VATICAN CITY, 2 DEC 2011 (VIS) - Hari ini di Vatikan, Bapa Suci menerima para partisipan dalam sidang pleno tahunan International Theological Commision, yang baru saja menyelesaikan tugasnya di bawah arahan presidennya, Kardinal William Joseph Levada, Prefek Kongregasi untuk Doktrin Iman. [1]
Komisi juga telah sedang mempelajari kriteria di mana suatu bentuk khusus teologi dapat dianggap sebagai [teologi] �Katolik�. Mengenai hal ini, Paus menjelaskan bahwa �titik awal bagi semua teologi Kristen terletak pada penerimaan personal akan wahyu Ilahi, akan Sabda Allah yang menjadi daging,� dalam �mendengarkan Sabda Allah dalam Kitab Suci.� Namun demikian, sejarah Gereja menunjukkan bahwa �pengakuan akan titik awal ini tidak cukup untuk mencapai kesatuan iman. Kitab Suci harus selalu dibaca dalam konteks tertentu dan konteks satu-satunya di mana umat beriman dapat berada dalam persekutuan penuh dengan Kristus adalah Gereja dan Tradisinya (-nya = Gereja, red).�
Teologi Katolik, seperti yang telah selalu dilakukannya selama sejarahnya, harus terus memberi perhatian khusus terhadap hubungan antara iman dan akal budi. Sekarang hal ini lebih penting dari sebelumnya �dalam rangka untuk menghindari konsekuensi kekerasan dari religiusitas yang menentang akal budi dan akal budi yang menentang agama.�, demikian kata Paus Benediktus XVI.
sumber: Vatican Information Service
[1] Tentang Kardinal William Joseph Levada dapat dilihat di artikel "Kepala Inkuisisi Gereja Katolik saat ini: Kardinal Levada"
Pax et Bonum