Latest News

Showing posts with label Gambar Minggu Ini. Show all posts
Showing posts with label Gambar Minggu Ini. Show all posts

Tuesday, September 18, 2012

Foto Kunjungan Bapa Suci Benediktus XVI ke Libanon

Bapa Suci Benediktus XVI mengunjungi Libanon pada tanggal 14-16 September 2012 yang lalu. Kunjungan ini tentu saja meninggalkan banyak sekali foto-foto menarik dan inspiratif yang layak untuk diarsipkan. Beberapa waktu lalu, saya mempublikasikan 3 foto kunjungan Bapa Suci ke Libanon di page Gereja Katolik dan tanggapan para anggota page Gereja Katolik sangat positif sekali.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengarsipkan beberapa foto kunjungan Bapa Suci Benediktus XVI ke Libanon di situs ini.

1.
Seorang wanita muda Muslim memegang foto Paus Benediktus XVI. Image by � Benjamin Hiller/Corbis. 15 Sep 2012, Beirut, Lebanon --- Female Muslim Shia wait on the street towards the Baabda presidential palace for the arrival of pope Benedict XV. Beirut, Lebanon. The pope meets there members of the Lebanese Parliament as well as religious leader to discuss the current situation in the Middle East. Foto yang sama dari sudut pengambilan yang berbeda bisa dilihat di Al-Jazeera.
"Saya memberi salam kepada orang-orang muda Muslim dan berterima kasih kepada mereka karena telah datang. Anda adalah masa depan negara ini (Libanon) bersama dengan orang-orang Kristen. Kalian berdua harus berusaha untuk bekerja sama dan memelihara hidup berdampingan. Timur Tengah harus memahami bahwa Islam dan Kristen dapat hidup berdampingan dalam semangat iman di dalam masyarakat yang bebas dan humanitarian." - Paus Benediktus XVI, 15 September 2012, Kunjungan Kepausan ke Libanon.

2.  
https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/539294_10151418942919638_583413796_n.jpg
Have no Fear, The Pope is Here!
(CNS photo/Paul Haring) (Sept. 14, 2012) See LEBANON-ARRIVE Sept. 14, 2012. @2012 Catholic News Service
Foto ini adalah foto para warga Libanon yang menunggu kedatangan Bapa Suci Benediktus XVI. Terlihat spanduk yang dibawa bertuliskan "Have no fear, The Pope is here." "Jangan takut, Paus di sini."
Seorang warga Libanon bernama Melodia Bell berkomentar:
"Saya dari Libanon. Orang-orang di Libanon, baik Kristen maupun Islam, sungguh sangat senang dengan kunjungan Paus. Beliau membawakan harapan dan damai kepada semua orang. Orang-orang di Libanon telah menunggu kunjungannya sejak waktu yang sangat lama. Bapa Suci memang sungguh berani untuk pergi ke sini sekarang! Kami berterimakasih kepadanya atas kata-kata, keberanian dan kunjungannya."

3.

Misa yang dihadiri oleh sekitar 40.000 orang (beberapa menyebutkan 350.000 orang) di waterfront di Libanon.
Salah satu pernyataan Bapa Suci Benediktus XVI:
"It is here and now that we are called to celebrate the victory of love over hate, forgiveness over revenge, service over domination, humility over pride and unity over division." - "Di sini dan sekarang bahwa kita dipanggil untuk merayakan kemenangan cinta atas kebencian, pengampunan atas balas dendam, pelayanan atas dominasi, kerendahan hati atas kesombongan, dan persatuan atas perpecahan."

4.
Bapa Suci Benediktus XVI menandatangani Apostolic Exhortation Ecclesio in Medio Oriente di Basilika St. Paulus di Harissa, di Libanon.
Hussein Malla, AP


Komitmen untuk perdamaian di Timur Tengah.

5.
Bapa Suci Benediktus XVI sedang memegang Salib.
Filippo Monteforte, AFP/Getty Images
Salah satu foto dan momen yang bagus sekali. He is our Pope!

6.
Bapa Suci berjabat tangan dengan Pemimpin Agama Druze (Druze mengklaim diri mereka juga Islam), Sheik Naim Hassan.
Joseph Eid, OAFP/Getty Images
 Pesan perdamaian tersirat dari foto ini.

7.
Paus Benediktus XVI berjabat tangan dengan Patriark Pierre Bechara Rai, Kepala Gereja Katolik Maronit.
news.va
Dalam konteks Gereja partikular, Paus adalah saudara tua dari setiap Patriark-patriark Katolik Timur.

