Latest News

Saturday, November 23, 2013

Jokowi-Ahok itu seperti Hayam Wuruk-Gajah Mada



Jokowi-Ahok itu seperti Hayam Wuruk-Gajah Mada

Jokowi Islam, Ahok Kristen, Hayam Wuruk Hindu, Gajah Mada Buddha. Bhinneka Tunggal Ika, agama apapun asal kinerjanya istimewa

Jokowi pemikir ulung dan bekerja sistematis, Ahok eksekutor handal di segala situasi. Layaknya Hayam Wuruk-Gajah Mada yang menguasai Asia Tenggara dengan konsep federasinya.

Di bawah Jokowi-Ahok, kejayaan nusantara akan terulang. Bangsa maritim dan agraris yang ulung, bangsa arsitek dan manufaktur yang rajin.

Hayam Wuruk-Gajah Mada tidak akan menikmati Palapa sebelum nusantara dipersatukan, Jokowi-Ahok tidak akan bahagia sebelum nusantara disejahterakan


Source : FB Bayu Saylendra
Bayu Saylendra


Friday, November 22, 2013

Paus memberkati seorang pria cacat



Paus memberkati seorang pria cacat


Paus memberkati seorang pria cacat setelah audiensi umum tanggal 20 November, di Lapangan St Petrus, Vatikan
Image Credit: Evandro Inetti/ZUMAPRESS.com.


Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur.



Ahok itu hebat tidak hanya karena dia sangat berani dan jujur, sesuatu yang jarang ada di kalangan pejabat pemerintahan Indonesia, tetapi juga karena dia bisa dijadikan role model integrasi maksimal warga keturunan Cina di Indonesia.

Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur. Dia justru banyak beramal, pengabdi rakyat yang tangguh
, dan sangat kental nuansa pembaurannya dengan sangat seringnya dia ingat tentang waktu sholat dan masalah-masalah keislaman lainnya selama menjadi pemimpin.

Dia tidak canggung menelanjangi keberagamaan yang salah, tapi dia juga sangat konsisten membela filosofi dasar agama yaitu cinta kasih dan keberpihakan terhadap kaum miskin dan terlantar.

Ahok adalah ikon dan sekaligus tamparan bagi warga keturunan Cina yang masih terlalu eksklusif dan hanya mementingkan kekayaan pribadi. Ahok adalah pesan indah bagi kita semua, bahwa orang baik itu ada dimana-mana, tak perduli ras dan agamanya.

Pesan sederhana yang terlalu sering diabaikan umat manusia.



Source : Source : FB Bayu Saylendra
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=703882409622728&set=gm.213661908817113&type=1&theater

Tuesday, November 19, 2013

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Romo Antonius Benny Susetyo

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Sejumlah kalangan mengecam pernyataan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang mengusulkan agar Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia.
Anggota Komisi II DPR, Zainun Ahmadi, menilai Menag Suryadharma Ali tidak negarawan karena memberikan usulan yang mendesak supaya Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia. Sebagai pejabat negara, Suryadharma dianggap tidak pantas bersikap demikian.
“Suryadharma Ali main-main dengan jabatannya sebagai menteri agama yang mestinya berlaku sebagai negarawan,” katanya, seperti dilansir sinarharapan.com.
Ia mengingatkan Suryadharma bahwa hukum di Indonesia tidak berdasarkan agama. Pernyataan Zainun Ahmadi menanggapi pernyataan Menag Suryadharma Ali saat acara dialog antarumat beragama di Semarang, Jumat pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Menag Suryadharma Ali mengusulkan Ahmadiyah dilarang di Indonesia.
Bahkan, menurutnya, konflik umat beragama di Indonesia terjadi karena hadirnya agama-agama seperti Ahmadiyah. Oleh karena itu, pelarangan Ahmadiyah merupakan solusi efektif mencegah terjadinya konflik umat beragama. Bahkan, menag mengatakan Indonesia harus mencontoh Malaysia yang mengharamkan Ahmadiyah.
Menurut Zainun Ahmadi, Suryadharma telah menyalahgunakan jabatan menteri untuk menyalurkan misi politiknya sebagai pemimpin partai. Suryadharma kini menjabat sebagai ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga salah, mengapa memberikan jabatan menteri agama ke partai politik. Kenapa tidak belajar dari Soeharto?” tuturnya.
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), M Hanif Dhakiri mengatakan, tindakan yang diambil Suryadharma tidak mencerminkan agama Islam. Usulan Suryadharma supaya Ahmadiyah dibubarkan tidak selaras dengan ajaran Islam.
“Dalam ajaran agama Islam itu tegas dinyatakan bahwa bukan kita manusia yang memberikan petunjuk atau hidayah, melainkan Allah swt. Jadi dari sudut pandang agama Islam, tugas sesama muslim dalam hal ini adalah membangun dialog terus-menerus,” tuturnya.
Dia mengatakan, usul Suryadharma membubarkan Ahmadiyah dengan cara kekuasaan hanya akan semakin memperlebar persoalan.
Tidak hanya itu, ia menilai, usul Suryadharma itu juga mencederai hak demokrasi jemaah Ahmadiyah sebagai warga Indonesia. Ia mengingatkan Suryadharma agar hati-hati dan bijaksana dalam menyikapi Ahmadiyah.
Langgar Konstitusi
Sekretaris Dewan Nasional Setara, Romo Antonius Benny Susetyo menilai pernyataan Menag Suryadharma Ali agar Ahmadiyah dibubarkan telah melanggar konstitusi. Sebagai menteri, sepatutnya Suryadharma Ali bersikap segaris dengan kebijakan pemerintah.
“Harusnya Menteri Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama taat konstitusi, komitmen menjalankan konstitusi karena itu yang menjadi dasar dalam bernegara,” katanya.
Dia menambahkan, pernyataan Suryadharma Ali terkait Ahamadiyah menunjukkan Suryadharma Ali lebih menjalankan kepentingan partainya ketimbang menjalan kebijakan pemerintah.
Karena semestinya, pernyataan tersebut tidak keluar dari mulutnya yang menjabat sebagai menteri. Ini karena menteri, kata Romo Benny, adalah jabatan negarawan yang memiliki pemikiran membangun bangsa dan negara dengan cara menciptakan kerukunan dan menjaga pluralisme.
“Ini akibatnya, kalau memilih menteri dari kalangan partai politik. Mereka akan lebih menjalankan kepentingan partai daripada menjalankan kebijakan pemerintah pusat. Memang menteri-menteri ini nggak ada yang negarawan, mereka bukan pejabat negarawan, mereka pejabat partai,” ujarnya.
Source : indonesia.ucanews.com

