Pages - Menu

Sunday, August 5, 2012

Rhoma Irama : Ibukota Dipimpin Orang Kristen, Malu Kita!


Bagi musisi kondang Rhoma Irama, Pilkada DKI putaran kedua pada 20 September nanti akan menjadi pertarungan hidup mati antara Foke-Nara vs Jokowi-Ahok. Namun masalah Pilkada DKI bukan hanya persoalan Foke-Nara vs Jokowi-Ahok, tetapi sudah menjadi pertarungan pribumi vs non pribumi dan muslim vs non muslim. Sebab jika berhasil, mereka akan menguasai pemerintahan Ibukota dengan segala kebijakan dan problematikanya selama 5 tahun mendatang. Jika yang menang ternyata pasangan Jokowi-Ahok, maka akan menjadi aib besar bagi bangsa Indonesia.
Berikut ini wawancara Suara Islam dengan Raja Dangdhut Rhoma Irama di kediamannya yang asri di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (4/9/2012) lalu.

Dalam Pilkada DKI Jakarta, bagaimana jika pemimpin non muslim tampil memimpin umat Islam ?

Kalau sampai itu terjadi, artinya umat sudah tidak taat lagi sama ulama. Kalau sudah begitu, maka Allah SWT akan menurunkan tiga bercana. Pertama, akan dicabutnya keberkahan dari rizki berbagai macam usaha. Kedua, akan diutus penguasa yang dholim, artinya penguasa tidak Islami. Dimana kebijakan dan keputusan politiknya akan bertentangan dengan Islam. Ketiga, akan keluar dari dunia tanpa membawa iman, karena orientasinya sudah tidak lagi agama tetapi materi dunia.

Wakil Gubernur DKI otomatis menjabat Ketua BAZDA (Badan Amil Zakat Daerah) dan Ketua Pembina JIC (Jakarta Islamic Centre). Bagaimana jika Wagubnya Kristen ?


Gubernur dan Wagub adalah satu paket, tidak bisa dibedakan. Menurut UU, ketika Gubernur berhalangan tetap atau mangkat, maka wakilnya otomatis mengggantikannya. Kita tidak bisa melihat satu pihak saja tetapi keduanya. Dalam konteks aqidah Islam, Allah SWT melarang keras umat Islam memilih pemimpin non muslim, seperti dalam surat An Nisa� ayat 144, Dimana Allah SWT melarang orang beriman memilih orang kafir sebagai pemimpin. Sanksinya sebagai munafik dan menjadi keraknya neraka. Dalam surat Al Maidah ayat 51 ditegaskan, jangan mengangkat orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin. Jika memilih mereka, maka akan digolongkan kedalam golongan mereka. Pemimpin kafir pasti akan membuat kebijakan-kebijakan yang menabrak nilai-nilai Islami, sehingga dilarang keras memilihnya.

Di Jakarta, mereka terang-terangan jika nanti menang tidak akan menggunakan kitab suci sebagai acuan pemerintahannya dan akan melaksanakakan pemerintahan secara sekuler.  Ini sudah secara terang-terangan. Jadi kalau umat Islam mau memilih mereka, maka hukumannya akan ditimpakan tiga bencana seperti diatas.

Jika seorang ulama atau mubaligh berbicara politik di Masjid, apa bisa disebut SARA sebagaimana yang pernah anda alami ?

Saya kira ini menjadi pembelajaran bagi seluruh warga bangsa, jadi bukan hanya Jakarta saja. Setiap kandidat harus jelas identitasnya, sehingga masyarakat tidak seperti memilih kucing dalam karung. Dalam rangka mengungkapkan biodata seorag pemimpin, tidak bisa dikatakan SARA, sebab  dalam rangka semangat keterbukaan.

Umat Islam Indonesia terlalu toleran, sebab dua propinsi mayoritas Islam Kalbar dan Kalteng, Gubernurnya Kristen. Padahal Gubernur Islam jelas tidak mungkin memimpin  Bali, NTT, Sulut  atau Papua. Bagaimana komentar anda ?

