Latest News

Monday, December 9, 2013

Kemurahan hati tidak harus ditunjukkan dengan perbuatan besar.

Foto: Kemurahan hati tidak harus ditunjukkan dengan perbuatan besar. Kemurahan hati sering kali sudah cukup ditunjukkan dengan perbuatan baik yang kecil berbentuk senyuman atau kata-kata yang baik......
Kemuraha hati lebih dari sekedar memberikan uang kepada orang miskin. kemurahan hati adalah pemberihan hati, waktu kealihan, dan energi kita untuk menerangi hidup orang lain, baik kaya maupun miskin.......


Jika kita tikdak memiliki kemurahan hati di dalam hati, berarti kita memiliki penyakit hati yang paing parah.  (Bob Hope)

Kemurahan hati tidak harus ditunjukkan dengan perbuatan besar.

Kemurahan hati tidak harus ditunjukkan dengan perbuatan besar. Kemurahan hati sering kali sudah cukup ditunjukkan dengan perbuatan baik yang kecil berbentuk senyuman atau kata-kata yang baik......
Kemuraha hati lebih dari sekedar memberikan uang kepada orang miskin. kemurahan hati adalah pemberihan hati, waktu kealihan, dan energi kita untuk menerangi hidup orang lain, baik kaya maupun miskin.......


Jika kita tikdak memiliki kemurahan hati di dalam hati, berarti kita memiliki penyakit hati yang paing parah. (Bob Hope)

Source : Petrus de More

Saturday, November 23, 2013

Jokowi-Ahok itu seperti Hayam Wuruk-Gajah Mada



Jokowi-Ahok itu seperti Hayam Wuruk-Gajah Mada

Jokowi Islam, Ahok Kristen, Hayam Wuruk Hindu, Gajah Mada Buddha. Bhinneka Tunggal Ika, agama apapun asal kinerjanya istimewa

Jokowi pemikir ulung dan bekerja sistematis, Ahok eksekutor handal di segala situasi. Layaknya Hayam Wuruk-Gajah Mada yang menguasai Asia Tenggara dengan konsep federasinya.

Di bawah Jokowi-Ahok, kejayaan nusantara akan terulang. Bangsa maritim dan agraris yang ulung, bangsa arsitek dan manufaktur yang rajin.

Hayam Wuruk-Gajah Mada tidak akan menikmati Palapa sebelum nusantara dipersatukan, Jokowi-Ahok tidak akan bahagia sebelum nusantara disejahterakan


Source : FB Bayu Saylendra
Bayu Saylendra


Friday, November 22, 2013

Paus memberkati seorang pria cacat



Paus memberkati seorang pria cacat


Paus memberkati seorang pria cacat setelah audiensi umum tanggal 20 November, di Lapangan St Petrus, Vatikan
Image Credit: Evandro Inetti/ZUMAPRESS.com.


Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur.



Ahok itu hebat tidak hanya karena dia sangat berani dan jujur, sesuatu yang jarang ada di kalangan pejabat pemerintahan Indonesia, tetapi juga karena dia bisa dijadikan role model integrasi maksimal warga keturunan Cina di Indonesia.

Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur. Dia justru banyak beramal, pengabdi rakyat yang tangguh
, dan sangat kental nuansa pembaurannya dengan sangat seringnya dia ingat tentang waktu sholat dan masalah-masalah keislaman lainnya selama menjadi pemimpin.

Dia tidak canggung menelanjangi keberagamaan yang salah, tapi dia juga sangat konsisten membela filosofi dasar agama yaitu cinta kasih dan keberpihakan terhadap kaum miskin dan terlantar.

Ahok adalah ikon dan sekaligus tamparan bagi warga keturunan Cina yang masih terlalu eksklusif dan hanya mementingkan kekayaan pribadi. Ahok adalah pesan indah bagi kita semua, bahwa orang baik itu ada dimana-mana, tak perduli ras dan agamanya.

Pesan sederhana yang terlalu sering diabaikan umat manusia.