Saturday, November 16, 2013

A Prayer to Jesus





Thursday, November 14, 2013

Nepotisme, Kroniisme, Dinasti

Nepotisme, Kroniisme, Dinasti thumbnail

Ignas Kleden


Nepotisme, Kroniisme, Dinasti

Dalam tinjauan moral dan hukum, korupsi dan segala variannya adalah praktik yang harus ditolak dalam politik yang sehat dan demokratis. Namun, secara sosiologis meluasnya korupsi membawa suatu akibat yang menguntungkan bagi tegaknya public good governance karena bersama dengan terungkapnya kasus korupsi-korupsi besar, tersingkap juga berbagai konspirasi politik dalam bentuk nepotisme yang pada giliran berikutnya melahirkan kroniisme.
Ada persamaan dan perbedaan di antara nepotisme dan kroniisme sebagai praktik dalam birokrasi. Dua praktik itu mempunyai kesamaan bahwa penempatan seseorang dalam birokrasi tidak didasarkan pada kompetensi teknis, tetapi pada faktor-faktor nonteknis. Bedanya, dalam nepotisme, posisi dalam birokrasi ditentukan oleh hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, sedangkan dalam kroniisme posisi itu ditentukan oleh hubungan perkoncoan. Dinasti politik merupakan gejala nepotisme, yang dalam perkembangannya akan menciptakan kroniisme.
Dalam organisasi yang baik, nepotisme dianggap sebagai praktik yang menyimpang. Namun, mengapa menyimpang? Ada pertanyaan kritis menyangkut soal ini yang patut mendapat perhatian. Apa dasarnya bahwa kalau saya menjadi gubernur, saudara-saudara saya tidak boleh bekerja dalam kantor gubernur, sekalipun mereka terbukti sanggup? Kalau mereka sudah melewati semua tes seleksi dengan benar dan lulus tes tersebut, mengapa mereka tak boleh mendapat pekerjaan dan posisi yang mereka kehendaki? Melarang mereka bekerja dalam kantor gubernur hanya karena mereka adalah sanak dan kerabat gubernur, bukankah itu suatu diskriminasi? Selayaknya mereka diterima bekerja sampai terbukti bahwa hubungan kekeluargaannya dengan gubernur membuat mereka melakukan penyimpangan dalam tugas, atau tidak bekerja efektif sebagaimana dituntut oleh tugasnya.
Kiranya jelas bahwa argumen seperti itu didasarkan pada asas nondiskriminasi dan asas praduga tak bersalah. Kita tahu juga bahwa praduga tak bersalah adalah asas yang berlaku dalam pengadilan. Namun, birokrasi pemerintahan dan manajemen organisasi bukanlah pengadilan. Di sini yang perlu dilakukan adalah mencegah kemungkinan dan memperkecil kesempatan untuk melakukan penyimpangan. Dengan demikian, yang harus berlaku dalam organisasi dan manajemen bukanlah asas presumption of innocence atau praduga tak bersalah, tetapi asas presumption of fallibility atau praduga tentang kemungkinan jatuhnya seseorang dalam kelemahan dan kesalahan karena ketiadaan kontrol. Seorang bos di kantor sebaiknya memercayai semua stafnya. Namun tak berarti lemari besi yang berisi uang kantor boleh dibiarkan tidak terkunci karena sangat besar kemungkinan uang itu menimbulkan godaan untuk diambil.
Rupanya ini juga pertimbangannya mengapa suami-istri tidak diperbolehkan bekerja dalam kantor bank yang sama karena diandaikan bahwa hubungan yang amat dekat antara suami dan istri akan mempersulit terjaganya kerahasiaan bank, yang dapat merugikan kepentingan nasabah serta merugikan reputasi dan kredibilitas bank tersebut. Kalau salah satu dari pasangan suami-istri itu ditolak oleh bank untuk bekerja di bank itu, walaupun yang bersangkutan sudah lulus tes seleksi dengan baik, kebijakan ini bukanlah suatu tindakan diskriminatif, tetapi tindakan preventif untuk mencegah pelanggaran kerahasiaan bank, yang besar kemungkinan akan terjadi, kalau ada hubungan personal yang terlalu dekat di antara karyawan seperti antara suami dan istri. Dalam hal ini, kalau harus ditunggu dulu sampai ada bukti terjadinya pelanggaran kerahasiaan bank, maka situasinya sudah terlambat, dan baik bank maupun nasabah sudah telanjur dirugikan.
Selain itu, cukup terbukti dalam beberapa kasus di Indonesia bahwa hubungan yang terikat oleh faktor kekeluargaan cenderung menjadi tertutup dan eksklusif, terutama apabila para kerabat itu sudah terlibat dalam penyelewengan dan pelanggaran hukum. Ketertutupan itu mempersulit transparansi dan akuntabilitas. Juga menjadi penghambat bagi monitoring dan pengawasan. Akibatnya, penyelewengan dan pelanggaran hukum yang terjadi akan terus menumpuk dari waktu ke waktu, dan merugikan kepentingan publik secara akumulatif.
Memperlemah birokrasi
Contoh ini memperlihatkan bahwa asas presumption of innocence tidak selalu tepat diterapkan di luar pengadilan, seperti juga asas presumption of fallibility tidak akan dibenarkan diterapkan di pengadilan. Di sini kita bisa berkata bahwa kebijaksanaan tercapai kalau kita berpegang pada asas right principle in the right place atau asas yang benar harus diterapkan di tempat yang benar. Inilah pertimbangan utama bahwa nepotisme dianggap praktik yang merugikan birokrasi dan manajemen karena hadirnya terlalu banyak kaum kerabat dalam birokrasi akan memperlemah sifat birokrasi yang seharusnya impersonal. Kita tahu pemerintahan dan birokrasi pemerintahan adalah lembaga publik, yang harus bertanggung jawab atas kepentingan umum melalui kebijakan-kebijakan publik. Karena itu, sifat publik dari jabatan-jabatan pemerintahan perlu dijaga agar tidak dipersulit oleh hubungan-hubungan yang terlalu personal, yang menjadi ciri pemerintahan patrimonial zaman baheula.
Kroniisme juga kadang kala dibela dengan jalan pikiran yang sama. Argumennya, kalau kita memulai suatu usaha, lebih baik memulainya bersama orang-orang yang sudah kita kenal, atau dengan teman-teman yang sudah saling tahu, daripada langsung mengajak orang-orang yang baru saja dijumpai dalam wawancara untuk perekrutan staf. Orang-orang yang sudah dikenal dan teman-teman dekat lebih mudah diramalkan perilakunya, dapat diperkirakan reaksinya dalam menerima usul atau suatu rencana kerja.