8.
Paus Benediktus XVI berjabat tangan dengan Presiden Libanon, Michel Suleiman.
news.va


Menurut konstitusi Libanon, seorang Presiden Libanon haruslah seorang Katolik Maronit. Di Libanon, terjadi pembagian kekuasaan negara yang menarik. Presiden adalah seorang Katolik Maronit, Perdana Menteri adalah seorang Islam Sunni, Ketua Parlemen adalah seorang Islam Syiah dan Wakil Perdana Menteri adalah seorang Kristen Ortodoks Timur.

9.
We Love You!
Alessandra Tarantino, AP


Ya, tentu. We Love You Papa Benedict!!!
Semoga Allah Tritunggal memberkati dan menolong usaha Bapa Suci kita yang tercinta ini dalam setiap tugas pelayanannya sebagai seorang Wakil Kristus.

Pax et Bonum

Tuesday, March 27, 2012

Gambar Minggu Ini: Galeri Foto Perjalanan Apostolik Paus Benediktus XVI ke Meksiko

Galeri foto Perjalanan Apostolik Paus Benediktus XVI ke Meksiko, dikumpulkan oleh Paula Luckhurst di album The Pope's trip to Mexico. Foto-foto lain bisa diakses di album tersebut. Pax et Bonum

23 Maret 2012. Paus Benediktus XVI berjalan dengan menggunakan tongkat diiringi oleh Kardinal Tarsisio Bertone dan Mario Monti (Italian Premier) menuju ke pesawat untuk berangkat ke Meksiko dan Kuba dari bandara Fiumicino di Roma. Isu-isu utama yang akan diangkat oleh Paus Benediktus XVI dalam kunjungan kali ini adalah perang obat-obatan terlarang di negara Meksiko yang religius dan evolusi rezim komunis di Kuba.

Bapa Suci Benediktus XVI sedang menaiki pesawat dengan dibantu tongkat yang ia punya. Dalam bayangan Indonesian Papist, tampaknya Bapa Suci menolak dibantu naik dan Beliau ingin berusaha sendirian masuk ke dalam pesawat. Bapa Suci Benediktus XVI datang kepada umat beriman di Meksiko dan Kuba yang berharap akan pesan-pesan dan peneguhan dari Sang Bapa Suci.
Suster-suster dari Kongregasi Visitation of Mary di kota Leon (Meksiko) telah mempersiapkan 100.000 roti altar untuk Perayaan Ekaristi oleh Bapa Suci Benediktus XVI
Bapa Suci Benediktus XVI menyapa para reporter di dalam pesawat. Beliau telah tiba Leon
Bapa Suci Benediktus XVI meninjau dan menyapa para pengawal kehormatan di bandara kota Leon.

Para Umat Beriman yang bersukacita menunggu kedatangan wakil Kristus, Benediktus XVI
Iring-iringan Bapa Suci Benediktus XVI di tengah kerumunan umat beriman di kota Leon
Bapa Suci Benediktus XVI memberi berkat dari dalam popemobile.
24. Maret 2012. Bapa Suci Benediktus XVI memimpin Perayaan Ekaristi di Miraflores in Leon
Papa Benedetto XVI menggunakan sombrero, topi khas Meksiko
Bapa Suci Benediktus XVI memberkati seorang bayi
Bapa Suci Benediktus XVI dalam Perayaan Vesper bersama Para Uskup Meksiko dan Amerika Latin di Katedral Our Most Holy Mother of Light di Leon.

Pax et Bonum

Wednesday, March 21, 2012

Gambar Minggu Ini - Illustration from the Tetraevangelo


Jacob Copista, Illustration from the Tetraevangelo, Library of the Mechitarist Fathers, Vienna.
Ilustrasi ini menggambarkan Perjamuan Malam Terakhir dengan penetapan Ekaristi dalam sebuah ruang besar dengan permadani menutup lantai (bdk. Mrk 14:15).

�Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: �Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku�. Sesudah itu, Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: �Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa�.� (Mat 26:26-28).


