Latest News

Monday, April 30, 2012

Inilah Alasan Mengapa Anda Harus Menjadi Katolik


Marilah kita berbicara jujur tentang fakta; Sejak berdirinya Gereja Katolik, berapa banyak orang atau kelompok yang berusaha merongrong dan menghancurkannya? Berapakah yang mengeritik dan menyalahkan Gereja Katolik? Semuanya karena Gereja tetap mempertahankan kebenaran yang satu ini; 'Yesus adalah Tuhan, dan Ia mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang Petrus, Rasul yang diangkatnya menjadi pemimpin rasul yang lain. Dan, Gereja itu adalah Gereja Katolik.'

Tuhan Yesus telah bersabda, "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata; Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Jangan kamu mengikuti mereka."  Dan, rasanya sabda ini mendapatkan pembenaran di zaman ini di mana banyak orang berkotbah di pasar, tempat-tempat umum bahkan dari pintu ke pintu sebagai utusan Tuhan, sementara yang lain memproklamirkan kelompoknya sebagai gereja yang paling benar, bahkan ada yang berani mengatakan dengan tegas bahwa Yesus ada bersama kami. Lihatlah...banyak mujizat terjadi di sini. Mereka ada demikian untuk menggenapi Sabda-Nya, sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata; Akulah Dia. Terhadap semua daya tarik dan bujuk rayu ini, kuingatkan  Anda akan sabda Yesus, pendiri Gereja Katolikmu; 'Jangan kamu mengikuti mereka!'

Pertanyaan refleksif yang hendaknya kita semua renungkan adalah; 'Mengapa kita harus tinggal dan tetap menjadi anggota Gereja Katolik? Atau, mengapa kita tidak boleh berpindah ke lain gereja? Inilah jawabanku kepadamu sebagai saudaraku dalam Gereja yang satu, kudus, Katolik dan Apostolik; "TIDAK MUNGKIN YESUS MENINGGALKAN GEREJA YANG DIDIRIKANNYA SENDIRI di atas batu karang Petrus. Apakah Yesus sedang berjalan-jalan di luar Gereja-Nya? Iya! Ia sedang menjala agar ikan-ikan itu terjerat dalam jalan-Nya dan dibawa kembali ke pangkuan Bunda Gereja. Meskipun demikian, aku yakin bahwa Yesus akan selalu kembali dan tinggal di dalam Rumah-Nya sendiri, yakni Gereja Katolik, karena Ia telah berjanji bahwa kuasa jahat tidak akan menguasainya." Yesus tidak membutuhkan "villa atau istana" sebagai tempat tinggal-Nya yang baru." Ia tetap tinggal di dalam Gereja Katolik, rumah-Nya sendiri, dan terutama di dalam hati kita masing-masing.

Karena itu, marilah kita membuat Gereja kita memiliki daya tarik karena tutur kata dan sikap serta perbuatan kita yang baik, sehingga setiap orang yang mendengar kita mereka mendengarkan Yesus, setiap orang yang melihat wajah kita melihat wajah Yesus, dan setiap orang yang bertemu dengan kita mereka bertemu dengan Yesus.



Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dan BundaNya Serta Misteri-Misteri Perjanjian Lama (bagian 2)




Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dan BundaNya Serta Misteri-Misteri Perjanjian Lama (bagian 2)

Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dan BundaNya Serta Misteri-Misteri Perjanjian Lama (bagian 2)

Meditasi B. Anna Katharina Emmerick mistikus, stigmatis, visionaris (1774 - 1824)


Kronologi
Buku I
Penciptaan :
Bab 1 Jatuhnya Para Malaikat
Bab 2 Penciptaan Bumi
Bab 3 Adam dan Hawa
Bab 4 Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan

DOSA DAN KONSEKWENSINYA
Bab 1 Jatuh Dalam Dosa
Bab 2 Janji Akan Penebus
Bab 3 Adam dan Hawa Dihalau dari Firdaus
Bab 4 Keluarga Adam
Bab 5 Kain. Anak-anak Allah. Raksasa-raksasa
Bab 6 Nuh dan Keturunannya. Hom dan Dsemschid, Para Pemimpin Bangsa
Bab 7 Menara Babel
Bab 8 Derketo
Bab 9 Semiramis