Hal-hal ini lebih sulit kalau kita langsung bekerja dengan orang-orang baru karena belum ada pegangan tentang bagaimana mengantisipasi sikap mereka terhadap teguran, peringatan, atau disiplin kantor yang hendak diterapkan. Di sini kita berhadapan dengan tingkat ketidakpastian yang terlalu tinggi, yang akan menyulitkan proses pengambilan keputusan dan menghambat juga implementasi keputusan yang sudah diambil.
Sebaiknya diperjelas di sini bahwa sekelompok orang dengan semangat yang sama dan visi yang sama memang lebih mudah menjalankan suatu usaha bersama, seperti mendirikan koran atau majalah, membangun sekolah, perguruan tinggi, mengelola sebuah klub sepak bola yang profesional, atau membangun sebuah perusahaan bisnis. Dalam situasi semacam itu, orang-orang yang saling mengenal ini tidak dapat dinamakan kroni, tetapi rekan kerja yang kompak yang dipersatukan oleh suatu komitmen yang sama. Perbedaan di antara teamwork dengan kroniisme ialah bahwa yang pertama bekerja untuk kepentingan usaha bersama dengan SOP yang jelas, sedangkan yang kedua bekerja untuk kepentingan dan keuntungan sekelompok orang dalam usaha bersama itu, berdasarkan favoritisme pemimpin kelompok. Kroniisme baru terjadi kalau segelintir orang dari mereka yang telah memulai usaha bersama mendapat dan menikmati keuntungan khusus yang tidak dibagikan kepada rekan-rekan lainnya. Dengan demikian, kroniisme selalu berdiri di atas suatu in-group yang menutup diri dari mereka yang tidak termasuk dalam kelompoknya, dan tidak memperjuangkan kepentingan bersama, tetapi membela suatu egoisme kelompok secara eksklusif.
Dalam politik, kroniisme seperti ini tidak saja menguasai sumber daya ekonomi, tetapi juga sumber daya politik yang berhubungan dengan akses kepada sumber daya ekonomi, dan cenderung berkembang menjadi suatu oligarki dalam pemerintahan. Memang, setiap oligarki selalu dapat berdalih bahwa meskipun kekuasaan ekonomi dan politik hanya ada pada beberapa orang, mereka tetap saja bekerja untuk kepentingan rakyat dan memperjuangkan kemajuan umum. Dalih seperti ini, seandainya pun benar terwujud dalam kenyataan (suatu yang hampir tak mungkin terjadi), secara prinsipiil tidak dapat diterima asas demokrasi. Karena rakyat tidak cukup hanya dijadikan obyek kebaikan dan kemurahan hati melalui kerja yang dilaksanakan ”untuk rakyat”. Prinsip demokrasi menetapkan bahwa rakyat adalah subyek kekuasaan politik dalam pemerintahan, malah subyek yang terpenting, dan hal ini harus diperlihatkan dalam pemerintahan ”dari rakyat” dan ”oleh rakyat” dan bukan saja dalam pemerintahan ”untuk rakyat”.
Dalam pelaksanaan demokrasi Indonesia saat ini, dapat disaksikan bahwa asas ”dari rakyat” dan ”oleh rakyat” lebih sering disimulasikan dalam demokrasi prosedural melalui institusi-institusi politik, sementara pemerintahan ”untuk rakyat” cenderung diabaikan, khususnya melalui nepotisme dan kroniisme dalam politik.
Beberapa ahli hukum mengatakan bahwa kita sulit mengambil langkah-langkah untuk menentang praktik nepotisme saat ini karena belum ada undang-undang yang melarang praktik nepotisme. Pada hemat saya, keberatan semacam ini tidak mengimplikasikan bahwa nepotisme tidak bisa ditentang, tetapi justru menunjukkan belum lengkapnya sistem hukum kita.
Legislasi yang mempersulit
Pengalaman politik dalam masa pasca-Reformasi memberi beberapa contoh bahwa beberapa praktik yang tadinya dilakukan secara meluas, seperti pemberian hadiah besar-besaran kepada seorang atasan dalam birokrasi pada kesempatan tertentu (seperti pernikahan anaknya, atau hari raya), lebih banyak mudaratnya dari manfaatnya, karena tanpa sengaja hadiah-hadiah itu berfungsi sebagai gratifikasi yang membuat orang yang menerima tidak dapat bersikap correct dalam jabatannya. Sekarang ini hal itu sudah sulit dilakukan karena sudah ada UU yang melarang gratifikasi semacam itu. Nepotisme jelas merugikan kehidupan politik dan praktik demokrasi karena beberapa kecenderungan dalam wataknya. Sifat eksklusif nepotisme mempersulit terciptanya tata kelola yang baik (good governance) karena kelompok yang mempraktikkan nepotisme cenderung tertutup, serta tidak mudah dimonitor dan diawasi. Ketertutupan itu sendiri sudah bertentangan dengan prinsip equal opportunity atau kesempatan yang sama untuk melakukan partisipasi politik secara terbuka karena peran-peran tertentu dalam pemerintahan sudah diblokir untuk anggota in-group yang menikmati hak-hak istimewa.
Dengan tertutupnya partisipasi politik untuk sebagian warga negara yang tidak termasuk dalam blok nepotisme, baik birokrasi maupun politik Indonesia tidak akan mendapat tenaga-tenaga terbaik dalam menjalankan tugas karena mereka sudah tersingkir secara alamiah dari pola perekrutan yang berlangsung tertutup. Selain itu, nepotisme akan terus berusaha melestarikan vested interest kelompoknya dengan mengorbankan kepentingan publik dan kemajuan umum. Kekayaan yang ekstrem dari sekelompok orang dan kemiskinan ekstrem dari banyak orang merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun dalam suatu negara yang beradab. Mungkin sudah saatnya perlu disusun legislasi yang akan mempersulit praktik nepotisme, kroniisme, dan dinasti politik dalam pemerintahan karena ini langkah pertama yang efektif menuju keadilan dan kesejahteraan rakyat, yang menjadi alasan satu-satunya bahwa ada, mengapa harus ada, negara merdeka yang bernama Republik Indonesia.
Ignas Kleden, Ketua Badan Pengurus Komunitas Indonesia untuk Demokrasi
Artikel ini telah dimuat di kompas.com pada 31 Oktober 2013.
Source :indonesia.ucanews.com

