Latest News

Showing posts with label Katolik Timur. Show all posts
Showing posts with label Katolik Timur. Show all posts

Thursday, January 17, 2013

Hagia Sophia, Saksi Kisah Dramatis Jatuhnya Konstantinopel

Aya Sofya atau Hagia Sophia
Hagia Sophia atau orang Turki menyebutnya Aya Sofya adalah landmark Istanbul. Saya yang sebelumnya tidak tertarik membaca sejarah bangunan megah itu, menjadi sangat ingin mengetahuinya lebih jauh. Hagia Sophia adalah sebuah bangunan penuh sejarah, menjadi saksi dari sekian banyak kisah. Kisah paling dramatis adalah saat Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani.
 
Hagia Sophia berasal dari bahasa Yunani A??a S?f?a yang berarti Kebijaksanaan Suci. Digunakan sebagai gereja selama 916 tahun sejak dibangun tahun 537 dan beralih fungsi sebagai masjid selama 481 tahun. Dirancang oleh para ilmuwan Yunani yaitu Isidorus seorang Fisikawan dan Anthemius yang seorang ahli Matematika. Atas perintah Kaisar Justinian Bizantium bangunan gereja itu berdiri. Kubah bangunan ini memiliki tinggi 55,6 meter dan dianggap sebagai lambang arsitektur Bizantium dan juga menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir 1000 tahun. Sebenarnya pada tahun 360, Kaisar Constantine pernah membangun sebuah bangunan besar bernama Megalo Ekklesia (the Great Church) di tempat Hagia Sophia berdiri saat ini, namun terbakar pada tahun 404, lalu baru pada tahun 537 dibangun Hagia Sophia.
 
Sejarah Berdirinya Konstantinopel
 
Konstantinopel, merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur. Dalam sejarahnya, ibukota Romawi Timur sebelumnya adalah Nikomedia di Anatolia lalu sejak tahun 330 berpindah ke Byzantium dan akhirnya berganti nama menjadi Konstantinopel. Romawi Timur merupakan kekuatan terbesar ekonomi, budaya dan militer di Eropa. Wilayah kekuasaannya membentang dari Armenia (sebelah barat Turki) sampai ke Calabria di Italia Selatan juga sebagian Afrika termasuk Mesir. Kekaisaran Romawi terbagi menjadi barat dan timur pada sekitar tahun 395 setelah kematian Theodosius I yang merupakan kaisar yang memerintah seluruh Romawi. Pembagian ini cukup penting karena di dasari oleh persamaan bahasa, di Romawi Barat penduduknya menggunakan bahasa Latin sedangkan Romawi Timur menggunakan bahasa Yunani. Tapi ternyata pemisahan ini menggerogoti persatuan kekaisaran Romawi saat itu.
  
Semenanjung Tanduk Emas (http://imageshack.us)
Konstatinopel yang merupakan ibukota Romawi Timur merupakan wilayah strategis bagi jalur perdagangan bangsa-bangsa Eropa. Letaknya yang berada di jalur darat dari Eropa ke Asia serta jalur laut dari laut Hitam ke Laut Mediterania. Kota ini juga memiliki pelabuhan terbesar yang dijuluki sebagai Tanduk Emas karena bentuk semenanjung yang menyerupai tanduk. Karena letak geografisnya yang strategis ini hampir selama abad pertengahan Konstatinopel menjadi kota terbesar dan termakmur di Eropa. Kota ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus I pada tahun 330 (sebelumnya bernama Bizantium). Didesain untuk menjadi sebuah kota metropolis seperti kota Roma, fasilitas-fasilitas umum dibangun seperti alun-alun, jalan raya, saluran air, bahkan hipodromos (tempat pacuan kuda) yang menampung hingga 80.000 penonton dibangun di kota ini.
   
Jatuhnya Konstantinopel
 
http://id.wikipedia.
Pada tahun 1450, ketika wilayah kekuasaan Turki Usmani semakin meluas di wilayah Balkan, posisi Romawi Timur hanya tersisa di Konstantinopel. Posisi yang tidak menguntungkan sebenarnya karena terjepit di Barat dan Timur, namun karena letak Konstantinopel yang strategis, maka Kaisar Constantine XI bersikeras mempertahankannya. Sultan Mehmet II yang saat itu berusia 21 tahun naik tahta menggantikan ayahnya Sultan Beyazid I mencoba memberikan tawaran pada sang Kaisar Romawi untuk menyerahkan Konstatinopel. Sang Kaisar akan diberikan wilayah kekuasaan menjadi gubernur di Yunani dengan membawa seluruh harta kekayaannya serta dijamin keselamatannya asalkan mau meninggalkan Konstantinopel. Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh sang Kaisar.
 
Penolakan itu serta merta mengakibatkan perang besar di kota ini pada tahun 1453. Diawali dengan pengepungan Konstantinopel pada 6 April 1453 di segala penjuru. Sang Sultan Mehmet II menggunakan meriam raksasa, senjata yang relatif baru pada masa itu untuk merobohkan benteng yang dibangun mengelilingi Konstantinopel. Sebenarnya perang ini tidak seimbang, bayangkan saja tentara Konstantinopel saat itu hanya berjumlah sekitar 7.000 tentara sedangkan kekuatan pasukan Turki Usmani mencapai 100.000 tentara. Walaupun sudah dikerahkan penduduk Konstantinopel yang berjumlah 50.000 orang tetap saja tidak bisa mengimbangi kekuatan pasukan Turki waktu itu. Namun kuatnya benteng menjadi masalah tersendiri hingga menyebabkan Sultan Mehmet II merencanakan penyerbuan yang lebih masif.
 
Pengepungan Konstantinopel dari seluruh penjuru tembok

Tanggal 28 Mei 1453, pengepungan kota oleh tentara Turki dimulai sejak tengah malam. Warga kota semakin menyadari bahwa kekalahan sudah di depan mata. Lonceng-lonceng gereja dibunyikan sepanjang malam, ribuan orang berkumpul di Katedral Agung Hagia Sophia untuk melakukan misa terakhir. Sebagian menyanyikan hymne suci, sebagian menangis dan sebagian yang lain saling bermaaf-maafan, rakyat Konstantinopel menyadari saat kematian akan segera tiba. Dalam prosesi malam itu, sang Kaisar juga berpidato di depan para panglima perangnya mengatakan bahwa dia akan ikut berjuang sampai titik darah penghabisan demi mempertahankan Konstantinopel.
 
Dini hari tanggal 29 Mei 1453, pertempuran besar terjadi sehingga menyebabkan benteng kota yang kokoh itu akhirnya mampu ditembus oleh pasukan Turki Usmani. Sultan Mehmet II memasuki kota yang telah luluh lantak, dia begitu bergembira pada waktu pasukan tempurnya berhasil menghancurkan pasukan yang masih setia kepada Kaisar Byzantium.Setelah kota itu berhasil takluk, Sultan turun dari kudanya dan bersujud; memerintahkan hari itu juga untuk mengubah Kathedral Agung Hagia Sophia menjadi Masjid Aya Sofia; merusak patung-patung, ikon, altar, lonceng dan mimbar gereja yang sudah berusia ribuan tahun itu. Pada hari Jumat, Mei 1453 Sholat Jumat langsung diadakan di dalam bekas Katedral yang sudah diubah menjadi masjid itu. Menara masjid kemudian dibangun di samping kiri kanan bekas Gereja. Tahun 1937 Kemal Ataturk merubah masjid menjadi museum sampai sekarang. Kota itu kemudian diubah nama menjadi Istanbul (Kota Islam).
  