Ibu Semiramis dilahirkan di wilayah Niniwe. Secara lahiriah ia seorang yang tenang, namun sesungguhnya ia seorang yang keji dan amoral. Ayah Semiramis berasal dari Syria dan, seperti ibu Semiramis, tenggelam dalam pemujaan berhala yang paling menjijikkan. Ia dibunuh sesudah kelahiran Semiramis, pembunuhannya ini ada hubungannya dengan, atau sebagai konsekwensi dari pendewaan mereka. Semiramis dilahirkan jauh di Ascalon, di Palestina, dan lalu dibawa oleh para imam kafir kepada para gembala di padang belantara. Semasa kanak-kanak, ia melewatkan sebagian besar waktunya seorang diri di atas sebuah gunung. Aku melihat ibunya dan para imam kafir berbelok, dalam ekspedisi berburu mereka, untuk mengunjunginya. Aku melihat juga iblis dalam berbagai rupa bermain bersamanya, seperti Yohanes di padang gurun bersama malaikat-malaikat. Aku melihat dekat Semiramis burung-burung dengan bulu-bulu berwarna cerah. Burung-burung itu membawakan baginya berbagai macam mainan yang ganjil. Aku tak ingat semua yang berhubungan dengannya, tetapi sungguh pemujaan berhala yang paling ngeri. Ia seorang yang cantik jelita, cerdas dan penuh daya pikat; segalanya berhasil dengannya. Dalam ketaatan pada berhala-berhala, ia menjadi isteri salah seorang pemimpin gembala dari Raja Babilonia, dan di kemudian hari ia menikah dengan sang raja sendiri. Raja ini telah menaklukkan sebuah bangsa jauh di utara, dan menyeret sebagian penduduknya ke negerinya sendiri sebagai budak. Beberapa waktu sesudahnya, ketika Semiramis sendiri bertahta, banyak dari mereka ditindas olehnya dan dipaksa bekerja dalam pengerjaan bangunan-bangunannya yang amat besar. Semiramis dipandang sebagai seorang dewi oleh bangsanya.

Ekspedisi-ekspedisi berburu yang dilakukan oleh ibu Semiramis lebih ganas dari yang dilakukan Semiramis. Ibunya berkelana dengan sepasukan kecil bala tentara dengan menunggang unta, keledai yang bergaris-garis, dan kuda. Sekali waktu aku melihat mereka di Arabia dekat Laut Merah, dalam suatu perburuan besar, pada masa ketika Ayub tinggal di kotanya di sana. Para perempuan pemburu itu amat tangkas dan mereka duduk di atas punggung kuda seperti lelaki. Mereka berpakain tertutup hingga ke lutut, di bawahnya kedua kaki dililit tali-temali. Kaki mereka mengenakan sol dengan dua hak tinggi, di atasnya terdapat figur-figur berwarna. Mereka mengenakan jaket pendek yang ketat terbuat dari bulu-bulu halus dari beragam warna dan pola. Sekeliling lengan dan dada terdapat tali-temali berhias bulu-bulu. Pundak ditutup dengan sebuah mantol tanpa lengan, juga dari bulu-bulu, berhiaskan mutiara dan bebatuan yang gemerlap. Di atas kepala, mereka mengenakan semacam topi dari sutera atau wol merah. Pada wajah mereka terjuntai sebuah kerudung yang terbelah dua, masing-masing dapat digunakan sebagai pelindung terhadap angin dan debu. Sehelai mantol pendek melengkapi kostum mereka. Peralatan berburu mereka terdiri dari tombak, busur dan anak panah; di sisi mereka tergantung sebuah perisai. Binatang-binatang buas telah berlipat ganda secara mencengangkan. Para pemburu menghalau mereka dari segala bagian wilayah yang luas dan membantainya. Mereka juga menggali selokan-selokan dan menimbuninya sebagai perangkap. Apabila binatang-binatang buas terperosok ke dalamnya, mereka segera dibantai dengan kapak dan pentung. Aku melihat ibu Semiramis memburu binatang yang digambarkan oleh Ayub sebagai kuda nil, juga harimau, singa, dan lain-lain. Aku tidak melihat kera pada masa-masa awal itu. Aku melihat perburuan serupa di atas air, di mana berhala dan banyak kejijikan biasa dilakukan. Sang ibu secara lahiriah tidak seamoral Semiramis, tetapi ia memiliki sifat iblis dengan kekuatan dan keberanian yang menakjubkan. Betapa sungguh ngeri, menceburkan diri ke dalam laut dalam pertarungannya dengan monster yang kuat itu! (Seekor kuda nil.) Dengan mengendarai seekor unta berpunuk satu, ia mengejar binatang itu, hingga unta dan penunggangnya tercebur ke dalam gelombang-gelombang laut. Ia dihormati sebagai dewi berburu dan penolong umat manusia.

