Latest News

Showing posts with label Roh Kudus. Show all posts
Showing posts with label Roh Kudus. Show all posts

Thursday, June 13, 2013

Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Pentacostalisme berkembang secara global (Foto: Godswill Ministries)
Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Umat Kristen Pentakosta atau Karismatik bertumbuh pesat di Asia, terutama di kalangan kaum migran perkotaan dan kelompok minoritas etnis, demikian analisis yang baru-baru ini disajikan di Roma. Beberapa analis telah menyimpulkan bahwa pertumbuhan yang cepat ini bisa mendorong Gereja Katolik untuk mengubah kulturnya, yang selama ini  ditandai dengan klerikalisme berlebihan dan pemerintahan 'dari atas ke bawah' (top-down).

Pastor John Mansford Prior SVD, seorang misionaris untuk Indonesia sejak tahun 1973, membahas pertumbuhan Pentakostalisme di Asia selama konferensi pada awal bulan ini  tentang 'Gerakan Agama Baru' yang diselenggarakan oleh Konferensi Waligereja Jerman.

Gerakan Pentakosta dimulai pada awal abad ke-20, yang muncul dari dorongan untuk pengalaman pribadi akan Tuhan dan pembaharuan spiritual melalui baptisan Roh Kudus. Ini memberikan penekanan utama pada 'karunia' Roh, termasuk berbicara dalam bahasa roh, penyembuhan ajaib dan bernubuat.

Sementara istilah Pantekosta biasanya digunakan untuk merujuk pada gerakan-gerakan baru dan Gereja-gereja independen yang bermunculan dari gerakan itu, istilah karismatik umumnya digunakan untuk kelompok yang membawa spiritualitas Pantekosta dalam Gereja-gereja tradisional.

Dalam Gereja Katolik ada kelompok-kelompok seperti Pembaharuan Karismatik Katolik atau El Shaddai, yang memiliki 2 juta anggota terdaftar dan sekitar 7 juta pendukung di Filipina.

'Pentakostalisme telah mengakar di kalangan minoritas-minoritas etnis Asia dan kelas-kelas sosial yang kurang memiliki kekuatan secara politis atau pun ideologis,' tulis Pastor Prior dalam sebuah laporan yang dipresentasikan dalam konferensi itu.

Dalam sebuah wawancara dengan ucanews.com, Pastor Prior memperingatkan bahwa dalam menanggapi pertumbuhan 'gerakan baru' ini di Asia, Gereja Katolik harus mengubah mentalitas dan kulturnya, atau risiko kehilangan umatnya dari benua itu.

Di Asia, Pentakostalisme adalah fenomena perkotaan: 'Orang-orang yang kehilangan identitias desa dan budaya mereka,' yang 'merasa tidak aman di kota sebagai migran,' lalu bergabung dengan komunitas Karismatik dan Pentakosta baru karena di sana mereka menemukan 'hubungan yang hangat' dan 'memiliki tempat' sementara 'paroki-paroki Katolik di kota-kota memiliki umat yang banyak, tak dikenal, sangat ritualistik,' kata Pastor Prior.

Karena lebih dari 50 persen orang Asia kini tinggal di kota-kota, fenomena ini terus berkembang. Faktanya, menurut Pastor Prior, sudah 40 persen dari orang-orang Kristen Asia menyebut diri mereka sebagai Karismatik atau Pentakosta.

Hal ini juga kuat di kalangan etnis minoritas, termasuk Tionghoa di Indonesia. 'Pentakostalisme mengangkat martabat dan identitas kelompok etnis minoritas dan memberikan kenyamanan, komunitas yang akrab dan saling membantu di antara para migran perkotaan yang belum mapan' yang 'agaknya ' kurang mendapat perhatian dari agama atau Gereja mereka sebelumnya,' tulis Pastor Prior dalam laporannya.

Tidak seperti di Amerika Latin, dan pengecualian Korea Selatan, dan  Cina (meskipun data yang dapat dipercaya sulit didapat), kelompok-kelompok Pentakosta di Asia tidak secara eksplisit menekankan 'injil kemakmuran' yang menempatkan hubungan langsung antara iman dan keberhasilan ekonomi.

Tapi, Pastor Prior mencatat bahwa ketika orang-orang bergabung dengan kelompok-kelompok ini, mereka menjadi tenang, tidak mabuk-mabukan, tidak berjudi, bahkan laki-laki menjadi lebih setia kepada istri-istri mereka, karena itu mereka menjalani kehidupan hemat dan secara otomatis mereka maju dalam skala sosial.'

Sementara di Amerika Latin pertumbuhan Pentakostalisme telah bersamaan dengan eksodus besar-besaran dari Gereja Katolik, misalnya, populasi umat Katolik di Brasil turun dari 90 persen pada  tahun 1970 menjadi hanya 65 persen tahun 2010. Di di Asia 'tidak banyak umat Katolik meninggalkan Gereja karena Gereja telah terbuka untuk menerima kelompok-kelompok tersebut,' kata Pastor Prior.

Bahkan, kebijakan resmi dari Federasi Konferensi Waligereja Asia dan konferensi-konferensi waligereja di seluruh benua Asia telah berdampak 'sangat positif.' Namun, dalam beberapa kasus telah terjadi 'ketegangan' dengan mayoritas masyarakat, baik itu Muslim, Hindu atau Buddha, karena kadang-kadang penginjilan yang agresif menjadi kendala gerakan baru itu.

Hal ini pada gilirannya dapat berdampak pada orang Kristen karena seringkali umat non-Kristen 'tidak membedakan antara kelompok-kelompok evangelis dan Gereja-gereja utama.'

Namun, Pastor Prior memperingatkan bahwa untuk memasuki energi spiritual baru yang terungkap dalam pertumbuhan kelompok Pantekosta itu, Gereja masih 'terlalu mono-kultural, terlalu klerikal, terlalu top down.'

Di Korea, misalnya, umat Katolik hanya 10 persen dari populasi, sementara Gereja-gereja Protestan, yang sebagian besar telah 'berjiwa Pentakosta,' kini jumlahnya menjadi 25 persen dari populasi dan terus bertumbuh. Di Korea, 'gerakan karismatik tidak terlalu kuat dalam Gereja Katolik karena Gereja Korea adalah sebuah Gereja yang sangat klerikal.'

Bagi misionaris SVD itu, klerikalisme 'tidak bisa bekerja di dunia modern, dunia maya, dunia yang serba terbuka. Hal ini tidak berguna.'

Di sisi lain, hanya menyambut gerakan baru dalam Gereja tidak cukup.

Sebuah kajian Konferensi Waligereja Jerman 'yang dipresentasikan dalam  konferensi di Roma itu menunjukkan bahwa 'meskipun gerakan Karismatik sangat besar di Filipina dan melibatkan semua kelas sosial, kelas-kelas itu dipisahkan sesuai dengan gerekan yang berbeda. Setiap gerakan memperhatikan kelompok-kelompok tertentu, sehingga sebenarnya mereka tidak saling kontak.'

Pastor Prior mencatat: 'Menurut survei, banyak umat Katolik akhirnya bergabung dengan Gereja-gereja Pentakosta karena mereka memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, yang tidak mereka dapatkan dalam paroki-paroki yang penuh dengan ritual. Itu adalah tragis.'

Sebagian ini terjadi karena jumlah pastor yang ditahbiskan Gereja tidak  memadai.

Ini mungkin menjadi sebuah pertanyaan ' antara lain ' soal tuntutan selibat. Namun, perubahan yang terjadi dalam kekristienan di Asia membutuhkan tindakan. Jika tidak, kata Pastor Prior, 'Saya pikir kita akan menyaksikan semakin lebih banyak orang meninggalkan [Gereja Katolik] untuk menemukan kontak spiritual mereka dengan Kristus dalam komunitas lebih kecil, lebih hangat seperti Gereja-gereja Pentakosta.'

Sumber : indonesia.ucanews.com

Sunday, October 14, 2012

Gereja Katolik di Amerika Serikat Serukan "Penginjilan Baru"



LOS ANGELES (AS) - Misi Gereja Katolik untuk melakukan penginjilan "adalah selalu kuno dan selalu baru," dan setiap anggota Gereja memiliki kewajiban untuk melaksanakan misi ini, kata Uskup Agung Los Angeles Jose H. Gomez dalam surat gembalnya yang dikeluarkan bertepatan dengan awal "Tahun Iman".

"Witness to the New World of Faith"  adalah surat gembala pertama uskup agung itu sejak ia menjadi kepala keuskupan agung Los Angeles, Amerika Serikat, pada awal tahun 2011.

Surat gembala, yang menawarkan lima prioritas pastoral, katanya, "dapat berfungsi sebagai kerangka kerja yang berguna untuk memfokuskan upaya kita pada pembaharuan."

Dia mengeluarkan surat gembala itu pada 2 Oktober, lima hari sebelum pembukaan sinode para uskup di Vatikan yang berlangsung selama tiga minggu tentang "Evangelisasi Baru". Uskup Agung Gomez adalah salah satu dari lebih dari 260 anggota sinode.

Subjudul surat gembala itu "A Pastoral Letter to the Family of God in Los Angeles on the New Evangelization and Our Missionary Call," dengan 4.700 kata adalah sebuah seruan kepada semua umat Katolik untuk mengikuti Yesus,  "pergilah dan jadilah murid-murid-KU."

Uskup Agung Gomez mengatakan dalam bagian pembukaan suratnya: "Gereja ada untuk melakukan evangelisasi."

Misi Gereja adalah selalu kuno dan selalu baru. Dan kita semua anggota Gereja: uskup, imam, diakon, bruder, suster, seminaris serta kaum awam dalam setiap bidang kehidupan " kita semua memiliki tanggung jawab untuk misi ini."

"Dan saat ini kita dipanggil untuk membangun di atas pondasi misionaris untuk membuat evangelisasi baru."

Uskup Agung itu mendorong umat Katolik setempat untuk menjadikan Tahun Iman "sebagai kesempatan pembaharuan dari dalam dan persiapan spiritual untuk menjadi saksi  di kota dan benua kita."

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/10/gereja-katolik-di-amerika-serikat.html?m=1

Monday, May 14, 2012

Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus

 

APA ITU SHDR ? 