Dalam lukisan ini, Yesus duduk bersama para Rasul di sekitar meja yang berbentuk piala. Di meja, terletak roti dan anggur. Ruangan yang digambarkan dengan latar belakang arsitektur yang dikerjakan dengan teliti, bangunan dan tabernakel bundar dengan tujuh tiang melambangkan Gereja, tempat tinggal Kristus Ekaristi. Ada detail yang cukup berarti, Rasul Yohanes menyandarkan kepalanya ke dada Yesus (bdk. Yoh 13:25). Yohanes menampakkan persatuan cinta yang dihasilkan Ekaristi dalam diri umat beriman. Ini merupakan jawaban murid terhadap undangan Sang Guru.

�Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. ... Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku� (Yoh 15:5.9-10).

Ekaristi adalah persekutuan dengan Yesus dan makanan rohani untuk menunjang umat beriman dalam perjuangan hidupnya untuk menaati perintah-perintah-Nya.

�Juru Selamat ... selalu dan sepenuhnya hadir bagi mereka yang hidup dalam Dia. Dia mencukupi setiap kebutuhan mereka. Dia adalah segalanya bagi mereka dan tidak akan membiarkan mereka memalingkan muka mereka kepada hal-hal lain atau mencari sesuatu yang terpisah dari-Nya. Bagi para kudus, betul-betul tak ada sesuatu pun yang lain yang mereka butuhkan kecuali hanya Dia; Dia memberi mereka kehidupan dan perkembangan; Dia memberi mereka makan; Dia merupakan cahaya dan napas mereka; Dia membentuk gambaran Diri-Nya dalam diri mereka; Dia menyinari mereka dengan sinar-Nya dan kemudian menampakkan Diri-Nya kepada mereka. Dia sekaligus makanan dan Dia yang memberi makan. Dialah yang memberikan roti kehidupan dan yang Dia berikan itu Diri-Nya, kehidupan dari segala yang hidup, keharuman bagi yang menghirup, pakaian bagi mereka yang akan memakainya. Sekali lagi, Dialah yang membuat kita mampu berjalan dan Dialah jalan dan juga tempat istirahat, dan tujuan akhir. Kita adalah anggota-anggota-Nya, Dia adalah Kepala. Apakah perlu bertempur? Dia bertempur bersama dengan kita, dan Dialah yang memaklumkan kemenangan kepada mereka yang layak menerima kehormatan. Apakah kita menang? Lihatlah, Dialah mahkota kemenangan. Jadi dari setiap arah, Dia membimbing pikiran kita kembali kepada-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan kita berpaling kepada hal-hal lain ataupun ditangkap oleh cinta akan sesuatu yang lain. ... Dari apa yang sudah kita katakan seharusnya menjadi jelas bahwa hidup dalam Kristus tidak hanya berkenaan dengan masa yang akan datang, tetapi Dia sungguh sudah hadir bagi para Kudus yang hidup dan berkarya di dalamnya� (N. Cabasilas, Hidup dalam Kristus, 1, 13-15).

Sumber: Kompendium Katekismus Gereja Katolik hal 121-122

Pax et Bonum

Wednesday, March 7, 2012

Gambar Minggu Ini - Galeri Stained Glass St. Yosef dan Penjelasan dari Redemptoris Custos

Artikel ini saya putuskan untuk dipisahkan dari artikel Katekese Ringan Mengenai Santo Yosef. <<< Silahkan klik tersebut untuk membacanya.

Berikut ini berbagai Stained Glass (kaca patri) mengenai Santo Yosef serta isi Dokumen Anjuran Apostolik Redemptoris Custos yang relevan dengan semua lukisan ini. Sumber stained glass St. Joseph (Christ from birth to adulthood) Stained Glass

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguD1LPZL45BBA6dDePpZY2YoClyg5CK3EK15ibUayfO0bDxlE4NCCf2O4tY7ZyGTT5jKzj7AJYZYcb1jOtHyn05Y8j0UNUhUjktFeJ7P-NSswNDb8a2OqsDBniquP__XCUqyHuNetvWBU/s1600/IMG_4354_0463-WEB.jpg
Kelahiran Kristus

Sebagai pelindung dari misteri �yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah,� yang mulai disingkapkan di hadapan matanya �dalam kegenapan waktu,� Yosef, bersama Maria, merupakan saksi istimewa akan kelahiran Putra Allah ke dalam dunia pada malam Natal di bBetlehem. Lukas menulis, �Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan� (Luk 2:6-7). Yosef adalah seorang saksi mata dari kelahiran ini, yang terjadi dalam kondisi, menurut pandangan manusia, memalukan - suatu pemakluman pertama akan �pengosongan diri� (bdk Fil 2:5-8) yang dengan sukarela diterima Kristus demi pengampunan dosa manusia. Yosef juga menjadi saksi dari sembah sujud para gembala yang datang di tempat Yesus dilahirkan setelah para malaikat menyampaikan kepada mereka berita sukacita nan agung (bdk Luk 2:15-16). Di kemudian hari ia juga menjadi saksi dari sembah sujud para majus yang datang dari Timur (bdk Mat 2:11). - Redemptoris Custos 10