Semiramis sepulang dari Afrika sesudah suatu ekspedisi berburu atau militer, pergi ke Mesir. Kerajaan ini dibangun oleh Mesraim, cucu Ham, yang pada saat kedatangannya mendapati di sana telah ada beberapa suku yang terpencar-pencar dari bangsa-bangsa sekitar yang merosot akhlaknya. Mesir dihuni oleh beberapa bangsa dan diperintah terkadang oleh satu, terkadang oleh yang lain. Ketika Semiramis pergi ke Mesir sudah ada empat kota. Yang tertua adalah Tebes di mana juga tinggal suatu bangsa yang lebih terang kulitnya, lebih ramping dan cekatan daripada yang di kota Memphis, yang penduduknya pendek dan gempal. Kota itu terletak di sisi kiri Sungai Nil, di mana terdapat sebuah jembatan panjang. Di sisi kanan adalah tempat di mana, pada masa Musa, puteri Firaun tinggal. Penduduk yang kulitnya lebih gelap dengan rambut keriting bahkan pada abad-abad pertama itu adalah kaum budak dan mereka tidak pernah memerintah di Mesir. Mereka yang pertama-tama datang ke sana dan membangun Thebes, aku pikir, berasal dari Afrika; yang lain berasal dari atas Laut Merah dan dari mana bangsa Israel masuk. Kota ketiga bernama Chume, di kemudian hari Heliopolis. Kota itu terhampar ke utara di bawah Thebes.

Ketika Maria dan Yosef mengungsi ke Mesir bersama Yesus, aku melihat bangunan-bangunan yang luar biasa besar masih ada di kota ini. Di sebelah bawah Memphis, tak jauh dari laut, terbentang kota Sais. Aku pikir kota ini masih lebih tua dari Memphis. Masing-masing dari keempat kota ini mempunyai rajanya sendiri.

Semiramis amat dihormati di Mesir di mana, dengan tipu muslihat dan ilmu neraka, ia amat berjasa dalam menyebarluaskan pemujaan berhala. Aku melihatnya di Memphis, di mana lazim dipersembahkan kurban manusia, merancang dan mempraktekkan ilmu magis dan perbintangan. Pada masa ini aku tidak melihat sapi jantan Apis, tetapi aku melihat berhala-berhala dengan ekor-ekor dan sebuah kepala seperti matahari. Semiramislah yang di sini merancang piramid pertama, yang dibangun di tepi timur Nil, tak jauh dari Memphis. Seluruh negeri harus mengerahkan tenaga dalam pembangunannya. Ketika pembangunan selesai, aku melihat Semiramis pergi lagi ke sana dengan sekitar duaratus pengikut untuk pentakdisan bangunan. Semiramis dihormati nyaris bagai seorang dewi.

Piramid dibangun di atas permukaan yang berawa; sebagai konsekwensinya suatu pondasi dari pilar-pilar raksasa dibangun untuk itu, yang menyerupai sebuah jembatan yang sangat lebar. Piramid berdiri di atasnya. Orang dapat berjalan-jalan di bawahnya, seolah ke dalam suatu kuil yang sangat besar yang terdiri dari kolom-kolom. Bangunan bawah itu dibagi dalam kamar-kamar, ruang-ruang bawah tanah dan aula-aula luas yang tak terhitung banyaknya. Piramid itu sendiri hingga ke puncaknya juga terdiri dari banyak apartemen, besar dan kecil, dengan lobang-lobang seperti jendela dari mana aku melihat bendera-bendera kain tergantung dan melambai-lambai. Sekeliling piramid terdapat tempat-tempat pemandian dan taman-taman. Bangunan ini merupakan pusat sesungguhnya dari pemujaan berhala, astrologi, ilmu magis dan kejijikan Mesir yang ngeri. Di sini anak-anak dan orang-orang lanjut usia dipersembahkan sebagai kurban. Ahli perbintangan dan ahli nujum tinggal di piramid dan di sana mendapatkan penglihatan-penglihatan dari neraka. Dekat tempat-tempat pemandian terdapat mesin-mesin yang amat besar untuk menjernihkan air Sungai Nil yang berlumpur. Tempat-tempat pemandian itu menjadi saksi atas aib yang paling ngeri dari pemujaan berhala. Aku melihat di kemudian hari kaum perempuan Mesir mempraktekkan kejijikan paling ngeri di dalamnya. Piramid ini tak berdiri lama, tetapi hancur.

Negeri itu sangat tunduk pada takhayul. Para imam kafir ada dalam kegelapan yang begitu hebat dan begitu condong pada kedewaan hingga di Heliopolis, bahkan mimpi penduduk dihimpun, dicatat dan dihubungkan dengan bintang-bintang. Banyak ahli nujum muncul yang, dalam penglihatan-penglihatan neraka mereka, mencampur-adukkan yang benar dan yang sesat. Menurut penglihatan-penglihatan mereka, penyembahan berhala dirumuskan, dan bahkan siklus-siklus waktu dihitung. Aku melihat bahwa berhala-berhala Isis dan Osiris tak lain adalah Yusuf dan Asenet yang kedatangannya ke Mesir telah diramalkan oleh para ahli perbintangan dalam penglihatan-penglihatan neraka mereka. Oleh karena itu mereka memasukkan Yusuf dan Asenet ke dalam agama mereka. Ketika keduanya sungguh datang, mereka dihormati sebagai dewa dan dewi. Aku melihat Asenet menangisi kejijikan yang demikian, dan menulis untuk menentangnya.

