orang Kristen. Orang Kristen sangat memuji salib dibanding allah dan mengatakan allah ada tiga," tulis pernyataan kelompok Salafi melalui halaman Facebook mereka, sembari mengajak muslim agar menyebarkan pernyataan tersebut.

Informasi ini, menurut fatwa, mereka terima dari seorang wanita Palestina yang melihat nabi Muhammad yang sedang menangis, karena mendapati para muslim di negaranya telah melahap tomat.

Fatwa kontroversial yang aneh dan memalukan ini disambut ribuan kritikan dan hujatan dari para muslim, selain menyesatkan, mereka sendiri menyadari bahwa hal ini malah membuat Islam semakin tidak masuk akal dan malah merunyamkan hubungan beragama mereka dengan umat Kristen di negara itu.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/06/memalukan-dianggap-makanan-kristen.html?m=1

Wednesday, June 20, 2012

Romo Franz Magnis Suseno Menolak Bakrie Awards



Budayawan Romo Franz Magnis Suseno secara terang-terangan tidak bisa menerima penghargaan Achmad Bakrie Award. Franz mengaku mempunyai alasan kenapa dirinya menolak penghargaan tersebut.
�Jika menerima, saya akan selalu merasa bersalah menerima penghargaan dari orang yang perusahaannya mengakibatkan rakyat Porong, Jawa Timur menderita,� kata Franz kepada okezone di Jakarta, belum lama ini.
Romo Franz menambahkan, selama ini Lapindo Brantas, yang terafiliasi dengan grup usaha Bakrie, belum bertindak dengan jelas untuk menangani semburan lumpur di Jawa Timur itu.
Atas perasaan itu, Franz merasa tergerak untuk tidak menerima penghargaan tersebut.
Sebelumnya, Franz dianugerahkan Achmad Bakrie Award oleh Freedom Institute pada 2003 lalu. Lembaga bentukan Aburizal Bakrie ini menganugerahkan Franz sebagai tokoh dalam bidang pemikiran sosial.
Mengikuti jejak Franz, Goenawan Muhammad pun mengembalikan penghargaan yang diterima pada 2004 lalu. Goenawan mendapatkan penghargaan tersebut pada bidang kesusastraan.
Pada 2010 penolakan atas penghargaan tersebut kembali terjadi. Dua tokoh juga mengembalikan penghargaan Achmad Bakrie Award, yakni Sitor Situmorang dan Daoed Joesoef.
Sumber : http://m.okezone.com/read/2010/08/18/337/364260

Tuesday, June 19, 2012

Antisipasi Pendirian Negara Islam, Mayoritas Umat Kristen di Mesir Memilih Ahmed Shafiq sebagai Presiden




KAIRO (MESIR) - Besarnya usaha Islamisasi di Mesir yang bertujuan menjadikan negara itu sebagai negara Islam berlandaskan syariah yang secara diskriminatif mengancam keberadaan umat Kristen di negara itu menjadikan umat di negara yang terkena dampak 'revolusi' ini memilih menghindar dan memilih bersama satu suara dengan kelompok minoritas lainnya.

Berbagai bukti nyata yang selama ini terjadi telah membuka mata dan menyadarkan umat Kristen di negara itu agar tidak mendukung upaya-upaya tersebut salah satunya melalui pemilihan presiden.

Di Azaziya, kota berpenduduk mayoritas Kristen di Provinsi Assiut, selatan Mesir misalnya, hampir semuanya memilih Ahmed Shafiq, mantan perdana menteri Hosni Mubarak yang kini mencalonkan diri sebagai Presiden berikutnya.

Mereka beralasan, walaupun Shafiq dianggap sebagai penerus rezim Mubarak oleh lawan politiknya, setidaknya ada kelompok nasionalis yang dapat melindungi hak beribadah umat Kristen dan kebebasan berekspresi kelompok-kelompok minoritas di negara itu. Sebab lawan Shafiq, Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin dalam setiap kesempatan kampanye  mengatakan akan menjadikan Mesir sebagai negara Islam, jika ia menjadi presiden.

"Tujuan kami adalah Mesir menjadi sebuah negara sipil. Kami tidak dapat melihat kandidat presiden lainnya yang dapat menjaminnya kecuali Ahmed Shafiq," ujar Montaser Qalbek, anak dari seorang pemimpin kota Azaziya kepada Associated Press, Selasa (12/06/2012).

Bulan lalu, pada putaran pertama pemilihan presiden Mesir, dari 13 kandidat presiden menyempit menjadi dua, yakni Ahmed Shafiq dan Mohammed Morsi.   

Yosef Sidhom, editor harian mingguan Watani mengungkapkan, umat Kristen yang mencapai 10 persen dari 85 juta penduduk Mesir pada umumnya lebih condong kepada Shafiq, sehingga pada putaran berikutnya kampanye untuk mendukung Shafiq kian digiatkan.

"Umat Kristen yang memilih, akan mendukung Shafiq karena mereka sangat sadar dengan 'agenda tersembunyi' Ikhwanul Muslimin," kata Sidhom, sembari melanjutkan "sebab pemilihan presiden ini ada strategi Ikhwanul untuk berupaya mendirikan negara Islam."

Sindhom mengatakan ada kekhawatiran, Ikhwanul akan mengusir keluar umat Kristen dari posisi strategis di pemerintahan, penarikan pajak jizya (pajak diskriminatif kepada non-muslim), pemaksaan penetapan dasar pendidikan yang bersumber pada Islam dan membuat berbagai kebijakan yang berpihak pada muslim, dibanding kepada non-Muslim.

Ikhwanul, katanya, pada awal revolusi 2010 lalu pernah berjanji tidak akan mendiskriminasikan umat Kristen. Sedang dalam kampanye terbukanya di wilayah mayoritas Kristen, Morsi mengumbar, umat Kristen akan mempunyai hak asasi yang penuh dan sama dengan Muslim, malah ia berkoar akan mengangkat seorang Kristen sebagai wakil Presiden.