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7pPw_uU2psMlsAWe8LTLtJ4wK69dtwjS21dbWAMEUdQGU0JJKVeYqRs-ZTxGjVuv2tMFWxVfAzw6lJzZu3m0IiaKunlZM20EGO_NQiwWBoKmwDLF8eywT8zGBRD5qIMINy1wa8qOL_fc/s1600/IMG_4352_0461-WEB.jpg
Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Ritus yang disebut Lukas ini (2:22dst), meliputi menebus anak sulung dan menerangkan tinggalnya Yesus di Bait Allah di kemudian hari pada usia duabelas tahun. Menebus anak sulung merupakan kewajiban lain dari seorang ayah, dan kewajiban ini ditunaikan oleh Yosef. Yang dilambangkan dengan anak sulung ialah umat perjanjian, yang ditebus dari perbudakan agar dapat menjadi milik Allah. Di sini juga, Yesus - yang adalah �harga� tebusan yang sejati (bdk 1 Kor 6:20; 7:23; 1Ptr 1:19) - tidak hanya �menggenapi� ritus Perjanjian Lama, melainkan pada saat yang sama melampauinya, sebab Ia bukanlah subyek yang harus ditebus, melainkan pencipta penebusan itu sendiri. Penulis Injil mencatat bahwa �bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia� (Luk 2:33), teristimewa akan apa yang dikatakan Simeon dalam madahnya kepada Tuhan, ketika ia menyebut Yesus sebagai �keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel� dan sebagai suatu �tanda yang menimbulkan perbantahan� (bdk Luk 2:30-34). - Redemptoris Custos 13 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbdjdRQ4ucFwTuOHHKhVpUz1hH5I8NkwEcoIrUZUzuveVQk2vACRd7tC7SgzceGRPIpXbXKsu7hZNBjozusahiNYGIJ0VEX94P3W2uB4ZU_YHWaH_ovsp3byVDRzpjWY7mX_NM91jOI_o/s1600/IMG_4351_0460-WEB.jpg
Pengungsian ke Mesir
Setelah kisah Yesus Dipersembahkan di Bait Allah, Penginjil Lukas mencatat, �Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya� (Luk 2:39-40). Tetapi menurut teks Matius, suatu peristiwa yang amat penting terjadi sebelum mereka kembali ke Galilea, suatu peristiwa di mana penyelenggaraan ilahi sekali lagi membutuhkan bantuan Yosef. Kita baca �Setelah oorang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yosef dalam mimpi dan berkata: `Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia'� (Mat 2:13). Herodes mengetahui dari para majus yang datang dari Timur mengenai kelahiran �raja orang Yahudi� (Mat 2:2). Dann ketika para majus telah berangkat, ia �menyuruh membunuh semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah� (Mat 2:16). Dengan membunuh mereka semua, ia berharap dapat membunuh �raja orang Yahudi� yang ia dengar baru dilahirkan. Maka, Yosef, setelah diperingatkan dalam mimpi, �mengambil Anak itu serta ibu-Nya pada waktu malam, dan lari ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mangkat. Hal ituu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan melalui nabi, `Dari Mesir Ku-panggil PutraKu'� (bdk Mat 2:14-15; bdk Hos 11:1). Dan maka, perjalanan Yesus kembali ke Nazaret dari Betlehem adalah melalui Mesir. Sama seperti bangsa Israel telah mengikuti jalan keluar �dari kondisi perbudakan� agar dapat memulai Perjanjian Lama, demikian pula Yosef, pelindung dan partisipan dalam misteri penyelenggaraan ilahi, bahkan di pembuangan menjaga Dia yang mmendatangkan Perjanjian Baru. - Redemptoris Custos 14