Para ilmuwan dari masa sekarang yang menulis mengenai Mesir salah besar. Mereka menerima begitu banyak hal mengenai Mesir sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan, yang meski begitu tak memiliki dasar, selain dari astrologi dan penglihatan-penglihatan sesat. Bahwa suatu bangsa dapat tetap sebodoh dan sejahat Mesir merupakan bukti darinya. Tetapi para ilmuwan ini menolak inspirasi dan praktek-praktek neraka yang demikian sebagai mustahil. Mereka menilai Mesir lebih kuno dari yang sebenarnya, sebab pada masa-masa awal itu mereka tampaknya memiliki pengetahuan yang begitu rupa mengenai hal-hal yang rahasia dan sulit dimengerti.

Tetapi aku melihat bahwa bahkan pada waktu kedatangan Semiramis ke Memphis, orang-orang ini, dalam kesombongan mereka telah bermaksud mengacaukan penanggalan mereka. Ambisi mereka adalah mendahului segala bangsa lain dalam hal waktu. Dengan tujuan ini dalam gagasan, mereka menyusun sejumlah penanggalan dan silsilah kerajaan yang rumit. Dengan ini dan perubahan yang berkali-kali dalam perhitungan mereka, urutan dan kronologi yang benar menjadi lenyap. Agar pengacauan ini dapat dicanangkan dengan kuat, mereka mengabadikan setiap kekeliruan dengan prasasti-prasasti dan pendirian bangunan-bangunan besar. Untuk jangka waktu yang lama mereka mereka-reka usia ayah dan anak, seolah tanggal kematian ayah adalah tanggal kelahiran anak. Raja-raja, yang terus-menerus bertikai dengan para imam dalam hal kronologi, menyelipkan di antara leluhur mereka nama-nama orang yang tak pernah ada. Dengan demikian keempat raja dengan nama yang sama yang memerintah secara serempak di Tebes, Heliopolis, Memphis dan Sais, seturut rancangan ini dihitung satu sesudah yang lain. Aku melihat juga bahwa suatu ketika mereka menghitung sembilanratus tujuhpuluh hari menjadi satu tahun, dan lagi, tahun-tahun dihitung sebagai bulan-bulan. Aku melihat seorang imam kafir menyusun suatu daftar kronologis di mana untuk setiap limaratus tahun, dituliskan seribu seratus tahun.

Aku melihat perhitungan sesat para imam kafir pada saat yang sama aku melihat Yesus sedang mengajar pada hari Sabat di Aruma. Yesus berbicara di hadapan kaum Farisi mengenai Panggilan Abraham dan perjalanannya ke Mesir, menyingkapkan kesalahan-kesalahan penanggalan Mesir. Ia mengatakan kepada mereka bahwa dunia sekarang telah berumur 4028 tahun. Ketika aku mendengar Yesus mengatakan ini. Ia Sendiri berumur 31 tahun.

Aku melihat pada masa itu juga, suatu bangsa yang menghormati Set sebagai dewa. Mereka melakukan perjalanan-perjalanan yang jauh dan penuh bahaya ke Arab di mana mereka anggap kuburnya berada. Tampak olehku bahwa keturunan bangsa ini masih ada, dan bahwa bangsa Turki mempersulit mereka lewat secara bebas melalui wilayah Turki dalam ziarah mereka ke makam.

sumber : 'The Lowly Life And Bitter Passion Of Our Lord Jesus Christ And His Blessed Mother Together With The Mysteries Of The Old Testament: from the visions of Blessed Anne Catherine Emmerich'

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: 'diterjemahkan oleh YESAYA: 

yesaya.indocell.net


Saturday, April 28, 2012

Orang Tua yang Berbahagia, Segeralah Baptis Anak Anda!

Paus Benediktus XVI sedang membaptis seorang bayi. (sumber: catholicregister.org)
Orang Tua yang Berbahagia, Segeralah Baptis Anak Anda!

Ada sebuah tren di masa sekarang di mana orang tua Katolik lebih memilih membaptis anaknya pada usia yang dianggap mereka pantas atau cukup dewasa ketimbang membaptis anaknya pada saat bayi. Seorang anak murid saya (kelas 2 SMP) ternyata hingga sekarang masih belum dibaptis. Ketika saya tanya alasannya kenapa demikian, ia berkata bahwa orangtuanya menunggu agar ia dewasa dahulu, mencapai usia 17 tahun barulah ia dibaptis.



Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya kesadaran orang tua akan perlunya pembaptisan bagi anak-anak mereka. Bisa jadi pula karena terpengaruh oleh pandangan-pandangan saudara terpisah Protestan yang menolak pembaptisan bayi. Apa yang umumnya menjadi alasan para orang tua Katolik menunda pembaptisan bagi anak-anak mereka adalah mereka ingin agar anak-anak mereka terlebih dahulu memahami dan mengetahui ajaran-ajaran Kristus sehingga anak-anak mereka dengan kesadaran mereka sendiri mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat serta memilih bersatu dalam Gereja Katolik. Di sini kita melihat bahwa orang tua yang demikian secara tidak langsung menganggap karunia iman haruslah diterima ketika seorang anak mampu menggunakan nalar mereka.

