Latest News

Showing posts with label EENS. Show all posts
Showing posts with label EENS. Show all posts

Wednesday, September 12, 2012

Awam Katolik dan Dogma EENS



Belakangan ini saya sering terlibat lagi dalam diskusi-diskusi mengenai dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus (EENS), sebuah dogma yang seringkali di-judge hanya berdasarkan titelnya oleh umat Katolik sendiri tanpa melihat bagaimana pemahaman Gereja Katolik terhadap dogma ini. Diskusi yang ada seringkali terasa useless sebab orang-orang Katolik yang �alergi� dengan dogma EENS tidak berusaha untuk memahami penjelasan-penjelasan yang ada, melainkan justru kukuh berpegang pada pandangan yang keliru mengenai dogma EENS (sementara pandangan keliru itu sama sekali tak berdasar) dan bahkan tidak jarang men-cap orang Katolik yang mengimani EENS sebagai orang yang �fanatik� (dalam arti negatif). Sekarang saya akan memberi sedikit pemaparan bagaimana kita melihat dogma EENS.


Bagaimanakah kita sebagai awam seharusnya melihat DOGMA EENS?

�Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri� pasti sering didengar dan dilaksanakan banyak orang, namun seringkali orang melihatnya sebatas kehidupan duniawi, tanpa melihat lebih jauh lagi kepada usaha mendapatkan keselamatan.  Sebagai seorang Katolik, kita telah berada dalam perahu keselamatan, yaitu Gereja Katolik. Meskipun kita umat Katolik telah berada dalam perahu keselamatan itu, kita harus tetap menjaga diri kita agar tetap layak beroleh keselamatan. Dengan kata lain, kita umat Katolik harus bertahan sampai pada kesudahannya (Baca Matius 10:22, 24:13; Markus 13:13) agar dapat selamat. Bertahan pada kesudahannya di sini dapat bermakna kita tetap berada dalam Gereja Katolik, tidak berbuat dosa berat dan sebagainya sehingga kita umat Katolik tidak meninggal dalam keadaan berada di luar Gereja Katolik (sekalipun KTP masih Katolik) atau dalam keadaan berdosa berat.

Namun, sembari kita mengusahakan keselamatan kita, kita umat Katolik juga diberi perintah oleh Kristus untuk mewartakan Injil dan menjadi semua bangsa murid Kristus (Mat 28:19-20). Dari semua kutipan oleh Para Paus, KGK, dan dokumen Gereja lainnya, kita bisa mengetahui bahwa DOGMA EENS adalah Iman Para Rasul dan Bapa Gereja. DOGMA EENS adalah KEBENARAN. Nah setelah mengetahui bahwa seseorang tidak dapat selamat tanpa bersatu dengan Gereja Katolik, kita umat Katolik sudah seharusnya mewartakan Injil kepada mereka yang berada di luar Gereja Katolik dan membawa pulang mereka yang dulu memisahkan diri dari Gereja Katolik sehingga mereka dapat beroleh keselamatan. Saya melihat inilah bentuk sempurna dari �kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri�.

Ingatlah juga, kita umat Katolik adalah kawan sekerja Allah dalam karya Keselamatan Allah sama seperti St. Paulus yang juga adalah kawan sekerja Allah(1 Kor 3:9). Kita umat Katolik telah diberikan talenta-talenta untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah.  Bisa melalui apologetik/pertanggung -jawaban  Iman, karya sosial, hidup membiara dan berdoa, dan sebagainya. Tidak perlu berteriak-teriak di jalan �kamu di luar Gereja Katolik, kamu tidak akan selamat�. Metode pewartaan ini merupakan metode yang sangat buruk dan juga tidak tepat. Tidak perlu juga memaksakan agama kita kepada orang lain, wartakan Injil dan biarkan Rahmat Allah bekerja.

Sekarang tinggal kembali kepada umat Katoliknya sendiri. Apakah kita sungguh-sungguh bersedia menggunakan talenta kita untuk membawa sesama kita kepada keselamatan? Apakah kita masih menganggap di luar Gereja ada keselamatan sehingga pewartaan Injil/evangelisasi mati dan banyak jiwa tidak dapat selamat? Semoga jawabannya adalah �Saya bersedia dan Saya mengimani bahwa Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan�. Amin.

Pax et Bonum

Monday, April 9, 2012

Notifikasi Kongregasi Ajaran Iman Mengenai Pluralisme Religius

Pernyataan ajaran Gereja mengenai beberapa aspek kebenaran doktrinal yang harus dipertahankan dalam menyikapi Pluralisme Religius

Pada tanggal 24 Januari 2001, Gereja Katolik melalui Kongregasi Ajaran Iman (Congregation Doctrine of Faith) mengeluarkan sebuah Notifikasi terkait buku Pater Jacques Dupuis SJ yang berjudul Toward a Christian Theology of Religious Pluralism.