Nepotisme, Kroniisme, Dinasti

Nepotisme, Kroniisme, Dinasti thumbnail

Ignas Kleden


Nepotisme, Kroniisme, Dinasti

Dalam tinjauan moral dan hukum, korupsi dan segala variannya adalah praktik yang harus ditolak dalam politik yang sehat dan demokratis. Namun, secara sosiologis meluasnya korupsi membawa suatu akibat yang menguntungkan bagi tegaknya public good governance karena bersama dengan terungkapnya kasus korupsi-korupsi besar, tersingkap juga berbagai konspirasi politik dalam bentuk nepotisme yang pada giliran berikutnya melahirkan kroniisme.
Ada persamaan dan perbedaan di antara nepotisme dan kroniisme sebagai praktik dalam birokrasi. Dua praktik itu mempunyai kesamaan bahwa penempatan seseorang dalam birokrasi tidak didasarkan pada kompetensi teknis, tetapi pada faktor-faktor nonteknis. Bedanya, dalam nepotisme, posisi dalam birokrasi ditentukan oleh hubungan kekeluargaan dan kekerabatan, sedangkan dalam kroniisme posisi itu ditentukan oleh hubungan perkoncoan. Dinasti politik merupakan gejala nepotisme, yang dalam perkembangannya akan menciptakan kroniisme.
Dalam organisasi yang baik, nepotisme dianggap sebagai praktik yang menyimpang. Namun, mengapa menyimpang? Ada pertanyaan kritis menyangkut soal ini yang patut mendapat perhatian. Apa dasarnya bahwa kalau saya menjadi gubernur, saudara-saudara saya tidak boleh bekerja dalam kantor gubernur, sekalipun mereka terbukti sanggup? Kalau mereka sudah melewati semua tes seleksi dengan benar dan lulus tes tersebut, mengapa mereka tak boleh mendapat pekerjaan dan posisi yang mereka kehendaki? Melarang mereka bekerja dalam kantor gubernur hanya karena mereka adalah sanak dan kerabat gubernur, bukankah itu suatu diskriminasi? Selayaknya mereka diterima bekerja sampai terbukti bahwa hubungan kekeluargaannya dengan gubernur membuat mereka melakukan penyimpangan dalam tugas, atau tidak bekerja efektif sebagaimana dituntut oleh tugasnya.
Kiranya jelas bahwa argumen seperti itu didasarkan pada asas nondiskriminasi dan asas praduga tak bersalah. Kita tahu juga bahwa praduga tak bersalah adalah asas yang berlaku dalam pengadilan. Namun, birokrasi pemerintahan dan manajemen organisasi bukanlah pengadilan. Di sini yang perlu dilakukan adalah mencegah kemungkinan dan memperkecil kesempatan untuk melakukan penyimpangan. Dengan demikian, yang harus berlaku dalam organisasi dan manajemen bukanlah asas presumption of innocence atau praduga tak bersalah, tetapi asas presumption of fallibility atau praduga tentang kemungkinan jatuhnya seseorang dalam kelemahan dan kesalahan karena ketiadaan kontrol. Seorang bos di kantor sebaiknya memercayai semua stafnya. Namun tak berarti lemari besi yang berisi uang kantor boleh dibiarkan tidak terkunci karena sangat besar kemungkinan uang itu menimbulkan godaan untuk diambil.
Rupanya ini juga pertimbangannya mengapa suami-istri tidak diperbolehkan bekerja dalam kantor bank yang sama karena diandaikan bahwa hubungan yang amat dekat antara suami dan istri akan mempersulit terjaganya kerahasiaan bank, yang dapat merugikan kepentingan nasabah serta merugikan reputasi dan kredibilitas bank tersebut. Kalau salah satu dari pasangan suami-istri itu ditolak oleh bank untuk bekerja di bank itu, walaupun yang bersangkutan sudah lulus tes seleksi dengan baik, kebijakan ini bukanlah suatu tindakan diskriminatif, tetapi tindakan preventif untuk mencegah pelanggaran kerahasiaan bank, yang besar kemungkinan akan terjadi, kalau ada hubungan personal yang terlalu dekat di antara karyawan seperti antara suami dan istri. Dalam hal ini, kalau harus ditunggu dulu sampai ada bukti terjadinya pelanggaran kerahasiaan bank, maka situasinya sudah terlambat, dan baik bank maupun nasabah sudah telanjur dirugikan.
Selain itu, cukup terbukti dalam beberapa kasus di Indonesia bahwa hubungan yang terikat oleh faktor kekeluargaan cenderung menjadi tertutup dan eksklusif, terutama apabila para kerabat itu sudah terlibat dalam penyelewengan dan pelanggaran hukum. Ketertutupan itu mempersulit transparansi dan akuntabilitas. Juga menjadi penghambat bagi monitoring dan pengawasan. Akibatnya, penyelewengan dan pelanggaran hukum yang terjadi akan terus menumpuk dari waktu ke waktu, dan merugikan kepentingan publik secara akumulatif.
Memperlemah birokrasi
Contoh ini memperlihatkan bahwa asas presumption of innocence tidak selalu tepat diterapkan di luar pengadilan, seperti juga asas presumption of fallibility tidak akan dibenarkan diterapkan di pengadilan. Di sini kita bisa berkata bahwa kebijaksanaan tercapai kalau kita berpegang pada asas right principle in the right place atau asas yang benar harus diterapkan di tempat yang benar. Inilah pertimbangan utama bahwa nepotisme dianggap praktik yang merugikan birokrasi dan manajemen karena hadirnya terlalu banyak kaum kerabat dalam birokrasi akan memperlemah sifat birokrasi yang seharusnya impersonal. Kita tahu pemerintahan dan birokrasi pemerintahan adalah lembaga publik, yang harus bertanggung jawab atas kepentingan umum melalui kebijakan-kebijakan publik. Karena itu, sifat publik dari jabatan-jabatan pemerintahan perlu dijaga agar tidak dipersulit oleh hubungan-hubungan yang terlalu personal, yang menjadi ciri pemerintahan patrimonial zaman baheula.
Kroniisme juga kadang kala dibela dengan jalan pikiran yang sama. Argumennya, kalau kita memulai suatu usaha, lebih baik memulainya bersama orang-orang yang sudah kita kenal, atau dengan teman-teman yang sudah saling tahu, daripada langsung mengajak orang-orang yang baru saja dijumpai dalam wawancara untuk perekrutan staf. Orang-orang yang sudah dikenal dan teman-teman dekat lebih mudah diramalkan perilakunya, dapat diperkirakan reaksinya dalam menerima usul atau suatu rencana kerja.
Hal-hal ini lebih sulit kalau kita langsung bekerja dengan orang-orang baru karena belum ada pegangan tentang bagaimana mengantisipasi sikap mereka terhadap teguran, peringatan, atau disiplin kantor yang hendak diterapkan. Di sini kita berhadapan dengan tingkat ketidakpastian yang terlalu tinggi, yang akan menyulitkan proses pengambilan keputusan dan menghambat juga implementasi keputusan yang sudah diambil.
Sebaiknya diperjelas di sini bahwa sekelompok orang dengan semangat yang sama dan visi yang sama memang lebih mudah menjalankan suatu usaha bersama, seperti mendirikan koran atau majalah, membangun sekolah, perguruan tinggi, mengelola sebuah klub sepak bola yang profesional, atau membangun sebuah perusahaan bisnis. Dalam situasi semacam itu, orang-orang yang saling mengenal ini tidak dapat dinamakan kroni, tetapi rekan kerja yang kompak yang dipersatukan oleh suatu komitmen yang sama. Perbedaan di antara teamwork dengan kroniisme ialah bahwa yang pertama bekerja untuk kepentingan usaha bersama dengan SOP yang jelas, sedangkan yang kedua bekerja untuk kepentingan dan keuntungan sekelompok orang dalam usaha bersama itu, berdasarkan favoritisme pemimpin kelompok. Kroniisme baru terjadi kalau segelintir orang dari mereka yang telah memulai usaha bersama mendapat dan menikmati keuntungan khusus yang tidak dibagikan kepada rekan-rekan lainnya. Dengan demikian, kroniisme selalu berdiri di atas suatu in-group yang menutup diri dari mereka yang tidak termasuk dalam kelompoknya, dan tidak memperjuangkan kepentingan bersama, tetapi membela suatu egoisme kelompok secara eksklusif.
Dalam politik, kroniisme seperti ini tidak saja menguasai sumber daya ekonomi, tetapi juga sumber daya politik yang berhubungan dengan akses kepada sumber daya ekonomi, dan cenderung berkembang menjadi suatu oligarki dalam pemerintahan. Memang, setiap oligarki selalu dapat berdalih bahwa meskipun kekuasaan ekonomi dan politik hanya ada pada beberapa orang, mereka tetap saja bekerja untuk kepentingan rakyat dan memperjuangkan kemajuan umum. Dalih seperti ini, seandainya pun benar terwujud dalam kenyataan (suatu yang hampir tak mungkin terjadi), secara prinsipiil tidak dapat diterima asas demokrasi. Karena rakyat tidak cukup hanya dijadikan obyek kebaikan dan kemurahan hati melalui kerja yang dilaksanakan ”untuk rakyat”. Prinsip demokrasi menetapkan bahwa rakyat adalah subyek kekuasaan politik dalam pemerintahan, malah subyek yang terpenting, dan hal ini harus diperlihatkan dalam pemerintahan ”dari rakyat” dan ”oleh rakyat” dan bukan saja dalam pemerintahan ”untuk rakyat”.
Dalam pelaksanaan demokrasi Indonesia saat ini, dapat disaksikan bahwa asas ”dari rakyat” dan ”oleh rakyat” lebih sering disimulasikan dalam demokrasi prosedural melalui institusi-institusi politik, sementara pemerintahan ”untuk rakyat” cenderung diabaikan, khususnya melalui nepotisme dan kroniisme dalam politik.
Beberapa ahli hukum mengatakan bahwa kita sulit mengambil langkah-langkah untuk menentang praktik nepotisme saat ini karena belum ada undang-undang yang melarang praktik nepotisme. Pada hemat saya, keberatan semacam ini tidak mengimplikasikan bahwa nepotisme tidak bisa ditentang, tetapi justru menunjukkan belum lengkapnya sistem hukum kita.
Legislasi yang mempersulit
Pengalaman politik dalam masa pasca-Reformasi memberi beberapa contoh bahwa beberapa praktik yang tadinya dilakukan secara meluas, seperti pemberian hadiah besar-besaran kepada seorang atasan dalam birokrasi pada kesempatan tertentu (seperti pernikahan anaknya, atau hari raya), lebih banyak mudaratnya dari manfaatnya, karena tanpa sengaja hadiah-hadiah itu berfungsi sebagai gratifikasi yang membuat orang yang menerima tidak dapat bersikap correct dalam jabatannya. Sekarang ini hal itu sudah sulit dilakukan karena sudah ada UU yang melarang gratifikasi semacam itu. Nepotisme jelas merugikan kehidupan politik dan praktik demokrasi karena beberapa kecenderungan dalam wataknya. Sifat eksklusif nepotisme mempersulit terciptanya tata kelola yang baik (good governance) karena kelompok yang mempraktikkan nepotisme cenderung tertutup, serta tidak mudah dimonitor dan diawasi. Ketertutupan itu sendiri sudah bertentangan dengan prinsip equal opportunity atau kesempatan yang sama untuk melakukan partisipasi politik secara terbuka karena peran-peran tertentu dalam pemerintahan sudah diblokir untuk anggota in-group yang menikmati hak-hak istimewa.
Dengan tertutupnya partisipasi politik untuk sebagian warga negara yang tidak termasuk dalam blok nepotisme, baik birokrasi maupun politik Indonesia tidak akan mendapat tenaga-tenaga terbaik dalam menjalankan tugas karena mereka sudah tersingkir secara alamiah dari pola perekrutan yang berlangsung tertutup. Selain itu, nepotisme akan terus berusaha melestarikan vested interest kelompoknya dengan mengorbankan kepentingan publik dan kemajuan umum. Kekayaan yang ekstrem dari sekelompok orang dan kemiskinan ekstrem dari banyak orang merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun dalam suatu negara yang beradab. Mungkin sudah saatnya perlu disusun legislasi yang akan mempersulit praktik nepotisme, kroniisme, dan dinasti politik dalam pemerintahan karena ini langkah pertama yang efektif menuju keadilan dan kesejahteraan rakyat, yang menjadi alasan satu-satunya bahwa ada, mengapa harus ada, negara merdeka yang bernama Republik Indonesia.
Ignas Kleden, Ketua Badan Pengurus Komunitas Indonesia untuk Demokrasi
Artikel ini telah dimuat di kompas.com pada 31 Oktober 2013.
Source :indonesia.ucanews.com