Source : Source : FB Bayu Saylendra
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=703882409622728&set=gm.213661908817113&type=1&theater

Tuesday, November 19, 2013

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Romo Antonius Benny Susetyo

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Sejumlah kalangan mengecam pernyataan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang mengusulkan agar Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia.
Anggota Komisi II DPR, Zainun Ahmadi, menilai Menag Suryadharma Ali tidak negarawan karena memberikan usulan yang mendesak supaya Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia. Sebagai pejabat negara, Suryadharma dianggap tidak pantas bersikap demikian.
“Suryadharma Ali main-main dengan jabatannya sebagai menteri agama yang mestinya berlaku sebagai negarawan,” katanya, seperti dilansir sinarharapan.com.
Ia mengingatkan Suryadharma bahwa hukum di Indonesia tidak berdasarkan agama. Pernyataan Zainun Ahmadi menanggapi pernyataan Menag Suryadharma Ali saat acara dialog antarumat beragama di Semarang, Jumat pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Menag Suryadharma Ali mengusulkan Ahmadiyah dilarang di Indonesia.
Bahkan, menurutnya, konflik umat beragama di Indonesia terjadi karena hadirnya agama-agama seperti Ahmadiyah. Oleh karena itu, pelarangan Ahmadiyah merupakan solusi efektif mencegah terjadinya konflik umat beragama. Bahkan, menag mengatakan Indonesia harus mencontoh Malaysia yang mengharamkan Ahmadiyah.
Menurut Zainun Ahmadi, Suryadharma telah menyalahgunakan jabatan menteri untuk menyalurkan misi politiknya sebagai pemimpin partai. Suryadharma kini menjabat sebagai ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga salah, mengapa memberikan jabatan menteri agama ke partai politik. Kenapa tidak belajar dari Soeharto?” tuturnya.
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), M Hanif Dhakiri mengatakan, tindakan yang diambil Suryadharma tidak mencerminkan agama Islam. Usulan Suryadharma supaya Ahmadiyah dibubarkan tidak selaras dengan ajaran Islam.
“Dalam ajaran agama Islam itu tegas dinyatakan bahwa bukan kita manusia yang memberikan petunjuk atau hidayah, melainkan Allah swt. Jadi dari sudut pandang agama Islam, tugas sesama muslim dalam hal ini adalah membangun dialog terus-menerus,” tuturnya.
Dia mengatakan, usul Suryadharma membubarkan Ahmadiyah dengan cara kekuasaan hanya akan semakin memperlebar persoalan.
Tidak hanya itu, ia menilai, usul Suryadharma itu juga mencederai hak demokrasi jemaah Ahmadiyah sebagai warga Indonesia. Ia mengingatkan Suryadharma agar hati-hati dan bijaksana dalam menyikapi Ahmadiyah.
Langgar Konstitusi
Sekretaris Dewan Nasional Setara, Romo Antonius Benny Susetyo menilai pernyataan Menag Suryadharma Ali agar Ahmadiyah dibubarkan telah melanggar konstitusi. Sebagai menteri, sepatutnya Suryadharma Ali bersikap segaris dengan kebijakan pemerintah.
“Harusnya Menteri Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama taat konstitusi, komitmen menjalankan konstitusi karena itu yang menjadi dasar dalam bernegara,” katanya.
Dia menambahkan, pernyataan Suryadharma Ali terkait Ahamadiyah menunjukkan Suryadharma Ali lebih menjalankan kepentingan partainya ketimbang menjalan kebijakan pemerintah.
Karena semestinya, pernyataan tersebut tidak keluar dari mulutnya yang menjabat sebagai menteri. Ini karena menteri, kata Romo Benny, adalah jabatan negarawan yang memiliki pemikiran membangun bangsa dan negara dengan cara menciptakan kerukunan dan menjaga pluralisme.
“Ini akibatnya, kalau memilih menteri dari kalangan partai politik. Mereka akan lebih menjalankan kepentingan partai daripada menjalankan kebijakan pemerintah pusat. Memang menteri-menteri ini nggak ada yang negarawan, mereka bukan pejabat negarawan, mereka pejabat partai,” ujarnya.
Source : indonesia.ucanews.com

Saturday, November 16, 2013

A Prayer to Jesus





Recent Post