"Kami tidak percaya janji-janji kosong Ikhwanul," kata Sidhom. "Mereka hanya menggunakannya untuk memancing orang-orang Kristen agar memilih Morsi."

Sedangkan Paul Sedra, seorang profesor di Universitas Simon Fraser di Vancouver yang pakar tentang Mesir menyatakan, umat Koptik saat ini sangat lemah dan mudah diserang, apalagi setelah wafatnya Patriarkh Shenouda III yang dianggap sebagai tokoh Kristen paling kuat pengaruhnya di negara itu.

"Kita mendapati gereja yang pada dasarnya tidak memiliki seorang pemimpin, sebuah komunitas yang menderita dalam pembantaian di Maspero dan hal inilah yang membuat perasaan ketidaktenangan dan memberikan Shafiq, pemilih yang lebih banyak," tandasnya.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/06/antisipasi-pendirian-negara-islam.html?m=1

Monday, June 18, 2012

Giatkan Islamisasi, Boko Haram Ledakkan Lima Gereja di Nigeria Utara



KANO (NIGERIA) - Demi menegakkan syariat Islam di Nigeria, terutama di Nigeria bagian utara, kelompok fundamentalis Islam di negara itu, Boko Haram kembali melaksanakan kampanyenya membantai umat Kristen yang berani beribadah pada hari Minggu di wilayah itu.

Seperti yang terjadi kemarin, rentetan ledakan bom mengguncang lima gedung gereja di kota-kota di negara bagian Kaduna, Nigeria utara, hari Minggu (17/06/2012), membunuh 24 orang dan melukai ratusan orang.

Lima gereja yang diserang antara lain; Gereja Injili Segala Kemenangan (ECWA) Jemaat Kabar Baik Sabon Gari di Zaria,  Gereja Katolik Katedral Kristus Raja di Wuwasa, Gereja Shalom Royal Internasional Wuwasa di Tirkaniya, Gereja Injili Nigeria di Nassarawa dan Gereja Sharon di Barnawa, Kaduna.

Menurut Naijagist, situs berita di Nigeria, serangan Islamisasi itu dilakukan dengan motif yang sama seperti serangan-serangan terdahulu, dengan menggunakan mobil yang terdapat rangkaian peledak.

Mobil-mobil tersebut menunggu hingga jemaat yang akan menuju atau pulang dari ibadah berada dalam satu kumpulan yang besar sehingga korban dari serangan tersebut semakin banyak.

Selain itu, para muslim lainnya melemparkan granat ke arah anak-anak yang berada di jalan sekitar lingkungan gereja, menewaskan beberapa orang. 

Menurut pusat informasi darudar di Nigeria, NEMA, salah seorang saksi menyebutkan banyak orang terluka dalam ledakan di Gereja Katolik Katedral Kristus Raja dan Gereja Injili Segala Kemenangan (ECWA) Jemaat Kabar Baik Sabon Gari.

"Banyak orang yang sedang berada di dalam gereja terluka tapi saya tidak melihat ada korban yang tewas," kata seorang perempuan yang pada saat ledakan terjadi berada di dalam gereja di Wusasa. Perempuan itu bercerita melalui telepon dari tempat tidurnya di rumah sakit.

Sejumlah warga di Sabongari mengatakan bangunan gereja mengalami kerusakan parah.

"Saya berada di dekat gereja namun tak bisa masuk kawasan itu karena polisi dan tentara berjaga-jaga di sekitarnya," kata seorang warga.

"Dari tempat saya berdiri, saya dapat melihat nyala api di bangunan gereja akibat ledakan bom itu. Tampaknya ada korban yang tewas jika melihat skala kerusakan dan kebakaran yang terjadi," paparnya.
Warga lainnya mengungkapkan melihat beberapa korban dibawa keluar dari gereja.

Para pejabat setempat melaporkan, ledakan bom ketiga terjadi di Kaduna, tapi belum ada laporan tentang korban jiwa.

Boko Haram, kelompok Islam fundamentalis, besutan dari Salafi di Afrika Utara ini mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom terhadap gereja-gereja di Nigeria, negara dengan penduduk terbesar di Afrika itu, sebab umat Kristen adalah penghalang terbesar mereka mendirikan negara Islam.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/06/giatkan-islamisasi-boko-haram-ledakkan.html?m=1

Sunday, June 17, 2012

Doa Resmi Persiapan Kongres Ekaristi Keuskupan II Keuskupan Agung Semarang



Allah Bapa yang Mahamurah,
kami bersyukur atas misteri penyertaan-Mu
melalui Kristus yang hadir dalam Ekaristi.
Syukur pula atas semangat berbagi
yang telah tumbuh dalam diri umat-Mu.

Kami mohon, curahkanlah Roh-Mu
ke dalam hati seluruh umat-Mu
agar kami semua menyongsong
Kongres Ekaristi Keuskupan Kedua
pada bulan Juni 2012 dengan sukacita
dalam semangat kasih dan kerjasama.

Buatlah Ekaristi menjadi pusat hidup seluruh umat-Mu
agar kami semua tinggal dalam Kristus dan berbuah
dalam kehidupan menggereja dan memasyarakat
secara signifikan dan relevan.

Bersama Santa Perawan Maria, Bunda Sakramen Mahakudus
serta semua orang kudus di sorga
kami sampaikan doa ini kepada-Mu
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Friday, June 15, 2012

Anas Urbaningrum Gelar Nonton Bareng Film SOEGIJA




VIVAnews - Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, termasuk Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, tampak berkerumun di Plaza Senayan, Jakarta. Ada apa gerangan?