Mukjizat yang Kreatif Terjadi Saat Orangtua Dihormati


Mukjizat yang Kreatif Terjadi Saat Orangtua Dihormati

Kalau kita pikir-pikir apakah hubungannya menghormati orangtua dengan lanjut umur? Bukankah lanjut umur bisa didapatkan dari hidup sehat dan menjaga tubuh? Namun Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita harus menghormati ayah dan ibu supaya lanjut umur. (baca Keluaran 20:12). Uniknya, di saat kita menghormati ayah dan ibulah, Tuhan berkata bahwa kita akan mendapatkan umur panjang. Artinya, ada mujizat yang terjadi saat kita menghormati kedua orang tua kita.

Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, untuk menyatakan kemuliaan dan kasih-Nya, dan juga untuk berkembang biak dan memenuhi bumi. Mereka kemudian membentuk keluarga yang merupakan inti dari kehidupan manusia. Di dalamnya terkandung perlindungan, keamanan dan solidaritas.
Semua agama umumnya setuju bahwa orangtua harus dihormati. Jadi sangat pantas kita menaikkan syukur kepada Allah untuk keluarga dan keberadaannya di dalam hidup kita. Dalam hukum yang kelima, Allah memerintahkan agar kita menghormati bukan hanya ayah, sebagai kepala rumah tangga dan pemberi nafkah, tapi juga ibu dan kaum wanita secara umum.

Hal yang alamiah pun terjadi di kalangan dunia binatang. Induk mereka memberi makan anak-anak dan menjagai mereka sampai mereka bisa mencari makanan sendiri. Ada ikatan dan hubungan alamiah yang sudah ditetapkan Allah dan tidak ada satupun pihak yang melanggarnya yang bisa lepas dari hukuman.
Meskipun begitu, kita belum tentu memiliki keluarga yang sempurna. Berita baiknya adalah ketika ada pengampunan dan kesabaran, maka akan ada kedamaian dalam keluarga. Namun, apapun kondisi keluarga kita, sangat baik bagi anak-anak untuk memahami bahwa berkat dari orangtua berlangsung dari keturunan ke keturunan.

Yesus mengajarkan tentang kunci dari sebuah keluarga yang diberkati ketika Ia mengatakan, "Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28). Anak Allah mendorong kita untuk mentaati prinsip ini dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

Ingatkah Anda cerita sedih mengenai pemberontakan Absalom terhadap ayahnya, Daud? Cerita itu berakhir dengan kematian sang anak. Kita membaca di dalam Keluaran 21:15-17," Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati… Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati."

Baca juga Amsal 20:20 dan Ulangan 21:18-21. Semuanya mengungkapkan bagaimana Allah memperhatikan bagaimana sikap anak kepada orangtuanya dan ketaatannya akan mendatangkan berkat buat kehidupannya.
Kasih di dalam keluarga harusnya menjadi perwujudan dari kasih Allah. Dia juga memanggil kita untuk bergabung dalam keluarga-Nya sampai selamanya. Persekutuan dengan Allah Bapa yang menjadi sumber kedamaian dan ketenangan di dalam hidup kita. Kadangkala Allah memberikan kepada kita kesempatan untuk hidup di dalam persekutuan dengan orang-orang kudus di dunia ini. Karena itu, kita harus bersyukur kepada Bapa di surga untuk keluarga kita dan karena kita sudah dipanggil menjadi anggota dari keluarga surgawi-Nya.