Hagia Sophia Saat Ini

Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atat�rk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek "Pembongkaran Hagia Sophia". Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Sejak saat itu, Gereja Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istanbul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.
 
Masuk ke dalam bangunan masjid yang sudah menjadi museum sejak tahun 1934 ini kita harus membayar tiket seharga 25 TL dan gratis untuk anak-anak usia 0 -12 tahun. Boleh membawa kamera, tapi jika anda membawa tripod, harus dititipkan dibagian pemeriksaan, kita bisa mengambilnya lagi setelah keluar.
   
Tiket masuk museum Aya Sofya
Bangunan megah ini terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar yang juga merupakan main hall yang dulu digunakan sebagai tempat ibadah, ornamen-ornamen gereja seperti gambar Yesus masih ada dalam bangunan ini berdampingan dengan kaligrafi Islam seperti lafadz Allah dan Muhammad serta beberapa tulisan kaligrafi lainnya seperti halnya dalam sebuah masjid. Uniknya, bangunan Aya Sofya ini sudah nyaris menghadap ke arah kiblat, jadi tidak perlu lagi merubah mihrab tempat imam, hanya sedikit saja menggeser arahnya beberapa derajat.

Untuk menuju lantai 2, anda akan melewati lorong berukuran tinggi orang dewasa dan lebar sekitar 1,5 - 2 meter. Jangan khawatir capek untuk naik ke atas karena jalan menuju ke sana bukan berupa tangga tapi ramp yang landai. Di lantai 2, terdapat gallery. Nuansa gereja masih kental di sini, ikon-ikon kuno bergambar Bunda Maria dan Yesus juga Kaisar Constantine dan istrinya bisa kita saksikan.

Berikut ini foto-foto Museum Aya Sofya
  
Interior Aya Sofya


Beberapa kaligrafi yang menghiasi Aya Sofya
Mimbar untuk Khotbah
Icon bergambar Yesus dengan tulisan Yunani kuno (lantai 2)
Icon Theotokos dan kanak-kanak Yesus, di kanan dan kirinya adalah Kaisar Constantine dan Istrinya
Icon Theotokos berdampingan dengan Kaligrafi Arab

*Sumber sejarah :
  • Istanbul, The Cradle of Civilitations, ARD Yayin ve Tic. Ltd. Sti
  • Wikipedia

Monday, January 14, 2013

Kristen, Agama Terbesar di Dunia


WASHINGTON, KOMPAS.com ' Orang Kristen merupakan kelompok agama terbesar di dunia, dengan jumlah sekitar 2,2 miliar orang, demikian menurut sebuah studi yang dirilis Pew Forum tentang Agama dan Kehidupan Publik, Selasa (18/12).

Pew mengumpulkan data jumlah dan distribusi geografis delapan kelompok agama utama, termasuk mereka yang tidak percaya agama apa pun.

Studi itu menemukan, orang Kristen berjumlah sekitar 32 persen dari populasi dunia, diikuti umat Islam yang menjadi kelompok terbesar kedua, dengan 1,6 miliar pengikut.

Hindu merupakan kelompok terbesar ketiga, berjumlah sekitar satu miliar (15 persen), diikuti umat Buddha, berjumlah 500 juta (tujuh persen) dan orang-orang Yahudi, yang berjumlah 14 juta orang (0,2 persen).

Studi demografi seluruh dunia terhadap lebih dari 230 negara dan teritori itu menemukan bahwa lebih dari delapan orang dalam setiap 10 orang, sekitar 5,8 miliar orang, mengidentifikasi diri sebagai orang beragama.

Lebih dari 400 juta orang (enam persen) mempraktikkan berbagai tradisi rakyat, termasuk tradisi Afrika dan agama asli.

Pew Forum mengatakan studi itu, dengan afiliasi agama didasarkan pada identifikasi diri, tidak berusaha untuk mengukur sejauh mana penganut menghayati keyakinan mereka.


Sumber : http://m.kompas.com/news/read/2012/12/18/13105554/Kristen.Agama.Terbesar.di


Sunday, January 6, 2013

Gedung Gereja Katolik Convert/Pindah Menjadi Masjid

Gedung Gereja Katolik Convert/Pindah Menjadi Masjid

Gereja Katolik St John Maron, sebuah gedung gereja yang berada di daerah Orange County, California, akhirnya berubah menjadi masjid. Sebuah masjid Islam berencana untuk memperluas tempat ibadah mereka kini beroperasi di sebuah bekas gereja kecil yang sebelumnya diduduki oleh gereja Katolik Maronit.

Masyarakat Islam Jafaria membeli gereja tersebut yang terletak di Jalan 1.546 E. La Palma Ave. (Dekat St Universitas Bouleverd) dan telah menggunakannya sebagai masjid sejak bulan Juni. Masyarakat Islam memiliki rencana untuk memperluas bangunan dan melakukan renovasi supaya bangunan ini sesuai dengan tradisi Islam. Jarak bangunan ini kurang dari satu mil dari sebuah masjid - Institut Islam Orange County, di State College Boulevard. 

Gereja Katolik St John Maron yang mengikuti tradisi Katolik Maronit didirikan oleh seorang biarawan Syria pada abad ke empat dan dalam persekutuan dengan Gereja Katolik Roma, telah memiliki gedung sejak Agustus 1995. 

Kehadiran jemaat di gereja tersebut bertumbuh cukup pesat, Gereja Katolik St John Maron memiliki rencana pada tahun 2005 untuk memperluas bangunan. Ini dimulai pembangunan pada bulan Oktober 2008, tetapi beberapa hari sebelum Natal tahun itu, kebakaran menghancurkan bagian dari bangunan. 

Alih-alih melanjutkan dengan renovasi dan perluasan, pemimpin gereja malah pindah gereja ke Orange pada Oktober 2010, meninggalkan masa depan gedung dengan tidak jelas. Baru-baru ini, jemaat gereja dan warga sekitar melihat bahwa gereja tersebut telah dijual ke sebuah masjid. 


Penjualan tersebut menimbulkan tanda tanya besar bahkan dari umat paroki gereja tentang masa depan tempat tersebut.

"Ini tampaknya aneh bagi saya bahwa bangunan yang ditahbiskan sebagai gereja akan dijual ke agama Islam," kata Hilda Ramirez, seorang Katolik dari Anaheim yang bukan jemaat gereja St John Maron. Katanya lagi, "Tapi setidaknya itu masih melayani tujuan keagamaan bagi orang yang mencoba untuk berbuat baik." 

Pejabat di St John Maron tidak membalas telepon dan tidak memberi komentar apapun. 

Website Islamic Center menunjukkan bahwa pembelian dari gedung gereja yang terletak di sebelah Sycamore Junior High  tersebut diperkirakan mencapai US $ 2,2 juta. 

Seorang juru bicara kota mengatakan bahwa izin bangunan telah diminta dan diberikan untuk proyek 1.465 kaki persegi re-konstruksi. Pengelola Masjid menyatakan bahwa ia memiliki rencana untuk menambahkan sebuah perpustakaan dan pusat sumber daya.