Seminar Hidup Dalam Roh Kudus (SHDR) merupakan satu seminar awal untuk mengantarkan para peserta kepada pengalaman pribadi akan kehidupan Kristiani yang sejati menurut Yesus Kristus. Sering diistilahkan dengan Retret Awal. Peserta akan dipersiapkan untuk mengalami kabar baik , membuka pintu hati terhadap Roh Kudus , disadarkan bahwa Tuhan itu sangat baik, anugerah dari Tuhan itu luar biasa. Di SHDR ini akan diajarkan kebenaran-kebenaran pokok Injil. Dan akan ada 8 tema pengajaran. Setiap peserta akan dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil. Setiap selesai satu sesi pengajaran akan dilanjutkan dengan doa bersama, sharing dalam kelompok untuk menceritakan kebaikan Tuhan dalam pengalaman hidup pribadi sesuai dengan tema yang dibahas. Pada sesi pertobatan ada sakramen tobat oleh beberapa orang romo dan juga tersedia beberapa konselor bagi mereka yang membutuhkan konseling. Pada sesi pencurahan akan diadakan pengulangan janji baptis oleh romo. Masing-masing peserta akan mendapatkan pengalaman batin yang indah bersama Tuhan dan sesudah itu biasanya peserta berduyun-duyun memberi kesaksian akan pengalaman tersebut. Setelah ikut seminar ini , banyak sekali pribadi yang berubah, mengalami "kehadiran ROH KUDUS" secara baru dalam kehidupan mereka, sehingga terjadi perubahan hidup yang drastis. Dari kehidupan yang jauh dari Tuhan, acuh tak acuh terhadap Ekaristi, hidup dalam kedosaan , berubah menjadi orang yang haus berkomunikasi dengan Tuhan, haus akan EKARISTI, haus akan firman Tuhan. Relasi Keluarga yang penuh kebencian berubah menjadi keluarga harmonis.

 

SHDR PULIHKAN RELASI SUAMI ISTRI

Saya mengenal agama Katholik sejak saya masuk sekolah Katholik , dari bangku TK sampai SMU, latar belakang orang tua adalah dari non Katholik. Dibaptis tahun 1995, bersama mantan pacar yang sekarang menjadi suami.  Tahun 2002 kami menikah, banyak hal-hal kecil yang kami berdua perlu sesuaikan satu sama lain, walau sudah berpacaran 10 tahun. Sikap egois, kurang bisa memahami, mengalah, memaafkan dan mengampuni, menjadi pangkal utama pertengkaran demi pertengkaran.  Saya tidak mengimani ajaran Katholik dengan baik dan benar, dan banyak pelanggaran yang saya lakukan. Saya sering marah dan memaksakan kehendak saya sendiri, begitu juga suami, yang belakangan mulai meninggalkan gereja dan beralih ke klenteng.  Juga menghadapi masalah dalam usaha kami , kami mulai sering mencari solusi lewat paranormal. Pada saat puncak masalah dengan suami yang begitu besar , Saya mendengar saran dari tetangga saya, untuk ikut SHDR di PDKK MKK, karena sebelumnya beliau sudah terlebih dulu ikut. Saat itu saya ceritakan ke suami saya, dan dia bersedia ikut. Niat saya hanya ingin mendapat pemulihan dari Tuhan. Saya ingin merasakan damai, saya ingin merasakan suatu hari nanti Tuhan sendiri yang akan memberikan jawaban terbaik buat masalah kami berdua, karena saya tidak tahu lagi dimana harus mencari kebenaran dan kedamaian. . Baru pertama kali di SHDR ini saya mendengar bagaimana firman Tuhan dalam Alkitab itu diajarkan dengan gaya yang berbeda. Saya baru mengerti bahwa Roh Kudus itu nyata hadir dan mampu menuntun hidup kita. Bayangan Tuhan Allah yang dulunya serasa jauh dari hidup kita dan sulit dijangkau, ternyata tidak demikian. Selesai ikut SHDR ini pemulihan terjadi. Relasi suami istri menjadi baik kembali, kami berdua menjadi lebih pengertian satu sama lain, berani saling meminta maaf dan mau memaafkan, serta lebih bersabar.Senang sekali ikut SHDR ini, berbunga-bunga, seperti layaknya anak kecil yang mendapat barang kesukaannya, mungkin itulah gambaran yang dapat saya berikan. (sharing Angela Merici Yuni peserta SHDR 2011)


SHDR MEMBUAT IMAN SAYA BERTUMBUH PESAT

Semenjak masih remaja saya sering ikut ibu saya ke acara Persekutuan Doa. Namun kesibukan kuliah, bekerja dan membangun keluarga membuat saya absen ke PD dalam waktu cukup lama. Rupanya Tuhan rindu saya kembali. Dimulai pada tahun 2010 anak sulung saya mengikuti persiapan komuni pertama, sehingga sayapun jadi lebih rajin ke gereja dan mulai lagi pergi ke PD. Kemudian di tahun 2011 saya mengalami banyak pencobaan berat dan mulai mencari-cari suatu pegangan hidup. Di saat itulah saya membaca flyer Seminar Hidup dalam Roh Kudus (SHDR). Ini pasti undangan dari Tuhan, karena setelah itu berkali-kali saya ditawari untuk ikut SHDR, bukan saja tawaran secara fisik, bahkan dalam benak sayapun sering terlintas akan undangan tsb. Maka ikutlah saya dalam seminar tsb. Lebih dari 25 tahun saya rindu mengalami pencurahan Roh Kudus dan kali ini saya benar-benar mengalaminya! Saya mendapat karunia bahasa Roh, sungguh suatu pengalaman pribadi yang intim dengan Tuhan, tak dapat saya lukiskan dengan kata-kata! Sesudah peristiwa itu, kerinduan saya untuk mengenalNya menjadi lebih berkobar-kobar. Saya kembali rajin datang ke PDKK MKK, bahkan saya mengikuti seminar dan kursus lanjutan lainnya. Tahun 2011 merupakan tahun reformasi dalam kehidupan iman saya. Banyak hal-hal negatif dalam diri saya Tuhan ubahkan setelah ikut seminar ini. Saya menjadi lebih sabar dan lebih khusuk saat Misa Kudus. Dukungan dari teman-teman dan ketua kelompok dalam SHDR sungguh berarti bagi saya, karena saya tidak merasa sendirian. Sungguh SHDR membuat iman saya bertumbuh pesat !! (sharing Luciana Winny peserta SHDR 2011)

SHDR MEMBUAT BEBAN YANG SAYA PIKUL HILANG

Sebenarnya saya ikut SHDR tahun ini hanya untuk menemani suamiku yang baru pertama kali ikut SHDR, saya sendiri sebenarnya sudah pernah mengikuti nya tetapi karena selama ini selalu membawa beban sebagai anak pewarta yang hebat (papi dan mamiku seorang pewarta dan pendoa yang lumayan terkenal di kalangan karismatik). Selama remaja sampai dengan menikah ini saya termasuk yang suka memberontak baik terhadap orang tua, lingkungan, gereja bahkan kepada Tuhan. Saya mempunyai beban berat sebagai seorang anak pewarta sungguh berat dan saya merasa kehilangan jati diri sendiri. Pada saat doa pencurahan Roh Kudus saya bahkan sempat berdoa supaya jangan mami saya mendoakan saya karena saya takut dan melalui doa ketua kelompokku yang mendoakan saya agar saya bisa mendapatkan anak, disitu Tuhan menegur saya supaya jangan kuatir dan jangan takut akan hari depan kalau Tuhan akan memberikan saya anak. Saya juga merasakan ROH KUDUS memeluk saya, merasa nyaman , tentram dan Roh Kudus sudah membebaskanku dari segala beban yang saya pikul selama ini. Setelah ikut SHDR ini saya mempunyai kerinduan kuat untuk selalu mencari Tuhan Yesus dan saya menjadi rajin ke PD MKK tiap hari rabu malam. Thank�s for Jesus & seluruh tim PDKK MKK yang telah menyelenggarakan SHDR ini. (sharing Mediana Tedjaindra peserta SHDR 2011)



SHDR MENGUBAH TOTAL KEHIDUPAN SAYA


Dahulu saya seorang pemarah, pendendam, kasar. Begitu juga terhadap keluarga saya kurang perhatian sekali. Berdoa hanya berdasarkan kebutuhan saja. Alkitab saya baca, tetapi saya tidak mengerti dan memahaminya. Suatu ketika saya datang ke Persekutuan Doa MKK , dimana saat itu saya ditawari ikut SHDR. Saya tidak mengerti apa seminar ini, tetapi saya pikir kalau kita ada didalam Tuhan, tidak mungkin sesuatu hal itu buruk. Apa yang saya alami di seminar ini, saat sesi Pencurahan Roh Kudus saya merasakan Tuhan Yesus menghampiri dan memegang tubuh saya. Sesudah itu saya merasakan kelepasan , kelegaan, kedamaian dan sukacita yang luar biasa. Hidup saya berubah total setelah ikut SHDR ini. Saya menjadi mencintai keluarga, lebih sabar, pemaaf, rajin berdoa. ( sharing bpk.Ali peserta SHDR 2008. Sekarang pradiakon di Paroki MKK)

Saturday, May 5, 2012

Hati-Hati Terhadap Nubuatan Akal-Akalan !!


Artikel berjudul �Tragedi Teologi Sukses� mendapat tanggapan, baik yang mendukung maupun yang menyanggah, dan dari tanggapan itu ada beberapa yang berseberangan yang berasal dari lingkaran dekat penginjil tersebut.

Seorang tokoh di kota Semarang yang dekat dengan penginjil itu (penginjil itu berasal dari Semarang) mengungkapkan bahwa memang penginjil itu dikenal sebagai sering membawakan nubuatan-nubuatan aneh yang berpusat pada diri dan keluarganya sendiri tapi banyak yang tertarik dan isteri penginjil itu pernah bersaksi ada banyak yang memberikan persembahan bahkan sampai 1M. Seorang pendeta yang banyak tahu praktek penginjil itu menyebutkan bahwa memang penginjil itu sering melakukan �Prophetic Trickery� (bisa diartikan �Nubuatan Akal-Akalan�) dan pendeta itu memandang musibah sekitar penginjil itu sebagai peringatan Tuhan!