Dalam notifikasi ini, disebutkan bahwa buku ini mengandung ambiguitas dan kesulitan yang berarti sehubungan dengan butir-butir ajaran yang penting, yang mengakibatkan pembaca memperoleh pendapat sesat atau merugikan. Butir-butir ini menyangkut penafsiran pengantaraan universal dan tunggal yang menyelamatkan dari Kristus, keunikan dan kelengkapan wahyu Kristus, tindakan penyelamatan universal Roh Kudus, orientasi semua bangsa kepada Gereja, dan nilai serta makna fungsi penyelamatan agama lain.

Pada akhir prosedur pemeriksaan biasa, Kongregasi Ajaran Iman memutuskan untuk merancang suatu NOTIFIKASI, yang dimaksudkan untuk menjamin doktrin iman Katolik terhadap kesesatan, ambiguitas atau penafsiran yang merugikan. Notifikasi ini yang disetujui oleh Paus dalam audiensi 24 November 2000, disampaikan kepada Pastor Jacques Dupuis dan diterima olehnya. Dengan menandatangani teks, penulis sanggup menyetujui tesis yang tertulis dan dalam kegiatan teologis dan publikasinya di masa depan, berpegang pada isi ajaran yang dinyatakan dalam Notifikasi, yang teksnya harus dimasukkan ke dalam setiap pencetakan atau edisi bukunya, dan juga dalam semua terjemahan.

Notifikasi ini tidak dimaksudkan sebagai penilaian terhadap pemikiran subyektif penulis, melainkan lebih sebagai pernyataan ajaran Gereja mengenai beberapa aspek kebenaran doktrinal yang tersebut di atas dan sebagai penolakan pendapat yang sesat atau merugikan yang lepas dari maksud penulis, dapat disimpulkan dari pembacaan pernyataan ambigu dan keterangan yang kurang memadai yang terdapat dalam beberapa bagian teks. Secara ini, pembaca Katolik diberi kriteria solid untuk penilaian, yang konsisten dengan ajaran Gereja, untuk menghindari kebingungan serius dan kesalahpahaman yang dapat timbul dari pembacaan buku ini.

I. Mengenai Pengantaraan Penyelamatan Tunggal dan Universal oleh Yesus Kristus

1. Harus diimani dengan teguh bahwa Yesus Kristus, Putera Allah yang menjadi manusia, disalibkan dan bangkit, adalah satu-satunya pengantara universal bagi seluruh umat manusia.

2. Harus juga diimani dengan teguh bahwa Yesus dari Nazaret, Putera Maria dan satu-satunya Penyelamat Dunia, adalah Putera dan Sabda Bapa. Karena kesatuan rencana ilahi tentang penyelamatan berpusat pada Yesus Kristus, harus juga dipegang bahwa tindakan penyelamatan oleh Sabda dilangsungkan di dalam dan melalui Yesus Kristus, Putera yang menjelma dari Bapa, sebagai pengantara penyelamatan bagi seluruh umat manusia. Maka dari itu, bertentangan dengan iman Katolik tak hanya bila mengadakan pemisahan antara Sabda dan Yesus, atau antara tindakan Sabda yang menyelamatkan dan tindakan Yesus, melainkan juga bila berpendapat bahwa ada tindakan yang menyelamatkan dari Sabda seperti dalam keilahian-Nya, yang tak tergantung pada kemanusiaan Sabda yang menjelma.

II. Mengenai Keunikan dan Kelengkapan Wahyu Yesus Kristus

3. Harus diimani dengan teguh bahwa Yesus Kristus adalah pengantara, pemenuhan dan kelengkapan wahyu. Maka dari itu bertentangan dengan iman Katolik dengan mengatakan bahwa wahyu Yesus Kristus terbatas, tak lengkap atau tak sempurna. Selain itu, meskipun pengetahuan penuh tentang wahyu ilahi akan diperoleh hanya pada hari kedatangan Tuhan dalam kemuliaan, wahyu historis Yesus Kristus menawarkan segala yang perlu untuk keselamatan manusia dan tak perlu dilengkapi oleh agama lain.

4. Adalah konsisten dengan ajaran Katolik berpendapat bahwa biji kebenaran dan kebaikan yang ada dalam agama lain merupakan suatu partisipasi dalam kebenaran yang terkandung dalam wahyu atau dalam Yesus Kristus. Tetapi adalah sesat bila orang menyatakan bahwa unsur kebenaran dan kebaikan itu, atau beberapa daripadanya, pada akhirnya tidak berasal dari sumber pengantaraan Yesus Kristus.

III. Mengenai Tindakan Penyelamatan Universal Roh Kudus

5. Iman Gereja mengajarkan bahwa Roh Kudus yang bekerja sesudah kebangkitan Yesus Kristus, adalah selalu Roh Kudus yang diutus oleh Bapa, yang bekerja secara menyelamatkan baik dalam orang-orang kristiani maupun dalam orang-orang nonkristiani. Maka dari itu bertentangan dengan iman Katolik berpendapat bahwa tindakan penyelamatan oleh Roh Kudus melebihi satu ekonomi keselamatan universal dari Sabda yang menjelma.