Sumber : http://www.ocregister.com/articles/church-372353-building-islamic.html

Wednesday, November 7, 2012

Gereja Ortodoks Koptik Kini Punya Pengganti Patriarkh Shenouda III



Uskup Tawadros akhirnya terpilih dalam pemungutan suara pada proses seleksi akhir pemilihan patriarkh baru selama seminggu yang dihadiri oleh ribuan warga Koptik.

Tawadros menggantikan Patriarkh Shenouda III, yang meninggal pada tanggal 17 Maret lalu.

Penobatan Uskup Tawadros sebagai Patriarkh akan berlangsung pada 18 November mendatang di Katedral St Mark.

Uskup Agung dari Gereja Ortodoks Koptik di Inggris, Uskup Angaelos, menyambut hasil seleksi ini.
Berbicara dari Katedral St Mark, ia berkata: "Suasananya luar biasa menggembirakan di katedral, tidak hanya orang-orang di sini tapi di seluruh dunia mengangkat hati mereka meminta pemilihan Allah bagi paus dan patriarkh baru kita.'

"Ada semacam reaksi gembira ketika nama Uskup Tawadros diumumkan, dan kami sekarang menggeser doa kami dari pilihan Allah ke bimbingan dan kasih karunia Allah kepadanya untuk memimpin Gereja Ortodoks Koptik tercinta kita agar dapat melanjutkan misi gereja untuk menjadi terang dan garam di Mesir dan seluruh dunia."

Selamat kepada Uskup Tawadros, semoga di kepemimpinan Anda, Gereja Orthodoks Koptik semakin menjadi gereja yang membawa dampak kepada sekitar dan dunia ini.

Sumber : www.jawaban.com/index.php/mobile/news/detail/id/90/news/121106115302/page/0/limit.html

Tuesday, November 6, 2012

Di Bawah Kepemimpinan Morsi, Pemerintah Mesir Akhirnya Masukkan Alkitab dalam Kurikulum Pendidikan



KAIRO (MESIR) - Masuknya Alkitab bersanding dengan Al Qur'an dalam kurikulum pendidikan mesir adalah bentuk dari reformasi pendidikan di negara berpenduduk mayoritas muslim itu.

Bulan lalu, Departemen Pendidikan Mesir, seperti dirilis Al Arabiya, membuat pengumuman bahwa sekolah menengah di negara itu  akan menerapkan kurikulum pendidikan baru.

Dalam sistem  baru itu  akan tercakup didalamnya tentang pelajaran kewarganegaraan berlatar ajaran agama  Abrahamik, tentunya dengan menganalisa data dari sumber  ayat-ayat dari kitab suci, salah satunya adalah Alkitab.

Kurikulum itu sedianya akan mulai diterapkan kepada para siswa  pada tahun kedua mereka duduk di sekolah menengah.  Seperti dilansir AlArabiya dari Mesir al-sayid, pelajaran akan dimulai dengan bahasan seputar prinsip-prinsip hak asasi manusia seperti yang terlihat dalam agama Kristen.

Sorotan utamanya pada ayat-ayat yang menentang perlakuan tidak pada tempatnya terhadap orang miskin.   Tidak hanya itu, ayat-ayat teks Alkitab tentang kebebasan kehendak dan penentuan nasib sendiri akan diketengahkan pada kurikulum baru tersebut.

Yang lebih mengejutkan adalah pelajaran tentang toleransi beragama. Pada kurikulum baru ini juga concern terhadap ajaran-ajaran Islam tentang hak-hak non-Muslim. Pada kurikulum tahun ketiga, akan secara khusus mengetengahkan tentang isu-isu perlindungan kehormatan, kebebasan untuk memilih agama seseorang di antara ajaran Islam lainnya.

Sambutan positif datang dari banyak kalangan, utamanya dari kalangan minoritas Koptik.  Langkah ini menurut Dr Kamal Mogheeth, dari Pusat Nasional untuk Penelitian Pendidikan, kepada situs berita online Al-sayid  adalah langkah yang patut diacungi jempol.  Kamal percaya langkah untuk menggunakan teks-teks suci di sekolah menengah akan membawa hasil yang positif, khususnya terkait promosi untuk menciptakan interaksi antara agama-agama yang berbeda.

"Ini adalah langkah menuju menghilangkan ketegangan dan intoleransi antara Muslim dan Koptik yang dari waktu ke waktu muncul dalam insiden di Mesir," kata Kamal.

Namun demikian Kamal mewanti-wanti betul dalam pengutipan teks-teks suci agar ditangani dengan sangat hati-hati, sehingga tidak menimbulkan kebingungan yang dapat menyebabkan perselisihan kontroversial.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/11/pemerintah-mesir-akhirnya-masukkan.html?m=1

Monday, October 29, 2012

Umat Koptik Mesir akan Memilih Patriarkh Baru



Patriarkh berikutnya akan dipilih oleh seorang anak kecil pada 4 November 2012

Dewan Kristen Koptik di Mesir akan memilih pengganti Patriarkh Shenouda III, yang meninggal dunia Maret lalu.

Dua uskup dan tiga imam merupakan kandidat untuk menjadi pemimpin ke 118 dari minoritas Kristen terbesar di kawasan itu.

Dewan kemudian akan memilih tiga nama, menuliskan nama mereka dalam tiga kertas terpisah dan meletakkannya dalam kotak di altar Katedral St Mark di Kairo.

Seorang anak dengan penutup mata akan diminta untuk memilih satu dari tiga nama tersebut pada 4 November, dan nama terpilih itulah yang akan menjadi Patriarkh baru.

Sang kandidat akan ditahbiskan sebagai Patriarkh Koptik dalam upacara yang akan dilaksanakan pada 18 November.

Kelima kandidat itu adalah :

-Pachomious al-Syriani, seorang imam dari Biara Paromeos di Wadi al-Natrun; saat ini menetap di Italia dan berusia 49 tahun

-Uskup Raphael, seorang uskup tambahan di Kairo, ia adalah mantan asisten Patriarkh sebelumnya; anggota Sinoda Suci Gereja yang merupakan otoritas tertinggi di Gereja Koptik dan berusia 58 tahun

-Raphael Ava Mina, seorang imam dari Biara Mina dekat Alexandria, berusia 60 tahun

-Seraphim al-Syriani, seorang imam dari Biara Paromeos, saat ini menetap di AS, berusia 53 tahun

-Uskup Tawadros, seorang uskup tambahan yang merupakan pemimpin sementara Gereja Koptik, uskup Pachomios, anggota dari Sinoda Suci, berusia 60 tahun

Gereja Koptik memiliki 16 juta anggota di seluruh dunia dan merupakan 10% dari populasi Mesir yang berjumlah 80 juta.

Patriarkh Shenouda III meninggal dunia pada usia 88 tahun pada 17 Maret akibat penyakit kanker. Sedangkan Paul Sedra, seorang profesor di Universitas Simon Fraser di Vancouver yang pakar tentang Mesir menyatakan, umat Koptik saat ini sangat lemah dan mudah diserang, apalagi setelah wafatnya Patriarkh Shenouda III yang dianggap sebagai tokoh Kristen paling kuat pengaruhnya di negara itu.