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXkg9TEIkeZg_dV5yB3W6RnCPkHNGdQVt9I3DCLmFAfaWRtM_MXhVRWCpbGFdNMwFXxaG-CEnUJiZhR37WOnKLnITCgdbv84JnAs1eZBs9EAB3qpyv-lV6QFLeH_GZfkQClrf3a-ahIaQ/s1600/IMG_4357_0466-WEB.jpg
Yesus ditemukan di Bait Allah
Sejak dari saat Kabar Sukacita, baik Yosef maupun Maria mendapati diri mereka, dalam arti tertentu, pada pusat misteri yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, misteri yang telah menjadi daging, �Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,� (Yoh 1:14). Ia tinggal di antara manusia, dalam lingkungan Keluarga Kudus dari Nazaret -satu dari sekian banyak keluarga di kota kecil ini di Galilea, satu dari sekian banyak keluarga di tanah Israel. Di sanalah Yesus �bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya� (Luk 2:40). Injil meringkas hanya dalam beberapa patah kata, periode panjang dari kehidupan �yang tersembunyi�, masa di mana Yesus mempersiapkan DiriNya untuk misi mesianik-Nya. Hanya satu episode dari �masa yang tersembunyi� ini dikisahkan dalam Injil Lukas: Paskah di Yerusalem ketika Yesus berusia duabelas tahun. Bersama Maria dan Yosef, Yesus ikut ambil bagian dalam perayaan sebagai seorang peziarah muda. �Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya� (Luk 2:43). Setelah sehari perjalanan jauhnya, orangtua-Nya menyadari ketidakhadiran-Nya dan mulai mencari �di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.� �Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya� (Luk 2:46-47). Maria bertanya, �Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau� (Luk 2:48). Jawaban yang diberikan Yesus sedemikian rupa hingga �mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.� Ia mengatakan, �Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?� (Luk 2:49-50). Yosef, yang baru saja disebut Maria sebagai �bapa-Mu,� mendengar jawaban ini. Bagaimanapun, itulah yang dikatakan dan dipikirkan semua orang: Yesus adalah (dianggap sebagai) Putra Yosef� (Luk 3:23). Namun demikian, jawaban Yesus di Bait Allah sekali lagi membangkitkan dalam benak dia �yang dianggap bapa-Nya� apa yang telah ia dengar pada malam itu duabelas tahun silam, �Yosef, � janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.� Sejak dari saat itu, ia tahu bahwa ia adalah pelindung dari misteri Allah, dan tepat misteri inilah yang oleh Yesus yang berumur duabelas tahun dibangkitkan kembali dalam benaknya, �Aku harus berada di dalam rumah BapaKu.� - Redemptoris Custos 15


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy0nDArdP5RH0naZEf1z55wj3ijXiOusd43hafCcCxHiGFW4Hmk1u6VxD1AUPwIIXZdwWlYmLkhAf_z_DrjzHB-6RFZkWGAjjYPzwI-xZK2CPwc1OKrRzZaoewQ1qs0hLs-gDioFSMaqI/s1600/IMG_4361_0470-WEB.jpg
Yesus kala remaja. Terlihat Ia sedang membuat salib mini. Gambar ini menyiratkan bahwa sejak muda Yesus telah mengetahui bahwa Ia akan menderita dan wafat di kayu salib.


Bertumbuhnya Yesus dalam �hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia� (Luk 2:52) terjadi dalam Keluarga Kudus di bawah pengawasan Yosef, yang mempunyai tugas penting �membesarkan� Yesus, yaitu memberinya makanan, pakaian serta pendidikan dalam Hukum dan dalam ketrampilan, sehubungan dengan kewajibannya sebagai seorang ayah. Dalam Kurban Ekaristi, Gereja menghormati kenangan akan Maria, Bunda Allah yang tetap Perawan selamanya, dan kenangan akan St Yosef, (29) sebab �ia memberi makan Dia yang harus disantap umat beriman sebagai roti hidup yang kekal.� (30) Dari pihak-Nya, Yesus �taat kepada mereka� (bdk Luk 2:51), membalas dengan penuh hormat kasih sayang �orangtua�-Nya. Dengan cara ini Ia bermaksud menguduskan kewajiban keluarga dan kerja, yang Ia lakukan di sisi Yosef. - Redemptoris Custos 16

Pax et Bonum

Wednesday, February 29, 2012

Gambar Minggu Ini - Mosaic on the Wall of the Incarnation di Vatican


Chapel of the �Mother of the Redeemer�, Mosaic on the Wall of the Incarnation, Vatican City.

Kurban salib merupakan sumber tata keselamatan Sakramental Gereja. Dalam lukisan ini, Maria, yang merupakan figur Gereja, mengumpulkan dalam tangan kirinya darah dan air yang mengalir dari luka lambung Kristus yang merupakan simbol Sakramen-Sakramen Gereja.

�Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Dia sudah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air� (Yoh 19:33-34).

Santo Agustinus memberikan komentar ini:

Kristus Tuhan kita, yang dalam penderitaan-Nya memberikan kepada kita apa yang Dia ambil dari kita ketika Dia dilahirkan, dan yang dalam kekekalan telah menjadi yang paling agung di antara para imam, memberikan perintah agar kurban yang kamu lihat ini, yaitu tubuh dan darah, dipersembahkan. Sungguh, tubuh-Nya yang ditikam dengan tombak, mengalirkan air dan darah, dengan itu Dia mengampuni dosa-dosa kita. Dengan mengingat rahmat ini dan melaksanakan keselamatan padamu (yang kemudian Allah bekerja dalam dirimu), mendekatlah dan ambillah bagian dari altar ini dengan takut dan gemetar. Lihatlah dalam Roti ini, Tubuh yang tergantung di salib, dan dalam Cawan ini, Darah yang mengalir dari lambung- Nya. Bahkan, kurban-kurban kuno Umat Allah telah lebih dulu menggambarkan kurban unik ini dalam berbagai cara. Kristus sekaligus domba karena ketulusan dan kemurnian jiwa Nya dan kambing karena dalam daging yang sama dengan daging yang berdosa. Berbagai macam kurban lain yang ada dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada kurban ini yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru.

Jadi, ambil dan makanlah tubuh Kristus karena sekarang kamu menjadi anggota Kristus di dalam tubuh-Nya. Ambil dan minumlah darah Kristus. Agar tidak terpisah, makanlah apa yang mempersatukan kamu. Agar tidak menganggap rendah dirimu, minumlah apa yang menjadi harga pribadimu. Sebagaimana makanan ini diubah menjadi dirimu jika kamu memakan dan meminumnya, demikian pula kamu diubah menjadi tubuh Kristus jika kamu hidup dalam ketaatan dan bakti kepada-Nya. Ketika penderitaan-Nya sudah dekat, Dia merayakan Perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Diambilnya roti, diberkati- Nya sambil berkata: Inilah Tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu. Demikian pula sesudah memberkati, Dia memberikan piala sambil berkata: Inilah darah perjanjian baru yang akan ditumpahkan bagi semua demi pengampunan dosa. Ini sudah kamu baca dan dengar di dalam Injil, tetapi kamu tidak tahu bahwa Ekaristi ini adalah sungguh-sungguh Sang Putra. Sekarang, dengan hati yang dimurnikan dalam suara hati yang tanpa noda dan dengan tubuhmu yang dimandikan dengan air yang bersih, pandanglah Dia dan kamu akan bersinar dalam kegembiraan dan wajahmu tidak akan merah karena malu� (Khotbah, 228B).

Ket: Situs resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.

Pax et Bonum

Wednesday, February 22, 2012

Gambar Minggu Ini - Pemberian Abu


Gambar di atas mengisahkan momen pada saat umat menerima abu tanda pertobatan dari seorang Uskup pada abad pertengahan. Kalimat �Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.� (Kej 3:19) diucapkan Sang Uskupp kala ia menandai umat dengan abu. Kalimat di atas aadalah kalimat yang tertua dan ppertama yang digunakan dalam Hari Rabu Abu.

Warna Liturgi: Ungu
Tipe Hari Raya : Hari Berpuasa dan Berpantang
Waktu dalam Tahun Liturgi: Hari Pertama Masa Prapaskah (Kalender Gereja Katolik Roma)
Durasi: Satu Harii
Perayaan/Simbolisasi: Pertobatan, Berkabung, Kerendahan Hati
Nama Lain: Dies Cinerum (Hari Abu)
Referensi Kitab Suci: Matius 4:1-11; Lukas 4:1-13; Ester 4:1-3; Yun 3:5-6; Dan 9:3; Mat 11:21


Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan ssesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485-464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1). Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya ttentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, �Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.� (Dan 9:3). Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung lalu duduk di atas abu (Yun 3:5-6). Contoh-contoh dari Perjanjian Lama di atas merupakan bukti atas praktek penggunaan abu dan pengertian umum akan makna yang dilambangkannya.  