Mereka bukannya hendak menggelar rapat di plaza itu, melainkan menggelar acara nonton bareng film SOEGIJA karya sutradara kawakan Garin Nugroho. Khusus kali ini, DPP Demokrat sama sekali tak berniat membahas situasi politik di tanah air maupun di internal partai mereka.

Mereka mulai bergerombol di depan Teater 2 Plaza Senayan sekitar pukul 14.12 WIB. Tampak di antara rombongan DPP Demokrat adalah Saan Mustopa, Radityo Gambiro, Jafar Hafsah, Sutan Bhatoegana, Umar Arsal, Jhonny Allen, Andi Nurpati, dan lain-lain.

Juru Bicara Partai Demokrat, Andi Nurpati, menegaskan insiatif Anas untuk nonton bareng ini bukan untuk mencairkan suasana di internal partai yang terkesan tegang dengan adanya permintaan sebagian kader agar Anas mundur dari jabatannya sebagai ketua umum partai.

�Nonton begini buat kami sudah biasa kok,� kata Nurpati. Ia menambahkan, acara ini hanya dihadiri oleh DPP Demokrat. Tidak ada pendiri dan deklarator Demokrat yang diundang. �Karena nonton ini sekedar selingan, cuma untuk internal partai,� ujarnya.

Anas sendiri tampak santai ketika diberondong pertanyaan oleh wartawan mengenai ketidakhadirannya di acara silaturahmi Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Rabu 13 Juni 2012. �Nanti ya habis nonton. Kita ngopi dulu saja,� ujarnya kalem.

Thursday, June 14, 2012

Partai Damai Sejahtera (PDS) Siap Mediasi Jemaat Gereja di Aceh Singkil




JAKARTA - Tetap semangat dan tabah menghadapi tekanan, tetap kompak dan usahakan miliki perwakilan di DPRD setempat saat pemilu dan tetap memperjuangkan hak-haknya secara konstitusi. Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS), Denny Tewu yang bersama pengurus DPP PDS di antaranya Bendahara Umum, Ferry Regar mengunjungi jemaat sejumlah gereja yang ditutup di Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam Sabtu (9/6) siang.

Denny katakan pula, PDS siap memediasi untuk  publikasi agar dunia tahu ketidakadilan dan pelanggaran Hak Asasi jemaat sebagai manusia merdeka yang sedang terjadi di wilayah tersebut.  �Jemaat di sana beribadah di ondong-ondong yang tidak layak, dan itu pun sudah disegel. Melihat keadaan mereka dari dekat seperti hidup di alam penjajahan,� jelas Denny prihatin.

Dibenarkan dia ada 16 Gereja dan 1 tempat ibadah kelompok kepercayaan �Parmalim� yang ditutup karena adanya tekanan dari ormas tertentu yang cukup dominan untuk mempengaruhi pemda setempat melakukan penyegelan dengan alasan tidak ada IMB dengan dasar SKB 2 Menteri, Peraturan Gubernur NAD dan Qanun Singki. Padahal gereja di sana sudah berdiri sejak tahun 50-an dan Gereja Katolik sejak tahun 70 an.
�Sejauh ini tidak ada solusi atas permasalahan ini sebab, setiap pertemuan selalu ada pemaksaan kehendak secara sepihak dan mereka tidak diperlakukan secara adil,� tambah Denny.

Maka kedatangan rombongan PDS bersama GMKI dan GAMKI Sumatera Utara itu pun menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepedulian dan empati yang nyata dengan memberikan persembahan kasih kepada perwakilan Gereja Katolik dan beberapa Gereja Kristen PakPak Dairi (GKPPD) yang menjadi gereja mayoritas di sana. 

Gereja Kenapa Disegel di Aceh ?



Banda Aceh - Sebanyak 20 gereja di Aceh, khususnya di Kabupaten Singkil, telah disegel dan terancam dibongkar oleh pemerintah daerah setempat. Gereja-gereja itu dianggap tidak memenuhi syarat pembangunan tempat ibadah yang ditetapkan pemerintah daerah.

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Eva K Sundari mengatakan, ia dan politisi PDI-P lain yakni Adang Ruchiatna dan Moh Sayed, serta Suroso dari Fraksi Partai Gerindra menerima pengaduan penutupan 20 gereja di Aceh dari Aliansi Sumut Bersatu, Senin kemarin.

Sumber masalah dari penutupan tempat ibadah itu, kata Eva, yakni Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Pendirian Rumah Ibadah. Dalam Peraturan itu, lanjut dia, syarat pendirian tempat ibadah lebih berat dibanding Surat Keputusan Bersama dua menteri yang mengatur hal sama.

�Kalau SKB mensyaratkan 60 anggota jemaah Gereja untuk mengajukan permohonan IMB (izin mendirikan bangunan), maka peraturan gubernur itu meminta 150 jemaah,� kata Eva di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/6/2012).

Eva menambahkan, lebih menyedihkan adanya fatwa lokal yang mengharamkan bagi umat muslim untuk memberi tandatangan persetujuan pembangunan tempat ibadah selain masjid. Artinya, kata dia, upaya meminta tandatangan persetujuan dari masyarakat sekitar tidak mungkin tercapai.

Eva menambahkan, bukan hanya tempat ibadah baru yang terancam dibongkar. Bahkan, Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi yang sudah berdiri sejak 1932 pun dipaksa untuk mengikuti kesepakatan komunitas tahun 1971 dan 2001 yang berisi hanya memperbolehkan satu gereja di Kabupaten Singkil.

�Sesuatu yang tidak relevan mengingat saat ini penganut agama Kristen sudah mencapai 1.500 keluarga. Mereka menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Singkil. Belum lagi umat Khatolik yang tidak mungkin berbagi Gereja dengan umat Protestan,� ucap Eva.