"Kita mendapati gereja yang pada dasarnya tidak memiliki seorang pemimpin, sebuah komunitas yang menderita dalam pembantaian di Maspero dan hal inilah yang membuat perasaan ketidaktenangan," tandasnya.

Monday, October 15, 2012

Perang Salib, Sejarah Kelam Kekristenan

Tentara Salib

Perang Salib, Sejarah Kelam Kekristenan


Perang Salib, satu di antara dua hal yang paling sering dipakai untuk menyerang Gereja Katolik. Satu hal yang lain ada Inkuisisi. Sering penyerang mengutip fakta sejarah separuh-separuh, sedang mereka yang diserang tidak tahu fakta sejarah sama sekali. Mari kita kali ini melihat masalah Perang Salib secara umum.

Sebenarnya Perang Salib itu apa?

Perang Salib sering digambarkan sebagai usaha orang Kristen Eropa untuk menduduki tanah Islam, yaitu Timur Tengah. Orang Islam sendiri digambarkan sebagai pihak yang cinta damai. Ini adalah gambaran yang salah. Secara historis, sebagian daerah Timur Tengah adalah tanah Kristen. Meski propaganda Islam mengatakan bahwa agama Islam adalah agama damai, kenyataannya tidak demikian. Islam berkembang melalui peperangan. Pada saat kelahiran Islam pada abad ketujuh, Muhammad memimpin perang di Jazirah Arab. Pasukan Arab Islam menghadapi dua kerajaan besar dunia waktu itu yang saling berperang, Byzantium dan Persia. Byzantium didominasi oleh Kristen sedang Persia oleh Zoroaster. Kerajaan Persia berhasil ditaklukkan dan terserap ke dominasi Islam. Zoroaster sekarang tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil keluarga. Sekarang tujuan invasi Islam tinggal satu yaitu Byzantium. Seluruh tentara Byzantium di Timur Tengah dikalahkan oleh tentara Arab Islam pada 636 dan Yerusalem jatuh pada tahun 638.
Invasi Islam
Pada abad kedelapan, bangsa Arab, sambil membawa Islam, telah menaklukkan seluruh Afrika Utara, yang sebelumnya didiami orang Kristen. Penduduk Afrika Utara, bangsa Berber, yang sebelumnya Kristen sekarang menjadi Islam. Bahkan tentara Berber Islam pada tahun 711 telah mendarat di daratan Spanyol atas nama Kekhalifahan Umayyad (Arab) dan menghancurkan pasukan Kristen Visigoth. Pada tahun 712 mereka telah mencapai jantung Semenanjung Iberia. Pada tahun 730, tentara Berber Islam (ditambah tentara Arab Islam yang datang belakangan) ini telah memasuki jantung Perancis. Mereka akhirnya dapat ditahan oleh Charles Martel di Pertempuran Tours (Poitiers) pada tahun 732.

Bataille de Poitires, oleh Charles de Steuben
Perhatikan Salib tegak berdiri
Kisah penaklukan dunia oleh bangsa Islam tidak berhenti di sana. Pada abad kedelapan, bangsa Islam telah menguasai Sisilia (bagian Italia sekarang) dan beberapa pulau Mediterania. Pada abad kesebelas, dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman), yang telah menaklukkan Asia Kecil (Republik Turki sekarang), yang juga merupakan daerah Kristen. Semua daerah Kristen ini (kecuali Spanyol dan Perancis) adalah wilayah Byzantium dulunya. Kerajaan Byzantium yang dulunya luas sekarang hanya tersisa sedikit. Bahkan Kerajaan Byzantium sekarang menghadapi masalah besar yaitu tentara Islam yang berkemah di luar ibukota Constantinople. Penguasa Constantinople meminta bantuan kepada kerajaan Eropa lainnya. Paus Urban II menjawab pada Konsili Clermont 1095 dengan meminta para ksatria Eropa untuk membantu Byzantium. Ini lah yang menjadi Perang Salib. Perang salib bukanlah usaha Paus yang gila kuasa untuk menyerang kaum lemah lembut cinta damai. Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk bertahan dari gempuran Islam, yang dalam 400 tahun telah berhasil menguasai 2/3 tanah Kristen dan mengeringkan 3/5 Patriarchate (Alexandria, Antiokhia, Yerusalem).

Wilayah Kekhalifahan Ottoman,
pada saat kejayaannya
Tentara Salib sendiri sering digambarkan sebagai tentara yang haus kekayaan, ketenaran dan popularitas. Para pemimpin Tentara Salib katanya adalah anak bangsawan kedua atau ketiga, yang tidak memiliki tanah dan kuasa karena mereka bukan ahli waris. Tujuan mereka bergabung dengan Tentara Salib adalah demi mendapatkan gelar, kuasa, kekayaan dan tanah. Kenyataannya berbeda jauh. Pemimpin Tentara Salib adalah para raja suatu kerajaan atau putra mahkota. Tujuan mereka bersifat spiritual. Mereka bergabung dengan Tentara Salib sebagai tanda penitensi dan peziarahan. Gereja Katolik sendiri memberikan para Tentara Salib indulgensi peziarah. Banyak di antara mereka rela menggadaikan tanah milik mereka demi membiayai pengadaan pasukan dan artileri yang tidak sedikit. Banyak di antara mereka akhirnya pulang dalam keadaan miskin.

Tujuan Perang Salib ada dua. Pertama membantu Gereja Timur menangkal serangan Islam, sebagaimana yang mereka minta. Kedua, menguasai Yerusalem lagi yang telah ditaklukkan oleh Islam sehingga orang Kristen dapat berziarah dengan aman. Ketika berada di bawah kekuasaan tentara Arab Islam, bangsa Kristen tetap diberi kebebasan menjalankan ziarah ke Yerusalem (kecuali saat kekuasaan Kalifah Hakim si Gila, yang menghancurkan gereja dan menganiaya orang Yahudi dan Kristen). Hal ini berbeda saat dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman). Mereka menutup kota Yerusalem. Orang Kristen dilarang berziarah. Tentara Salib tidak pernah berniat menduduki Jazirah Arab, rumah kelahiran Islam. Ini menandakan bahwa Perang Salib murni bersifat bertahan.
St. Bernard de Clairvaux, Preaching for Crusade,
pelukis tidak diketahui
Perang Salib adalah perang. Ini bearti pasti ada pembunuhan dan aneka tindakan brutal lainnya. Meski bukan tujuan utama, Tentara Salib tidak menolak jarahan tetapi penjarahan adalah suatu tindakan lazim dalam perang meski sampai kini. Perang Salib juga tidak ditujukan untuk menyerang kaum Yahudi meski pada kenyataannya beberapa daerah Yahudi diserang. Atas kejadian, ini Paus, para uskup dan pengkhotbah (mis. St. Bernard) jelas-jelas mengutuknya. Korban di pihak Yahudi dapat dianggap sebagai �collateral damage� yang pasti terjadi di setiap perang.

Episode Perang Salib
Setelah membersihkan benak dari berbagai mitos tidak benar akan Perang Salib, mari kita sekarang melihat episode Perang Salib itu sendiri.