IV. Mengenai Orientasi Semua Orang Kepada Gereja

6. Harus diimani dengan teguh bahwa Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan bagi semua bangsa. Adalah bertentangan dengan iman Katolik untuk memandang berbagai agama dunia sebagai jalan-jalan keselamatan komplementer terhadap Gereja.

7. Menurut ajaran Katolik, penganut agama-agama lain mengacu kepada Gereja dan dipanggil untuk menjadi bagian daripadanya.

V. Mengenai Nilai dan Fungsi Penyelamatan Tradisi Religius

8. Sesuai dengan ajaran Katolik, harus dipegang bahwa �apa pun yang ditimbulkan Roh dalam hati manusia dan dalam sejarah bangsa-bangsa dalam budaya dan agama, berperan sebagai persiapan untuk Injil�.  Maka adalah legitim berpendapat bahwa Roh Kudus menyelesaikan keselamatan dalam orang-orang non-kristiani juga melalui unsur-unsur kebenaran dan kebaikan yang ada dalam berbagai agama; tetapi berpendapat bahwa agama-agama itu merupakan jalan-jalan keselamatan, tak mempunyai dasar dalam teologi Katolik, juga karena di dalamnya ada kelalaian, kekurangan dan kesesatan sehubungan dengan kebenaran mendasar tentang Allah, manusia dan dunia.

Selain itu, hal bahwa unsur-unsur kebenaran dan kebaikan yang ada di berbagai agama dunia dapat mempersiapkan bangsa-bangsa dan budaya-budaya untuk menerima peristiwa penyelamatan oleh Yesus Kristus, tidak berarti bahwa teks-teks sakral agama-agama itu dapat dipandang sebagai komplementer terhadap Perjanjian Lama, yang adalah persiapan langsung untuk peristiwa Kristus.

Paus Yohanes Paulus Ii dalam audiensi 19 Januari 2001, dalam cahaya perkembangan selanjutnya, meneguhkan notifikasi ini yang telah diterima dalam Sidang Biasa Kongregasi, dan memerintahkan publikasinya.

Roma, dari Kantor Kongregasi Ajaran Iman, 24 Januari 2001, pada hari Peringatan Santo Fransiskus dari Sales.


Joseph Card. Ratzinger
Prefek



+Tarcisio Bertone, S.D.B.
Uskup Agung Emeritus dari Vercelli
Sekretaris


Keterangan:
- Tulisan berwarna biru di artikel di atas adalah tulisan yang tercantum dalam dokumen aslinya yang telah diterjemahkan oleh Pater Piet Go. O.Carm. dan diterbitkan oleh KWI
- Tulisan berwarna hitam di artikel di atas adalah tulisan oleh Indonesian Papist.
Pax et Bonum

Wednesday, February 22, 2012

Respon Terhadap Kekeliruan Seorang Non-Katolik Mengenai EENS

Artikel ini ditulis oleh Indonesian Papist untuk merespon penyesatan yang terjadi.

Seorang non-Katolik bernama Sa Sha menyebarkan sebuah pemahaman yang keliru mengenai Dogma Katolik Extra Ecclesiam Nulla Salus (Di Luar Gereja Katolik tidak ada Keselamatan). Dia mengklaim pemahamannya mengenai Extra Ecclesiam Nulla Salus adalah pemahaman Gereja Katolik. Berikut ini artikel yang ia sebarkan ke berbagai orang Katolik di facebook. 
Dogma EXTRA ECCLESIAM NULLA SALUS (EENS)
TIDAK ADA Keselamatan diluar PAUS ROMA Katolik (EENS) adalah DOGMA Gereja Katolik.
Dogma adalah ajaran Roma Katolik yang MUTLAK dan INFALLIBLE (tidak salah) sifatnya.

EENS adalah ajaran/Dogma Gereja Katolik yang HARUS DIIMANI oleh seluruh Umat Gereja Katolik, penyangkalan ajaran ini (EENS dan Dogma lainnya) otomatis menjadikan seseorang TIDAK lagi memperoleh bagian keselamatan dari Gereja Roma Katolik.

"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang TIDAK hidup dalam Gereja Roma Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat (protestan) dan SKISMATIK (ORTHODOX) TIDAK BISA menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi ke dalam API YANG KEKAL (NERAKA) yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya"
PAUS Eugene IV dan Konsili Florence (A.D. 1438 - 1445)
"Adalah SANGAT PERLU bagi semua orang untuk KESELAMATAN mereka, TUNDUK kepada kekuasaan Paus Roma." (Unam Sanctam)
Demikianlah artikel dari Sa Sha tersebut. Pertama-tama, bila kita melihat sumbernya si Sa Sha (forumkristen.com di atas), dia mengambil artikel yang justru dibuat oleh Protestan anti-Katolik untuk menyebarkan pemahaman Extra Ecclesiam Nulla Salus yang salah dan keliru. Protestan anti-Katolik ini sengaja mengutip keluar konteks semua dokumen Gereja untuk menjatuhkan atau mendiskreditkan Gereja Katolik.