Hal ini sebenarnya memprihatinkan. Mengapa? Karena dengan demikian para orang tua memperpanjang masa resiko bagi anak-anak mereka untuk kehilangan meterai keselamatan yang harusnya diterima mereka segera sesudah mereka lahir. Untuk itu, saya dalam tulisan ini hendak menyampaikan pesan kepada para orang tua Katolik supaya segera membaptis anak-anak mereka, supaya segera memberikan meterai keselamatan bagi mereka,

Mari kita mulai dulu dengan apa itu Pembaptisan. Saya kutip dari Katekismus Gereja Katolik:

KGK 1213 Pembaptisan suci adalah dasar seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam roh [vitae spiritualis ianua] dan menuju Sakramen-sakramen yang lain. Oleh Pembaptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai putera-puteri Allah; kita menjadi anggota-anggota Kristus, dimasukkan ke dalam Gereja dan ikut serta dalam perutusannya: "Pembaptisan adalah Sakramen kelahiran kembali oleh air dalam Sabda" (Catech. R. 2,2,5).

KGK 1257 Tuhan sendiri mengatakan bahwa Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan Bdk. Yoh 3:5.. Karena itu, Ia memberi perintah kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa Bdk. Mat 28:19-20; DS 1618; LG 14; AG 5.. Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan orang-orang, kepada siapa Injil telah diwartakan dan yang mempunyai kemungkinan untuk memohon Sakramen ini Bdk. Mrk 16:16.. Gereja tidak mengenal sarana lain dari Pembaptisan, untuk menjamin langkah masuk ke dalam kebahagiaan abadi. Karena itu, dengan rela hati ia mematuhi perintah yang diterimanya dari Tuhan, supaya membantu semua orang yang dapat dibaptis, untuk memperoleh "kelahiran kembali dari air dan Roh". Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-sakramen-Nya.

Melihat dua pernyataan Katekismus Gereja Katolik di atas, kita bisa mengetahui bahwa Sakramen Pembaptisan itu begitu penting dalam tata keselamatan kita, pembaptisan itu perlu bagi kita untuk keselamatan kita. Tidak ada cara lain untuk menjamin keselamatan kita selain Pembaptisan. Rahmat apa saja yang kita terima melalui pembaptisan sehingga dikatakan pembaptisan itu penting bagi keselamatan kita? Saya akan mengacu lagi kepada Katekismus Gereja Katolik.

Pembaptisan yang kita terima membuahkan:
1. Pengampunan seluruh dosa kita termasuk dosa asal yang kita terima dari Adam dan Hawa (bdk. Katekismus Gereja Katolik 1263 dan 1279)
2. Pemberikan meterai tak terhapuskan yang menggabungkan kita dengan Kristus (bdk. KGK 1272-1274 dan 1279)
3. Persatuan dengan Gereja-Nya (bdk. KGK 1267 dan 1279)
4. Pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah (bdk. KGK 1265 dan 1279)
5. Kesatuan Sakramental dari Kesatuan Kristen (bdk. KGK 1271)

Inilah buah-buah pembaptisan itu. Inilah yang diterima oleh anak-anak ketika mereka dibaptis. Setiap manusia (kecuali Kristus dan Maria), dilahirkan dalam kodrat manusia yang jatuh dan dinodai dosa asal. Sebagai akibat dosa asal, setiap manusia mengalami "mati kekudusan" yang menghalangi mereka untuk menjadi anak-anak Allah. Oleh karena itu mereka membutuhkan kelahiran kembali di dalam pembaptisan agar mereka dimasukkan ke dalam kerajaan Allah, dipersatukan dengan Kristus dan Gereja-Nya dan tentunya diangkat menjadi anak-anak Allah. Pembaptisan memerdekakan anak-anak dari penjara dosa asal. Oleh karena itu, "Gereja dan orang-tua akan menghalangi anak-anaknya memperoleh rahmat tak ternilai menjadi anak Allah, kalau mereka tidak dengan segera membaptisnya sesudah kelahiran." (KGK 1250)

Kitab Hukum Kanonik juga menyatakan:
KHK No. 867 Point  1 dan 2. Para orangtua wajib mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam minggu-minggu pertama; segera sesudah kelahiran anaknya, bahkan juga sebelum itu, hendaknya menghadap pastor paroki untuk memintakan sakramen bagi anaknya serta dipersiapkan dengan semestinya untuk itu. Bila bayi berada dalam bahaya maut, hendaknya dibaptis tanpa menunda-nunda.