Eva mengatakan, perlu ketegasan dan bimbingan dari Pemerintah pusat agar pelaksanaan keistimewaan Aceh tetap dalam koridor NKRI. Menurut dia, kesepakatan tahun 1971 dan 2001 itu tidak sesuai dengan konstitusi sehingga tidak boleh dipaksakan.

�Bimbingan dari Menteri Dalam Negeri (Gamawan Fauzi) diperlukan agar muspida dan Kapolres dapat bertindak adil dan netral bagi semua warga negara sesuai hukum nasional dan tidak tertekan oleh ormas intoleran setempat,� tegas Eva.

Melihat kejadian tersebut, tentunya menjadi keprihatinan tersendiri bagi kita semua umat Tuhan dimana dalam Islam pun mengajarkan adanya toleransi dan kebersamaan karena kedua hal tersebut merupakan prasayarat hidup berdampingan dalam kedamaian. Secara politis, MoU Helsinki telah mengamanatkan adanya kewenangan pemerintah pusat yang tidak boleh dilanggar oleh pemerintahan Aceh yaitu salah satunya adalah kebebasan dalam menganut agama dan kepercayaan di Aceh. Bagaimana mungkin peraturan Gubernur dapat �membatalkan� peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini diwakili oleh 2 orang menteri?

Selanjutnya, secara domestik peranan Wali Nanggroe/Pemangku Wali nanggroe sebagai lembaga adat dan pemersatu Aceh hendaknya lebih �bertaring� sehingga tidak hanya memikirkan hal-hal yang bersifat politis dan seremonial protokoler yang sarat dengan manipulasi dan nafsu kekuasaan, namun lebih kepada peranan nyata dalam memelihara persatuan dan perdamaian di Aceh. Persoalan penyegelan gereja ini menjadi salah satu yang memerlukan peranan aktual dari sang Wali.

Wednesday, June 13, 2012

Rilis Bersamaan, 'SOEGIJA' Raih Penonton 5 Kali Lipat 'Mr Bean Kesurupan Depe'




Tahun 2011 disebut-sebut sebagai tahun penurunan bagi film nasional. Tak ada film yang ditonton lebih dari 1 juta penonton.

Dua film terlaris tahun itu; Surat Kecil Untuk Tuhan dan Arwah Goyang Jupe-Depe yang berhasil menembus 700 ribu penonton, bukanlah film favorit kritikus.

Tahun 2012 kondisinya membaik. The Raid berhasil mengumpulkan 1,8 juta penonton. Film yang disutradarai Gareth Evans ini juga mendapat sambutan yang hangat dari kritikus film, dalam dan luar negeri.

Ada film yang berpotensi mengulang sukses The Raid; SOEGIJA. Menurut seorang pengamat film, SOEGIJA hari pertama ditonton sekitar 60 ribu orang. Angka ini melampaui The Raid, yang hari perdananya ditonton sekitar 57 ribu orang.

Berdasarkan data filmindonesia.or.id yang kami akses pada Senin (11/6), film yang tayang perdana pada Kamis (7/6) lalu sudah ditonton 210.727 penonton, dan menjadikannya film terlaris ke-7 sementara di tahun 2012. Angka ini membuat SOEGIJA sukses melampaui film yang lebih dulu tayang seperti Broken Hearts (208.099), Kakek Cangkul (177.316), dan Malaikat Tanpa Sayap (161.882).

SOEGIJA juga sukses mendepak Santet Kuntilanak yang minggu lalu masih terdeteksi di 10 besar. Jumlah ini sepertinya akan terus naik pesat, mengingat SOEGIJA menempati 2 teater di sejumlah bioskop Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, dan beberapa kota lain.

Lalu bagaimana dengan film kontroversial Mr. Bean Kesurupan Depe yang rilis di hari yang sama? Film yang kata produsernya dibintangi Mister Bean asli Inggris (tapi bukan Rowan Atkinson) itu baru meraih 41.317 penonton, atau satu per lima jumlah penonton SOEGIJA.

SOEGIJA yang bercerita tentang uskup pertama di Indonesia memperoleh 210.727 penonton. Sedang MR BEAN KESURUPAN DEPE hanya mendapat 41.317 penonton. Apakah ini pertanda penonton Indonesia mulai mau diberikan suguhan baru selain keberagaman tema horor? Jika memang benar, hal ini patut dirayakan. 

Jumlah Biarawati Baru Meningkat Tiga Kali Lipat di Inggris




Ordo-Ordo Religius Wanita di Inggris telah meningkat karena banyak perempuan mengikuti panggilan menjadi biarawati.

Jumlah biarawati di Inggris sebenarnya telah menurun, yang membuat banyak Ordo Religius ketakutan akan ditutup.

Namun, jumlah biarawati baru telah meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir, yang membawa harapan peningkatan religius.

Tahun 2009 hanya enam perempuan bergabung dengan Ordo Religius, tetapi pada 2011 angka itu meningkat menjadi 17 anggota.

Dari jumlah itu lebih dari setengah (sembilan) berada di bawah usia 40 tahun. Mayoritas (13) adalah profesional dengan tingkat pendidikan universitas.

Suster Cathy Jones, yang telah menjadi biarawati selama 1,5 tahun, mengatakan, 'Menjadi biarawati adalah sesuatu yang menarik bagi saya. Panggilan itu memberikan kesempatan bagi seseorang untuk benar-benar mandiri secara total.'

'Meskipun secara paradoks kami mengikuti kaul ketaatan, namun panggilan menjadi biarawati menawarkan orang kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri. Sebuah kebebasan untuk mengikuti keinginan hati mereka dan di mana Allah dan spiritualitas dapat menjadi inti dari kehidupan itu. Di tengah kesibukan dunia ia menawarkan cara berbeda dalam melakukan sesuatu,' katanya.