Saya, Indonesian Papist, akan memisah-misahkan dulu poin-poin di atas untuk menunjukkan mana saja pernyataan yang sesuai dengan posisi Gereja dan mana yang tidak.
1. TIDAK ADA Keselamatan diluar PAUS ROMA Katolik (EENS) adalah DOGMA Gereja Katolik.
Tanggapan: Ini pernyataan yang memiliki kekeliruan yang fatal yang menunjukkan bahwa pemahaman Sa Sha dan Si Protestan anti-Katolik itu sama sekali tidak sesuai apa yang dipahami oleh Gereja Katolik mengenai Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus. Sa Sha dan Si Protestan tersebut menyamakan Extra Ecclesiam Nulla Salus (Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan) dengan Extra Papam Nulla Salus (Di Luar Paus Tidak Ada Keselamatan), sebuah kalimat yang asing sekali bagi Gereja Katolik. Anda bisa googling dengan keyword �Outside roman pope there is no salvation� dan saya yakin tidak ada satu pun artikel dari situs Katolik yang menyatakan kalimat seperti ini adalah kalimat Gereja, dogma Gereja. Saya sudah melakukannya dan tidak menemukan apa-apa. Dengan mengatakan demikian, baik Si Sa Sha maupun Si Protestan mengidentikkan atau menyamakan Gereja dengan Paus. �Paus adalah Gereja, dan Gereja adalah Paus.� Demikianlah anggapan mereka.
2. Dogma adalah ajaran Roma Katolik yang MUTLAK dan INFALLIBLE (tidak salah) sifatnya.
Tanggapan: Dogma itu memang mutlak dan infallible (tidak dapat salah). Sebagian kalimat ini benar kecuali pada �Roma Katolik�. Sa Sha dan Si Protestan seperti layaknya umat Protestan lain pada umumnya, masih mengidentikkan bahwa Gereja Katolik adalah Katolik Roma SAJA. Padahal sebagaimana yang Gereja Katolik ajarkan, Gereja Katolik bukanlah hanya Gereja Katolik Roma SAJA. Katolik Roma adalah salah satu dari 23 Puteri Gereja Katolik. Di samping Katolik Roma, masih ada 22 Katolik Timur. [1] Gereja Katolik adalah Bunda sementara Katolik Roma dan 22 Katolik Timur lainnya adalah Puteri-puteri Gereja Katolik. [2]

Tentang dogma itu sendiri saya berikan penjelasan dari Pater Stravinskas dan Katekismus Gereja Katolik.
"Dogma adalah pengajaran Gereja yang diwahyukan secara implisit atau eksplisit oleh Kitab Suci atau Tradisi Suci, untuk diyakini oleh umat beriman berdasarkan definisi khidmat atau kuasa mengajar biasa Gereja. ... Sebagai tambahan, dogma harus diajukan sebagai [pengajaran] yang mengikat umat beriman. Oleh karena itu,  penerimaan terhadap dogma adalah perlu untuk keselamatan [umat beriman].(Reverend Peter M.J. Stravinskas, Ph.D., S.T.L. Our Sunday Visitor�s Catholic Encyclopedia. Copyright � 1994, Our Sunday Visitor.)
"Kehidupan rohani kita dan dogma-dogma itu mempunyai hubungan organis. Dogma-dogma adalah cahaya di jalan kepercayaan kita, mereka menerangi dan mengamankannya. Sebaliknya melalui cara hidup yang tepat, pikiran dan hati kita dibuka, untuk menerima cahaya dogma iman itu."  (KGK 89)
3. EENS adalah ajaran/Dogma Gereja Katolik yang HARUS DIIMANI oleh seluruh Umat Gereja Katolik, penyangkalan ajaran ini (EENS dan Dogma lainnya) otomatis menjadikan seseorang TIDAK lagi memperoleh bagian keselamatan dari Gereja Roma Katolik.
Tanggapan: Benar, kecuali pada bagian penggunaan istilah �Gereja Roma Katolik�. Alasannya sama seperti tanggapan nomor 2.
4. "Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang TIDAK hidup dalam Gereja Roma Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat (protestan) dan SKISMATIK (ORTHODOX) TIDAK BISA menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi ke dalam API YANG KEKAL (NERAKA) yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" PAUS Eugene IV dan Konsili Florence (A.D. 1438 - 1445)
Tanggapan: Tambahan dalam kurung di atas adalah dari Si Sa Sha dan Si Protestan anti-Katolik tersebut. Istilah �Bidat� di dokumen ini tidak merujuk kepada Protestan karena Protestan baru muncul abad ke-16, sedangkan dokumen ini jauh lebih tua dari usia Protestantisme. Bagaimanapun juga, Protestantisme tetaplah merupakan bidaah yang dikutuk  pada Konsili Ekumenis berikutnya, Konsili Trente. Istilah �Skismatik� juga tidak secara khusus merujuk kepada Ortodoks tetapi kepada siapapun yang dulunya Katolik tetapi kemudian meninggalkan persatuan dengan Gereja Katolik. Yang paling fatal, tidak ada istilah �Gereja Roma Katolik� pada dokumen tersebut. Terminologi �Roma Katolik� di dalam dokumen ini adalah hasil penambahan dari Si Sa Sha dan Si Protestan anti-Katolik tersebut. Berikut ini kutipan yang lebih lengkap.
"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat dan skismatik tidak bisa menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa, kemurahan dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun kemurahan yang dia lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja Katolik."  (Paus Eugenius IV pada Konsili Florence, 1438-1445)
Dari sini kita ketahui bahwa mereka tidak memahami dokumen tersebut tetapi berani menambahkan pemahaman mereka sendiri kepada dokumen ini bahkan mengkorup sebagian isi dokumen tersebut.
5. "Adalah SANGAT PERLU bagi semua orang untuk KESELAMATAN mereka, TUNDUK kepada kekuasaan Paus Roma." (Unam Sanctam)
Tanggapan: Bila kita melihat sepenggal seperti ini, maka kita bisa dengan mudah menganggap kalau benarlah kesimpulan Si Sa Sha dan Si Protestan anti-Katolik bahwa di luar Paus tidak ada keselamatan (EPNS) adalah dogma Katolik. Tetapi, Bulla Unam Sanctam harus dibaca keseluruhan. Bulla Unam Sanctam ini pertama-tama menegaskan dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus tanpa mendefinisikan "Di Luar Paus Roma Katolik Tidak Ada Keselamatan".