Kristus sendiri pernah berkata, "sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Yoh 3:5). Di sini Kristus menekankan perlunya kelahiran kembali dalam pembaptisan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sementara itu, di ayat lain Kristus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Luk 18:16). Bila anak-anak adalah empunya Kerajaan Allah dan jalan pertama agar masuk ke dalamnya adalah melalui pembaptisan, maka dari itu pembaptisan bayi adalah begitu penting untuk dilaksanakan.

St. Hipolitus dari Roma dalam tulisan Tradisi Para Rasul yang ditulis pada tahun 215 M mengatakan, "Anak-anak haruslah dibaptis pertama kali. Semua anak yang dapat menanggapi [pembaptisan] untuk dirinya sendiri, hendaklah mereka menanggapinya. Bila ada anak-anak yang tidak dapat menanggapi [pembaptisan] untuk dirinya sendiri, hendaklah orang tua mereka menanggapinya untuk mereka, atau seseorang lain dari keluarga mereka."

Sedangkan Bapa Gereja St. Gregorius dari Nazianzen mengatakan: "Apakah anda memiliki anak bayi? Jangan biarkan dosa memiliki kesempatan. Hendaklah anak bayi dikuduskan sejak masa kecilnya. Dalam usianya yang termuda, biarkanlah dia dikuduskan oleh Roh Kudus." (Oration on Holy Baptism, 40:7 [388 M]

Dengan demikian, baik Tradisi Suci, Kitab Suci, maupun Magisterium Gereja menekankan pentingnya pembaptisan bayi bagi keselamatan bayi-bayi itu sendiri.

Tentang pembaptisan bayi ini, kita juga bisa melihat bahwa iman adalah karunia Allah bagi semua manusia dari segala usia termasuk usia 1 jam, 1 hari, atau 1 tahun. Bagi bayi-bayi, dalam pembaptisannya, mereka akan menerima iman akan Allah. Tentu pembaptisan walau penting dan perlu untuk keselamatan, tetapi tidaklah cukup. Anak-anak itu harus bertambah, tumbuh besar dan hidup dalam iman. Pada usianya yang masih kecil, iman itu haruslah sudah mereka terima melalui pembaptisan. Tetapi iman itu yang mereka terima itu bagaikan sebuah hadiah istimewa Allah yang terbungkus oleh kertas kado yang harus dibuka, diungkapkan, dijelaskan dan diajarkan oleh orang tua mereka setiap hari.

Oleh karena itu, bersegeralah membaptis anak-anak anda, hai orang tua yang berbahagia.

Pax et bonum

Gita Sang Surya St. Fransiskus dari Assisi

 
Terpujilah Engkau, Tuhanku, dengan sekalian makhluk-Mu
terutama tuanku saudara Surya,
dia itu siang dan menerangi dengan pancarannya.
Dia itu elok dan bersinar dengan teramat cerahnya,
pembawa lambang-Mu, sang Mahaluhur.

Terpujilah Engkau Tuhanku
karena saudari Air,
besar gunanya, merendah, mulia, dan murni.

Terpujilah Engkau, Tuhanku,
karena saudari kami, Ibu Pertiwi,
penyuap dan pengasuh kami,
penghasil buah-buahan,
bunga beraneka-warna dan hijau-hijauan.

Puji dan muliakanlah Tuhanku,
beri syukur kepada-Nya,
abdilah Dia dengan kerendahan hati besar.

(St. Fransiskus dari Assisi, Gita Sang Surya)

Kutipan Para Paus dan Uskup - 5


Beato Yohanes Paulus II

Misteri keselamatan dinyatakan kepada kita dan diteruskan dan tercapai didalam Gereja, dan dari sumber yang asli dan satu-satunya ini, bagaikan air yang 'rendah hati, berguna, berharga, dan murni' misteri ini mencapai dunia. Para muda dan umat tercinta, seperti Brother Francis kita harus sadar akan dan menyerap kebenaran fundamental yang diwahyukan ini, yang terkandung didalam kata-kata yang di sucikan oleh tradisi: Tidak ada keselamatan diluar Gereja. Hanya dari dia-lah (Gereja) kuasa hidup menuju Kristus dan RohNya mengalir secara pasti dan secara penuh, untuk memperbaharui seluruh kemanusiaan, dan karenanya mengarahkan setiap manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus. Beato Yohanes Paulus II, Paus dan Uskup Roma, dalam Radio Message for Franciscan Vigil in St. Peter's and Assisi, October 3, 1981, L'Osservatore Romano, October 12, 1981


Kesabaran adalah kekuatan. Kesabaran bukanlah ketiadaan tindakan; melainkan adalah "waktu". Menunggu pada waktu yang tepat untuk bertindak, untuk prinsip-prinsip yang tepat dan dengan cara yang benar.  Fulton Sheen, Uskup Agung New York

Daripada minta jodoh, lebih baik kita minta kebesaran hati untuk terbuka menerima segala rencana Allah atas hidup kita. � Vincentius Sutikno, Uskup Surabaya