Seorang teman dekat penginjil itu menyebutkan bahwa penginjil itu bersaksi bahwa peristiwa itu mujizat Tuhan karena ia sekarang sehat walafiat dan bahkan bangga karena kerugian mobil Mercedesnya yang hancur sudah dibayar asuransi dengan mobil seri E tipe terbaru. Dan ketika ditanya bagaimana dengan menantunya yang meninggal, dengan enteng ia menjawab bahwa telah dinubuatkan bahwa menantu itu dipanggil Tuhan karena kalau masih hidup ia akan menghadapi masalah besar yang tidak tertanggung hidupnya. Menarik untuk menyimak perilaku penginjil itu bahwa untuk menghibur kedua anak almarhumah yang meninggal katanya mereka sudah berhubungan dengan ibunya (spiritisme?) dan mendapat nubuatan hiburan bahwa si ibu sekarang sudah senang tinggal di rumah besar di surga! Seorang penginjil wanita yang dekat dengan pelayanan penginjil itu menyebutkan bahwa anak sipenginjil (yang juga jadi penginjil) yang terlibat penggelapan dana tentara, memperoleh sukses bisa membangun rumah mewah dan mendapat proyek besar karena ada �deal� dengan Tuhan.

Kalau diamati, nubuatan akal-akalan semacam ini sudah menjadi bisnis penginjil yang tidak beda dengan praktek bisnis ramalan perdukunan yang menyenangkan telinga. Bila orang pergi kedukun atau ke gunung Kawi biasa yang diminta adalah sukses kekayaan dan jabatan atau lainnya, tetapi biasanya ada tumbal (sebagai deal) yang dikorbankan. Ada pabrik rokok yang maju berkat ramalan gunung Kawi tetapi keluarganya berantakan bahkan ada anaknya yang mengalami kecelakaan mobil terguling, beberapa pemilik kebon apel di kota Batu sukses tetapi mengorbankan anak yang menjadi gila atau mati. Yang jelas dalam kasus penginjil di atas, sehatnya sipenginjil dan kembalinya mobil mewah yang malah lebih baru tipenya, bahkan anaknya yang beroleh sukses bisa membangun rumah mewah dan mendapat proyek besar itu dianggap sebagai mujizat berkat Tuhan, tetapi dengan enteng menganggap kematian menantu sebagai sudah dinubuatkan, kematian yang akan menimbulkan trauma kepada ibunya yang mengandungnya dan kedua anak almarhumah yang masih remaja. Jelas pula kesaksian bahwa �tuhan bisa dengan mudah diajak dialog dan didengar suaranya� itu adalah �tuhan� yang sama sekali membutakan hati dan tidak menyadarkan orang akan jerat dan bahaya ber-KKN dengan tentara! Dan �deal� apaan dengan �tuhan� apaan yang mengorbankan nyawa isteri?

Nubuatan akal-akalan yang berkaitan dengan kematian bisa kita lihat dari praktek Oral Roberts yang ketika membangun �City of Faith�nya yang kekurangan dana 8 juta dolar kemudian menubuatkan bahwa kalau tidak terpenuhi ia akan dipanggil Tuhan (alias mati). Dana tidak juga terkumpul dan akhirnya ada pengusaha non-kristen yang kasihan dan menyumbang untuk pembangunan itu. Nubuatan bukan saja akal-akalan tetapi sudah menjadi bisnis untuk mencapai tujuan sukses seperti dalam perdukunan, dan ini dikejar tanpa sadar bahwa tujuan itu sering mengorbankan kehidupan kekeluargaan. (Bandingkan sukses Jim Bakker yang akhirnya mengorbankan keluarga (isteri minta cerai), harta kekayaannya, dan masuk penjara).

Benny Hinn adalah penginjil yang terkenal dengan �prophetic trickerynya.� Pada tahun 1989 ia menubuatkan Fidel Castro akan meninggal pada tahun 1990-an, pada tahun yang sama ia menubuatkan bahwa pada tahun 1995 komunitas Homo di Amerika akan dihancurkan Tuhan, ia juga menubuatkan tahun 1990-an gempa bumi besar akan menimpa pantai timur Amerika. Hinn termasuk penginjil yang menubuatkan bahwa pengangkatan jemaat akan terjadi tahun 1992, dan ketika nubuatan itu tidak jadi diramalkan pada tahun 1997 bahwa dalam waktu dua tahun Tuhan Yesus akan datang kembali dan pada tahun 2000 akan muncul secara fisik dibanyak gereja. Petinju Evander Holyfield pernah �disembuhkan secara mujizat� oleh Hinn dari penyakit jantung sehingga petinju itu menyumbang 25.000 dolar kekocek Hinn, namun kemudian ketahuan dari diagnosa dokter yang biasa memeriksa kesehatan para petinju dikemukakan fakta bahwa Holyfield tidak mempunyai track record penyakit jantung (penyakit jantung adalah penyakit yang terbentuk dalam waktu lama dan bukan karena penularan seketika). Hinn juga mengajarkan ajaran bahwa manusia adalah �little gods�!


Yang menarik untuk dilihat adalah bahwa sekalipun para penginjil di atas mengajarkan �tuhan,� tuhan perdukunan yang menjanjikan penonjolan diri dan berkat materi, jelas berbeda dengan �Tuhan� Alkitab yang mengajarkan kita untuk bertobat dan menjadi berkat bagi sesama kita, dan sekalipun nubuatan akal-akalan yang disampaikan tidak beda dengan ramalan perdukunan yang menyenangkan telinga dan hati pendengar dan para pendengarnya sering tertipu, selalu akan ada jemaat yang berkumpul sekitar �para penginjil� itu dan mendengarkan �bualan� mereka. Rasul Paulus mengingatkan bahwa:

�Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari  kebenaran dan membukanya bagi dongeng.� (2 Timotius 4:3-4)

Nabi Yeremia banyak berhadapan dengan para nabi palsu yang sering melakukan nubuatan akal-akalan di zamannya dan berkali-kali mengingatkan umat:

�Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepada kamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri bukan apa yang datang dari mulut TUHAN. ... Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya dan menyesatkan umat-Ku dengan dustanya dan dengan bualnya� (Yeremia 23:16,32).

Memang tidak mungkin mengingatkan penginjil yang sudah sudah menjadi tokoh �kultus� dan terkenal dan didukung massa yang banyak, kecuali hanya didoakan dan berharap Roh Kudus sendiri yang menyadarkan mereka agar mereka tidak menyesatkan lebih banyak orang lagi. Tetapi, setidaknya kita masih bisa mengingatkan para jemaat yang terpengaruh praktek nubuatan akal-akalan itu agar mereka tidak terkecoh lebih lanjut dan kembali kepada ajaran firman Tuhan Alkitab. Bila kita diam, kita ikut bersalah menjerumuskan lebih banyak orang ke dalam kesesatan demikian. Rasul Paulus melanjutkan nasehatnya:

�Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!� (2 Timotius 4:5).

 �Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesadaran dan pengajaran.� (2 Timotius 4:2)


Amin.

Thursday, April 26, 2012

Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar

----- Agar diperhatikan:


1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib. Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja. Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal-asalan

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa. Maka tanda salib hanya dilakukan pada AWAL dan AKHIR MISA KUDUS saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus dilakukan saat bacaan Injil.

3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam. Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele. Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam.(Kesempatan lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yang disediakan).

4. Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus). Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga Alah mengasihani kita...dst.."), karena yang kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata "Putra".

5. Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa. Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria. TENTANG PAKAIAN YANG PANTAS untuk menghadap Pencipta anda sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan?
SEBERAPA SOPAN ANDA BERPAKAIAN MENCERMINKAN SEBERAPA TINGGI PENGHORMATAN ANDA AKAN KRISTUS DALAM TABERNAKEL 


6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat. Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat

7. Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian. Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. TATAP lektor/imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda.Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah SALING MENATAP bukan? PEMBACAAN INJIL -dan bukannya homili - adalah PUNCAK LITURGI SABDA. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)

8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan. Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.

9. Ketika konsekrasi (Inilah TubuhKU, Inilah DarahKu atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di pura Hindu, NAMUN SEBENARNYA berlutut sudah merupakan ungkapan PENYEMBAHAN. Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatapNya. Harap diingat, Suara yang anda dengar (Inilah TubuhKU, Inilah darahKU, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI. Jadi? Tataplah Hosti dan Piala itu dengan penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.

10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan perantaraan Kristus, bersama dia, dan dalam Dia...dst..." IKUTILAH DALAM HATI. TATAPLAH HOSTI DAN PIALA YANG DIANGKAT. Ketika "AMIN" dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN"). Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda miliki. Dikarenakan bahwa THE GREAT AMEN ini adalah PUNCAK LITURGI EKARISTI.

11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami. Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA. Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yang anda minta itu terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun,dalam bahasa latin digunakan kata "PANEM" yang berarti roti.)

12. TIDAK MENGUCAPKAN DOA PRESIDENSIAL (yang boleh diucapkan oleh imam saja) doa: "..jangan perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman GerejaMu" Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja KEMUDIAN DIAMINKAN DENGAN IMAN.

13. Ketika menerima komuni, TATAPLAH terlebih dahulu hosti yang diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. AMIN HARUS DIUCAPKAN DENGAN PENUH IMAN.

14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar (juga pada waktu awal misa). Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan yang saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.

15. Tanda salib pada saat keluar Gereja, sebenarnya tidak perlu dilakukan. Tanda salib sebelum anda masuk sebenarnya kurang lebih berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain. Namun demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jangan karena latah, namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.

Anda harus menjadi contoh bagi orang lain. Jangan takut untuk mensosialisasikan hal-hal di atas pada siapa saja yang menghadiri misa bersama anda.