Berdasarkan iman kami berkewajiban untuk percaya dan menegaskan bahwa Gereja adalah satu kudus, katolik, dan apostolik. Kami percaya akan Gereja dengan teguh dan kami mengakui dengan segala kesederhanaan bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan atau pengampunan dosa, seperti pengantin pria dalam Kidung Agung menyatakan: " Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya (Kid 6:9)". Dan dia menghadirkan satu Tubuh Mistik Kristus yang tunggal, dimana Kristus adalah kepalanya dan Kristus sang kepala adalah Allah (1 Kor 11:3). Dalam dia selanjutnya hanya ada satu Tuhan, satu iman, dan satu Baptisan (Ef 4:5). Karena pada saat air bah hanya ada satu bahtera Nuh, yang melambangkan satu Gereja, dimana bahtera itu, setelah selesai menjadi satu kapal, hanya memiliki satu nahkoda dan pemandu, yaitu Nuh, dan kita membaca bahwa, diluar bahtera ini, seluruh isi bumi telah dihancurkan. (Paus Bonifasius VIII, Bulla Unam Sanctam) [3]
Unam Sanctam berbicara mengenai EENS tetapi Unam Sanctam tidak bisa dijadikan dasar untuk Di Luar Paus tidak ada keselamatan. Apa yang tidak tepat dari kesimpulan Si Sa Sha dan Si Protestan anti-Katolik dengan mengeluarkan pernyataan �Di Luar Paus Roma Katolik tidak ada keselamatan adalah Dogma Katolik�?

Dogma Gereja Katolik mengenai Keselamatan adalah Extra Ecclesiam Nulla Salus (Di Luar Gereja tidak ada keselamatan), bukan �Di luar Paus Roma Katolik tidak ada keselamatan�. Tidak ada satupun dokumen resmi Gereja Katolik yang menyebutkan kalimat �Di Luar Paus Roma Katolik tidak ada keselamatan�. Unam Sanctam dan sejumlah dokumen lain memang menegaskan perlunya ketaatan terhadap Paus Roma untuk keselamatan, tetapi hal ini tidak bisa menjadi dasar untuk menyimpulkan ajaran �Di Luar Paus Roma tidak ada keselamatan.� Penegasan perlunya ketaatan terhadap Paus Roma untuk keselamatan ini sebanding atau setipe dengan penegasan perlunya ketaatan umat beriman terhadap Konsili-konsili Ekumenis untuk keselamatan umat beriman. Apakah perlunya ketaatan pada Konsili-konsili Ekumenis lalu membuat kita mendefinisikan �Di Luar Konsili-konsili Ekumenis tidak ada keselamatan�?

Lalu, Gereja juga menegaskan bahwa tujuh sakramen Gereja perlu untuk keselamatan umat beriman. �I profess also that there are seven sacraments of the new law, truly and properly so called, instituted by our lord Jesus Christ and necessary for salvation, though each person need not receive them all. (Beato Pius IX, Sesi II Konsili Vatikan I)� 
Nah, apakah dengan ini terus keluar definisi �Di Luar Sakramen-sakramen tidak ada keselamatan�?