Perang Salib Pertama
Pada 1071, tentara Byzantium berhasil dikalahkan oleh tentara Turki Islam di Manzikert, dekar Armenia. Ini bearti seluruh wilayah Byzantium di Asia Kecil terbuka tanpa pertahanan. Dengan cepat tentara Turki Islam ini berkemah di Nicea, dekat Constantinople, ibukota Byzantium. Kaisar Byzantium, Alexius Comnenus, memohon bantuan kepada Paus. Sialnya Paus saat itu, Gregorius VII, meski sempat berpikiran untuk memimpin langsung bala bantuan ke Byzantium, sedang ribut dengan Kaisar Romawi Suci, Henry IV, dan invasi Normandia oleh Robert Guiscard.

Kota Manzikert terletak di atas kanan
yang ada tulisan 1071
Permohonan putus asa Byzantium ini baru mendapatkan perhatian yang memadai oleh Paus berikutnya, Paus Urban II. Pada musim semi 1095, paus mengizinkan utusan Byzantium untuk menyampaikan permohonan mereka di Konsili Piacenza. Paus Urban II memberi hukuman bagi bangsawan yang enggan membantu.  Kemudian Paus, pada 27 November 1095, memberikan khotbah pada Konsili Clermont.  Reaksi para pendengar sungguh mengagetkan.
Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont
Berkotbah dan terdengar teriakan "Deus Vult!", "Allah menghendaki"

Pidato
Pada tahun 1095 sebuah pertemuan akbar dilangsungkan di Clermont, Prancis. Dengan pidato yang berapi-api Paus Urbanus II membakar emosi umat Kristen :

"Hai orang-orang Franka, hai orang-orang di luar pegunungan ini, hai orang-orang yang dicintai Tuhan, yang jelas dari perilaku kalian, yang membedakan diri dari bangsa-bangsa lain di muka bumi ini, karena iman kalian, karena pengabdian kalian pada gereja suci; inilah pesan dan himbauan khusus untuk kalian: 

Kabar buruk telah tiba dari Yerussalem dan Konstantinopel, bahwa sebuah bangsa asing yang terkutuk dan menjadi musuh Tuhan, yang tidak lurus hatinya, dan yang jiwanya tidak setia pada Tuhan, telah menyerbu tanah orang-orang Kristen dan membumihanguskan mereka dengan pedang dan api secara paksa.


Tidak sedikit orang-orang Kristen yang mereka tawan untuk dijadikan budak, sementara sisanya dibunuh. Gereja-gereja, kalau tidak mereka hancurkan, mereka jadikan masjid. Altar-altar diporak-porandakan. Orang-orang Kristen mereka sunat, dan darahnya mereka tuangkan pada altar atau tempat-tempat pembaptisan. Beberapa mereka bunuh secara keji, yakni dengan membelah perut dan mengeluarkan ususnya. Mereka tendang orang-orang Kristen, dan mereka dipaksa berjalan sampai keletihan, hingga terjerembab di atas tanah. Beberapa dipergunakan sebagai sasaran panah. Ada yang mereka betot lehernya, untuk dicoba apakah bisa mereka penggal dengan sekali tebas. Lebih mengerikan lagi perlakuan mereka terhadap perempuan.


Kewajiban siapa lagi kalau bukan kalian, yang harus membalas dan merebut kembali daerah-daerah itu? Ingatlah, Tuhan telah memberi kalian banyak kelebihan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain: semangat juang, keberanian, keperkasaan dan ketidakgentaran menghadapi siapapun yang hendak melawan kalian. Ingatlah pada keberanian nenek moyang kalian, pada kekaisaran Karel Agung dan Louis, anaknya serta raja-raja lainnya yang telah membasmi Turki dan menegakkan agama Kristen di tanah mereka. Kalian harus tergerak oleh makam kudus Tuhan Yesus Sang Juru Selamat kita, yang kini ada di tangan orang-orang najis; kalian harus bangkit berjuang, karena kalian telah tahu, banyak tempat-tempat suci yang telah dikotori, diperlakukan secara tidak senonoh oleh mereka.


Hai para ksatria pemberani, keturunan nenek moyang yang tak tertaklukkan, janganlah lebih lemah daripada mereka, tetapi ingatlah pada ketidakgentaran mereka. Jika kalian ragu-ragu karena cinta kalian kepada anak-anak, isteri, dan kerabat kalian, ingatlah pada apa yang Tuhan katakan dalam Injil: 'Ia yang mengasihi ayah dan ibunya lebih daripada Aku, tidak pantas bagi-Ku''Jangan biarkan apa yang menjadi kepunyaan kalian menghambat kalian. Kalian tak perlu khawatir dengan apa yang menjadi kepunyaan kalian. Negeri kalian telah padat penduduknya, dan dari semua sisi tertutup laut dan pegunungan. Tak banyak kekayaan di sini, dan tanahnya jarang membuahkan hasil pangan yang cukup buat kalian. Itulah sebabnya sering bertikai sendiri. Hentikan kesalingbencian dan pertengkaran kalian, hentikan peperangan antar sesama kalian. Bergegaslah menuju Makam Kudus, rebutlah kembali negeri itu dari orang-orang jahat, dan jadikan miliki kalian. Negeri itu, seperti dikatakan di dalam Alkitab, berlimpah susu dan madu, Allah memberikannya kepada anak-anak Bani Israil. Yerussalem, negeri terbaik, lebih subur daripada lainnya, seolah-olah surga kedua. Inilah tempat Juru Selamat kita dilahirkan, diperintah dengan kehidupan-Nya, dan dikuduskan dengan penderitaan-Nya. Bergegaslah, dan kalian akan memperoleh penebusan dosa, serta pahala di Kerajaan Surga."


Serendak seluruh peserta Konsili merespon positif. Mereka mengambil salib merah sebagai lambang tentara. Dalam beberapa jam, seluruh kain berwarna merah lenyap dari kota karena dipotong menjadi lambang salib dan dijahit ke pakaian para kesatria. Petani pun merespon seruan ini. Ribuan petani dan kesatria tak berpengalaman berjalan kaki dari Eropa ke Timur Tengah dan memasuki daerah musuh tanpa garis komando yang jelas, tanpa pemimpin tunggal, tanpa logistik, tanpa taktik yang rinci. Mereka hanya ingin menolong Gereja Timur dan membebaskan Yerusalem. Alhasil, dengan mudahnya mereka dikalahkan. Tentara yang dibangun atas spontanitas ini disebut Tentara Salib Petani (Peasant Crusade) atau Tentara Salib Rakyat (Peoples' Crusade). Karena tidak memiliki pemimpin, Tentara Salib ini bergerak tidak terpimpin. Beberapa kelompok, sedihnya, menyerang kaum Yahudi.

Para baron Frankis menghimpun kekuatan dan memimpin Tentara Salib dengan lebih persiapan yang lebih baik pada tahun 1096. Saat ini tidak ada raja yang ikut. Tentara Salib kali ini dipimpin oleh Bohemond of Taranto, Raymond of Tolouse, Hugh of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Balwin of Bologne, Robert of Flanders, dan Robert of Normandy. Paus Urban II juga mengirimkan utusannya, Uskup Le Puy, Mgr. Adhemar, yang akan berperan menjada keharmonisan para pemimpin ini.