Tambahan :
Info ini BUKAN TPE BARU. TPE yang berlaku tetap TPE 2005. Info ini hanya merupakan hasil olahan setelah penulis mengikuti rekoleksi liturgi di salah satu paroki di KAJ oleh komisi liturgi KWI yang pastinya juga berdasarkan TPE 2005. Coba perhatikan dengan seksama bahwa sama sekali tidak ada yang berubah. Yang ditulis di atas lebih ke arah praktikal, terutama bagaimana sebenarnya menghayati apa yang kita lakukan atau katakan atau nyanyikan setiap kali kita menghadiri Misa.

Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain (Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah seorang katolik. Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya diperuntukkan bagi mereka yg berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya eksklusif untuk umat Katolik.

Tambahan bagi perempuan katolik: Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yg manusiawi. Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.

Salam damai selalu


Monday, March 26, 2012

10 Alasan Mempercayai Kebangkitan KRISTUS

10 Alasan Mempercayai Kebangkitan KRISTUS

1. Hukuman Mati di Muka Umum Memastikan Kematian Yesus
2. Kubur Yesus Dijaga Ketat oleh Pemerintah
3. Sekalipun Dijaga, Kubur Yesus Ditemukan Kosong
4. Banyak Orang Mengklaim Bahwa Mereka Telah Melihat Dia Hidup
5. Rasul-Rasul- Nya Berubah secara Dramatis
6. Para Saksi Bersedia Mati untuk Keyakinan Mereka
7. Orang Yahudi yang Kristen Mengubah Hari Ibadahnya
8. Meski tidak Diharapkan Namun telah Diramalkan
9. Itulah Klimaks Yang Tepat untuk Kehidupan yang Menakjubkan
10. Itu Cocok dengan Pengalaman Mereka yang Percaya Kepada-Nya
 


1. HUKUMAN MATI DI MUKA UMUM MEMASTIKAN KEMATIAN YESUS

Selama perayaan Paskah Yahudi, Yesus digiring ke ruang pengadilan Romawi oleh orang banyak yang marah. Ketika Yesus berdiri di hadapan Pilatus, gubernur Yudea, para pemimpin agama mengajukan tuduhan terhadap-Nya karena Ia mengklaim diri sebagai Raja orang Yahudi. Kumpulan orang itu menginginkan kematian-Nya. Yesus dipukul, didera, dan dijatuhi hukuman mati di muka umum. Di suatu bukit di luar Yerusalem Dia disalibkan di antara 2 penjahat. Teman-teman- Nya yang patah hati dan musuh-musuh yang mencemooh-Nya menyaksikan kematian-Nya. Para serdadu Romawi diutus untuk menuntaskan hukuman itu karena hari Sabat hampir tiba. Untuk mempercepat kematian, mereka mematahkan kaki kedua penjahat. Tetapi ketika mereka mendekati Yesus, mereka tidak mematahkan kaki-Nya karena dari pengalaman mereka tahu bahwa Yesus sudah mati. Tetapi sebagai tindakan pencegahan akhir, mereka menusukkan tombak ke lambung-Nya. Dengan demikian Ia tidak akan menyusahkan mereka lagi.


2. KUBUR YESUS DIJAGA KETAT OLEH PEMERINTAH

Esok harinya, para pemimpin agama menghadap lagi ke Pilatus. Mereka mengatakan Yesus telah meramalkan bahwa Dia akan bangkit dalam 3 hari. Untuk memastikan bahwa murid-murid Yesus tidak dapat berkomplot di dalam cerita bohong tentang Kebangkitan itu, Pilatus memerintahkan agar meterai resmi pemerintah Romawi dibubuhkan di kuburan untuk memperingatkan para perampok kuburan. Untuk menguatkan perintah itu, para serdadu berjaga-jaga di sana. Murid-murid yang ingin mencuri tubuh Yesus akan diketahui mereka, sehingga hal itu tidak mudah dilakukan. Para penjaga Romawi mempunyai alasan kuat untuk tetap berjaga-jaga, karena hukuman bagi yang tertidur pada waktu tugas jaga adalah kematian.


3. SEKALIPUN DIJAGA, KUBUR YESUS DITEMUKAN KOSONG

Pada pagi hari sesudah hari Sabat, beberapa pengikut Yesus pergi ke kubur untuk meminyaki tubuh-Nya. Tetapi ketika mereka tiba, mereka terkejut atas apa yang mereka temukan. Batu yang sangat besar yang digunakan untuk menutup pintu masuk kubur telah digulingkan dan tubuh Yesus telah lenyap. Ketika berita itu tersiar, 2 murid Yesus berlari tergesa-gesa ke pemakaman itu. Kubur telah kosong kecuali kain kafan Yesus yang terlipat rapi di sana. Sementara itu, sebagian penjaga telah pergi ke Yerusalem untuk memberitahu para pejabat Yahudi bahwa mereka telah pingsan di hadapan makhluk adikodrati yang menggulingkan batu kuburan. Dan ketika mereka siuman, kubur telah kosong. Para pejabat membayar para penjaga itu dengan sejumlah besar uang untuk berbohong dan mengatakan bahwa para murid
mencuri tubuh Yesus ketika para serdadu itu tertidur. Mereka meyakinkan para penjaga itu bahwa jika laporan tentang hilangnya tubuh Yesus itu sampai kepada gubernur maka mereka akan mengetengahi untuk melindungi para penjaga itu.


4. BANYAK ORANG MENGKLAIM BAHWA MEREKA TELAH MELIHAT DIA HIDUP

Sekitar tahun 55 Masehi, Rasul Paulus menulis bahwa Kristus yang telah bangkit dilihat oleh Petrus, keduabelas rasul, lebih dari 500 orang (banyak yang masih hidup ketika Paulus menulis hal ini), Yakobus, dan dirinya sendiri. (1 Kor 15:5-8) Dengan membuat pernyataan publik, dia memberi kesempatan kepada para pengritik untuk menyanggah klaimnya ini. Tambahan pula, Perjanjian Baru memulai sejarahnya dengan pengikut Kristus yang mengatakan bahwa Yesus �menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.� (Kis 1:3)


5. RASUL-RASUL-NYA BERUBAH SECARA DRAMATIS

Ketika satu dari rasul-rasul terdekat Yesus meninggalkan dan mengkhianati Dia, para rasul yang lain lari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Bahkan Petrus, yang sebelumnya telah bersikeras bahwa dia siap mati bagi gurunya, menjadi takut dan menyangkal bahwa ia pernah mengenal Yesus. Tetapi para rasul itu mengalami perubahan yang dramatis. Hanya dalam beberapa minggu kemudian mereka berdiri berhadapan muka dengan orang-orang yang telah menyalibkan pemimpin mereka. Semangat mereka seperti besi. Mereka tidak dapat dihentikan dalam ketetapan hati mereka untuk mengorbankan segalanya bagi Dia yang mereka sebut Juruselamat dan Tuhan. Bahkan setelah dipenjara, diancam, dan dilarang bicara dalam nama Yesus, para rasul berkata kepada para pemimpin Yahudi, �Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.� (Kis 5:29) Setelah mereka dianiaya karena tidak menaati perintah dewan Yahudi, para rasul yang dulunya pengecut itu �setiap hari� memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.� (Kis 5:42)


6. PARA SAKSI BERSEDIA MATI UNTUK KEYAKINAN MEREKA

Sejarah dipenuhi oleh para martir. Laki-laki dan perempuan yang tak terhitung jumlahnya telah mati demi keyakinan-keyakinan mereka. Oleh karena itu, memang bukan hal penting bila dikatakan bahwa para murid Yesus yang pertama bersedia menderita dan mati bagi iman mereka. Namun tetaplah penting bahwa sementara banyak orang bersedia mati untuk apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, hanya ada sedikit orang-seandainya ada-yang bersedia mati untuk apa yang mereka tahu sebagai suatu kebohongan. Fakta psikologis ini penting karena murid-murid Kristus tidak mati untuk keyakinan yang mereka pegang kuat yang mungkin saja bisa salah. Mereka mati karena klaim mereka bahwa mereka telah melihat Yesus hidup dan dalam keadaan baik setelah kebangkitan-Nya. Mereka mati demi klaim mereka bahwa Yesus Kristus tidak hanya mati bagi dosa mereka, tetapi bahwa Dia telah bangkit secara fisik dari kematian untuk memperlihatkan bahwa Dia tidak seperti pemimpin agama lain yang pernah hidup.


7. ORANG YAHUDI YANG KRISTEN MENGUBAH HARI IBADAHNYA

Hari Sabat yang adalah untuk beristirahat dan beribadah merupakan prinsip hidup orang Yahudi yang mendasar. Orang Yahudi yang tidak menghormati hari Sabat bersalah karena melanggar hukum Musa. Namun orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mulai beribadah bersama orang percaya dari bangsa-bangsa lain pada hari yang baru. Hari pertama dari minggu, yaitu hari di mana mereka percaya Kristus telah bangkit dari kematian, menggantikan hari Sabat. Bagi seorang Yahudi hal ini mencerminkan perubahan hidup yang besar. Hari yang baru itu, beserta dengan upacara baptisan Yahudi yang diubah menjadi upacara masuk ke agama Kristen, menegaskan bahwa mereka yang percaya pada kebangkitan Kristus telah siap untuk lebih dari sekadar memperbarui agama Yahudi. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan Allah. Jalan yang baru ini tidak didasarkan pada hukum Taurat, tetapi pada Juruselamat yang menanggung dosa manusia dan memberikan kehidupan kepada mereka.