Mendefinisikan atau mengajarkan ajaran �Di Luar Paus Roma tidak ada keselamatan�, �Di Luar Konsili Ekumenis tidak ada keselamatan�, �Di Luar Sakramen-sakramen tidak ada keselamatan� dll hanya akan mengaburkan hakikat Gereja itu sendiri. Kalimat-kalimat asing ini mengajarkan Gereja adalah Paus, Gereja adalah Konsili Ekumenis dan Gereja adalah Sakramen Gereja dll yang mana jelas keliru. Perlunya ketaatan terhadap Paus Roma untuk keselamatan, perlunya ketaatan terhadap Konsili Ekumenis dan perlunya tujuh sakramen Gereja untuk keselamatan sungguh-sungguh merupakan ajaran Gereja Katolik tetapi tidak bisa kita jadikan dasar untuk mere-definisikan dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus menjadi kalimat-kalimat asing di atas.

Dengan taat pada Paus Roma, pada Konsili Ekumenis, menerima sakramen-sakramen akan membuat kita berada di dalam Gereja sehingga dapat diselamatkan. Menolak Paus Roma, Konsili Ekumenis, dan Sakramen-sakramen akan membuat kita berada di luar Gereja sehingga tidak dapat diselamatkan. Tetapi fakta ajaran ini tidak dapat membuat kita mendefinisikan dogma EENS dengan kalimat-kalimat asing di atas.

Bagaimana Posisi Indonesian Papist mengenai Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus? Indonesian Papist selalu mengimani dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus tetapi dogma ini hendaknya diimani dan dipahami sebagaimana Gereja Katolik memahami Extra Ecclesiam Nulla Salus ini. Berikut ini berbagai artikel dalam Indonesian Papist mengenai Dogma Extra Ecclesiam Nulla Salus:

Btw, apakah Sa Sha itu Katolik?
Saya ragu ia seorang Katolik. Ia justru berusaha mendiskreditkan Katolik sambil mengutip bahkan mengkorup dokumen-dokumen Gereja Katolik. Sebagai contoh, perhatikan gambar ini:

Bisa dilihat kalau Sa Sha menambah kata �Roma Katolik� pada pernyataan St. Agustinus di atas, padahal artikel yang benar itu seperti berikut:
"No man can find salvation except in the Catholic Church. Outside the Catholic Church one can have everything except salvation. One can have honor, one can have the sacraments, one can sing alleluia, one can answer amen, one can have faith in the name of the Father and of the Son and of the Holy Ghost, and preach it too, but never can one find salvation except in the Catholic Church." (Sermo ad Caesariensis Ecclesia plebem)
Kemudian, ia malah menyatakan kalimat yang aneh dan sangat Protestan sekali (klik gambar untuk memperbesar): 
�Kalau sudah TAHU namun TIDAK mau tunduk dan takluk pada Paus dan organisasinya (Roma Katolik), maka ia TIDAK dapat diselamatkan.� Perhatikan kata-kata �Paus dan organisasinya (Roma Katolik)�. Seorang Katolik yang sejati tidak akan menyatakan bahwa Gereja Katolik itu semata-mata organisasi apalagi sampai mengatakan bahwa Gereja Katolik adalah organisasi milik Paus. Kalimat yang dinyatakan oleh Sa Sha ini membuat saya semakin meragukan bahwa ia bukan Katolik.

Bukti lain lagi yaitu kalimat Sa Sha (lihat pada gambar pertama) yang berbunyi demikian: �Baptisan maupun sakramen ekaristi diluar dari yang dilakukan Paus dan imam tahbisan Paus adalah TIDAK SAH, karenanya TIDAK menyelamatkan manusia.� Kalimat ini menunjukkan betapa kacaunya pemahaman dia mengenai Katolik. Saya tidak dibaptis oleh imam yang ditahbiskan Paus tetapi ditahbiskan oleh uskup dari Belanda. Semua Ekaristi yang saya hadiri dipimpin dan dirayakan oleh imam-imam yang tidak ditahbiskan Paus melainkan oleh imam-imam yang ditahbiskan oleh uskup setempat. Lalu, karena imam-imam ini tidak ditahbiskan Paus, berarti Baptisan dan Ekaristi yang saya terima itu TIDAK SAH sehingga tidak menyelamatkan? Sekali lagi, di sini terlihat bahwa ia memiliki pemahaman yang kacau mengenai Gereja Katolik.

