KAIRO (MESIR) - Perubahan menuju kebebasan yang diimpikan setelah revolusi di Mesir nampaknya akan menjadi isapan jempol belaka, yang nyata hanyalah semakin meningkatnya diskriminasi dari kelompok mayoritas yang merasa sangat superior dan tidak terkalahkan.
Pada Jumat (27/07/2012) subuh kemarin belasan rumah di Dahsyour, sebuah desa di kota Badrasheen, Provinsi Giza, dekat ibukota Mesir, Kairo, terbakar akibat serangan ribuan muslim. Serangan yang dilakukan sebelum buka puasa ini berjalan mulus tanpa dihalang aparat keamanan.
Menurut AFP, aksi pembakaran itu bermula dari sebuah pertengkaran dan perkelahian antara seorang muslim dan seorang pria Kristen pekerja laundry (pencucian pakaian) yang menyetrika baju muslim ini hingga hangus pada lengan baju.
Tidak terima bajunya hangus, muslim itupun memukuli pria Kristen ini sehingga mereka berdua pun berkelahi.
Menurut Al Masrawy, situs web berita berbahasa Arab, peristiwa pemukulan Samih Nasim, pada Rabu (25/07/2012), yang diserang Ahmed Ramadan pemilik baju muslim, setelah mengetahui lengan bajunya hangus disetrika ternyata berujung bentrok SARA.
Walaupun kedua warga Mesir itu sama-sama mengalami luka, para muslim yang merasa terhina dan mengartikan aksi pembakaran baju islami itu sebagai "sikap berani para dhimmi menantang dan menghina muslim" mengambil sebuah 'tindakan tambahan'.
Sekitar dua puluhan muslim pada keesokan harinya, Kamis (26/07/2012) malam mendatangi perumahan umat Kristen di desa Dahsyour menuju Gereja Mar Girgis. Mereka menyerang perumahan warga itu dengan batu dan molotov, warga Kristen sekitar yang mengetahui rencana penyerangan muslim itupun berjaga di lantai dua dan atap rumah mereka. Warga pun menghujani para muslim pengacau itu dengan molotov, seorang muslim terluka.
Tidak terima dengan 'kekalahan' tersebut, para pengacau ini mengumpulkan massa usai sholat magrib pada Jumat (27/07/2012) di masjid, merekapun mendatangi daerah Kristen itu dengan senjata tajam dan bom molotov, alhasil para wanita dan anak-anak pun melarikan diri sedangkan para prianya menunggu kedatangan pengacau beragama itu. Mengetahui kekuatan tidak berimbang warga Kristen pun mundur sehingga rumah mereka menjadi tumbal, belasan orang juga ikut terluka.
Pemerintah Mesir hingga kini masih belum mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa ini, sedangkan belasan muslim dan puluhan warga Kristen ditahan pasca-penyerangan tersebut.
Menurut AINA, hal ini merupakan bagian dari "hukuman kolektif" terhadap kelompok dhimmi di Mesir yang mencoba 'melawan dan menentang aturan Islam'. Umat Kristen, Yahudi, Sekte-sekte Islam minoritas (Shia, Ahmadia & Sufi), kelompok liberal, kelompok sekuler dan feminis merupakan kelompok dari para 'dhimmi', istilah lain dari 'warga kelas tiga' sedangkan para muslim dari sekte Sunni terutama pria merupakan warga kelas satu di Mesir, sedangkan warga kelas dua adalah wanita muslim Sunni.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-tidak-terima-sehelai-baju.html?m=1
Pada Jumat (27/07/2012) subuh kemarin belasan rumah di Dahsyour, sebuah desa di kota Badrasheen, Provinsi Giza, dekat ibukota Mesir, Kairo, terbakar akibat serangan ribuan muslim. Serangan yang dilakukan sebelum buka puasa ini berjalan mulus tanpa dihalang aparat keamanan.
Menurut AFP, aksi pembakaran itu bermula dari sebuah pertengkaran dan perkelahian antara seorang muslim dan seorang pria Kristen pekerja laundry (pencucian pakaian) yang menyetrika baju muslim ini hingga hangus pada lengan baju.
Tidak terima bajunya hangus, muslim itupun memukuli pria Kristen ini sehingga mereka berdua pun berkelahi.
Menurut Al Masrawy, situs web berita berbahasa Arab, peristiwa pemukulan Samih Nasim, pada Rabu (25/07/2012), yang diserang Ahmed Ramadan pemilik baju muslim, setelah mengetahui lengan bajunya hangus disetrika ternyata berujung bentrok SARA.
Walaupun kedua warga Mesir itu sama-sama mengalami luka, para muslim yang merasa terhina dan mengartikan aksi pembakaran baju islami itu sebagai "sikap berani para dhimmi menantang dan menghina muslim" mengambil sebuah 'tindakan tambahan'.
Sekitar dua puluhan muslim pada keesokan harinya, Kamis (26/07/2012) malam mendatangi perumahan umat Kristen di desa Dahsyour menuju Gereja Mar Girgis. Mereka menyerang perumahan warga itu dengan batu dan molotov, warga Kristen sekitar yang mengetahui rencana penyerangan muslim itupun berjaga di lantai dua dan atap rumah mereka. Warga pun menghujani para muslim pengacau itu dengan molotov, seorang muslim terluka.
Tidak terima dengan 'kekalahan' tersebut, para pengacau ini mengumpulkan massa usai sholat magrib pada Jumat (27/07/2012) di masjid, merekapun mendatangi daerah Kristen itu dengan senjata tajam dan bom molotov, alhasil para wanita dan anak-anak pun melarikan diri sedangkan para prianya menunggu kedatangan pengacau beragama itu. Mengetahui kekuatan tidak berimbang warga Kristen pun mundur sehingga rumah mereka menjadi tumbal, belasan orang juga ikut terluka.
Pemerintah Mesir hingga kini masih belum mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa ini, sedangkan belasan muslim dan puluhan warga Kristen ditahan pasca-penyerangan tersebut.
Menurut AINA, hal ini merupakan bagian dari "hukuman kolektif" terhadap kelompok dhimmi di Mesir yang mencoba 'melawan dan menentang aturan Islam'. Umat Kristen, Yahudi, Sekte-sekte Islam minoritas (Shia, Ahmadia & Sufi), kelompok liberal, kelompok sekuler dan feminis merupakan kelompok dari para 'dhimmi', istilah lain dari 'warga kelas tiga' sedangkan para muslim dari sekte Sunni terutama pria merupakan warga kelas satu di Mesir, sedangkan warga kelas dua adalah wanita muslim Sunni.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-tidak-terima-sehelai-baju.html?m=1