Tentara ini mencapai Constantinople pada April 1907. Pada Juni 1097 mereka berhasil mengembalikan Nicea (kota dekat Constantinople) ke tangan orang Kristen. Pada tanggal 1 Juli 1907, Tentara Salib menyerang Dorylaeum. Pada Oktober 1907, Tentara Salib mencapai Antiokhia  dan mengepungnya. Pada tahun 1908 Antiokhia dibebaskan. Meski sempat dikempung balik, Tentara Salib berhasil menghalau tentara Turki Islam pada tanggal 28 Juni 1098. Para pemimpin  setuju untuk beristirahat hingga tanggal 1 November 1098. Pada bulan Agustus, Uskup Adhmar meninggal tanpa meninggalkan pengganti. Sekarang para pemimpin kehilangan pemersatu. Bohemond enggan berangkat dan ingin menguasai Antiokhia sendirian. Raymond of Tolouse tetap ingin menyerang Yerusalem. Para tentara mendung Raymond bahkan mengancam akan merubuhkan tembok kota bila mereka diperintah untuk tinggal di Antiokhia.

Pada tanggal 13 Januari 1099, Raymond memimpin Tentara Salib menuju Yerusalem. Pada tanggal 7 Juni, Tentara Salib berhasil melihat Yerusalem dari Mountjoy, tempat para peziarah menatap Yerusalem pertama kali dalam peziarahan mereka. Saat ini ditandai dengan air mata haru dan ucapan syukur sambil berlutut oleh para tentara kepada Tuhan karena telah menyertai peziarahan mereka.

Pengepungan Yerusalem lebih sulit daripada Antiokhia. Di tengah keputus-asaan, seseorang dari tentara mengatakan bahwa ia mendapat mimpi dari Uskup Adhemar yang meminta mereka mengitari tembok Yerusalem di siang hari terik dengan telanjang kaki, berpuasa dan memohon kepada Tuhan. Para tentara mendapatkan semangat mereka lagi dan benar-benar melakukan permintaan Uskup Adhemar. Pada tanggal 15 Juni 1099, Tentara Salib mulai menyerang kota Yerusalem lagi. Godfrey of Bouillon bahkan melakukannya sambil memanggul salib. Tentara Godfrey berhasil masuk dan membuka Gerbang St. Stefanus. Tetapi Yerusalem baru jatuh setelah tentara Raymond ikut masuk ke Yerusalem. 
Mungkin gambar ini lebih cocok
 untuk Tentara Salib yang berziarah
Pada Juli 1099, Yerusalem berhasil dibebaskan. Terjadi Penjarahan dan pembunuhan orang tidak berdosa (The Sack of Jerusalem). Baik Raymond maupun Godfrey tidak terlibat dan tidak menyetujui tindakan ini. Banyak pihak menyalahkan Tentara Salib akan Penjarahan Yerusalem ini, bahkan menambahkan pembantaian menyebabkan banjir darah hingga setinggi mata kaki. Pembantaian dan penjarahan kota taklukan adalah sesuatu yang biasa pada perang terutama perang zaman dahulu. Meski ini terlihat brutal dari kacamata modern, ini adalah sesuatu yang lazim bagi Abad Pertengahan. Mengenai darah setinggi mata kaki, hal itu jelas tidak mungkin. Dengan luas kota Yerusalem, dibutuhkan banyak sekali korban untuk bisa menggenangi seluruh kota dengan darah hingga setinggi mata kaki. Jumlah penduduk di sekitar Yerusalem saat itu pun tidak akan mencukupi.

Kerajaan Salib di Timur Tengah didirikan. Raymond dan Godfrey menolak mahkota Yerusalem dengan alasan mereka tidak mau mengenakan mahkota emas sementara Tuhan Yesus mengenakan mahkota duri. Godfrey setuju untuk menjaga Yerusalem. Dia menggunakan gelar 'Pembela Makam Suci' (Defender of the Holy Sepulcher). Kebanyakan dari tentara berziarah ke Makam Suci, menuntaskan sumpah mereka dan kembali ke Eropa. Sebenarnya istilah 'perang salib' adalah istilah modern. Orang yang terlibat dalam 'perang salib' itu sendiri menggunakan istilah 'ziarah'.

Tentara Salib berhasil membangun Kerajaan Salib, yang dibagi menjadi empat wilayah County of Edessa, Principality of Antiochia, County of Tripoly, dan Kingdom of Jerusalem. Untuk menjamin keamanan Yerusalem, ordo militer Kesatria St John (Knight of St. John, atau Hospitaller) didirikan. Sayangnya kejayaan ini tidak bertahan lama.
Kingdom of Crusade
Perang Salib Kedua
Pada 24 Desember 1144, County of Edessa jatuh ke tangan Turki dan Kurdi, yang dipimpin oleh Zengi. Bangsa Eropa merasa perlunya Perang Salib baru. Raja Perancis, Louis VII of France dan Raja Jerman, Conrad III, memimpin Perang Salib Kedua yang gagal ini. Parahnya lagi, Tentara Salib menyerang Damaskus, kota yang awalnya merupakan sekutu Tentara Salib. Kegagalan yang kontras dengan Perang Salib Pertama ini membuat bangsa Eropa merasa diri dihukum Tuhan. Akibatnya, banyak gerakan awam bangkit memperbaiki kehidupan religius masyarakat Eropa saat itu. Kaum awam pun ikut berperan dengan puasa dan doa. Namun Tuhan berkata lain. Di pihak Islam bangkit Saladin, pemimpin hebat dari suku Kurdi, yang berhasil mempersatukan dunia Islam melawan kerajaan Kristen Eropa yang terpecah-pecah. Pada 1187, sultan yang gemar menyerukan jihad terhadap orang Kristen ini menang mutlak di Pertempuran Hattin. Sejak saat itu, satu per satu kota Kerajaan Salib jatuh ke tangan tentara Islam, termasuk Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187. Kejadian inilah yang diangkat ke layar lebar dalam 'Kingdom of Heaven'. Hanya tersisa beberapa pelabuhan yang dikuasai Tentara Salib. Relik Salib Suci diambil oleh tentara Islam.

Kekalahan Tentara Salib
pada Pertempuran Hattin
Perang Salib Ketiga
Kekalahan tragis ini memancing Perang Salib Ketiga, yang dipimpin oleh Kaisar Jerman Frederik I Barbarossa, Raja Perancis Philip II Agustus, dan Raja Inggris Richard I Lionheart.  Kaisar Barbarossa tenggelam saat berusaha menyembragi sungai dengan kuda lengkap dengan baju zirahnya. Tentara Jerman pulang. Raja Phillip II juga pulang setelah berhasil mengalahkan kota Acre. Perang Salib Ketiga sekarang menjadi tanggung jawab penuh Raja Richard. 
Ilustrasi yang menggambarkan
tenggelamnya Barbarossa

Raja Richard I Lionheart adalah petarung unggul, ahli taktik yang berpengalaman dan pemimpin yang hebat, bahkan dihormati oleh Sultan Saladin. Sebenarnya kedua pemimpin ini saling menghormati dan saling mengakui. Raja Richard berhasil mengusai seluruh pantai Timur Tengah, tetapi tidak berhasil menguasai Yerusalem. Richard kemudian mengadakan gencatan senjata dengan Saladin dan kembali ke Eropa. Saladin berjanji akan mengizinkan peziarah memasuki Yerusalem selama mereka tidak bersenjata.