Saya rasa ini bukan dalam konteks toleransi. Tidak bisa toleransi dalam Islam itu mengangkat orang kafir menjadi pemimpin. Waktu itu mereka bisa terpilih karena umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok, sementara mereka bersatu dalam satu kelompok saja. Jelas bukan karena umat Islam  mendukung mereka untuk menjadi Gubernur. Kalau toleransi itu artinya umat Islam tidak menganggu  dan menghina agama lain. Lakum dinukum wa liyadiin.

Kelompok Cina Kristen semakin menguasai perekonomian nasional. Sekarang mereka akan berusaha untuk menguasai politik dan pemerintahan. Bagaimana jadinya nasib negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia ini nantinya ?

Saya pernah punya pengalaman empiris di Singapura. Tahun 1972, saya berada disana selama 3 hari tiga malam dalam rangka megikuti Festival Pop Singer ASEAN pertama yang diikuti sembilan negara. Alhamdulillah, saya sebagai juara pertama, sehingga saya dapat gelar South East Asia Super Star.

Waktu itu saya tinggal bersama satu satunya Menteri Singapura bersuku Melayu dan beragama Islam, Tengku Ghazali Ismail sebagai Menteri Kebudayaan dibawah PM Lee Kwan  Yew.  Sejak 1972 beliau sudah mengingatkan saya untuk mengingatkan Bang Ali Sadikin Gubernur DKI Jakarta. Katanya,  tolong ingatkan Bang Ali supaya hati-hati terhadap bahaya kuning, bahaya Cina. Saya melihat Jakarta ini secara ekonomis sudah dikuasi Cina, padahal itu 40 tahun lalu. Dulu Johor Malaysia awalnya ekonominya dikuasia Cina kemudian politik dikuasianya pula sehingga lahirlah negara Sigapura. Saya khawatir Jakarta akan seperti Singapura, kata Tengku Ghazali Ismail.

Sebab Kalau secara politik sudah dikuasai Cina, maka bukan mustahil suatu saat Jakarta akan menjadi Singapuranya Indonesia, sehingga akan menjadi negara sendiri. Ini suatu kekhawatiran yang sangat rasional.

Dalam kasus pemerintahan Jokowi di Solo dengan wakilnya FX Hadi Rudyatmo yang Katolik, ternyata 71 persen bantuan APBD diberikan ke Kristen, pembangunan Gereja meningkat  dan para pejabat Solo mayoritas Kristen. Apakah itu nanti bisa terjadi di Jakarta jika Jokowi-Ahok Cina Kristen berkuasa ?

Saya rasa tragedi di Solo bisa menjadi acuan seperti itulah Jokowi, artinya lebih mengutamakan Kristen daripada Islam. Makanya keIslaman Jokowi masih perlu dipertanyakan, karena ada data seperti anggaran APBD 71 persen digunakan untuk kepentingan Kristen dan wakilnya selalu Kristen. Artinya kalau dia selesai jabatannya, maka yang akan naik wakilnya yang Kristen. Sepertinya ada sebuah skenario dari Jokowi untuk mengangkat orang Kristen.

Pernyataan si Ahok Cina Kristen yang akan lebih taat pada konstitusi daripada ayat-ayat suci, apakah ditujukan kepada umat Islam ?

Tidak ada kitab suci yang komprehensif yang dapat mendirikan sebuah negara kecuali Al Qur�an. Makanya tidak ada negara Kristen, Hindu atau Budha, yang ada negara Islam. Karena ajaran mereka tidak mampu mencakup kelengkapan sebuah negara. Karena Islam agama yang sempurna, maka cuma Islamlah yang dapat membuat negara Islam dengan Undang-Undang dari Al Qur�an itu sendiri. Kalau dia mengatakan tidak mau kitab suci, artinya tidak mau menggunakan Al Qur�an sebagai acuan. Artinya, kalau dia memerintah pasti semua kebijakannya akan menerjang Al Qur�an, ini akan sangat berbahaya. Apalagi Allah SWT sudah secara tegas menyatakan kalau orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada umat Islam sebelum umat Islam mengikuti mereka, sebagimana disebutkan dalam  surat Al Baqoroh ayat 120.