Di bawah tahun 1980 setiap tahun lebih dari seratus perempuan mengikuti panggilan menjadi suster.
Dengan panggilan yang meningkat, hal itu tampaknya bagi banyak gereja sedang menuju ke arah yang benar.
Pastor Dominic Howarth, ketua Komisi Panggilan Keuskupan Brentwood, mengatakan cara perekrutan panggilan Religius telah berubah.

'Saya pikir cara lama untuk menjadi bruder, suster atau imam hanya dengan pergi ke sekolah untuk mengajak mereka untuk masuk ke dalam kehidupan religius,' katanya.

'Sekarang perekrutan dilakukan melalui pendampingan, cara yang cerdas, membimbing orang muda sejak usia remaja. Hanya dengan cara seperti itu mereka dapat menjadi lebih yakin tentang siapa dan apakah Tuhan memanggil mereka untuk menjadi religius,' tambahnya.

Sumber: Number of new nuns trebles in past three years; http://indonesia.ucanews.com/2012/06/13/jumlah-biarawati-baru-tiga-kali-lipat-di-inggris/

PDS Kecam Penutupan Rumah Ibadah di Aceh




Gereja di sana sudah berdiri sejak tahun 50-an dan Gereja Katolik sejak tahun 70-an
Partai Damai Sejahtera (PDS) mengecam penutupan sejumlah rumah ibadah di Aceh. Penutupan itu dianggap melanggar Hak Asasi Manusia dan UUD 1945.

�Jemaat di sana beribadah di undung-undung yang tidak layak dan itu pun sudah disegel. Melihat keadaan mereka dari dekat seperti hidup di alam penjajahan,� kata Ketua Umum PDS, Denny Tewu di Jakarta, Selasa (12/6).

Ia mengatakan hal tersebut karena baru melihat kondisi rumah ibadah yang ditutup di Aceh.
Menurutnya, kondisi kehidupan beragama di Aceh sangat memprihatinkan karena tidak ada lagi kebebasan menjalankan ibadah menurut keyakinan masing-masing.

Dia menjelaskan ada 16 gereja dan 1 tempat ibadah kelompok kepercayaan �Parmalim' yang ditutup.
Penutupan karena adanya tekanan dari ormas tertentu yang cukup dominan untuk mempengaruhi pemerintah daerah setempat. 

Alasan penutupan dan penyegelan karena tidak ada Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan dasar Surat Keputusan Bersama (SKB) dua Menteri, Peraturan Gubernur NAD dan Qanun Singki. 

Padahal gereja di sana sudah berdiri sejak tahun 50-an dan Gereja Katolik sejak tahun 70-an.

Dari masukan masyarakat, ia mendapatkan keterangan bahwa sejauh ini tidak ada solusi atas permasalahan yang ada. 

Hal itu karena setiap pertemuan selalu ada pemaksaan kehendak secara sepihak kepada pemeluk agama minoritas, dan diperlakukan secara tidak adil.

Sementara Menteri Agama, Suryadharma Ali, mengaku belum mendengar masalah penutupan rumah ibadah di Aceh. Dia berjanji akan mengecek terlebih dahulu.

"Saya belum dengar informasi soal itu. Saya enggak bisa komentar itu, dapat laporan saja belum," kata Menag.

Sebelumnya, di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, mengemukakan pernah mendengar ada aspirasi masyarakat, yang menolak kehadiran gereja di Aceh. 

Tetapi tidak pernah mendengar ada yang ditutup, apalagi dibongkar.

"Saya akan tanya bupatinya karena hak warga negara untuk menjalani ibadah sepanjang terpenuhi persyaratan-persyaratannya dan sesuai aturan UU berlaku. Kalau persyaratan terpenuhi tidak boleh dibongkar," kata Gamawan. 

Ia menjelaskan baru dua bulan lalu ke Aceh untuk menemui Gubernur Aceh. Masalah rumah ibadah tersebut sudah dibicarakan bersama Gubernur.

"Saya ke Aceh dua bulan lalu, Gubernur sepakat dengan saya. Kalau ijin enggak keluar karena ijin belum dipenuhi, ya harus dipenuhi dulu. Kata pihak gereja syarat sudah lengkap tetapi ijin enggak keluar-keluar. Nah itu yang harus dicarikan, apa alasannya ijin tidak keluar, tidak dipenuhi syarat atau sudah dipenuhi syarat tetapi karena kebijakan politik kepala daerah. Saya akan tanyakan itu kepada bupati," kata Gamawan.

Gereja Katolik dan Hukuman Mati




Gereja Katolik Roma menolak hukuman mati. Dasar biblisnya jelas. Satu dari sepuluh perintah Allah yang diturunkan melalui Nabi Musa  menegaskan posisi Allah: �Jangan membunuh!� (Kel 20:13). Perintah ini jelas. Allah tidak memperbolehkan manusia untuk membunuh.  Hal ini disebut lagi di dalam Injil Matius 5:21. Injil juga tampak jelas dalam menegaskan ajaran Yesus untuk  menitik beratkan pada ajaran kasih. Bapa-bapa Gereja seperti Klemens dari Roma dan Yustinus Martir menegaskan bahwa mengambil nyawa manusia adalah bertentangan dengan Injil dan mendorong umat Kristiani untuk tidak ikut-serta melaksanakan hukuman mati.

Ketetapan Gereja ini melemah ketika Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. St Agustinus dan Thomas Aquinas mengganggap bahwa negara, demi tercapainya kesejahteraan bersama, dapat melakukan hukuman mati. St Agustinus menilai hukuman mati sebagai sebuah jalan untuk mencegah kejahatan dan melindungi pihak-pihak yang tidak bersalah. Sedangkan Thomas Aquinas menegaskan bahwa negara tidak hanya berhak, tapi juga merupakan tugasnya untuk melindungi warga negaranya dari para musuh negara, baik dari dalam maupun dari luar.