8. MESKI TIDAK DIHARAPKAN NAMUN TELAH DIRAMALKAN

Para murid sangat terkejut. Mereka mengharapkan Mesias mereka memulihkan kerajaan Israel. Pikiran mereka terlalu tertuju pada kedatangan kerajaan mesianik yang politis sehingga mereka tidak mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang perlu bagi keselamatan jiwa mereka. Mereka pasti berpikir bahwa Kristus berbicara dalam bahasa simbolik ketika Dia terus menerus mengatakan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk mati dan dibangkitkan kembali dari kematian. Ucapan itu memang berasal dari Dia yang sering berbicara dalam bahasa perumpamaan, akibatnya mereka tidak memahami hal yang sudah jelas sampai semuanya sudah terjadi. Dalam proses ini, mereka juga mengabaikan ramalan nabi Yesaya tentang Hamba yang Menderita yang akan menanggung dosa Israel, seperti domba dituntun ke pembantaian, sebelum Allah memperpanjang umur-Nya. (Yes 53:10)



9. ITULAH KLIMAKS YANG TEPAT UNTUK KEHIDUPAN YANG MENAKJUBKAN

Saat Yesus tergantung di kayu salib Romawi, orang banyak mencemooh Dia. Dia menolong orang lain, tetapi dapatkah Dia menolong diri-Nya sendiri? Apakah keajaiban tiba-tiba berakhir? Tampaknya ini merupakan suatu akhir yang tidak diharapkan bagi orang yang memulai kehidupan publik-Nya dengan mengubah air menjadi anggur. Selama 3 tahun pelayanan-Nya, Dia berjalan di atas air, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, membuat orang tuli mendengar, orang bisu berbicara, orang timpang berjalan, mengusir roh-roh jahat, meredakan badai dahsyat, dan membangkitkan orang mati. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab orang yang bijaksana. Dia mengajarkan kebenaran-kebenaran yang dalam dengan penjelasan yang paling sederhana. Dan Dia menghadapi orang-orang munafik dengan kata-kata yang menelanjangi topeng mereka. Jika semua ini benar, apakah kita akan terkejut bahwa musuh-musuh-Nya tidak dapat berkata-kata lagi?


10. ITU COCOK DENGAN PENGALAMAN MEREKA YANG PERCAYA KEPADA-NYA

Rasul Paulus menulis, �Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu� (Roma 8:11). Ini adalah pengalaman Paulus yang hatinya secara dramatis diubah oleh Kristus yang telah bangkit. Ini juga pengalaman banyak orang di seluruh dunia yang telah �mati� terhadap cara hidup mereka yang lama sehingga Kristus dapat hidup melalui mereka. Kuasa rohani ini tidak tampak pada diri orang yang mencoba untuk menambahkan kepercayaan kepada Kristus ke dalam kehidupan lama mereka. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang bersedia untuk �mati� terhadap kehidupan lama mereka untuk membuat ruang bagi pimpinan Kristus. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang menanggapi bukti-bukti kebangkitan Kristus yang begitu banyak dengan mengakui kekuasaan-Nya di dalam hati mereka.

ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda secara jujur tidak yakin bahwa Kristus bangkit dari kematian. Tetapi ingatlah bahwa Yesus menjanjikan pertolongan Allah kepada mereka yang ingin berdamai dengan-Nya. Dia berkata, �Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.� (Yoh 7:17)

Jika Anda sungguh-sungguh melihat bahwa Kebangkitan Kristus masuk akal, ingatlah selalu apa yang dikatakan Alkitab bahwa Kristus telah mati untuk membayar harga dari dosa-dosa kita, dan orang yang percaya dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dari kematian akan diselamatkan (Roma 10:9-10). Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah atas usaha kita, melainkan hadiah bagi semua orang yang terbukti menaruh kepercayaan mereka di dalam Dia.
 In Spiritu Domini

Monday, March 19, 2012

Apa Istimewanya Menjadi Orang Katolik?


APA ISTIMEWANYA MENJADI SEORANG KATOLIK?

Kadang-kadang membingungkan. Semua orang yang percaya kepada Yesus disebut orang Kristen. Jadi, mungkin juga tidak ada bedanya kamu pergi ke gereja yang mana. Lalu, apa istimewanya menjadi seorang Katolik? Mengapa kamu mau menjadi seorang Katolik? Mari kita temukan jawabnya.

K : Kristus sendiri yang mendirikan Gereja. Sebagai gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus, Gereja Katolik telah berumur lebih dari 2000 tahun (usianya lebih panjang dari Gereja Kristen mana pun!).

A : Apostolik. Hidup Yesus sendiri diberikan kepada kita melalui sakramen-sakramen, ajaran-ajaran Gereja dan melalui pewartaan-pewartaan yang disampaikan oleh para biarawan, biarawati maupun kaum awam.

T : Tujuh Sakramen diwariskan oleh Yesus kepada Gereja.

O : rOh Kudus telah dikaruniakan oleh Yesus yang Mahapengasih kepada kita untuk membimbing kita masing-masing agar kita dengan segenap hati hidup seturut teladan Yesus.

L : Lestari. Gereja Katolik telah menerima janji Roh Kudus bahwa Ia akan senantiasa memeliharanya dalam kebenaran.

I : "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu." Dalam Gereja Katolik, Hosti selalu ditahtakan dalam Tabernakel, artinya Yesus senantiasa hadir dalam gereja kita. Kita dapat pergi dan berdoa kepada-Nya kapan saja kita mau.

K : Kristus bekerja melalui Gereja bagi keselamatan seluruh umat manusia karena Ia mengasihi semua orang.

Nah, sebagai permulaan, di atas itu adalah tujuh alasan penting mengapa kita memilih menjadi seorang Katolik. 

sumber : My Friend; St. Thomas Corner; www.daughtersofstpaul.com/myfriend

APA KEWAJIBAN KITA SEBAGAI SEORANG KATOLIK? 

Kalian adalah anggota dari kelompok yang paling tua, paling besar dan paling mengagumkan di dunia! Kamu seorang Katolik Roma. Kalian menjadi Katolik ketika kalian dibaptis. Tetapi apakah yang harus kalian lakukan agar dapat menjadi seorang Katolik yang taat?

Lima Perintah Gereja* adalah kewajiban dasar seorang Katolik yang taat, yaitu:

1.     Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
2.    Ikutlah Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan,
dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.
3.    Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
4.    Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun.
5.    Sambutlah Tubuh Tuhan pada masa Paskah.

Itulah kewajiban �minimum� seorang Katolik. Tidak seorang pun diharapkan menjadi seorang yang �minimum�. Oleh karena itu, berjuanglah semaksimal mungkin untuk menjadi seorang Katolik yang terbaik.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com; * disesuaikan dengan buku Puji Syukur; Komisi Liturgi KWI


APA HAK-HAK KITA SEBAGAI SEORANG KATOLIK? 

Kelima Perintah Gereja adalah pedoman bagi kita untuk menjalankan kewajiban kita sebagai seorang Katolik yang taat. Ya, tentu saja orang lebih sering mengatakan kepada kita apa-apa saja yang HARUS kita lakukan, tetapi bagaimana dengan hak-hak kita? 

Sesungguhnya, bagi seorang Katolik lebih banyak hal-hal menyenangkan yang didapatkan dibandingkan kewajiban yang harus dilakukan. Kita mempunyai jaminan untuk tiga hal terpenting dalam hidup: Keluarga, Dukungan dan Kebahagiaan.

KELUARGA
Kebanyakan remaja ingin menjadi bagian dari suatu kelompok teman sebaya. Hanya sedikit saja yang senang menyendiri, tetapi bahkan seorang penyendiri pun mempunyai teman-teman. Cara kita berpakaian, cara kita berbicara, serta cara kita melakukan sesuatu membantu kita merasa bahwa kita bagian dari suatu kelompok tertentu. Untuk alasan itulah sebagian remaja menjadi anggota suatu kelompok/gang. Kita ingin menjadi bagian dari apa yang kita anggap sebagai kelompok yang �tepat� - setidak-tidaknya yang kita anggap �tepat� bagi kita. Sebagai seorang Katolik kita menjadi bagian dari suatu kelompok terbesar dan tertua umurnya di dunia. Coba bertanyalah kepada mereka yang menghadiri perayaan World Youth Day (Hari Kaum Muda Sedunia), apakah mereka merasa sebagai bagian dari keluarga Katolik. Anak-anak serta remaja dari seluruh dunia datang untuk ambil bagian. Tak seorang pun dari mereka yang diperlakukan sebagai �orang luar�.

DUKUNGAN
Beberapa tahun yang lalu saya membeli sebuah agenda elektonik - sejenis barang yang berguna untuk membantu kita mengingatkan pertemuan-pertemuan dan nomer-nomer telepon. Agenda itu bahkan dapat menyampaikan informasi-informasinya ke komputer saya. Tahun lalu saya menganti sistem operasi di komputer saya ke 'Windows ME'. Tahukah kalian apa yang terjadi? Agenda tersebut tidak dapat bekerja dengan sistem yang baru. Saya minta 'tolong' kepada Microsoft. Mereka mengatakan, 'Maaf, kami tidak dapat menolong.' Hanya itu yang dapat mereka lakukan. 

Tidak demikian halnya dengan Gereja Katolik. Kalian selalu dapat memperoleh pertolongan untuk masalah apa pun yang kalian hadapi. Kalian dapat pergi kepada seorang imam untuk minta pertolongan. Dan kalian pasti akan DIPERHATIKAN. Jika imam tersebut tidak dapat menolongmu, ia akan meminta pertolongan Bapa Uskup. Jika Bapa Uskup juga tidak dapat menolongmu, ia akan meminta pertolongan Bapa Paus. Coba apakah bisa seperti itu dengan Microsoft!

KEBAHAGIAAN
Ada banyak hal lain yang menyenangkan menjadi seorang Katolik, tetapi yang paling menyenangkan ialah bahwa kita sepenuhnya DIJAMIN untuk memperoleh KEBAHAGIAAN abadi selamanya. Kalian tidak perlu menduga-duga bagaimana kita dapat sampai ke sorga atau bertanya-tanya 'apakah kita telah diselamatkan.' Sakramen-sakramen serta ajaran-ajaran Gereja Katolik yang telah berumur 2000 tahun itu yang akan membawamu ke sorga. Banyak orang yang akan masuk ke surga juga, tetapi mereka harus menanggung beban mereka di atas pundak mereka sendiri. Dalam Gereja Katolik kita memiliki peta jalan yang sempurna (ajaran-ajaran kita) dan seorang pilot yang sempurna, yaitu Paus.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

MENGAPA SAYA HARUS PERGI KE GEREJA? 