Yesus Sendiri juga menyinggung soal penggunaan abu: kepada kota-kota yang menolak untuk bertobat dari dosa-dosa mereka meskipun mereka telah menyaksikan mukjizat-mukjizat dan mendengar kabar gembira, Kristus berkata, �Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu.� (Mat 11:21)*

Gereja Perdana mewariskan penggunaan abu untuk alasan simbolik yang sama. Dalam bukunya �De Poenitentia�, Tertulianus (sekitar 160-220) menulis bahwa pendosa yang bertobat haruslah �hidup tanpa bersenang-senang dengan mengenakan kain kabung dan abu.� Eusebius (260-340), sejarahwan Gereja perdana yang terkenal, menceritakan dalam bukunya �Sejarah Gereja� bagaimana seorang murtad bernama Natalis datang kepada Paus Zephyrinus dengan mengenakan kain kabung dan abu untuk memohon pengampunan. Juga, dalam masa yang sama, bagi mereka yang diwajibkan untuk menyatakan tobat di hadapan umum, imam akan mengenakan abu ke kepala mereka setelah pengakuan.

Dalam abad pertengahan (setidak-tidaknya abad kedelapan), mereka yang menghadapi ajal dibaringkan di tanah di atas kain kabung dan diperciki abu. Imam akan memberkati orang yang menjelang ajal tersebut dengan air suci, sambil mengatakan �Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.� Setelah memercikkan air suci, imam bertanya, �Puaskah engkau dengan kain kabung dan abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?� Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, �Saya puas.� Dalam contoh-contoh di atas, tampak jelas makna abu sebagai lambang perkabungan, ketidakabadian dan tobat.

Akhirnya, abu dipergunakan untuk menandai permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa persiapan selama 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) menyambut Paskah. Ritual perayaan �Rabu Abu� ditemukan dalam edisi awal Gregorian Sacramentary yang diterbitkan sekitar abad kedelapan. Sekitar tahun 1000, seorang imam Anglo-Saxon bernama Aelfric menyampaikan khotbahnya, �Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama Masa Prapaskah.� Setidak-tidaknya sejak abad pertengahan, Gereja telah mempergunakan abu untuk menandai permulaan masa tobat Prapaskah, kita ingat akan ketidakabadian kita dan menyesali dosa-dosa kita.

Dalam liturgi kita sekarang, dalam perayaan Rabu Abu, kita mempergunakan abu yang berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Imam memberkati abu dan mengenakannya pada dahi umat beriman dengan membuat tanda salib dan berkata, �Ingat, engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,� atau �Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.� Sementara kita memasuki Masa Prapaskah yang kudus ini guna menyambut Paskah, patutlah kita ingat akan makna abu yang telah kita terima: kita menyesali dosa dan melakukan silih bagi dosa-dosa kita. Kita mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita. Kita memperbaharui janji-janji yang kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika kita mati atas hidup kita yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus. Dan yang terakhir, kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu, kita berjuang untuk hidup dalam kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak. Pada intinya, kita mati bagi diri kita sendiri, dan bangkit kembali dalam hidup yang baru dalam Kristus.

Sementara kita mencamkan makna abu ini dan berjuang untuk menghayatinya terutama sepanjang Masa Prapaskah, patutlah kita mempersilakan Roh Kudus untuk menggerakkan kita dalam karya dan amal belas kasihan terhadap sesama. Bapa Suci dalam pesan Masa Prapaskah tahun 2003 mengatakan, �Merupakan harapan saya yang terdalam bahwa umat beriman akan mendapati Masa Prapaskah ini sebagai masa yang menyenangkan untuk menjadi saksi belas kasih Injil di segala tempat, karena panggilan untuk berbelas kasihan merupakan inti dari segala pewartaan Injil yang sejati.� Beliau juga menyesali bahwa �abad kita, sungguh sangat disayangkan, terutama rentan terhadap godaan akan kepentingan diri sendiri yang senantiasa berkeriapan dalam hati manusia � Suatu hasrat berlebihan untuk memiliki akan menghambat manusia dalam membuka diri terhadap Pencipta mereka dan terhadap saudara-saudari mereka.�            

Dalam Masa Prapaskah ini, tindakan belas kasihan yang tulus, yang dinyatakan kepada mereka yang berkekurangan, haruslah menjadi bagian dari silih kita, tobat kita, dan pembaharuan hidup kita, karena tindakan-tindakan belas kasihan semacam itu mencerminkan kesetiakawanan dan keadilan yang teramat penting bagi datangnya Kerajaan Allah di dunia ini.