Sekarang terungkap ternyata Jokowi anggota Rotary Club dan istrinya Lions Club. Padahal kedua ormas itu menjadi organ gerakan Yahudi internasional. Dikhawatirkan nantinya Yahudi akan lebih berperan lagi di Indonesia ?


Itulah artinya anda sendiri sudah melihat bahaya yang akan terjadi jika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dengan menjadi anggota Rotary Club, sudah menjadi indikator kalau dia agen Yahudi di Indonesia. Terbukti dia lebih mengutamakan membantu perkembangan Kristen daripada Islam. Juga lebih memilih wakil Kristen seperti dalam kasus Solo dan Jakarta. Ini seharusnya sudah menjadi indikator siapa dia sebenarnya.

Dikhawatirkan Jokowi tidak sampai 2017, tetapi akan berhenti pada 2014 demi mengincar kursi RI-1 atau RI-2. Maka praktis kursi Gubernur DKI akan diserahkan ke Cina Kristen Ahok.  Bagaimana komentar anda ?

Ini menunjukan integritas Jokowi sangat rendah dan dedikasinya sangat lemah, Itu menunjukkan akhlaqul sayyi�ah atau akhlak yang buruk. Jadi tidak ada pertanggungan jawab dia sebagai seorang pemimpin. Itu sudah dia tunjukkan dari Solo loncat ke Jakarta. Apalagi jika nanti ada skenario dia akan loncat ke RI-I atau RI-2. Jadi harus disosialisasikan ke masyarakat, padahal selama ini dikesankan Jokowi selalu bersih. Kalau seperti itu sangat jauh panggang daripada api.

Bagaimana pesan anda sebagai seorang mubaligh sekaligus musisi kondang kepada umat Islam DKI Jakarta dalam menghadapi pencoblosan putaran kedua 20 September nanti ?

Pertama, memilih pemimpin dalam hukum Islam adalah wajib, sedangkan dalam bernegara hanya menjadi hak warga negara. Sabda Nabi Muhammad SAW, apabila ada tiga orang diantara kamu maka angkatlah seorang sebagai pemimpin. Jadi memilih pemimpin itu hukumnya wajib. Karena itu jangan sampai ada umat Islam yang mengabaikan persoalan Pilkada DKI ini dengan tidak memilih, apatis atau menjadi golput, karena itu berdosa apalagi dalam kondisi seperti ini.

Kedua, karena sekarang ini bukan lagi masalah Jokowi Foke, tetapi telah menjadi masalah pribumi dan non pri atau muslim non muslim. Jadi kasusnya sudah seperti itu.

Jadi umat Islam harus betul-betul menggunakan hak pilihnya untuk memenangkan Islam itu sendiri. Sebab kalau tidak, maka ini akan menjadi musibah yang sangat besar. kalau sampai Ibukota Jakarta dipimpin seorang Cina Kristen, maka suatu aib besar bagi bangsa Indonesia.

Pertama, dalam rangka martabat bangsa sudah tercabik-cabik, dimana kita sebagai bangsa besar dipimpin seorang Cina. Kedua, sebagai umat Islam juga suatu aib besar. Sebuah dosa besar kalau pemimpin Ibukota yang merupakan gerbang negara ini dipimpin seorang Cina Kristen. Jadi hal itu tidak boleh terjadi. Karena itu merupakan tanggungjawab umat Islam semua untuk memenangkan pribumi dan umat Islam. Jadi bukan soal Foke dan Jokowi.

No comments:

Post a Comment