Di bawah Paus Yohanes Paulus II, Gereja Katolik lebih menganjurkan hukuman penjara daripada hukuman mati, walaupun hukuman mati tersebut masih diperbolehkan di beberapa kasus ekstrim. Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa hukuman mati diperbolehkan dalam kasus-kasus yang sangat parah kejahatannya. Namun, apabila terdapat cara lain untuk melindungi masyarakat dari �penyerang yang tidak berperi-kemanusiaan�, cara-cara ini lebih dipilih daripada hukuman mati karena cara-cara ini dianggap lebih menghormati harga diri seorang manusia dan selaras dengan tujuan kebaikan bersama. Di sini terjadi peralihan tentang konsep hukuman mati bagi Gereja.

Dalam ensiklik-nya Evangelium Vitae yang diterbitkan tahun 1995, Paus Yohanes Paulus II menghapuskan status persyaratan untuk keamanan publik dari hukuman mati ini dan menyatakan bahwa, dalam masyarakat modern saat ini, hukuman mati tidak dapat didukung keberadaanya. Saat ini hukuman mati secara resmi dihapuskan pada tahun 1969 oleh Paus Paulus VI. Peristiwa ini yang mengindikasikan posisi resmi Gereja dari tahun 1929 hingga tahun 1969 mirip dengan apa yang terjadi di Inggris mulai dari penghapusan hukuman mati untuk kasus pembunuhan pada tahun 1965 hingga abolisi sepenuhnya pada tahun 1998.

Hingga saat ini ada 148 negara yang sudah menghapus hukuman mati. Rinciannya, 97 negara menghapus hukuman mati untuk seluruh kejahatan, 8 negara menghapus hukuman mati untuk perkara kejahatan biasa, dan yang melakukan moratorium (de facto tidak menerapkan) sebanyak 43 Negara. Sisanya, masih ada 49 negara yang masih menerapkan hukuman mati. Gereja terus menerus mendesak negara-negara yang masih menerapkan hukuman mati untuk menghapusnya.

Bagaimanapun juga Allah melarang manusia untuk membunuh. Kehidupan adalah anugerah Allah. Tak ada satu pun manusia yang berhak mengambilnya kecuali Allah sendiri. Hal ini menegaskan posisi Gereja untuk menolak aborsi, eutanasia, maupun hukuman mati bagi siapapun, termasuk para pembunuh, para koruptor, apalagi untuk umat-Nya yang meninggalkan Gereja.

Tuesday, June 12, 2012

Film 'Soegija' yang Tidak Mengungkap Soegija




Dari ukuran keseriusan membuat film yang menggambarkan era 40-an, film ini top punya. Suasana latar gedung-gedung, properti hingga kostum benar-benar membawa kita kembali ke era itu.

Film ini misalnya, jauh melebihi trilogi film 'Merah Putih' yang disutradarai Yadi Sugandi. Di  Merah Putih, pasukan Indonesia terlihat ganteng-ganteng, rapih jali,  bersih,  dengan seragam tidak kotor, dan persenjataan seperti pasukan yang sudah mapan.  Nahh, di  Soegija, para laskar ini benar-benar mengambarkan tentara dari negara yang baru seumur jagung. Mereka berkaos compang-camping, dekil, kumuh, telanjang kaki. Sangat pas dengan gambaran tentara Indonesia masa itu.

Sayang, keunggulan film ini, buat saya hanya di situ. Cuma sampai membangun nuansa dan  suasana 40-an.
Tetapi dari segi cerita, terus terang saya tidak menikmati film ini.  Seperti sayur yang terlalu banyak bumbu, begitulah kesan saya soal Soegija.

Ceritanya terlalu terpencar dan tidak fokus. Terlalu banyak tokoh yang ditonjolkan, dan terlalu banyak pesan yang ingin disampaikan melalui tokoh-tokoh tersebut. 

Kita bakal bertemu dengan cerita Ling-Ling dan ibunya yang terpisah karena perang. Kita juga bakal melihat Suzuki Komandan Jepang yang mudah tersentuh hatinya jika mengingat anaknya. Juga akan bertemu dengan Hendrik wartawan Belanda dan Mariem gadis pribumi Katolik, juga akan bertemu sosok Lantip pemuda Katolik yang mengangkat senjata memimpin pasukan. Dia selalu meminta nasehat Soegija. Selain itu, ada juga Robert serdadu Belanda yang gila perang, tetapi menjadi melo saat menemukan seorang bayi korban perang.

Untuk semua tokoh itu ada adegan-adegannya sendiri yang terlalu dipaksakan untuk membawa sebuah pesan ke penonton. Misalnya,  Ling-Ling yang Tionghoa dengan adegannya bertanya kepada Soegija soal mengapa orang Tionghoa selalu menjadi korban penjarahan.

Meski film berjudul Soegija, tokoh Soegija malah tampak bukan menjadi yang utama. Terbagi dengan karakter-karakter fiktif yang terlalu banyak diceritakan.

Dalam film ini, saya tidak mendapat gambaran soal bagaimana sosok Soegija pada masa itu, peran pentingnya, pengorbanan pribadi yang harus dilakukannya sebagai pemimpin umat di negara yang tengah bergejolak. Dilema-dilema yang harus dihadapinya sebagai uskup dan juga sebagai pendukung republik.

Misalnya adegan dia berunding dengan pemimpin tentara Jepang dan Sekutu terjadi begitu saja. Sebagaimana juga adegan dia bertemu wakil Vatikan dan Presiden Soekarno terasa hambar saja. Padahal alangkah lebih baiknya diungkap lebih dramatis  bagaimana perjuangan Soegija mengusahakan dukungan Vatikan, sehingga negara itu menjadi negara eropa  yang pertama mengakui kedaulatan Indonesia.