Melihat penyesatan yang dilakukannya, maka setiap umat Katolik hendaknya berhati-hati dengan pendapat dan argumen atau pengajaran yang ia berikan atau sampaikan. Anda sekalian dapat menggunakan artikel yang Indonesian Papist tulis ini untuk menunjukkan bahwa ia tidak kredibel sama sekali dalam berbicara mengenai ajaran Katolik. Pax et Bonum

Link Kaki:

Wednesday, August 24, 2011

Di Luar Yesus Kristus Dan Gereja Katolik Tidak Ada Keselamatan


1. Di luar Yesus Kristus tidak ada keselamatan
�Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.� (Kis 4:12)

Kata Yesus kepadanya: �Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.� (Yoh 14:6)

2. Di luar Gereja Katolik tidak ada keselamatan
Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan. (Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium 14)
"Ini adalah ajaran terakhir kami bagi kamu; terimalah, torehkanlah di pikiran kamu, kamu semuanya; Berdasarkan perintah Allah, keselamatan tidak bisa ditemukan dimanapun kecuali didalam Gereja." (Paus Leo XIII dalam Ensiklik Annum Ingressi Sumus) 


"Perahu Gereja dituntun oleh Kristus dan wakilNya... Hanya inilah yang membawa para murid dan menerima Kristus. Betul bahwa perahu ini dilemparkan ke laut, tapi diluarnya seseorang akan lenyap dengan seketika. Keselamatan hanya ada di Gereja; diluarnya siapapun lenyap."  (Paus Yohanes Paulus I, First Allocution, August 27, 1978, L'Osservatore Romano, August 28,29, 1978.) 


Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus." (Pope John Paul II, Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981.)

3. Yesus Kristus dan Gereja Katolik adalah satu, tidak terpisahkan. Dengan demikian, di luar Yesus Kristus dan Gereja Katolik, tidak ada keselamatan.
"Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." (Bapa Gereja dan murid St. Yohanes Penulis Injil, St. Ignatius of Antioch dalam Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 107]).

"Bacalah surat Santo Paulus: �Corpus Christi quod est Ecclesia (Kol:18)�. Kristus dan Gereja adalah hal yang satu. Kristus lah kepala, Gereja lah Tubuh-Nya. Tidak lah mungkin memiliki iman dan berkata, �Aku percaya pada Yesus tetapi aku tidak menerima Gereja.� (Pope John Paul I, General Audience on September 13, 1978)"

"Seluruh Kristus, Kepala dan Tubuh, satu dari yang banyak... Apakah Kepala yang berbicara atau Tubuh yang berbicara, selalu Kristuslah yang berbicara: Ia berbicara baik dalam peranan-Nya sebagai Kepala [ex persona capitis], maupun dalam peranan Tubuh (ex persona corporis). Apa yang tertulis? 'Keduanya menjadi satu daging. Itu adalah rahasia yang sangat dalam; saya mengenakannya kepada Kristus dan Gereja' (Ef 5:31- 32). Dan Tuhan sendiri berkata dalam Injil: 'Jadi mereka bukan lagi dua melainkan satu daging' (Mat 19:6). Seperti kamu tahu, ada dua pribadi tetapi di pihak lain hanya satu oleh hubungan perkawinan... Sebagai kepala Ia menamakan diri mempelai pria, sebagai tubuh mempelai wanita" (Bapa Gereja St. Agustinus, Psal. 74,4 � sebagaimana yang dikutip dalam KGK 796).

4. Berada di dalam Gereja Katolik mutlak perlu untuk keselamatan.
�Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.� (Beato Yohanes Paulus II, Audiensi Umum 31 Mei 1995)

"Gereja Roma yang Kudus benar-benar mempercayai, meyakini dan menyatakan bahwa mereka yang tidak hidup dalam Gereja Katolik, tidak hanya Kafir, tapi juga penganut Yudaisme, bidat dan skismatik tidak bisa menjadi pengikut serta dalam kehidupan kekal, tapi akan pergi 'ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya' (Mat 25:41), kecuali sebelum akhir hidupnya mereka ditambahkan ke kumpulan domba; dan kesatuan dari tubuh Gereja begitu kuatnya sehingga hanya kepada mereka yang berada didalam kesatuan tersebut sakramen Gereja berdaya untuk keselamatan. Dan [hanya didalam Gerejalah] puasa, kemurahan dan fungsi kebaikan kristen lain bisa memberikan hadiah, dan bahwa tidak seorangpun, apapun kemurahan yang dia lakukan, bahkan bila dia telah menumpahkan darah untuk nama Kristus, bisa diselamatkan, kecuali dia berada didalam pelukan dan kesatuan dari Gereja Katolik."  (Paus Eugenius IV dan Konsili Florence, 1438-1445)

5. Perlunya pembaptisan untuk keselamatan.
Pembaptisan adalah Sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. � KGK 1253

Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan. Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa. Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini. Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. � KGK 1257

6. Mengapa Pembaptisan perlu untuk keselamatan? Karena Pembaptisan menggabungkan seseorang ke dalam Tubuh Mistik Kristus, Gereja Katolik. Lihat poin 4 yang menyatakan bahwa berada dalam Gereja Katolik adalah syarat esensial untuk keselamatan.

