RUTENG (NTT) - Sukacita umat Katolik Keuskupan Ruteng merayakan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik di Manggarai wajib disyukuri. Pemerintah RI mengucapkan selamat satu abad semoga gereja terus berperan dan berkontribusi membangun kehidupan yang religius, mencerdaskan kehidupan daerah, NTT dan bangsa.
"Saya nilai amat tepat, kita semua peringati satu abad kehadiran Gereja Katolik di Manggarai ini. Tepat, karena nilai sejarahnya. Kontribusi gereja di Manggarai bagi umat Katolik, masyarakat luas, bangsa dan negara," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sambutan perayaan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, di Lapangan Motang Rua, Ruteng, Jumat (19/10/2012) pagi.
Presiden SBY menegaskan, kontribusi Gereja Katolik perlu dicatat. Gereja sudah lama, secara tekun dan berlanjut memberikan bimbingan dan pendidikan kepada umat Katolik. Pendidikan dan kegiatan sosial untuk masyarakat luas serta berkontribusi membangun, menjaga kerukunan dan toleransi beragama.
"Saya ingin garisbawahi, sejarah menunjukkan bahwa pemimpin Agama Katolik, gereja di Manggarai sudah benar-benar mengembangkan kehidupan keagamaan tanpa meninggalkan nilai budaya dan kearifan lokalnya, jati diri sebagai bangsa Indonesia," ujar SBY.
Presiden SBY mengatakan, "Harapan saya kepada pemimpin dan umat Katolik khususnya, dan pemimpin serta umat agama lainnya bahwa ke depan peran pemimpin agama amat penting. Indonesia berada dalam proses perubahan yang besar (transformasi). Kita melakukan transformasi menuju Indonesia yang maju di abad 21. Indonesia juga terus meningkatkan kualitas manusianya agar kita sungguh punya manusia Indonesia karakter unggul dan maju," kata SBY.
Menurut SBY, agenda besar bangsa ini meningkatkan dan menjaga persaudaraan, harmoni, hidup rukun, toleransi dan sikap hormat. Untuk menyukseskan agenda tersebut, pemuka agama punya peran yang amat penting.
"Pesan saya kepada pemuka agama di seluruh Indonesia terus bimbing umat dan jemaat untuk menjalankan ajaran dengan benar. Dan, teruslah menjadi contoh dalam sikap, tutur kata dan tindakan yang sejuk. Berikan teladan dan kepemimpinan dalam menyelesakan setiap perselisihan. Sekali-kali, kita sebagai manusia, hampir terjadi perselisihan. Cari solusi dan memimpin selesaikan soal secara damai. Jauhi kekerasan dalam bentuk apapun," tegas Presiden SBY.
Kehadiran Presiden SBY di Ruteng mendapat apresiasi bagus dari masyarakat. Persaudaran, keakraban tampak kental dalam perayaan yang dihadiri sekitar 6.000 orang warga Kota Ruteng yang berjubel memenuhi Lapangan Motang Rua. Seluruh area dalam lapangan di jantung kota itu disesaki manusia. Pria, wanita, anak-anak dari berbagai latar belakang dan status sosial ingin menyaksikan langsung Presiden SBY.
Tujuh orang uskup, puluhan imam, suster, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan Nasional, Muhamad Nuh, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, MPH, Manter Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Gubernur dan Wagub NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Ir. Esthon Foenay, Bupati dan Wabup Manggarai, Drs.Christian Rotok, dan Dr. Deno Kamelus, S.H,M.H, mantan Gubenur NTT, dr. Ben Mboi, pejabat militer, sipil dari luar NTT dan dalam daerah sekitarnya.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/10/presiden-susilo-bambang-yudhoyono_20.html?m=1
"Saya nilai amat tepat, kita semua peringati satu abad kehadiran Gereja Katolik di Manggarai ini. Tepat, karena nilai sejarahnya. Kontribusi gereja di Manggarai bagi umat Katolik, masyarakat luas, bangsa dan negara," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sambutan perayaan Yubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, di Lapangan Motang Rua, Ruteng, Jumat (19/10/2012) pagi.
Presiden SBY menegaskan, kontribusi Gereja Katolik perlu dicatat. Gereja sudah lama, secara tekun dan berlanjut memberikan bimbingan dan pendidikan kepada umat Katolik. Pendidikan dan kegiatan sosial untuk masyarakat luas serta berkontribusi membangun, menjaga kerukunan dan toleransi beragama.
"Saya ingin garisbawahi, sejarah menunjukkan bahwa pemimpin Agama Katolik, gereja di Manggarai sudah benar-benar mengembangkan kehidupan keagamaan tanpa meninggalkan nilai budaya dan kearifan lokalnya, jati diri sebagai bangsa Indonesia," ujar SBY.
Presiden SBY mengatakan, "Harapan saya kepada pemimpin dan umat Katolik khususnya, dan pemimpin serta umat agama lainnya bahwa ke depan peran pemimpin agama amat penting. Indonesia berada dalam proses perubahan yang besar (transformasi). Kita melakukan transformasi menuju Indonesia yang maju di abad 21. Indonesia juga terus meningkatkan kualitas manusianya agar kita sungguh punya manusia Indonesia karakter unggul dan maju," kata SBY.
Menurut SBY, agenda besar bangsa ini meningkatkan dan menjaga persaudaraan, harmoni, hidup rukun, toleransi dan sikap hormat. Untuk menyukseskan agenda tersebut, pemuka agama punya peran yang amat penting.
"Pesan saya kepada pemuka agama di seluruh Indonesia terus bimbing umat dan jemaat untuk menjalankan ajaran dengan benar. Dan, teruslah menjadi contoh dalam sikap, tutur kata dan tindakan yang sejuk. Berikan teladan dan kepemimpinan dalam menyelesakan setiap perselisihan. Sekali-kali, kita sebagai manusia, hampir terjadi perselisihan. Cari solusi dan memimpin selesaikan soal secara damai. Jauhi kekerasan dalam bentuk apapun," tegas Presiden SBY.
Kehadiran Presiden SBY di Ruteng mendapat apresiasi bagus dari masyarakat. Persaudaran, keakraban tampak kental dalam perayaan yang dihadiri sekitar 6.000 orang warga Kota Ruteng yang berjubel memenuhi Lapangan Motang Rua. Seluruh area dalam lapangan di jantung kota itu disesaki manusia. Pria, wanita, anak-anak dari berbagai latar belakang dan status sosial ingin menyaksikan langsung Presiden SBY.
Tujuh orang uskup, puluhan imam, suster, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan Nasional, Muhamad Nuh, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, MPH, Manter Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono, Gubernur dan Wagub NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Ir. Esthon Foenay, Bupati dan Wabup Manggarai, Drs.Christian Rotok, dan Dr. Deno Kamelus, S.H,M.H, mantan Gubenur NTT, dr. Ben Mboi, pejabat militer, sipil dari luar NTT dan dalam daerah sekitarnya.
Sumber : http://kabargereja.tk/2012/10/presiden-susilo-bambang-yudhoyono_20.html?m=1
No comments:
Post a Comment