Source : jawaban.com

Dari Seorang Penipu Menjadi Orang Terberkati

Dari Seorang Penipu Menjadi Orang Terberkati


Penipuan Yakub agar Esau menjual hak sulungnya terekam dengan jelas di Kitab Kejadian. Bahkan Yakub mengambil berkat sebagai anak sulung. Akibatnya, Esau membenci dan berusaha membunuh Yakub, itulah sebabnya dia kabur. Namun, meskipun Yakub hanya seorang penipu, pada akhirnya Tuhan pun tetap memberkati dia dan memakainya untuk memberkati Israel. Dari Yakublah lahir 12 suku Israel, dan namanya Israel pun diberikan kepadanya. Apa yang Yakub pelajari saat dia kabur?


Bebas dari Ketakutan Karena Kesalahan Masa Lalu (Kejadian 32:11, Kejadian 33:4)

Yakub telah menipu Esau, Ishak ayahnya, Laban paman sekaligus mertuanya. Itulah dia, seorang penipu di masa lalu, tentu hal itu sedikit banyak mempengaruhinya. Akan tetapi, ketika dia menerima berkat dari Tuhan, dia bebas dari ketakutan dan dosa masa lalunya, dia juga mendapat pengampunan dari Esau.


Menjadi Orang yang Rendah Hati (Kejadian 32:10)

Yakub menjadi rendah hati, hal ini terlihat saat dia berbicara pada Tuhan bahwa dia adalah orang yang tidak layak. Di sisi lain, dia juga terlihat begitu merendahkan dirinya di hadapan Esau dan bahkan menyebut Esau sebagai tuannya.


Mendapat Nama Baru (Kejadian 32:28)

Nama Yakub yang berarti penipu berubah menjadi Israel yang artinya menang lewat pergumulan. Demikian juga saat kita berubah karena Tuhan, maka kita akan mempunyai identitas baru, menjadi orang yang dapat diandalkan dalam pekerjaan Tuhan.


Dapat Melihat Tuhan (Kejadian 32:30)
Bagaimana mungkin seorang penipu dapat melihat Tuhan? Namun begitulah yang Yakub alami. Melihat Tuhan adalah perkara ajaib bagi siapapun. Kita juga dapat melihat Tuhan melalui perkara-perkara ajaib yang Tuhan sediakan bagi kita.


Menyaksikan Hal-Hal yang Ajaib (Kejadian 48:15)

Di masa tuanya, Yakub berpikir bahwa anaknya Yusuf sudah meninggal, namun kenyataan yang dia temui malah sebaliknya. Dia masih bisa melihat Yusuf, bahkan anaknya itu menduduki posisi terpenting kedua setelah Firaun di Mesir, dia bahkan masih bisa melihat cucunya dan memberkati mereka. Itu sebuah keajaiban yang luar biasa, mengingat betapa lamanya dia pikir telah kehilangan Yusuf.


Jika seorang penipu yang telah menipu orang-orang terdekatnya saja mampu diubahkan Tuhan dan dapat menjadi berkat buat bangsanya, kita juga dapat dipulihkan seperti itu. Mungkin kita berpikir, siapalah kita di antara milyaran manusia ini? Namun, jika pertobatan itu sungguh-sungguh datangnya, maka akan banyak hal-hal luar biasa yang akan kita alami bersama Tuhan.

Source : jawaban.com

Pemerintah China Sambut Baik Peran Pelayanan Sosial Gereja

Pemerintah China Sambut Baik Peran Pelayanan Sosial Gereja


Pemerintah China menyambut baik peran gereja dalam memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat. Rencananya, pemerintah China bakal memberi kepercayaan bagi gereja untuk terlibat di bidang ekonomi dan politik.

"Pemerintah menyambut baik dukungan gereja. Kita kekurangan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, jadi kita memerlukan peranan gereja dalam hal itu," kata pejabat pemerintah Wang Xinhua dalam Konferensi Shanghai yang bertajuk "Peran Kristen di China" yang digelar pekan lalu.

Ia menyampaikan bahwa kondisi sektor amal Negeri tirai bambu ini sedang mengalami krisis kepercayaan akibat skandal korupsi. Sehingga gereja diminta untuk ambil bagian dalam pelayanan sosialnya.

"Banyak masalah timbul akibat ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kekuasaan, ketimpangan, kesenjangan sosial antara kaya dan miskin karena kesalahan manajemen sumber daya, korupsi dan suap," tutur Profesor Choong Chee Pang, seorang pemimpin akademi salah satu Universitas di China.

Ia menegaskan bahwa gereja sangat diperlukan untuk menangani kondisi sosial di China khususnya bagi kalangan lanjut usia dan masyarakat miskin. "Gereja perlu menjadi nabi dan hamba," ujarnya.

Dalam hal ini gereja berfokus dalam penanganan medis bagi lanjut usia, pencegahan dan rehabilitasi narkoba serta HIV bagi kaum muda. Tak dapat disangkali bahwa kehadiran gereja selama 40 tahun di China sangat berdampak. Termasuk dalam penanganan gempa bumi di Shicuan pada tahun 2008. Gereja berkontribusi menyumbangkan tenaga medis terhadap korban.

Menabur kasih tanpa jemu-jemu akan menghasilkan buah manis yang dirasakan oleh banyak orang. Demikianlah peranan gereja yang seharusnya baik bagi gereja, masyarakat dan bangsa.

Source : jawaban.com

Paus Fransiskus Anjurkan Koruptor Dihukum Seperti di Kitab Lukas



"Yesus berkata : Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu dia dilemparkan ke dalam laut,"

Ketegasan Paus Fransiscus menentang korupsi disampaikan melalui khotbahnya. Dalam pernyataannya sejak memimpin 1,3 miliar umat Katolik Maret 2013 lalu, Paus asal Argentina itu menegaskan bahwa orang yang menyumbang uang ke gereja hasil dari mencuri uang rakyat harus dihukum.

"Yesus berkata : Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu dia dilemparkan ke dalam laut," ujar Paus yang mengutip perkataan Yesus dalam Injil Lukas. (Lukas 17:2 ) Pernyataannya ini disampaikan dalam misa Casa Santa Marta, Wisma Vatikan yang dipilihnya sebagai tempat tinggal.

Paus yang dikenal dengan pendekatannya yang lembut ini menggambarkan bahwa orang yang terlibat dalam korupsi itu seperti kuburan bercat putih. "Kuburan itu terlihat indah dari luar, namun di dalamnya penuh belulang dan kebusukan," ujarnya. "Sebuah kehidupan yang berlandaskan korupsi adalah pembusukan yang terselubung," katanya lagi seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (12/11/2013).