Ketika kalian beranjak dewasa, kalian menjadi sadar bahwa kalian dapat dan harus mempunyai lebih banyak kebebasan untuk menentukan pilihan kalian sendiri. Sayang sekali, kalian tergesa-gesa ingin disebut mandiri, karenanya kalian kerapkali menolak pendapat atau pun norma-norma yang selama ini diterapkan oleh orangtuamu. Ini wajar, tetapi sesungguhnya tindakan seperti ini bukan tindakan yang cerdik. Kemungkinan kamu malah ikut membuang banyak hal-hal baik yang sepatutnya tetap kamu pegang. Orangtuamu menerapkan cara yang mereka pakai sekarang ini setelah mengalami begitu banyak pengalaman, termasuk yang menyakitkan. Mereka ingin menghindarkan kamu dari kemalangan yang pernah mereka sendiri rasakan.

Agama menjelaskan kepada kita mengapa kita ada di dunia ini serta seperti apa kehidupan kita kelak. Dalam agama kita menemukan kepercayaan serta tolok ukur yang pasti, yang demi membela kebenarannya banyak orang telah berjuang dan wafat. Iman menjelaskan tentang hidup dan bagaimana mendapatkan yang terbaik darinya. Setiap kali kamu berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut manusia, hal-hal yang buruk dapat saja terjadi. Gereja Katolik memiliki jaminan yang pasti untuk melindungi kamu dari hal-hal yang buruk itu. Perlindungan itu diberikan kepada kita dalam bentuk kredo (kredo = pokok-pokok iman) dan ajaran-ajaran dari Bapa Suci serta para Uskup, yang mereka terima dari Tuhan.

Salah satu gagasan yang terpenting adalah agama itu merupakan sesuatu yang kita lakukan bersama. Bukan pribadi, tetapi sosial. Dengan pergi ke gereja kita dapat selalu menjaga serta membina hubungan baik dengan saudara-saudara seiman. Kita memang boleh memiliki banyak kebebasan, tetapi kita akan semakin teguh jika kita bersatu.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com


MENGAPA SAYA HARUS MENGIKUTI PELAJARAN AGAMA? 

Akan bagus sekali jika setiap bayi dilahirkan dengan satu set peraturan terikat di tangannya. Kita akan segera tahu apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh hidup bahagia. Kita akan tahu betapa baiknya Tuhan itu. Kita akan tahu betapa Tuhan menghendaki kita hidup kekal dalam surga yang indah. Ah, sungguh menyenangkan sekali. Tetapi, yang terjadi tidaklah demikian. Kita dilahirkan tanpa pengertian sedikit pun tentang hal-hal demikian itu. Kita harus mempelajarinya dari orang lain. Orangtua kita adalah guru rohani kita yang pertama. Jika orangtua kita penuh kasih dan setia, kita akan dapat melihat bagaimana Tuhan itu melalui mereka. Namun demikian, akan tiba waktunya kita perlu tahu lebih banyak dari yang dapat mereka ajarkan. Kita pergi ke sekolah untuk belajar sejarah, ilmu pengetahuan serta ketrampilan agar kelak kita mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan menjadi orang yang berguna. Agama harus dibagi bersama saudara-saudara yang lain agar dapat hidup! Agama adalah kegiatan sosial. Kita menimba iman dari kekuatan iman orang lain. Agama bukan hanya sekedar belajar mengenai informasi dan fakta. Kita wajib ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan kelompok agar dapat sungguh-sungguh hidup religius. Yesus sendiri mengajarkan betapa pentingnya berbagi iman. Yesus membangun komunitas religius di dunia - yaitu Gereja Katolik - agar kita dapat saling berbagi iman.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: 'dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya'


Tuesday, February 21, 2012

Pentingnya Karismatik



Pengrusakan nilai-nilai moral dan kehampaan kehidupan rohani yang terjadi saat ini di dunia membutuhkan perangkat-perangkat rohani yang telah disediakan oleh Tuhan. Saat-saat inilah dunia kita membutuhkan Roh Kudus seperti saat Pentakosta pertama kali terjadi kepada murid-murid Yesus.

Berbagai karunia Roh Kudus telah dipersiapkan untuk kita semua - yaitu karunia ilahi yang tampak mustahil bagi kita manusia. Ketika Yesus menumpangkan tanganNya bagi yang sakit, maka orang itu sembuh. Yang buta dapat melihat. Yang lumpuh berjalan. Yang putus asa memperoleh harapan dan kedamaian. Orang-orang berdosa membalikkan hidupnya untuk menjadi lebih kudus bagi Tuhan.

Didalam Roh Kudus kita saling membantu dan mengasihi. Didalam Roh Kudus kita bisa melihat hadirat Kristus didalam diri setiap orang. Didalam Roh Kudus kehidupan kita diperbaharui dan diberkati.

Seperti Alkitab menyatakan,

�Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka:�Hai, kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:

Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan Roh-ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Ku-curahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.

Dan Aku akan mengadakan mukjizat-mukjizat di atas, di langit dan tanda-tanda dibawah, di bumi�� (Kis 2:14-19)

Kata-kata itu disampaikan oleh Santo Petrus ketika dia dan para murid Yesus berada di ruang atas saat Roh Kudus hadir �seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah� dan saat itu �tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.� (Kis 2: 1-3)

Para murid ini tetap membutuhkan Roh Kudus. Walaupun saat itu mereka percaya kepada Yesus, mereka telah melihat Yesus secara langsung, mereka hidup bersama Yesus, mereka telah berbicara dengan Yesus, mereka melihat Yesus disalibkan dan mereka melihat sendiri Yesus bangkit dari maut. Tapi mereka tetap membutuhkan Roh Kudus.

Percaya saja tidaklah cukup. Sebelum turunnya Roh Kudus, mereka tidak dapat bersaksi dengan berani mengenai Kebangkitan Kristus. Santo Petrus yang tadinya menyangkal Yesus tiga kali di Mat 26:69-75, kini berani untuk berkata-kata dengan suara lantang didepan banyak orang.

Ketika Roh Kudus turun diatas mereka, mereka menjadi lebih bersemangat dalam pewartaan, mereka dapat melakukan berbagai mukjizat dengan menyembuhkan banyak orang sakit dan mereka dapat berbahasa Roh - semua seperti yang dijanjikan Yesus kepada mereka.

Dengan demikian Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik memperkuat persahabatan dengan Yesus Kristus.

In Spiritu Domini

Saturday, January 28, 2012

Mengapa Musik Praise and Worship adalah Pujian (Praise), tapi Bukan Penyembahan (Worship)




Pertama kali aku menghadiri Life Teen Mass (Misa untuk anak muda) adalah ketika aku berusia 16 tahun. Saat itu malam tahun baru dan aku pikir, daripada pergi ke kota dengan teman-teman paganku, aku seharusnya menjadi katolik yang baik dan merayakan tahun baru bersama Yesus. Paroki yang mengadakan Life Teen Mass bukanlah parokiku, namun aku tetap pergi ke sana. Setiap orang mengatakan bahwa ada banyak orang seusiaku, yang serius terhadap iman mereka, dan saat itu adalah waktu dimana Roh Kudus memenuhi mereka. Beberapa temanku juga pergi ke sana, jadi apa yang lebih baik daripada ikut menghadiri Life Teen Mass?

Tapi sesegera Misa dimulai, aku merasa bahwa aku masuk ke dalam tanah tak bertuan yang terletak diantara katolisisme dan suatu bentuk protestanisme yang kabur, yang sebagai seorang convert aku tidak pernah melihatnya sebelumnya. Bukan musiknya yang tampak aneh bagiku. Aku tumbuh dengan musik kontemporer kristen disekitar rumah dan mendengarnya di radio (ketika aku tidak mendengarkan musik klasik atau musik dansa latin). Jadi aku kenal lagunya. Gereja penuh dengan anak SMA dan baby boomers dan mereka semua tampak saling mengenal dan mencintai satu sama lain.

Tapi selagi Misa berjalan, aku tetap memperhatikan hal-hal yang kuketahui dengan baik tidak ada dalam rubrik, suatu arahan tertulis berwarna merah dalam Missal yang memberitahu kita bagaimana merayakan Misa dengan pantas. Koordinator Life Teen telah memutuskan agar mereka memodifikasi Misa untuk dipantaskan bila dirasa perlu untuk membuat anak-anak terlibat. Dan maka ada tarian, saling menggenggam tangan, dan musik yang tidak berhubungan dengan teks Misa yang seharusnya.

Kemudian adalah waktunya untuk Doa Syukur Agung. Selebran mengundang semua anak-anak untuk mengelilingi altar. Karena Gereja cukup penuh, hal ini tidaklah praktis dan tidak berguna. Tapi semua orang berdiri dan membuat jalan seperti mosh pit (aku menunjukkan usiaku sekarang!) untuk mendekat ke altar. Aku berdiri dibelakang kursi. Dan tentu, selebran berpikir aku terlalu malu untuk maju ke depan sehingga ia mendorongku, dari altar, untuk bergabung dengan anak-anak lainnya. Aku sudah cukup disini, dan aku berteriak dari belakang,�Tidak, Romo, Aku seorang katolik, dan aku tidak melakukan hal tersebut�, dan aku mengeluarkan rosario dan berlutut untuk berdoa selagi aku mengamati Doa Syukur Agung menjadi lebih buruk, menjadi sesuatu yang mirip dengan  kultus bergairah yang kami pelajari tentang Sejarah Yunani Kuno.

Tidak hanya aku tidak pernah kembali ke Life Teen Mass, Aku memulai misa Minggu dengan pergi ke gereja ortodox. Disana aku merasa menyembah Allah dan tidak ada orang dewasa yang berusaha dan gagal untuk membuat agama relevan bagiku dengan mengasumsikan bahwa aku terlalu muda atau bodoh untuk mengerti penyembahan yang nyata. Ini terjadi 15 tahun sebelum aku berpartisipasi dalam peristiwa yang serupa. Saat ini, aku adalah seorang imam dan diminta untuk memimpin Jam Suci untuk orang muda. Pelayan muda di paroki ini sangat sensitif terhadap fakta bahwa Praise and Worship bukanlah favoritku, dan ia memperingatkanku lebih awal.