Saya tidak akan percaya kepada Injil sekalipun, seandainya bukan otoritas Gereja Katolik mendorong saya ke arah itu. � St. Agustinus, Doktor Gereja dan Uskup Hippo,

Kalau kita berpuasa atau berkorban hendaknya tidak dilepaskan dari keadilan. Menyakiti diri sendiri tidaklah akan lebih baik daripada mengingat orang lapar dan memberi makanan kepadanya. Demikian juga sebagai orang yang percaya kepada Allah, kita harus mampu membebaskan orang tertindas, memberi makan kepada orang yang lapar, memberi tumpangan bagi orang yang tidak mempunyai rumah, memberi pakaian bagi orang telanjang. Karena kurangnya keadilan sosial terjadilah kekurangmakmuran dan kelesuan dalam hidup. Dalam kehidupan ini perlu kita mempunyai pengalaman iman sebagai orang yang percaya kepada Allah. Kalau kita pernah mengalami belaskasih Allah dalam hidup kita, maka kitapun akan dimampukan untuk menaruh belaskasih kepada sesama manusia sebagai ciptaanNya. � H.J.S Pandoyoputro, O. Carm., Uskup Malang

Saya tahu bahwa banyak dari kalian menggunakan suatu Salib Kristus, bukan untuk pamer, juga bukan untuk membahayakan kalian pada kerja atau rekreasi kalian, tetapi sebagai indikasi sederhana bahwa kalian menghargai peran Yesus Kristus dalam sejarah dunia dan bahwa kalian sedang mengusahakan untuk hidup menurut standar Kristus dalam kehidupan sehari-hari kalian. � Keith Michael Patrick Cardinal O�Brien, Kardinal Gereja Katolik dan Uskup Agung Saint Andrews and Edinburgh (Skotlandia)

Kita mengharapkan kenikmatan dari hal-hal yang dijanjikan kepada kita karena rahmat. Kalau kita memandangnya dalam iman sebagai dalam cermin, hal-hal itu sudah hadir bagi kita. � St. Basilius, Doktor Gereja dan Uskup Caesarea

Jika kita pernah melupakan Bapa, Putera dan Roh Kudus, hanya ada satu tempat yang wajar untuk kita pergi, yaitu ke dalam keputusasaan yang mendalam. � Robert C. Morlino, Uskup Madison.

Kita perlu menjadi Katolik lebih dahulu dan selalu. Yesus Kristus adalah pusat dari kehidupan kita dan Gereja adalah ibu dan guru kita. Segala hal yang kita lakukan harus mengalir dari itu. � Charles J. Chaput, OFM. Cap., Uskup Agung Philadelphia

Makhluk manakah yang diciptakan dengan martabat yang demikian itu? Itulah manusia, sosok yang agung, yang hidup dan patut dikagumi, yang dalam mata Allah lebih bernilai daripada segala makhluk. Itulah manusia; untuk dialah langit dan bumi dan lautan dan seluruh ciptaan. Allah sebegitu prihatin dengan keselamatannya, sehingga Ia tidak menyayangi Putera-Nya yang tunggal untuk dia. Allah malahan tidak ragu-ragu, melakukan segala sesuatu, supaya menaikkan manusia kepada diri-Nya dan memperkenankan ia duduk di sebelah kanan-Nya. � St. Yohanes Krisostomos, Doktor Gereja dan Uskup Konstantinopel

Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik; yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu seorang pelepas, yang tertekan di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hal-hal yang cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan. � St. Gregorius dari Nyssa, Uskup Nyssa

Kita semua yang telah menerima Roh yang satu dan sama, yakni Roh Kudus, dihubungkan antara satu sama lain dan bersama dengan Kristus. Walaupun kita banyak pribadi, Kristus membiarkan Roh-Nya dan Roh Bapa-Nya tinggal di dalam setiap kita, namun Roh yang satu dan tidak terbagi ini, mengantar yang berbeda satu sama lain itu melalui diri-Nya menuju kesatuan... dan mengupayakan agar di dalam Dia semuanya menjadi satu dan sama. Dan seperti kekuasaan kodrat manusiawi Kristus yang kudus mengakibatkan bahwa semua, yang di dalamnya Ia ada, membentuk satu tubuh tunggal, demikian menurut pendapat saya, Roh Allah yang satu dan tidak terbagi, yang tinggal di dalam semua orang, mengantar semua orang menuju kesatuan rohani. � St. Sirillus dari Alexandria, Doktor Gereja dan Uskup Alexandria.

collected by Indonesian Papist. pax et bonum

Thursday, April 26, 2012

'Ledakan' pertumbuhan umat Katolik Korea mungkin yang tercepat di dunia


Mungkin tidak ada negara lain di dunia yang selama setengah abad terakhir umat Katolik telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan seperti Korea Selatan.

