ISTAMBUL (TURKI) - Aksi meng-Islamisasi Turki yang digiatkan kelompok muslim fundamental dilakukan dengan berbagai bentuk tekanan, termasuk memaksa pemerintah Turki agar menjadikan gedung bersejarah Hagia Sophia menjadi masjid.
Ratusan warga Muslim di kota Istambul pada Sabtu (26/05/2012), berkumpul di luar halaman gedung Hagia Sophia sembari menuntut pemerintah agar menghapus peraturan tahun 1934 yang melarang adanya aktifitas keagamaan di tempat yang awalnya berdiri sebagai gedung gereja.
Para Muslim ini berteriak, "hancurkan rantai [larangan], jadikan 'masjid 'Hagia Sophia dibuka," sembari menyerukan 'Tuhan maha besar' dan berlutut dan bersembayang, disaksikan oleh puluhan turis yang berada di museum yang terletak dipusat kota Istambul.
"Menutup Masjid Hagia Sophia adalah sebuah hinaan terhadap kebanyakan penduduk muslim yang berjumlah 75 juta. Ini melambangkan perlakuan yang menyakitkan oleh [negara-negara] barat," tuntut Salih Turhan, pemimpin Asosiasi Pemuda Anatolian, organisasi yang memimpin unjuk rasa tersebut.
Pemerintah Turki memberlakukan hukum sekuler dengan melarang umat Islam dan Kristen beribadah secara formal selama 6 abad di museum yang merupakan gereja katedral terbesar di dunia sebelum Ottoman merubahnya menjadi masjid pada abad 15. Pengubahannya menjadi museum merupakan jalan tengah untuk menghindari konflik sejarah.
Sebelumnya pemerintah Turki telah menolak permintaan permintaan dari umat Kristen dan Muslim untuk mengadakan kegiatan keagamaan di tempat yang secara spiritual dan sejarah, sangat berarti bagi kedua agama tersebut.
Pada September 2010, dua ratus lima puluhan umat Kristen dari Jemaat Internasional Agia Sophia pimpinan Chris Spyrou dari Gereja Orthodoks Amerika membatalkan rencana mengadakan liturgi Kudus di pelataran Hagia Sophia setelah pemerintah Turki mengancam akan melarang setiap kedatangan mereka ke setiap lokasi keagamaan di negara itu.
Patriakhat Ekumene Batholomeus, pemimpin spiritual dari 100 juta umat Gereja Orthodoks Yunani dan 250 juta umat Gereja Orthodoks di seluruh dunia, juga menyatakan tidak akan mendukung usaha-usaha mengembalikan fungsi gedung tersebut menjadi sebuah katedral.
"Kami menginginkan untuk membiarkan museum tersebut berada dalam penanganan Republik Turki," ujar Partiakhat Ekumene melalui juru bicaranya, Pastor Dositheos Anagnostopulos.
"Jika gedung itu dijadikan masjid, umat Kristen tidak dapat berdoa disana, dan jika gedung itu menjadi sebuah gereja, akan terjadi kericuhan," tambahnya.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/06/muslim-turki-tuntut-hagia-sophia.html?m=1
Ratusan warga Muslim di kota Istambul pada Sabtu (26/05/2012), berkumpul di luar halaman gedung Hagia Sophia sembari menuntut pemerintah agar menghapus peraturan tahun 1934 yang melarang adanya aktifitas keagamaan di tempat yang awalnya berdiri sebagai gedung gereja.
Para Muslim ini berteriak, "hancurkan rantai [larangan], jadikan 'masjid 'Hagia Sophia dibuka," sembari menyerukan 'Tuhan maha besar' dan berlutut dan bersembayang, disaksikan oleh puluhan turis yang berada di museum yang terletak dipusat kota Istambul.
"Menutup Masjid Hagia Sophia adalah sebuah hinaan terhadap kebanyakan penduduk muslim yang berjumlah 75 juta. Ini melambangkan perlakuan yang menyakitkan oleh [negara-negara] barat," tuntut Salih Turhan, pemimpin Asosiasi Pemuda Anatolian, organisasi yang memimpin unjuk rasa tersebut.
Pemerintah Turki memberlakukan hukum sekuler dengan melarang umat Islam dan Kristen beribadah secara formal selama 6 abad di museum yang merupakan gereja katedral terbesar di dunia sebelum Ottoman merubahnya menjadi masjid pada abad 15. Pengubahannya menjadi museum merupakan jalan tengah untuk menghindari konflik sejarah.
Sebelumnya pemerintah Turki telah menolak permintaan permintaan dari umat Kristen dan Muslim untuk mengadakan kegiatan keagamaan di tempat yang secara spiritual dan sejarah, sangat berarti bagi kedua agama tersebut.
Pada September 2010, dua ratus lima puluhan umat Kristen dari Jemaat Internasional Agia Sophia pimpinan Chris Spyrou dari Gereja Orthodoks Amerika membatalkan rencana mengadakan liturgi Kudus di pelataran Hagia Sophia setelah pemerintah Turki mengancam akan melarang setiap kedatangan mereka ke setiap lokasi keagamaan di negara itu.
Patriakhat Ekumene Batholomeus, pemimpin spiritual dari 100 juta umat Gereja Orthodoks Yunani dan 250 juta umat Gereja Orthodoks di seluruh dunia, juga menyatakan tidak akan mendukung usaha-usaha mengembalikan fungsi gedung tersebut menjadi sebuah katedral.
"Kami menginginkan untuk membiarkan museum tersebut berada dalam penanganan Republik Turki," ujar Partiakhat Ekumene melalui juru bicaranya, Pastor Dositheos Anagnostopulos.
"Jika gedung itu dijadikan masjid, umat Kristen tidak dapat berdoa disana, dan jika gedung itu menjadi sebuah gereja, akan terjadi kericuhan," tambahnya.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/06/muslim-turki-tuntut-hagia-sophia.html?m=1
No comments:
Post a Comment