Sumber:

Wednesday, February 15, 2012

Gambar Minggu Ini - Holy Mary Exterminatrix of Heresy (St. Maria Pemberantas Ajaran Sesat)



Gambar Minggu Ini edisi Rabu 15 Februari 2012 adalah Holy Mary, Exterminatrix of Heresy � St. Maria Pemberantas Ajaran Sesat. Exterminatrix kurang lebih artinya adalah �Pemberantas�.

Lukisan Santa Perawan Maria Pemberantas Ajaran Sesat yang saya tampilkan di sini adalah hasil karya Giovanni Pagani of Monterubbiano (+ 1545) yang saya temukan dari blog Hermeneutic of Continuity.

Anda bisa memperhatikan sendiri lukisan tersebut. St. Perawan Maria sedang mengayunkan pentungan kepada iblis yang hendak menyesatkan anak-anak kecil. St. Maria menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak kecil tersebut dari penyesatan iblis. Lukisan ini didasarkan pada Wahyu 12:15-17:
12:15 Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
12:16 Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Iblis menyemburkan air dari mulutnya untuk menghanyutkan St.PPerawan Maria. �Air dari mulutnya� si iblis ini menggambarkan kebohongan dan penyesatan yang muncul dari iblis. Taktik ini telah digunakan oleh Iblis untuk menyesatkan Hawaadan ia berhasil. Hawa pun tersesat dan terkalahkan sehingga melakukan dosa.

Iblis ppun hendak menyesatkan Bunda Maria. Iblis dalam Wahyu dii atas digambarkan sedang berusaha menyesatkan Bunda Maria dengan kebohongan dan penyesatannya. Ia menggunakan taktik yang sama dengan yang dia lakukan dulu terhadap Hawa. Tapi, iblis tidak berhasil. Bunda Maria tidak tersesat dan tidak disesatkan karena Bunda Maria penuh rahmat Allah.

Si Iblis pun marah kepada Bunda Maria. Tetapi, ia menyadari bahwa Bunda Maria tidak bisa ia kalahkan dan sesatkan. Oleh karena itu, Ibliss memilih memerangi Putera-puteri Maria yaitu kita. Kita semua yang dibaptis dan berada di dalam Gereja Katolik itulah orang-orang yang berusaha untuk  �menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.� Iblis berusaha menyesatkan kita melalui tipu daya yang keluar dari mulutnya. Tetapi, perlindungan keibuan Bunda Maria bersama kita semua. Maria yang dikandung tanpa noda dosa oleh karena rahmat Allah menjadi tempat perlindungan bagi kita. Lihatlah kembali lukisan di atas dan perhatikan anak laki-laki kecil yang berusaha mencari perlindungan kepada Bunda Maria. Bunda Maria pun memegang erat tangan anak kecil yang ketakutan itu sambil mengusir iblis dengan pentungan/gada. Seperti seorang anak kecil, kita bisa berseru, �Bunda, Bunda, tolonglah aku, doakanlah aku. Iblis itu mengejar-ngejar aku, berusaha menyesatkanku dan menjauhkan diriku dari Kristus dan Bunda. Bunda dekaplah aku.�

Bunda Maria sungguh pantas disebutt Pemberantas Ajaran Sesat (Exterminatrix of Heresy) karena ia berdiri menjadi musuh bagi iblis. Dalam dokumen Ad Diem Illum Laetissimum, Paus St. Pius X menjelaskan bidaah-bidaah (ajaran sesat) seperti materialisme, anarkisme, rasionalisme, dll akan menemukan kehancurannya di bawah Bunda Maria.

Lalu bagaimana kita mencari perlindungan kepada Maria dari ajaran sesat? Dalam janji ketiga dari 15 Janji Bunda Maria kepada mereka yang berdoa Rosario, Rosario menjadi perisai bagi kita untuk mengalahkan kesesatan.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan menaklukkan kesesatan.
Yuk, mari kita daraskan Rosario setiap harinya untuk berbagai intensi baik pribadi maupun umum. Bunda Maria tentu akan membantu kita dan mendoakan kita semua. Bunda Maria penuh rahmat dan ia tidak menyimpan rahmat tersebut bagi dirinya sendiri, tetapi juga membagikan dan menyalurkannya bagi kita semua, Putera-puteri Allah dan Gereja.

Bunda Maria Pemberantas ajaran sesat, doakanlah Gereja Kristus, doakanlah kami anak-anakmu, doakanlah dunia. Amin

Pax et bonum

Recent Post