Menurut saya, lebih bagus jika film ini hanya terfokus pada sosok Soegija saja. Sebagaimana film-film tentang kisah hidup orang yang inspiratif. Misalnya seperti  film tentang musisi Ray Charles Robinson, Muhammad Alie atau Nelson Mandella. Bahkan saya lebih puas menonton film The Rise of  Evil yang menceritakan  kisah hidup Pemimpin Nazi Adolfi Hitler,  mulai dari lahir sampai kematiannya.  Buat saya, penggambaran karakter di film-film tersebut sangat kuat. Di The Rise of Evil contohnya, penonton diajak memahami bagaimana pengalaman hidup, lingkungan, yang akhirnya membentuk Hitler jadi seorang tiran.

Ekspektasi saya, sebenarnya Soegija dibuat seperti film-film bertema biografi seperti itu. Penyampaian pesan-pesan pluralisme, kemanusiaan, kebangsaan, 100 persen katolik dan 100 persen Indonesia, saya kira bakal bisa lebih lugas digambarkan hanya melalui kisah seorang Soegija saja. Tidak perlu lagi menaruh banyak karakter fiktif yang malah seperti dipaksakan.

Saturday, June 9, 2012

Mari Pangestu: Film Soegija Luar Biasa




TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu langsung memberi jempol untuk film Soegija yang baru saja ditontonnya. Menurut Marie, film besutan sutradara Garin Nugroho tersebut memiliki nilai nasionalisme yang tinggi.

"Dari semua film yang pernah dibuat oleh Garin Nugroho, ini saya rasa film terbaik yang pernah dibuat Garin. Luar biasa ada film seperti ini yang penuh pesan nasionalisme dan kesatuan. Pesannya sangat bagus, bagaimana kita tetap bersatu meski beda etnis dan agama. Kami sangat mengapresiasi," ungkap Mari usai nonton bareng "Soegija" di XXI Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2012) malam.

Marie mengaku puas dan terhibur dengan jalan cerita Soegija. "Senang sekali pas nonton tadi. Pesan yang disampaikan berkualitas, ada serius dan ada komedinya juga. Cerita humanisnya sangat kental, ini film  yang bisa menghibur dan berkualitas," puji Mari.

Pujian Mari tak berhenti sampai di situ. "Ini kan film kolosal, kru yang paling banyak, film dengan enam bahasa. Saya sangat mengapresiasi bahasa Jawa yang digunakan, sangat bagus," lanjutnya.

Marie berharap akan ada film-film nasional yang bermutu lainnya seperti Soegija. "Memang ini satu tantangan sampai saat ini membuat film yang memiliki pesan-pesan, tapi dengan sisi kualitas harus bisa komersial dan kembali modal," harap Mari.

Arsitektur Gothic Pada Gereja Abad Pertengahan

Milan Cathedral

Gaya Gothic, timbul setelah zaman pertengahan ketika Perang Salib masih berlangsung. Diperkirakan muncul di Eropa pada kisaran abad ke 15-16, hampir bersamaan dengan era renaissance. Inti dari Gaya Gothic adalah penyederhanaan seni bangunan lama yang umumnya memakai struktur yang tebal dan kemudian disederhanakan menjadi bentuk yang lebih ramping namun memiliki struktur yang kuat. Penggunaan dinding yang lebih tipis namun kuat serta pemasangan jendela-jendela besi ataupun rangka besi yang lebih lebar membuat seni gotik cendeung mengarah pada penggunaan warna hitam dan gelap yang menonjol.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada periode ini diantaranya:
  • Ketinggian langit-langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama gereja-gereja dan katedral
  • Bentuk busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing sebagai ciri arsitektur vernakular Eropa. Hal ini juga merupakan tuntutan iklim salju.
  • Pengembangan bentuk rib vaults-bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu pembeda arsitektur Gothic dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya, bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas.

Mempelajari perkembangan arsitektur serta hal-hal lain yang berhubungan dengan arsitektur, seperti budaya, religi, iklim, geografi, sosial merupakan langkah awal untuk mengenali lebih jauh mengenai arsitektur yang terjadi di masa lampau, serta sejarah terbentuknya arsitektur tersebut yang ada dan lahir di setiap daerah maupun negara-negara yang ada di seluruh penjuru dunia masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Gaya Arsitektur Gothic dimulai pada pertengahan abad 12 dan berakhir pada abad 16. Seni Gothic diyakini juga sebagai perwujudan seni barbarian. Di Inggris, tepatnya pada abad 17 sampai 18 seni gothic dianggap sebagai seni yang tidak punya cita rasa atau hambar dan juga dianggap sebagai seni yang menyimpang dari kaidah-kaidah seni yang sudah ada.


KARAKTERISTIK BANGUNAN GOTHIC

  • Terdapat menara pada bangunan gereja. Biasanya terletak pada bagian depan ataupun belakang bangunan. Dan pada masa Arsitektur Gothic maenara difungsikan sebagai isyarat adanya peribadatan di dalam gereja. Hal tersebut berkembang sampai saat ini, dan isyarat tersebut adalah bunyi lonceng yang ditempatkan dibagian atas menara.
    Salisbury Cathedral


  • Terdapat rose window. Secara arsitektual hal itu digunakan untuk memasukkan cahaya dan estetika. Sedangkan dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.

 Sainte Chapelle


  • Adanya rib vaulting. Yaitu atap yang menyerupai membran dan memiliki unsur arsitektual sebagai salah satu peninggalan bentuk arsitektur gothic.
Christ Church


  • Penebalan kolom/tiang sebagai perkuatan struktur bangunan yang juga merupakan ciri khas bangunan gothic.
St. Patrick Cathedral


Mempelajari arsitektur gothic dapat mengetahui bentukan-bentukan baik eksterior maupun interior dari bangunan gothic yang sangat luar biasa dan ekspresif. Tetapi juga tidak melupakan filosofinya. Dari beberapa sumber yang ada kebanyakan dari bangunan gothic adalah bangunan gereja.


