“Kalau Pak Jokowi Itu Mau Disalami Warga”
Kehadiran Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjadi magnet tersendiri dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Datang hanya sebagai tamu, pamor Jokowi menyaingi keluarga Sultan dan pasangan yang mempunyai acara. Tidak sedikit orang yang ingin bersalaman dan bahkan berfoto dengan Jokowi.
Bahkan para among tamu (penerima tamu) dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro tak mau ketinggalan dengan warga lain yang berebut foto bareng Jokowi, Selasa (22/10/2013). Para among tamu yang mengenakan busana atela warna putih dan kain jarik langsung mengerumuni Jokowi saat ia melintasi Pagelaran Keraton usai menghadiri upacara Panggih putri keempat Sultan itu.
Bahkan para among tamu (penerima tamu) dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro tak mau ketinggalan dengan warga lain yang berebut foto bareng Jokowi, Selasa (22/10/2013). Para among tamu yang mengenakan busana atela warna putih dan kain jarik langsung mengerumuni Jokowi saat ia melintasi Pagelaran Keraton usai menghadiri upacara Panggih putri keempat Sultan itu.
Seorang warga Kecamatan Wirobrajan, Endang bahkan rela datang sejak pagi demi bertemu Jokowi. Saat kedatangan Jokowi, Endang beruntung bisa bersalaman dengan mantan Wali Kota Solo itu.
“Tangannya dingin,” tuturnya.
“Tangannya dingin,” tuturnya.
Meski sudah sempat bersalaman, Endang tetap tak mau beranjak dari lokasinya berdiri. Ia bertahan di depan Gerbang Pagelaran menunggu kepulangan Jokowi agar bisa berfoto bersamanya.
“Kalau Pak Jokowi itu mau disalami warga, enggak seperti pejabat lainnya. Sekarang pengin foto bareng Jokowi,” ucap Endang yang berdiri tepat di depan gerbang Pagelaran Keraton sembari menyiapkan ponselnya untuk berfoto bersama Jokowi (tribunnews.com).
“Kalau Pak Jokowi itu mau disalami warga, enggak seperti pejabat lainnya. Sekarang pengin foto bareng Jokowi,” ucap Endang yang berdiri tepat di depan gerbang Pagelaran Keraton sembari menyiapkan ponselnya untuk berfoto bersama Jokowi (tribunnews.com).
Hebat memang dampak kehadiran Jokowi di suaru daerah atau acara. Hampir di setiap momen kehadiran Jokowi malah menyaingi orang yang punya acara. Sebut saja dalam kampanye beberapa Pilkada yang dihadirinya dan bahkan acara-acara resmi kenegaraan. Banyak warga yang berebutan bersalaman dan berfoto dengan Jokowi. Alasannya karena Jokowi mau disalami warga tidak seperti pejabat lainnya.
Alasan yang sangat sederhana inilah yang membuat Jokowi punya elektabilitas luar biasa dalam setiap survei yang menempatkan namanya sebagai calon presiden (kecuali LSI). Kedekatannya dengan rakyat dan mau meresponi salaman dan keinginan berfoto warga, membuat Jokowi diterima oleh masyarakat luas.
Belum lagi keseriusannya menyerap dan merealisasikan aspirasi masyarakat yang dijumpainya.
Suatu hal yang langka bisa dijumpai dari pejabat yang lain. Bahkan oleh Presiden SBY sekalipun. Jangankan bersalaman dan berfoto, menyerap dan merealisasikan aspirasi rakyat pun sangat jarang. Itulah yang menjadi problem birokrasi negara ini. Pejabat yang jauh dari rakyat dan hilang rasa pengabdiannya bagi rakyat. Pejabat saat ini sudah menjadi raja dan membangun dinasti masing-masing.
Kelangkaan inilah yang membuat Jokowi ibarat mutiara di tengah-tengah lumpur. Rakyat yang ingin dekat dengan pemimpinnya dan bergaul akrab dengan pemimpinnya dipuaskan oleh kehadiran Jokowi. Jokowi dalam setiap kesempatan selalu mau disalami dan berfoto dengan rakyat.
Karena itu, jika anda sebagai pejabat ingin diterima oleh rakyat anda, maka dekatkanlah diri anda dengan rakyat. Bukan hanya ketika kampanye demi meraih suara rakyat, tetapi juga ketika anda menjabat. Serta serap dan realisasikanlah aspirasi mereka. Yakinlah, pada pilkada kedua anda akan meraih 90 persen suara kemenangan. Jokowi adalah buktinya.
Salam.
Source : birokrasi.kompasiana.com
No comments:
Post a Comment