Dari tahun 1960 hingga tahun 2010, jumlah penduduk Korea Selatan dari 23 juta menjadi 48 juta. Jumlah orang Kristen dari 2 persen mencapai 30 persen, sekitar 10-11 persen (5,5 juta) adalah Katolik. Jumlah imam dari 250 orang mencapai 5.000 orang saat ini.

Di negara itu banyak orang dikonversi, dan masih terjadi hingga hari ini. Setiap paroki sekitar 200-400 orang dibaptis setiap tahun. Sebagian besar adalah penduduk kota. Setiap tahun sekitar 130-150 imam baru ditahbiskan.

Tahun 2008, proporsi umat Katolik melebihi 10 persen penduduk Korea Selatan, dan bertumbuh sekitar 3 persen setiap tahun. Tahun 2009, jumlah orang yang dibaptis mencapai 157.000, dan 149 imam ditahbiskan, lebih dari dua pertiga dari para imam berada di bawah usia 40.

'Selama sepuluh tahun terakhir, Gereja Katolik di Korea Selatan telah mencapai 3-5 juta umat Katolik. Di Seoul kami memiliki 14 persen,' kata Kardinal Nicholas Cheong Jin-suk, Uskup Agung Seoul, dalam sebuah wawancara.

Gereja Katolik di Korea Selatan adalah salah satu negara yang mengalami pertumbuhan paling cepat di Asia.


In Spiritu Domini

Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar

----- Agar diperhatikan:


1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib. Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja. Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal-asalan

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa. Maka tanda salib hanya dilakukan pada AWAL dan AKHIR MISA KUDUS saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus dilakukan saat bacaan Injil.

3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam. Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele. Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam.(Kesempatan lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yang disediakan).

4. Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus). Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga Alah mengasihani kita...dst.."), karena yang kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata "Putra".

5. Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa. Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria. TENTANG PAKAIAN YANG PANTAS untuk menghadap Pencipta anda sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan?
SEBERAPA SOPAN ANDA BERPAKAIAN MENCERMINKAN SEBERAPA TINGGI PENGHORMATAN ANDA AKAN KRISTUS DALAM TABERNAKEL 


6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat. Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat

7. Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian. Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. TATAP lektor/imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda.Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah SALING MENATAP bukan? PEMBACAAN INJIL -dan bukannya homili - adalah PUNCAK LITURGI SABDA. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)

8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan. Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.

9. Ketika konsekrasi (Inilah TubuhKU, Inilah DarahKu atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di pura Hindu, NAMUN SEBENARNYA berlutut sudah merupakan ungkapan PENYEMBAHAN. Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatapNya. Harap diingat, Suara yang anda dengar (Inilah TubuhKU, Inilah darahKU, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI. Jadi? Tataplah Hosti dan Piala itu dengan penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.

10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan perantaraan Kristus, bersama dia, dan dalam Dia...dst..." IKUTILAH DALAM HATI. TATAPLAH HOSTI DAN PIALA YANG DIANGKAT. Ketika "AMIN" dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN"). Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda miliki. Dikarenakan bahwa THE GREAT AMEN ini adalah PUNCAK LITURGI EKARISTI.

11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami. Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA. Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yang anda minta itu terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun,dalam bahasa latin digunakan kata "PANEM" yang berarti roti.)

12. TIDAK MENGUCAPKAN DOA PRESIDENSIAL (yang boleh diucapkan oleh imam saja) doa: "..jangan perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman GerejaMu" Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja KEMUDIAN DIAMINKAN DENGAN IMAN.

13. Ketika menerima komuni, TATAPLAH terlebih dahulu hosti yang diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. AMIN HARUS DIUCAPKAN DENGAN PENUH IMAN.

14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar (juga pada waktu awal misa). Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan yang saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.

15. Tanda salib pada saat keluar Gereja, sebenarnya tidak perlu dilakukan. Tanda salib sebelum anda masuk sebenarnya kurang lebih berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain. Namun demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jangan karena latah, namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.

Anda harus menjadi contoh bagi orang lain. Jangan takut untuk mensosialisasikan hal-hal di atas pada siapa saja yang menghadiri misa bersama anda.

Tambahan :
Info ini BUKAN TPE BARU. TPE yang berlaku tetap TPE 2005. Info ini hanya merupakan hasil olahan setelah penulis mengikuti rekoleksi liturgi di salah satu paroki di KAJ oleh komisi liturgi KWI yang pastinya juga berdasarkan TPE 2005. Coba perhatikan dengan seksama bahwa sama sekali tidak ada yang berubah. Yang ditulis di atas lebih ke arah praktikal, terutama bagaimana sebenarnya menghayati apa yang kita lakukan atau katakan atau nyanyikan setiap kali kita menghadiri Misa.

Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain (Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah seorang katolik. Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya diperuntukkan bagi mereka yg berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya eksklusif untuk umat Katolik.

Tambahan bagi perempuan katolik: Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yg manusiawi. Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.

Salam damai selalu


Recent Post