Salah satu contoh kota yang masih mempertahankan arsitektur gothic pada bentuk bangunannya adalah Kota Barcelona. Barcelona sendiri mempunyai peranan yang cukup penting dalam perdagangan, pendidikan, seni, hingga pariwisata. Arsitektur gothic pada Kota Barcelona bisa dilihat dari bangunan gereja yang banyak terdapat di Kota Barcelona. Warisan budaya yang paling terkenal adalah karya Antonio Gaudi.


In Spiritu Domini

Memaknai Carpe Diem


Pertanyaan:
Berkah Dalem,

Romo, biarawan/wati pengasuh FB Gereja Katolik, saya ingin tahu lebih konkret tentang makna carpe diem �petiklah hari (ini)�. Bagaimana ungkapan itu dapat diwujudkan melalui tindakan hidup beriman keseharian? Bisakah dikaitkan dengan suatu refleksi dari Alkitab agar pengertian tentang carpe diem menemukan aktualisasinya dalam kehidupan riil?


Contohnya, sebagai orang muda saya beberapa kali berpikir, masa depan sepertinya tidak pasti, sehingga membuat kami kerapkali mengusahakan diri untuk melakukan aktivitas yang sekiranya dapat meningkatkan pengalaman/kemampuan diri. Tak jarang perhatian saya menjadi teralihkan, dari yang seharusnya mencoba bersabar dalam proses pendidikan di perkualiahan menjadi semacam mencoba mempersiapkan jalan sendiri demi hari depan. Atas perkenanan dan tanggapannya, saya ucapkan terima kasih. Berkah Dalem.

Jawaban:
https://www.facebook.com/gerejakatolik/posts/10151179954534638
Setiap hari adalah rahmat Tuhan, semua hari itu baik dan diberikan Tuhan bagi kita untuk kita jalani. Carpe diem(nikmatilah hari) maksudnya supaya kita menjalani hidup kita hari demi hari seperti menaiki/menuruni tangga kita harus menginjaknya satu demi satu untuk sampai pada tujuan. Rasanya tidak mungkin kita menginjak anak tangga pertama tiba-tiba langsung kaki yang lain di tangga ke-10. Jadi kita jalani saja hari itu satu per satu, hari per hari dan kita nikmati segala rahmat Tuhan di dalamnya. Memang hidup kita tidak selalu mulus dan bahagia tiap hari, kadang ada duka ada suka, ada gembira, ada sedih. Tapi dalam Kitab Suci dikatakan 'Penderitaan sehari cukuplah untuk sehari". Itu artinya apa? Jika kita menderita hari ini atau katakanlah beberapa hari, tidak mungkin seumur hidup kita akan menderita. Setelah hujan akan timbullah pelangi. Inilah yang kita imani. Carpe diem, nikmatilah hari, adalah suatu cara kita untuk selalu melihat hal-hal positif dalam hidup. Dengan demikian kita tidak akan merasa jenuh dan bosan. Jika kita bisa membuat schedule harian kita, rasanya satu tahun seperti singkat saja. Semoga bisa membantu. (Deus Meus et Omnia)

Friday, June 8, 2012

Penjelasan Mengenai Ex Opere Operato

Sekalipun ada Uskup atau Imam yang berada dalam keadaan berdosa berat merayakan seluruh sakramen Gereja, seluruh sakramen tersebut yang mereka berikan tetaplah sah (valid) serta tetap memberikan rahmat pengudusan yang sama seperti sakramen yang diberikan oleh Uskup atau Imam yang kudus, asalkan sakramen-sakramen tersebut diberikan dalam formula dan materi yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik.


Gereja Katolik mengenal prinsip "ex opere operato" yang intinya bahwa sakramen-sakramen menghasilkan rahmat dengan sendirinya sesuai dengan kehendak Allah yang dinyatakan dalam penetapan dan janji Kristus tanpa tergantung pada kesucian manusia yang memberikan sakramen-sakramen tersebut:

Katekismus Gereja Katolik 1127-1128

1127 Sakramen-sakramen yang dirayakan dengan pantas dalam iman, memberikan rahmat yang mereka nyatakan (Bdk. Konsili Trente: DS 1605 dan 1606.). Mereka berdaya guna, karena Kristus sendiri bekerja di dalamnya; Ia sendiri membaptis, Ia sendiri bertindak dalam Sakramen-sakramen-Nya, untuk membagi-bagikan rahmat, yang dinyatakan oleh Sakramen. Bapa telah mengabulkan doa Gereja Putera-Nya, yang menyatakan imannya akan kekuasaan Roh Kudus dalam epiklese setiap Sakramen. Seperti api mengubah bahan bakar menjadi api, demikian Roh Kudus mengubah apa yang takluk kepada kekuasaannya, ke dalam kehidupan ilahi.

1128 Inilah arti dari ungkapan Gereja (Bdk. Konsili Trente: DS 1608.), bahwa Sakramen-sakramen bekerja ex opere operato [secara harfiah: "atas dasar kegiatan yang dilakukan"]. Artinya, mereka berdaya berkat karya keselamatan Kristus yang dilaksanakan satu kali untuk selamanya. Oleh karena itu: "Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang memberi atau menerima [Sakramen], tetapi oleh kekuasaan Allah" (Thomas Aqu., s.th. 3,68,8). Pada saat Sakramen dirayakan sesuai dengan maksud Gereja, bekerjalah di dalam dia dan oleh dia kekuasaan Kristus dan Roh-Nya, tidak bergantung pada kekudusan pribadi pemberi.

Pax et Bonum

Recent Post