Ini merupakan kedua kalinya Paus melayangkan kecaman kepada para pelaku kejahatan korupsi. Yang pertama dia layangkan pada Jumat pekan lalu (8/11). Manusia banyak yang disilaukan oleh uang dan rela menjadi hambanya. Tuhan katakan, cinta akan uang adalah akar kejahatan. Jika tidak hati-hati, maka kita akan terjerumus di dalamnya.
http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/90/news/131113131212/limit/0/Paus-Fransiskus-Anjurkan-Koruptor-Dihukum-Seperti-di-Kitab-Lukas
Source : jawaban.com

Bandingkan : 
indonesia.ucanews.com


Paus Fransiskus: Koruptor pantas dihukum


Paus Fransiskus: Koruptor pantas dihukum thumbnail 13/11/2013

Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengeluarkan peringatan keras pada para koruptor. Dengan mengutip Injil, dia mengatakan bahwa koruptor seharusnya diikat di sebuah batu lalu dilemparkan ke laut.
Seperti dikutip Telegraph, dan dilansir vivanews.com, Senin (11/11), dalam homilinya di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa umat Kristen memiliki “kehidupan ganda” jika memberikan sumbangan ke Gereja, sementara mencuri dari negara. Mereka, tegasnya, pantas dihukum.
“Yesus berkata: Lebih baik baginya jika batu giling diikatkan ke lehernya, dan dia dilemparkan ke laut daripada menyebabkan orang-orang kecil ini berbuat dosa,” kata Paus Fransiskus, seraya mengutip Injil Lukas.
Paus Fransiskus mengibaratkan para koruptor yang munafik seperti nisan yang putih bersih. “Mereka terlihat bagus dari luarnya, tapi di dalamnya, banyak mayat-mayat yang membusuk,” ujarnya.
Sebelumnya Jumat lalu, Paus Fransiskus juga mengecam umat Katolik yang hidup dengan harta berlimpah dari hasil suap. Dengan harta haram itu, kata Paus Fransiskus, mereka membelikan hadiah untuk anak-anak mereka dan menyekolahkan di sekolah mahal.
“Mereka yang menerima suap telah kehilangan martabat dan telah memberikan anak-anak mereka roti yang kotor,” ujarnya.
“Orang-orang malang ini telah kehilangan harga dirinya pada kebiasaan menerima suap,” kata Paus Fransiskus, seraya menambahkan bahwa perilaku menerima suap layaknya narkotika, membuat orang yang terbiasa melakukannya merasa ketagihan.
http://indonesia.ucanews.com/2013/11/13/paus-fransiskus-koruptor-pantas-dihukum/?fb_action_ids=244787559012546&fb_action_types=og.likes&fb_source=hovercard

Tuhan Lupa Sama Planet Bumi

Tuhan Lupa Sama Planet Bumi


Sebuah pernyataan mengejutkan keluar dari mulut Wali Kota Davao di Kepulauan Mindanao, Filipina, Rodrigo Duterte selepas mengunjungi kota Tacloban yang hancur akibat disapu Topan Haiyan. Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya, kemarin, Duterte menyatakan bahwa Tuhan pasti sedang berada di tempat lain ketika bencana alam tersebut menghancurkan 80 persen bangunan di Tacloban.
"Tuhan pasti sedang berada di tempat lain. Atau mungkin Dia lupa ada sebuah planet bernama bumi," ucap Duterte di terminal kedatangan Bandara Internasional Davao pada Selasa, (12/11).
Dilansir dari laman VIVAnews, Duterte mengunjungi Tacloban pada Senin (11/11) pagi. Sebelum berangkat, Duterte mengaku dititipi sebuah daftar nama warga hilang. Sayang, Duterte gagal menemukan mereka.
Bahkan tidak ada seorangpun yang mampu memberikan informasi lantaran absennya pemerintahan lokal. "Mereka semua kewalahan melihat banyaknya personil mereka yang ikut tewas, sehingga pemerintah lokal tak lagi berfungsi," ungkap Duterte.
Parahnya lagi, ia dengan mata kepala sendiri melihat para korban selamat di Tacloban hanya berjalan tanpa tujuan di jalan-jalan. Mereka terlihat seperti zombi, sibuk mencari makanan.
Oleh sebabnya, Duterte segera mengeluarkan pesan kepada warga Filipina yang memiliki kerabat di Tacloba untuk segera datang ke sana dan menjemput keluar keluarganya. Menurutnya, sekarang ini tidak ada bahan makanan apa pun yang dapat dikonsumsi di Tacloban. "Bahkan satu buah permen pun tidak ada," imbuh Duterte.
Memang di tengah kesedihan yang dialami terkadang mulut mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak perlu keluar. Namun, dari hal ini biarlah kita belajar untuk senantiasa berkata positif dan memberkati sekitar, apapun kondisinya. Berat memang, tetapi bila kita bisa melakukannya, Tuhan bakal mencurahkan perkenanannya kepada kita. 

Source : jawaban.com

Monday, November 11, 2013

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Eva Celia dan Indra Lesmana di sela nonton bareng film perdana Adriana di Planet Hollywood Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013). 

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'


Disela kesibukannya, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Cahya Purnama meluangkan waktu melihat pemutaran film 'Adriana' di XXI Planet Hollywood, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013) sore.
Ditemani Fajar Nugros, sutradara film 'Adriana' dan sejumlah pemain filmnya, seperti Eva Celia Lesmana dan Kevin Julio, Ahok--sapaan akrab Basuki Cahya Purnama-- melihat pemutaran film tersebut tanpa keluarga.
"Anak-anak muda harus nonton film ini," kata Ahok setelah 90 menit melihat pemutaran film 'Adriana' di XXI Planet Hollywood, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013) malam.
Ada banyak adegan yang membuat orang nomor dua di Jakarta ini terkesima saat duduk di bangku bioskop. "Ada adegan saat Pak Karno (Soekarno)harus menghentikan pembangunan Istiqlal dan menjual mobil pribadinya demi Monas," katanya.
Kalau saja Soekarno memutuskannya sekarang, lanjut Ahok, "Bisa diserbu tuh."
Menurut Ahok, pemprov juga punya kepentingan diputarnya film 'Adriana' itu. Ada banyak tempat di Jakarta yang memiliki beragam cerita dalam film tersebut. "Anak-anak Jakarta harus tahu. Keren itu bukan naik Lamborgini, tapi naik bus TransJakarta atau kereta (commuter line)," kata Ahok yang kagum pada cerita film 'Adriana'.
"Film ini luar biasa sekali. Ada banyak sejarah disini," ujarnya.
Sejumlah tempat yang dijadikan lokasi syuting film 'Adriana' antara lain Perpustakaan Daerah Provinsi DKI Jakarta, kawasan Kota Tua, Tugu Proklamasi, Monumen Nasional, hingga kuburan Belanda di Taman Prasasti, Tanah Abang. Tidak hanya itu. Patung Pancoran hingga Kebun Raya Bogor, dan TransJakarta, serta 'commuter line' Jakarta-Bogor, juga dijadikan lokasi syuting film 'Adriana'. "Kami ingin anak-anak sekolah di Jakarta nonton film ini," kata Ahok. (kin)
Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko 
Source : tribunnews.com