Selagi aku berlutut di depan Sakramen Maha Kudus, aku menyadari sesuatu. Orang yang mengatur musik saat ini adalah orang yang sama 15 tahun yang lalu. Musknya sama, lagu yang sama yang aku mainkan ketika aku berusia anak-anak yang berada di bangku gereja di belakangku. Bagaimana hal ini relevan? Tapi kali ini anak-anak yang berada di sana terlihat bosan. Aku bertanya apa yang mereka pikirkan tentang itu, dan seorang pria muda berkata �Well, tidak masalah. Kapan kami akan mengikuti Misa Latin, Romo?�

Dari semua teman-teman SMA ku yang merupakan anggota Life Teen, tidak seorangpun dari mereka yang tetap beragama katolik. Akankah anak-anak sekarang yang dibesarkan pada diet of Praise and Worship tetap mempraktekkan Iman [katolik] ketika mereka tidak lagi [menjadi bagian dari orang] berusia dewasa menengah di Gereja yang ingin menyediakan semua keperluan? Aku tidak tahu. Tapi pengalamanku telah membuatku merefleksikan mengapa musik Praise and Worship bukanlah musik yang pantas bagi liturgi :

1.Musik Praise and Worship mengasumsikan bahwa pujian adalah penyembahan

Semua orang dipanggil untuk mengangkat hati, pikiran dan suara di dalam doa kepada Allah. Jenis doa tertentu adalah pujian, ketika kita menyadari kebaikan, kekudusan dan kerahiman Allah melalui tindakan pujian kita. Pujian selalu ditemani oleh musik. Pujian selalu menjadi sesuatu yang terjadi pada tingkat individu atau kelompok kecil. Pujian sering kali bersifat spontan dan mengambil bentuk dan simbol kultural yang relevan . Pujian adalah sesuatu yang umum bagi semua orang Kristen dan banyak agama lainnya.

Penyembahan memang termasuk jenis pujian, dan musik adalah bagian integral darinya. Tapi liturgi suci adalah doa publik Gereja,  suatu penyembahan yang disatukan yang melaluinya umat katolik terbaptis masuk ke dalam Misteri yang bukan buatan mereka.[Penyembahan] menjadi suatu tindakan bersama , yang diatur oleh hukum dan tradisi untuk memelihara kesatuannya di seluruh dunia dan kesetiaannya kepada Pesan yang diwahyukan Allah. Penyembahan adalah tindakan umat Kristen yang telah dibaptis yang berkumpul oleh ikatan persekutuan dengan institusi Gereja yang kelihatan.

Musik praise and worship menyamakan penyembahan dengan pujian, dengan memindahkan hakekat pujian yang lebih bebas dan individualistik ke dalam doa komunal penyembahan Gereja .

2.Musik praise and worship mengasumsikan bahwa penyembahan, pada prinsipnya adalah sesuatu yang kita lakukan

Martin Luther mendefinisikan Misa sebagai kurban pujian. Misa adalah sesuatu yang kita serahkan kepada Allah. Konsili Trent dengan meriah mendefinisikan Misa menentang definisi Luther, bahwa Misa sebenarnya adalah kurban yang sejati. Misa adalah penghadiran kembali Kurban Kristus kepada Bapa-Nya di Kalvari dalam Roh Kudus. Misa adalah sesuatu yang Yesus lakukan, Penebusan, buah-buah yang dibagi dengan kita dalam Sakramen Komuni Kudus. Penyembahan bukan pujian, tapi Kurban dan Sakramen. Penyembahan adalah sesuatu yang Yesus Kristus bawa pada kita melalui Persembahan Diri-Nya kepada Bapa

Musik praise and worship mereduksi Misa menjadi kurban pujian yang kita persembahkan kepada Allah. Bahkan ketika pendukung musik praise and worship menyetujui ajaran Gereja tentang Misa, ini merupakan kebenaran iman yang abstrak. Konkretnya, kurban pujian kita dipindahkan ke dalam Kurban Penebusan. Hal ini tidak memperhatikan fakta bahwa Kurban Penebusan adalah Pujian tertinggi kepada Trinitas, dan partisipasi kita di dalamnya bukan melalui apa yang kita lakukan, tapi oleh kita sebagai umat Kristen yang telah dibaptis, di dalam kehidupan rahmat.

3. Musik praise and worship mengambil prinsip pertamanya : relevansi

Praise and worship menyadari bahwa musik itu penting dalam penyembahan Gereja. Tapi ia juga menyatakan bahwa musik harus �mencapai orang-orang dimanapun mereka berada�. Musik harus relevan bagi mereka yang mendengarnya. Relevansi merupakan gagasan yang ambigu. Apa yang relevan bagiku mungkin tidak relevan bagi orang lain, dan karenanya musik praise and worship memasukkan elemen subjektivisme yang didasarkan pada kepentingan manusia ke dalam liturgi.

Seringkali musik praise and worship diarahkan pada upaya missioner yang pura-pura. Gagasannya adalah, bila orang-orang menemukan musik di Misa sebagai sesuatu yang menarik atau relevan, mereka akan dibawa ke dalam hubungan yang lebih dalam dengan Allah. Namun iman adalah hadiah yang datang dari Allah, bukan dari kita. Musik praise and worship berupaya untuk membersihkan jalan bagi tindakan ilahi, seolah-olah relevansi bisa mencapainya.

4.Musik praise and worship mengambil prinsip keduanya : partisipasi aktif kelompok usia tertentu

Musik praise and worship melihat partisipasi aktif sebagai perbuatan yang dilakukan semua orang, bernyayi dan merasakan tentang Allah dalam cara tertentu saat Misa. Musik adalah sarana untuk menghasilkan tujuan akhir. Musik juga melihat ketiadaan orang muda di Gereja, dan berargumen bahwa bila musik di Misa lebih menyerupai [musik] orang muda dalam kehidupan mereka, mereka akan terbuka pada kehidupan yang berlimpah. Karenanya, musik praise and worship dirancang oleh orang-orang berusia dewasa menengah tanpa latar belakang teologis, liturgis atau musikal, untuk membujuk remaja dan anak kuliahan dengan latar belakang yang mirip, ke dalam lingkungan teologis, liturgis dan musikal. Lingkungan tersebut mereduksi liturgi menjadi tindakan pujian buatan manusia yang diatur untuk menghasilkan hasil yang apostolik.

5. Musik praise and worship dengan sadar diri membagi Gereja ke dalam kelompok usia dan selera

Musik praise and worship terutama dirancang atas dasar gagasan yang abstrak tentang apa yang disukai orang muda. Ia sering kali lebih merefleksikan trend masa lalu yang dekat dengan remaja partisipan musik praise and worship, daripada trend remaja aktual yang relevan saat ini.

Musik praise and worship juga cenderung meremehkan tradisi musik Gereja dengan mengklaim bahwa musik Gereja terlalu sulit, elegan, atau tidak relevan bagi remaja. Bagi mereka, musik praise and worship adalah musik yang demokratis, egaliter, relevan bagi anak muda. Sebaliknya, tradisi musik Gereja sering dilukiskan sebagai musik teatrikal, dan aristokrat untuk orang tua di aula konser.

Dengan selektif memilih gagasan abstrak tentang anak muda dan apa yang relevan baginya sebagai kriteria musik liturgis, musik praise and worship dengan efektif membagi Gereja berdasarkan apa dianggap sebagai sesuatu yang sesuai untuk anak muda dan tidak sesuai secara sewenang-wenang. Ia juga berargumen bahwa perbedaan �gaya� adalah baik untuk liturgi. Hal ini memperkenalkan liturgi dengan gagasan gaya yang ambigu dan selera sebagai prinsip dimana liturgi dan musiknya harus diatur.

6. Musik praise and worship menyingkirkan teks liturgis dan biblis selama Misa

Roman Missal mengandung antiphon untuk pembukaan dan Komuni yang secara normal adalah teks biblis. Roman Gradual, yang adalah sumber musik resmi Gereja untuk Misa, berisi antiphon untuk Persembahan juga untuk Nyayian antar bacaan (interlectionary). Semua ini dikenal sebagai Proper Misa. Missal dan Gradual juga berisi teks resmi Ordinari Misa untuk Kyrie (Tuhan kasihanilah), Kemuliaan, Kredo, Kudus-Kudus, dan Anak domba Allah.

Musik praise and worship menghindari opsi pertama dari  perintah hukum liturgi Gereja untuk musik saat Misa, yaitu Proper dan Ordinari Misa seperti yang terdapat pada buku-buku liturgi dan musikal Gereja. Musik praise and worship mengganti himne, yang bukan bagian dari Misa Romawi, atau membahasakan ulang Ordinari. Jika teks biblis digunakan, teks tersebut hampir atau sama sekali tidak berhubungan dengan teks yang ditunjuk oleh Gereja dalam Missal atau Gradual.

Dalam melakukan ini, Musik praise and worship membuat situasi dimana umat tidak menyanyikan msa (yaitu teks pada Missal dan Gradual), tapi mereka menyanyikan lagu saat misa yang dipilih dengan kriteria yang merusak, agar lagu-lagu yang dipilih �sejalan dengan bacan dan tema hari ini�. Musik praise and worship memisahkan musik Misa dari Misa dan menggantikannya dengan teks yang tidak Biblis atau liturgis.

7.Musik praise and worship mengasumsikan bahwa terdapat inti ajaran katolik yang terpisah/independen dari hukum liturgi Gereja dan tradisi

Banyak pendukung musik praise and worship mengasumsikan bahwa, selama mereka tetap percaya pada apa yang Gereja ajarkan dalam Katekismus tentang iman dan moral, bahwa liturgi bisa diadaptasi menjadi sebagaimana yang mereka pikirkan, bahwa sebuah ajaran harus diinkarnasikan ke dalam lagu. Ada beberapa orang yang tidak pernah berpikir untuk menyangkal artikel Kredo atau mendukung tindakan immoral yang dihukum oleh Magisterium. Tapi pendukung yang sama melihat liturgi sebagai area yang lain. Tuntutan apapun pada hukum liturgis atau tradisi ditolak menurut prinsip relevansi dan partisipasi aktif orang muda.