Pembaptisan menjadikan kita anggota-anggota Tubuh Kristus. "Kita adalah sesama anggota" (Ef 4:25). Pembaptisan menggabungkan kita ke dalam Gereja. Dari dalam bejana pembaptisan dilahirkanlah umat Allah Perjanjian Baru yang unik, yang mengatasi semua batas alami dan manusiawi menyangkut negara, kebudayaan, bangsa, dan keturunan. "Dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibaptis menjadi satu tubuh" (1 Kor 12:13). � KGK 1267

Buah Pembaptisan atau rahmat Pembaptisan itu bermacam-macam: pengampunan dosa asal dan semua dosa pribadi; kelahiran untuk hidup baru, yang olehnya manusia menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus. Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja, Tubuh Kristus, dan mengambil bagian dalam imamat Kristus. � KGK 1279

7. Lalu, apakah menjadi Katolik pasti selamat? Jawabnya tidak.
Dimasukkan sepenuhnya kedalam sertifikat Gereja mereka, yang mempunyai Roh Kristus, menerima baik seluruh tata-susunan Gereja serta semua upaya keselamatan yang diadakan didalamnya, dan dalam himpunannya yang kelihatan digabunggkan dengan Kristus yang membimbingnya melalui Imam Agung dan para uskup, dengan ikatan-ikatan ini, yakni: pengakuan iman, sakramen-sakramen dan kepemimpinan gerejani serta persekutuan. Tetapi tidak diselamatkan orang, yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah dalam cinta-kasih;  jadi yang �dengan badan� memang berada dalam pangkuan Gereja, melainkan tidak �dengan hatinya�. Pun hendaklah semua Putera Gereja menyadari, bahwa mereka menikmati keadaan yang istimewa itu bukan karena jasa-jasa mereka sendiri, melainkan berkat rahmat Kristus yang istimewa pula. Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras. (Konsili Vatikan II dalam Lumen Gentium 14)

8. Lalu, bagaimana dengan mereka yang belum pernah mendengar atau mengenal Yesus Kristus dan Gereja-Nya sehingga secara eksplisit berada di luar Gereja Katolik tetapi hidup kudus, secara tulus mencari Allah dan melakukan hal-hal positif menurut ajaran Kristus dan GerejaNya? Apakah mereka bisa selamat?
Jawabnya mereka bisa selamat.

Bagaimanapun, bagi mereka-mereka yang belum menerima proklamasi Injil, seperti yang saya tulis di Ensiklik Redemptoris Missio, keselamatan dapat diakses dengan cara yang misterius, sejauh rahmat ilahi diberikan kepada mereka berdasarkan pengorbanan penebusan Kristus, tanpa keanggotaan yang tampak di dalam Gereja, tetapi selalu dalam kaitannya dengan dirinya (cf. RM 10). Ini merupakan hubungan misterius. Ini adalah misteri bagi mereka yang menerima rahmat, karena mereka tidak tahu Gereja dan kadang-kadang bahkan secara lahiriah menolaknya. Hal ini juga misterius dalam dirinya sendiri, karena terkait dengan misteri rahmat penyelamatan, yang mencakup referensi hakiki pada Gereja yang didirikan Juruselamat. Supaya berlaku, anugerah keselamatan membutuhkan penerimaan, kerjasama, sebuah ya untuk karunia ilahi. Penerimaan ini, setidaknya secara implisit, berorientasi kepada Kristus dan Gereja. (Beato Yohanes Paulus II, Audiensi Umum 31 Mei 1995)
Gereja mengenal pembaptisan lain selain Sakramen Pembaptisan (Baptisan air) yaitu, baptis darah dan baptis rindu yang memberikan buah-buah pembaptisan yang sama dengan Sakramen Pembaptisan. Mengenai buah-buah pembaptisan, lihat pada no.6 artikel ini yang mengutip KGK 1279.
Gereja sudah sejak dahulu yakin bahwa orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, telah dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Pembaptisan darah ini demikian pula kerinduan akan Pembaptisan menghasilkan buah-buah Pembaptisan walaupun tidak merupakan Sakramen.  � KGK 1258

Bagi para katekumen yang mati sebelum Pembaptisan, kerinduan yang jelas untuk menerima Pembaptisan, penyesalan atas dosa-dosanya, dan cinta kasih sudah menjamin keselamatan yang tidak dapat mereka terima melalui Sakramen itu. � KGK 1259

9. Apakah kenyataan bahwa orang-orang dengan kondisi pada no.8 dapat diselamatkan menunjukkan bahwa dogma �Di luar Gereja tidak ada keselamatan� dianulir atau digantikan dengan ajaran �Di luar Gereja ada keselamatan� ?
Jawabnya tidak

Mengulang pernyataan Beato Yohanes Paulus II di atas,
Berada dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus, meskipun secara implisit dan sungguh secara misterius, adalah syarat esensial untuk keselamatan.�
Mereka yang berada pada kondisi no.8 diselamatkan karena mereka berada dalam Gereja Katolik. Mereka digabungkan ke dalam Gereja melalui pembaptisan yang mereka terima.

sumber-sumber:
Pax et Bonum

Recent Post