Ahok Pimpin Doa Politis di Acara Sabam Sirait

Ahok Pimpin Doa Politis di Acara Sabam Sirait


Ahok Pimpin Doa Politis di Acara Sabam Sirait


Politisi Senior PDI Perjuangan Sabam Sirait merayakan ulang tahun ke-77 dengan meluncurkan buku "Politik Itu Suci". Peluncuran buku dan perayaan ulang tahun itu bertempat di Gedung Lemhanas, Jakarta, Minggu (10/1/2013).
Acara tersebut dipandu oleh Anggota Komisi IX Rieke Dyah Pitaloka. Sebelum memulai acara, Rieke meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memimpin doa.
"Kalau biasanya kita saksikan marah-marah, disini Pak Ahok kita minta untuk memimpin doa," kata Rieke yang disambut tawa tamu undangan.
Ahok yang tersenyum lalu maju dan berjalan kearah panggung. Ia lalu meminta izin untuk memimpin doa berdasarkan agama yang dianutnya Kristen Protestan. "Kita doa bersama untuk Pak Sabam. Terima kasih Tuhan
Ketika orang mengatakan politik itu kotor, kami bisa melihat Pak Sabam yang mengatakan politik itu suci," kata Ahok
Ahok mengatakan pendiri negara serta pahlawan bangsa telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dimana, Indonesia terdiri dari keberagaman suku dan agama.
"Kami yang muda diminta untuk berpolitik suci dan tidak korupsi.
Kami hanya diminta untuk berpolitik jujur agar Indonesia menjadi bangsa yang besar dan sejajar dengan negara lainnya," tuturAhok mengakhiri doanya.
Rieke Dyah Pitaloka lalu memuji doa yang dipanjatkan Ahok. "Doa yang luar biasa. Wagub doanya yang sangat politis. Nanti bisa dilihat di Youtube," kata Rieke.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kesenian asal Jawa Barat, Sisingaan. Dalam peluncuran buku ini, Sabam Sirait ditemani keluarga besarnya termasuk anaknya yang juga politisi PDIP Maruarar Sirait. Pantauan Tribunnews.com, acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Calon Wakil Presiden Hanura Hary Tanoesudibyo, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Supandji serta pengurus DPP PDI Perjuangan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Source : tribunnews.com

Paus Peluk Erat “Si Buruk Muka”

Paus dan Si Buruk Muka

Paus Peluk Erat “Si Buruk Muka”


PELUKAN kasih. Itulah yang akhirnya membawa Paus Fransiskus menjadi figur Gereja Katolik Semesta zaman kini yang punya hati besar untuk kaum papa dan marjinal.
Termasuk di antaranya adalah ungkapkan kasih Sri Paus terhadap Si Buruk Muka. Orang ini adalah seorang bapak penderita penyakit tumor kulit hingga sekujur wajahnya dipenuhi benjolan sampai “roman muka aslinya” menjadi sudah tidak nampak lagi.
Pemandangan mengharukan itu terjadi di Vatikan awal pekan ini, ketika sejenak Paus Fransiskus lalu menghentikan doanya dan memberi berkat sembari memeluk bapak Si Muka Buruk ini. Spontan, bapak Si Muka Buruk ini lalu membenamkan wajahnya ke dada Sri Paus hingga 50-an ribu orang yang tengah beraudiensi dengan Paus menjadi terharu melihat pemandangan langka ini.
Menurut laporan The Catholic News Agency seperti kemudian dilansir oleh CNN  pada hari Kamis (7/11) ini, bapak Si Buruk Muka ini besar kemungkinan menderita penyakit neurofibromatosis—semacam penyakit tumor kulit yang sifatnya herediter hingga membuat sekujur badannya dipenuhi dengan benjolan.
Tumor berbentuk benjolan itu membuat dia sakit, selain juga telah kehilangan daya pendengaran dan penglihatan.
Banyak kejutan baru
Bahwa Paus Fransiskus sering kali membuat kejutan di muka umum, kini khalayak ramai semakin mahfum. Namun, tidak hanya Paus Fransiskus yang suka membuat kejutan mengharukan itu saja. Karena beberapa waktu sebelumnya –saat Paus tengah berpidato resmi—tiba-tiba saja ada seorang anak lelaki menyeruak muncul dari kerumunan dan datang menghampiri mimbar Sri Paus.
Boy hugs Pope(1)Anak lelaki ini ternyata lalu memainkan jubah Sri Paus. Sejenak kemudian, dia malah diam di situ dan tidak mau beranjak dari jauh meninggalkan mimbar Sri Paus.
Meski mengaku dirinya seorang ateis tulen, Donna Hosie menyatakan dirinya dibuat terpana oleh pemandangan mengharukan yang hari-hari ini sering terjadi di sekitar Sri Paus. “Semakin sering saya mendengar kabar tentang Sri Paus, makin intensif pula saya mulai menyenangi beliau,” katanya dalam kicauannya di dunia maya.
Banyak orang menilai, meskipun darah-dagingnya adalah Jesuit dengan semangat baja tak gampang menyerah layaknya Santo Ignatius de Loyola, namun sejatinya semangat hidupnya adalah meniru teladan Santo Fransiskus Assisi. Inilah tokoh Gereja Abad Pertengahan yang meninggalkan kelobaan dan kekayaan dan menjadi sahabat bagi orang-orang papa dan terhina.
Seakan tak ingin ketinggalan dalam dunia media sosial modern, Sri Paus pun ikut memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan dan semangatnya. “Tuhan, ajarilah kami untuk semakin bisa keluar dari diri sendiri,” begitu Sri Paus menyampaikan doa harapannya melalui media sosial pada Agustus 2013 lalu.
“Ajari juga kami untuk berani keluar dari rumah menuju jalanan untuk bisa mewujudnyatakan kasihMu sendiri kepada sesama,” tulis beliau di kemudian hari.
131106202159-03-pope-1106-horizontal-gallerySebulan kemudian, masih menggunakan media sosial yang sama, Sri Paus berujar, “Perlu sebuah keberanian dan tekad kuat untuk bisa mengajarkan kasih yang sesungguhnya. Marilah kita mulai sekarang berani menyingsingkan lengan baju dan membiarkan tangan kita berlumuran kotoran untuk bisa menolong sesama,” tulis Sri Paus.
Photo credit: CNN






Source : sesawi.net

Monday, November 4, 2013

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal untuk meminta pendapat umat Katolik

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal  untuk meminta pendapat umat Katolik thumbnail

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal untuk meminta pendapat umat Katolik

Vatikan telah meminta konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia untuk melakukan jajak pendapat kepada umat Katolik dengan meminta pendapat mereka tentang ajaran Gereja terkait kontrasepsi, pernikahan sejenis dan perceraian.
Uskup Agung Lorenzo Baldisseri, sekjen Sinode Uskup Vatikan, meminta konferensi-konferensi waligereja untuk mendistribusikan kuesioner “hingga ke dekenat dan paroki agar masukan dari sumber-sumber lokal dapat ditampung.”
Kuesioner itu dikirim ke konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia dalam persiapan untuk sinode para uskup tentang keluarga yang akan berlangsung  pada Oktober mendatang di Vatikan.
Cara ini  adalah pertama kalinya hierarki Gereja pusat meminta masukan tersebut dari akar rumput Katolik sejak terbentuknya sinode para uskup setelah Konsili Vatikan II.
Sinode mendatang, yang telah diumumkan Paus Fransiskus awal bulan ini, akan diadakan pada 05-19 Oktober 2014. Sinode itu mengambil tema ”Tantangan Pastoral Keluarga dalam Konteks Evangelisasi.”
Kuesioner itu dikirim pada 18 Oktober oleh Uskup Agung Baldisseri kepada para ketua presidium konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia.
Ia mengirim kuesioner tersebut ke konferensi-konferensi  waligereja karena Gereja Amerika Serikat  terpecah terkait ajaran Katolik yang melarang penggunaan alat kontrasepsi buatan, kemungkinan seorang Katolik bercerai untuk menikah lagi dan menerima Komuni, dan jumlah orang-orang muda memilih kumpul kebo sebelum mereka menikah.
Source : indonesia.ucanews.com

Recent Post