Ortodoksi kemudian dipisahkan dari Ortopraksis, kepercayaan yang benar dipisahkan dari penyembahan yang benar. Kekuatan Gereja untuk berbicara tentang iman dan moral dipertahankan namun kekuatan Gereja untuk menjaga liturgi melalui rubrik, hukum dan tradisi, dilupakan seperti legalisme buatan manusia. Dengan berbuat demikian, musik praise and worship mendukung sikap pasif, atau kadang-kadang mendukung perlawanan yang aktif terhadap kewajiban hirarki untuk menjaga karakter kekudusan dari ritus Gereja. Kesan diciptakan agar ada sesuatu seperti kepercayaan yang benar, tapi gagasan penyembahan yang benar bertentangan dengan Semangat Injil.

Hal ini menciptakan masalah persatuan antara imam dan umatnya, ketika imam berupaya untuk mereformasi liturgi dalam tempat yang diberikan, untuk membawa liturgi sejalan dengan hukum dan tradisi liturgis Gereja.

8. Musik praise and worship memanipulasi emosi untuk menghasilkan katarsis yang dilihat sebagai hal yang perlu bagi pertobatan spiritual.

Pertobatan terutama dilihat sebagai peristiwa dramatis emosional yang diikuti oleh perasaan yang kuat. Menyadari bahwa musik bisa menstimulasi perasaan, musik praise and worship bertujuan untuk menghasilkan peristiwa liturgis yang mengeluarkan perasaan yang selanjutnya bisa membawa katarsis emosional sebagai keharusan dalam pertobatan, Cara liturgi direncanakan dan musik dikembangkan dilakukan dengan tujuan untuk membantu proses pertobatan ini.

Namun ini bukanlah pertobatan yang sebenarnya. Pertobatan adalah pembentukan suara hati dalam rahmat Roh Kudus untuk memberitahu intelek dan menguatkan kehendak untuk menghidupi kehidupan supernatural yang berkeutamaan dalam persatuan dengan Kristus. Walaupun emosi terlibat dalam perziarahan pertobatan seumur hidup, manipulasi bebas, bahkan untuk akhir yang baik, merupakan suatu pelecehan. Manipulasi ini tidak melihat manusia siap untuk menanggapi panggilan ilahi, tapi sebagai sesuatu yang diutamakan demi pengalaman. Kenyataannya, kehidupan rahmat yang dibawa melalui pertobatan bukanlah pengalaman pada tingkat emosi, tapi sebuah pergerakan jiwa yang melampui emosi tersebut.

9. Musik praise and worship mencampurkan antara transendensi dengan perasaan

Manipulasi emosi yang dengan bebas dilakukan sering menghasilkan sentiment/emosi yang berlebihan. Kekuatan perasaan bisa membujuk seseorang untuk berpikir bahwa perbuatan seperti ini adalah karya Allah yang transenden dalam diri mereka. Bentuk-bentuk musikal yang sungguh transenden, di dalamnya mereka membebaskan diri dari emosi dan membawa pribadi melampaui emosi mereka, seperti lagu Gregorian, ditolak karena [lagu Gregorian/Gregorian Chant] tidak menyebabkan peristiwa emosional, yang dilihat sebagai bukti tindakan ilahi.

Tradisi spiritual Gereja telah mengajarkan kita untuk tidak mempercayai perasaan dan menghargai kekudusan Allah yang transenden. Tradisi spiritual Gereja juga mengajarkan bahwa manipulasi manusia terhadap intelek dan kehendak merupakan pelanggaran terhadap kebebasan manusia. Ketika hal ini dilakukan dalam nama Allah, ini juga pelanggaran terhadap kedaulatan Allah terhadap intelek dan kehendak manusia, karena hal ini menggantikan tindakan bebas Allah dalam jiwa dengan tipu muslihat untuk memunculkan tindakan manipulasi yang bisa terjadi secara teoritis.

10. Musik praise and worship menyangkal kekuatan hukum liturgis dan musikal dalam Gereja untuk mendukung interpretasi terhadap penyembahan yang sewenang-wenang dan individualis

Musik praise and worship mengabaikan hukum liturgis dan gereja dalam membuat relevansi dan mereduksi gagasan partisipasi prinsip fundamental demi mengatur peristiwa liturgis/emosional menuju katarsis emosional yang perlu bagi pertobatan. Seringkali pendukung musik praise and worship tidak pernah membaca dokumen Magisterium Gereja tentang liturgi dan musik, atau mereka membacanya dalam hermeneutic of rupture.

Hukum liturgis dan musikal gereja bertujuan untuk menjaga kesatuan, kemurnian dan kejelasan penyembahan Gereja. Musik praise and worship menawarkan kriteria lain bagaimana seharusnya Gereja menyembah. Pertama, ia memasukkan penyembahan liturgis yang sejati ke dalam rubrik pujian. Kedua, mereka yang bertanggung jawab terhadap pujian sering mengatur ritus dan musik berdasarkan prinsip yang asing terhadap [prinsip] yang mengatur hukum liturgis dan musikal Gereja. Ketiga, opini individual, kelompok kecil dan komite, yang sering kali tidak diikuti oleh edukasi teologis, liturgis dan musikal, lebih disukai daripada warisan musikal, teologis dan liturgis Gereja yang ditemukan dalam dokumen Gereja dan Missal serta Gradual.

11.Musik praise and worship mengutamakan kesegeraan pemahaman dan kemudahan artistik daripada makna berlapis dalam liturgi dan keunggulan artistik liturgi

Musik praise and worship lebih menyukai musik sederhana yang siapapun bisa memahami dan berpartisipasi dengan mudah. Ia juga lebih menyukai apa yang bisa dinyayikan atau dimainkan dengan latihan , instruksi, atau bakat yang minim.

Diet musik praise and worship yang konstan sepanjang tahun liturgis [maksudnya upaya untuk tidak mengambil makna liturgis yang berlapis serta keunggulan artistiknya secara konstan] memisahkan orang-orang dari doa aktual liturgis Gereja, seperti yang ditemukan dalam Missal dan Gradual. Ia juga menyangkal akses kepada karya seni yang dihasilkan Gereja sendiri, Lagu Gregorian, dan kepada transendensi. Ia juga memberi kesan bahwa Gereja tidak serius terhadap musik. Gagasan  keunggulan dalam gerak, suara dan pandangan liturgis dan bahwa Gereja adalah pelindung bentuk tertinggi dari ekspresi tersebut, diabaikan dalam mendukung apa yang paling mudah [dipahami].  Dalam melakukan ini, musik praise and worship tidak menginspirasi kaum muda dan orang tua untuk mengungkapkan kekayaan liturgi dan musik Romawi.

Ada banyak hal yang bisa dibahas. Dan aku juga yakin bahwa banyak temanku dari musik praise and worship akan menanggapi isu ini terhadap beberapa hal yang aku tulis. Berikut ini adalah hal penting untuk diingat bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan Gereja :

?1.?Tradisi liturgis dan musikal Gereja adalah bagian integral dari penyembahan, dan bukan tambahan yang diciptakan.

?2.?Pujian adalah bentuk yang tinggi dari doa individu dan kelompok kecil, tapi bukan penyembahan seperti yang dipahami Gereja dalam doa publik liturgi

?3.?Penyembahan terutama bukan sesuatu yang kita lakukan : penyembahan adalah persembahan diri Yesus Kristus kepada Bapa dalam Roh Kudus, yang buah-buahnya kita terima dalam Komuni Kudus. Penyembahan adalah Kurban dan Sakramen, bukan Pujian


?4.?Relevansi adalah hal yang tidak berhubungan dengan liturgi yang bertujuan membawa manusia keluar dari ruang dan waktu untuk masuk dalam Keabadian


?5.?Partisipasi dalam liturgi terutama adalah partisipasi batin, melalui persatuan jiwa dengan Kristus yang merayakan liturgi. Eksternalisasi apapun dari partisipasi batin tidak bermakna kecuali terdapat partisipasi batin disana


?6.?Harta karun musik suci Gereja tidak terbatas pata usia, budaya, status sosial ekonomi atau bahkan kelompok religius. Ia adalah warisan umum bagi kemanusiaan dan sejarah


?7.?Gereja harus menyanyikan Misa, yaitu teks biblis dan liturgis yang terdapat dalam Missal dan Gradual, bila sebuah nyayian disatukan dalam Penyembahan Gereja dan bukan hanya Pujian yang dirancang oleh sekelompok orang


?8.?Ajaran katolik tentang iman dan moral harus selalu disertai oleh rasa hormat terhadap ajaran dan hukum liturgi dan musikal Gereja


?9.?Dengan sengaja memanipulasi emosi manusia untuk menghasilkan dampak religius merupakan pelanggaran, ketidak tulusan dan rasa tidak hormat terhadap kuasa Allah untuk membawa pertobatan dalam hati manusia


?10.?Sementara musik mempengaruhi emosi, musik suci harus selalu berhati-hati untuk lebih memilih kekudusan transenden Allah daripada kebutuhan emosional manusia yang imanen.


?11.?Harta karun musik suci Gereja menginspirasi dan mengharuskan adanya perhatian tertinggi pada keunggulan artistiknya. Ini juga hadiah yang tidak dapat diukur bagi Gereja, dan harus selalu dihadirkan kepada umat beriman agar mereka menikmati kekayaan hadiah tersebut.


Apakah aku berpikir bahwa musik praise and worship memiliki tempat dalam kehidupan Gereja? Tentu. Musik adalah pujian, musik adalah doa, musik membantu umat mengarahkan pikiran dan hati mereka kepada Allah. Tentu ada tempat bagi musik tersebut didalam Gereja. Tapi musik ini bukan Penyembahan dan doa liturgi komunal, yang olehnya Allah menyatukan diri-Nya dengan kita, harus diijinkan untuk menjadi dirinya. Kita tidak boleh menjadi sinis untuk berpikir bahwa umat katolik terlalu muda atau tua, atau terlalu bodoh dan pintar, dan terlalu lemah secara spiritual ataupun acuh, untuk mendoakan liturgi Gereja seperti yang ditunjukkan pada Missal dan Gradual. Musik tradisi Gereja merupakan hadiah Gereja kepada manusia. Mari mendoakan Misa, mari menyanyikan Misa sebagai penyembahan. Maka pujian kita akan menjadi pantas oleh nafas Roh, karena Kristus melalui Tubuh Mistik-Nya akan menyanyikan pujian Bapa didalam kita.



In Spiritu Domini

Recent Post