Perang Salib Keempat (1201-1204)
Perang Salib Keempat, meski lebih dipersiapkan dan lebih heboh, tetap gagal bahkan berakibat pahit, yaitu penjarahan Constantinople.
Tentara Salib menjarah Constantinople
Perang Salib IV dimulai pada tahun 1201, saat Count Tibald of Champagne mengusulkan hal ini kepada Paus Innocent III, yang menyetujui rencana ini. Setahun kemudian, diputuskan bahwa tujuan Perang Salib IV ini adalah Mesir. Satu-satunya cara mencapai Mesir adalah melalui laut. Venesia bersedia menyediakan 4.500 kesatria, 9.000 squire dan sergeant, 20.000 infantri, dan 20.000 kuda, dengan imbalan 85.000 silver mark dan 50% jarahan. Masalahnya Count Tibald meninggal. Tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh Boniface de Monferrate. Boniface dipilih karena ia merupakan paman Putri Maria of Jerusalem. Hubungan ini menjamin Tentara Salib IV akan diterima oleh penguasa Kerajaan Salib (Crusade Kingdom) di Tanah Suci.

Boniface sendiri merupakan teman Pangeran Philip of Swabia. Istri Philip adalah Putri Irene Angelica of Byzantium. Saat itu, terjadi kudeta di Kekaisaran Byzantium. Kaisar Isaac Angelus dikudeta oleh saudaranya Alexius III, dibuat menjadi buta dan ditahan dalam penjara bawah tanah (dungeon). Irene meminta Boniface untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan ayahnya, Isaac Angelus, dan saudaranya, Alexius. Ternyata Alexius berhasil melarikan diri dan sampai kepada Boniface. Alexius meminta bantuan Boniface untuk merebut kembali kekaisarannya. Boniface setuju.

Latar belakang yang cukup penting lagi adalah sikap Venesia. Mesir, bagi Venesia, adalah pasar yang bergairah. Mereka tidak ingin Mesir dihancurkan. Pada April 1202, hanya 2 bulan sebelum Tentara Salib IV dikirim, Venesia berhasil membuat kesepakatan dengan Sultan Mesir, al-Adil, bahwa Tentara Salib IV tidak akan sampai di Mesir.

Pada Juni 1202, Tentara Salib telah berkumpul, siap diberangkatkan. Venesia menuntut sisa bayaran 35.000 silver mark mereka. Doge Enrico Dandolo of Venice berunding dengan Boniface. Enrico membenci orang Yunani, bukan saja karena mereka adalah saingan dagang Venesia, melainkan karena ia memiliki dendam pribadi. Enrico selama muda pernah terlibat perkelahian di Constantinople yang menyebabkan dia hampir buta total. Enrico akhirnya setuju memberangkatkan Tentara Salib IV. Enrico memiliki rencananya sendiri. September 1202 merupakan saat di mana Tentara Salib IV merebut Zara dari raja Hungaria. Kota Zara dulunya adalah milik Venesia, kemudian direbut oleh Hungaria, dan sekarang Enrico mengingikannya kembali. Meski enggan, Tentara Salib IV terpaksa menuruti permintaan pengangkut mereka. Tentara Salib IV, dari Gereja Katolik akhirnya menyerang wilayah Hungaria, sesama anggota Gereja Katolik. Paus Innocent III segera meng-ekskomunikasi Tentara Salib IV tetapi setelah mengetahui bahwa mereka dipaksa oleh Venesia, ekskomunikasi dicabut.

Saat di Zara, Pangeran Alexius of Byzantium, menjanjikan bila Tentara Salib IV membantunya merebut kembali kekaisarannya, dia akan melunaskan utang Tentara Salib IV kepada Venesia, memasok Tentara Salin IV dengan 10,000 prajurit Byzantium, menyediakan 500 pasukan berzirah untuk membantu mempertahankan Mesir bila berhasil direbut, dan menjanjikan Gereja di Constantinople mengakui keutamaan Roma. Perjanjian yang sangat menguntungkan, terutama bagi Venesia yang kini bersedia mengangkut Tentara Salib IV dari Zara pada April 1203.

Juni 1203, kapal Venesia berhasil melewati �pertahanan rantai� Constantinople. Kaisar Alexius III melarikan diri. Isaac Angelus dibebaskan, dan Pangeran Alexius dimahkotai sebagai Kaisar Alexius IV pada 1 Agustus 1203. Masalah segera muncul karena Alexius III telah mengosongkan perbendaharaan Kekaisaran sebelum kabur dan Gereja di Constantinople menolak mengakui keutamaan Paus. Bingung, Kaisar Alexius IV merampok Gereja Orthodox, meski tetap tidak bisa memenuhi janjinya. Beberapa kelompok Tentara Salib berkeliaran selama Kaisar belum mampu mengumpulkan uang. Sebuah masjid di Constantinople dibakar oleh tentara Prancis. Kebakaran yang terjadi melebar dan menghanguskan seluruh seksi kota di mana masjid itu ada.

Januari 1204, kemenakan Alexius III, Alexius Marzuphlus, ingin melakukan kudeta. Dia menghasut massa Constantinople mengadakan kerusuhan. Massa mengangkat Nicolas Cannabus sebagai Kaisar baru. Marzuphlus memimpin sejumlah tentara menuju istana, memenjara Cannabus, membunuh Alexius IV dengan mencekiknya dengan senar busur, dan memukul Isaac Angelus hingga meninggal beberapa hari kemudian. Kehilangan penjamin mereka, Tentara Salib IV menyerang Constantinople pada 6 April 1204 dan berhasil berkat mesin pengepung Venesia dan kebakaran dalam Constantinople yang nampaknya dilakukan oleh mata-mata Venesia. Melihat kemengangan di depan mata, Tentara Salib IV memilih Kaisar baru untuk Constantinople yang berasal dari mereka. Venesia setuju dengan syarat bila Kaisar adalah orang Frankish, Patriarch yang baru harus orang Venesia. Semua setuju. Kemudian mereka melangkah ke kesepakatan pembagian jarahan. Istana, dan 25% kota Constantinople dan tanah Byzantium menjadi miliki Kaisar baru. Sisa 75% tanah akan dibagi rata di antara Tentara Salib IV dan Venesia. Tujuan Mesir terlupakan, sesuai dengan tujuan awal Venesia.

The Entry of Crusaders into Constantinople, oleh Delacroix
Enrico melangkah lebih jauh. Setelah berhasil memasuki Istana Byzantium, Enrico membalas dendam pribadinya dengan mengumumkan bahwa para prajurit diizinkan menjarah kota selama tiga hari. Setelah 3 hari, prajurit ditertibkan lagi dan diharuskan membawa jarahan ke tiga tempat di kota. Seorang prajurit Prancis yang menyembunyikan jarahan akhirnya digantung. Sekarang pembagian jarahan. Setelah Venesia menerima pembayaran yang dijanjikan Alexius IV, sisa jarahan dibagi rata antara Tentara Salib IV dengan Venesia. Venesia menerima 400.000 mark, sesuatu yang sangat luar biasa. Kemudian pembagian tanah. Boniface mendapatkan tanah yang cukup luas temasuk Kreta, yang kemudian dibeli oleh Venesia.

