MEDAN, KOMPAS.com - Hampir seratusan orang yang berasal dari gabungan 38 organisasi masyarakat (ormas) yang menamakan Pembela Masjid dan elemen-elemen etnis melakukan aksi demonstrasi untuk menolak Kongres Konghucu se-Dunia yang yang akan berlangsung di Kota Medan pada 22-26 Juni 2012.
Aksi dengan titik kumpul reruntuhan Masjid Raudhatul Islam di Jalan Putri Hijau Gang Pringatan dan di Masjid Al Ikhlash Jalan Timor Medan, seusai Salat Jumat tadi siang kemudian melakukan blokade jalan tepat di depan kantor walikota dan membakar sejumlah ban.
Di kantor walikota, massa hanya diterima Musaddad selaku Plh. Sekda. Pasalnya, Walikota Medan Rahudman Harahap sedang berada di Menado sejak Selasa pekan lalu dan baru berada di Medan kembali pada esok hari, Sabtu (2/6/2012).
Alasan penolakan ini karena Masjid Raudatul Islam atau Masjid Al Khairiah yang telah memiliki sertifikat wakaf tetap dihancurkan oleh PT Jatimasindo. Begitu juga dengan Masjid At Thoyyibah dan beberapa puluh masjid-masjid lain yang berada di Kota Medan.
"Jangan sampai seluruh masjid di Medan rata dengan tanah dan umat Islam terusir dari kotanya sendiri," kata Radjoki.
Untuk diketahui, Kota Medan terpilih menjadi tuan rumah Kongres Agama Konghucu se-Dunia yang akan dihadiri perwakilan dari 20 negara. Kota Medan terpilih sebagai tuan rumah karena daerah ini memiliki sejarah yang cukup tinggi dan banyak warganya menganut Konghucu.
Walikota Medan sangat mendukung kongres tersebut karena menunjukkan suasana Kota Medan yang kondusif serta mendukung program "Visit Medan Year 2012".
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan pernah menyatakan bahwa sebelum kongres dibuka, pihaknya akan menggelar pertunjukan barongsai terpanjang se-Asia Tenggara. Kegiatan yang akan masuk rekor MURI ini diyakini akan mampu menghibur seluruh peserta kongres sekaligus menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
No comments:
Post a Comment