Pada tanggal 16 Mei 1204, Count Baldwin of Flanders dimahkotai menjadi Kaisar Latin Byzantium. Seluruh Tentara Salib IV di-ekskomunikasi oleh Paus Innocent III. Mesir telah dilupakan. Venesia mendapatkan keuntungan melebihi perkiraan mereka.

Perang Salib Kelima (1217-1221)
Paus Innocent III berniat membentuk Tentara Salib kelima tetapi meninggal sebelum menyelesaikannya (1217). Perang Salib kelima ini ditujukan ke Mesir tetapi gagal juga.

Perang Salib Keenam dan Ketujuh
Raja Perancis, St. Louis IX memimpin dua Perang salib dalam hidupnya. Yang pertama berhasil menguasai Damietta di Mesir, namun tentara Islam berhasil merebutnya kembali. Usaha kedua dihabiskan oleh St. Louis IX terutama untuk memperkuat pertahanan tanpa berhasil menguasai Yerusalem. Pada 1290, beliau berusaha menyerang Tunis namun meninggal dalam perjalanan karena sakit dan usia tua. Pada tahun 1291, tentara Islam berhasil mengusir Tentara Salib, Kerajaan salib lenyap dari peta. 
St. Louis IX

Mengapa Perang Salib gagal?
Pada zaman Perang Salib, tentara Islam tumbuh menjadi kekuasaan adidaya dunia. Mereka mengusai perdagangan dan ilmu pengetahuan. Salah satu hal penting lainnya adalah tentara Islam lebih bersatu dibandingkan kerajaan Eropa.

Sementara pihak lain menuding kelemahan iman bangsa Kristen Eropa, saya ingin melihat dari sudut yang lebih duniawi. Tentara Salib berasal dari Eropa, menempuh perjalanan jauh hingga ke Timur Tengah. Saat itu, transportasi tidak sebagus sekarang. Korban jatuh dengan cepat selama perjalanan, entah karena kelelahan atau kecapaian. Medan pertempuran juga berbeda. Medan Eropa berupa hutan di mana kuda adalah suatu keuntungan sementara di Timur Tengah, medan perang berupa padang pasir panas di mana unta adalah keuntungan. Belum lagi peristiwa bodoh tenggelamnya Kaisar Barbarossa. Ini menandakan Tentara Salib tidak menguasai medan dengan baik. Sistem logistik belum berkembang. Tentara Salib bertempur dengan baju zirah yang cocok di udara sejuk Eropa tetapi baju perang tentara Islam yang simpel terbukti lebih cocok untuk udara gurun. Sering terjadi perdebatan kekuasaan antara pemimpin Tentara Salib yang baru datang dengan penguasa Kerajaan Salib yang sudah ada duluan. Ini disebabkan karena kerajaan Kristen Eropa bukan suatu kerajaan tunggal sehingga persaingan kuasa terjadi. Belum lagi, kudeta dan perang yang terjadi di daerah asal sementara sang raja berperang di Timur Tengah. Semua hal ini menyebabkan kekalahan Tentara Salib.

Perkembangan Lanjut
Pada tahun 1480, Sultan Mehmet II menguasai Otranto dan berniat menguasai Roma. Sultan ini meninggal tiba-tiba dan rencananya pun ikut meninggal bersama dengannya. Pada 1529, Sultan Sulaiman The Magnificent mengepung Wina tetapi gagal merebutnya karena tidak membawa artileri yang memadai lantaran hujan lebat.
Sultan Mehmet II
Sementara itu Renaissance merebak di Eropa. Sekarang Eropa berkembang pesat, kekuatan ekonomi tentara Islam berhasil diimbangi. Ancaman invasi Islam ditundukkan di Pertempuran Lepanto tahun 1571. Sejak saat itu, tidak ada lagi usaha signifikan dari  Islam untuk menduduki Eropa. Saya akan menulis artikel terpisah mengenai Pertempuran Lepanto. Di Eropa sendiri terjadi perubahan. Reformasi Protestan terjadi. Mereka menyangkal keutamaan Paus dan doktrin indulgensi. Ini menyebabkan mimpi Perang salib terkubur dan tak pernah dipikirkan lagi.

Istilah Perang Salib sendiri sering dipakai untuk hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan Timur Tengah. Contohnya Reconquista Spanyol sering disebut Perang Salib. Inkuisisi Abad Pertengahan terhadap kaum Cathar juga disebut Perang Salib. Perlawanan terhadap ajaran Jan Hus sekitar 1415 juga sering disebut Perang Salib. Ada pula Perang Salib yang berhubungan dengan Timur Tengah tetapi tidak termasuk dalam ketujuh rangkaian di atas misalnya Perang Salib Alexandria 1365, Perang Salib Nikopolis 1396 dan Perang Salib Varna 1444.

Sekarang mengapa kaum Islam jengkel bila Perang Salib disinggung-singggung? Bukannya mereka yang menang? Sebenarnya orang Islam bergembira akan kemenangan mereka hingga abad ke-19, saat kolonialisme Eropa. Pada sejarawan saat itu mendengung-dengungkan Perang Salib sebagai kolonialisme Eropa pertama. Karena kolonialisme dibenci dan menimbulkan sakit hati, Perang Salib pun dibenci dan menimbulkan sakit hati. Yang tidak dimengerti adalah Perang Salib adalah usaha bertahan bangsa Eropa Kristen dari ancaman orang Muslim yang merebut wilayah mereka, seperti yang dijelaskan di atas. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan kolonialisme. Juga tidak perlu terburu-buru meminta maaf kepada orang Islam mengenai Perang Salib. Toh mereka juga yang cari gara-gara duluan. Orang yang meminta maaf perlu mengerti akan hal apa yang dia mintai maaf. Perang Salib bukanlah kesalahan bangsa Kristen Eropa. Tidak perlu kita sekarang meminta para leluhur Kristen Eropa dikutuk. Perang Salib adalah bagian dari persaingan antara dua agama besar yaitu Kristen dan Islam. Persiangan ini telah bermula sejak abad ketujuh hingga sekarang. Perang Salib hanyalah letupan dari sesuatu yang mendidih di bawah permukaan. Meminta maaf atas Perang Salib memang suatu langkah yang mungkin dapat dipuji tetapi tidak akan dihargai oleh orang Islam. Lebih baik bila fakta sejarah mengenai Perang Salib tidak dilihat dalam kerangka benar-salah melainkan sebagai suatu fakta sejarah yang telah terjadi.

Kesimpulan
Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk membebaskan Timur Tengah dari cengkraman Islam. Para Tentara Salib adalah orang-orang saleh yang rela menanggung derita perang demi tujuan mulia. Meski kenyataannya Perang Salib tidak sukses besar, ini tidak bearti Tuhan meninggalkan Gereja Katolik. Tuhan dapat membawa kebaikan dari sesuatu yang nampaknya tidak baik. Perang Salib bukanlah kesalahan sejarah. Perang Salib adalah peristiwa Abad Pertengahan sehingga analisis mengenainya harus menggunakan kacamata Abad Pertengahan, bukan kacamata zaman modern. Perang Salib memang harus terjadi. Deus Vult.

Recent Post