Latest News

Showing posts with label Paskah. Show all posts
Showing posts with label Paskah. Show all posts

Saturday, April 7, 2012

Katekese Tentang Kebangkitan Kristus dalam Katekismus Gereja Katolik

Ikon Kebangkitan (sumber: practicalcatholic)

638 "Kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita. keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus" (Kis 13:32-33). Kebangkitan Kristus adalah kebenaran, di mana iman kita kepada Kristus mencapai puncaknya: umat Kristen perdana mempercayainya dan menghayatinya sebagai kebenaran sentral; tradisi meneruskannya sebagai sesuatu yang mendasar, dokumen-dokumen Perjanjian Baru membuktikannya; bersama dengan salib ia diwartakan sebagai bagian penting misteri Paska.


Kristus telah bangkit dari antara orang-orang mati.
Oleh kematian-Nya Ia telah mengalahkan kematian.
Ia telah memberi kehidupan kepada orang-orang mati.

(Liturgi Bisantin, Troparion pada hari Paska)

I. Kejadian Historis dan Transenden

639 Misteri kebangkitan Kristus adalah satu kejadian yang sesungguhnya, yang menurut kesaksian Perjanjian Baru menyatakan diri secara historis. Malahan santo Paulus telah menulis kepada umat di Korintus sekitar tahun 56: "Yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; dan bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya" (1 Kor 15:3-4). Rasul Paulus berbicara di sini tentang tradisi yang hidup mengenai kebangkitan, yang ia dengar sesudah pertobatannya di depan pintu gerbang Damaskus Bdk. Kis 9:3-18..

Makam yang Kosong

640 "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit" (Luk 24:5-6). Unsur pertama yang kita hadapi dalam rangka kejadian Paskah ialah makam kosong. Ini tidak langsung dengan sendirinya menjadi bukti tentang kebangkitan. Bahwa jenazah Yesus tidak ada lagi dalam makam, dapat dijelaskan juga dengan cara lain Bdk. Yoh 20:13; Mat 28:11-15.. Walaupun demikian, makam kosong itu adalah satu bukti yang sangat penting untuk semua orang. Penemuannya oleh para murid adalah langkah pertama menuju pengertian bahwa Yesus benar-benar telah bangkit. Ini merupakan alasan, pertama bagi wanita-wanita saleh Bdk. Luk 24:3.22-23. dan kemudian bagi Petrus Bdk. Luk 24:12.. Murid "yang dikasihi Yesus" (Yoh 20:2) berkata, ketika ia masuk ke dalam makam kosong itu dan melihat "kain kafan terletak di tanah" (Yoh 20:6), maka ia "melihat dan percaya" (Yoh 20:8). Itu mengandaikan bahwa keadaan makam kosong itu Bdk. Yoh 20:5-7. telah meyakinkan dia, bahwa jenazah Yesus tidak diambil oleh manusia, dan bahwa Yesus tidak kembali lagi ke suatu kehidupan duniawi seperti Lasarus Bdk. Yoh 11:44..

Penampakan dari Dia yang telah Bangkit

641 Orang-orang pertama yang bertemu dengan Kristus yang telah bangkit Bdk. Mat 28:9-10; Yoh 20:11-18. adalah Maria dari Magdala dan wanita-wanita saleh, yang datang ke makam untuk meminyaki jenazah Yesus Bdk. Mrk 16:1; Luk 24:1., yang dengan tergesa-gesa Bdk. Yoh 19:31.42. dimakamkan pada hari Jumat Agung malam, karena hari Sabat sudah tiba. Dengan demikian, malahan untuk para Rasul Bdk. Luk 24:9-10., para wanita itu merupakan orang-orang pertama pembawa berita mengenai kebangkitan Kristus. Sesudah itu Yesus menampakkan diri kepada para Rasul, lebih dahulu kepada Petrus, lalu kepada kedua belas murid-Nya Bdk. 1 Kor 15:5.. Petrus, yang sudah mendapat tugas untuk menguatkan iman saudara-saudaranya Bdk. Luk 22:31-32., dengan demikian melihat "Yang telah bangkit" itu sebelum mereka yang lain, dan berdasarkan kesaksiannya persekutuan itu mengatakan, "sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan Diri kepada Simon" (Luk 24:34).

642 Segala sesuatu yang terjadi pada hari-hari Paskah ini, menjadikan para Rasul - dan paling khusus Petrus - pelayan pembangunan era baru, yang merekah pada hari Paskah pagi. Sebagai saksi-saksi dari Yang telah bangkit, mereka merupakan landasan Gereja-Nya. Iman umat pertama berdasarkan kesaksian manusia-manusia konkrit yang dikenal oleh orang-orang Kristen, dan kebanyakan dari mereka masih hidup di tengah-tengah mereka. Saksi-saksi kebangkitan Kristus ini Bdk. Kis 1:22. adalah terutama Petrus dan kedua belas murid, tetapi bukan hanya mereka: Paulus berbicara dengan jelas mengenai lebih dari lima ratus orang, kepada siapa Yesus menampakkan Diri sekaligus; Ia juga menampakkan Diri kepada Yakobus dan semua Rasul Bdk. 1 Kor 15:4-8..

643 Mengingat kesaksian-kesaksian ini, tidak mungkin menafsirkan kebangkitan sebagai sesuatu yang tidak termasuk tata fisik, dan tidak mengakuinya sebagai satu kejadian sejarah. Dari kesaksian-kesaksian itu, nyatalah bahwa iman para murid harus mengalami ujian yang luar biasa beratnya, yakni kesengsaraan dan penyaliban Gurunya, yang sudah Ia ramalkan Bdk. Luk 22:31-32.. Para murid (setidak-tidaknya beberapa dari mereka) sekian digoncangkan oleh kesengsaraan itu, sehingga mereka tidak dengan begitu saja mempercayai berita mengenai kebangkitan. Injil-injil sama sekali tidak menunjukkan kepada kita satu umat dalam ekstase mistik, tetapi murid-murid yang terpukul ("dengan muka muram" Luk 24:17) dan terkejut Bdk. Yoh 20:19.. Karena itu mereka tidak percaya kepada wanita-wanita saleh, yang kembali dari makam, dan menganggapnya "seakan-akan omong kosong" (Luk 24:11) Bdk. Mrk 16:11.13.. Ketika Yesus pada hari Paskah malam memperlihatkan Diri kepada kesebelas murid, "Ia mencela ketidak-percayaan dan kedegilan hati mereka, karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya" (Mrk 16:14).  

644 Malahan ketika berhadapan dengan Yesus yang telah bangkit, murid-murid masih ragu-ragu Bdk. Luk 24:38., karena bagi mereka kenyataan itu kelihatan sangat tidak mungkin: mereka mengira, melihat hantu Bdk. Luk 24:39.. "Mereka heran dan belum percaya karena herannya" (Luk 24:41). Tomas harus mengalami ujian keragu-raguan yang sama Bdk. Yoh 20:24-27., dan waktu penampakan terakhir di Galilea, yang diberitakan oleh Mateus, beberapa dari mereka masih "ragu-ragu" (Mat 28:17). Karena itu, hipotesa bahwa kebangkitan adalah "hasil" iman para Rasul (atau dihasilkan oleh sikap mereka yang terlalu gampang percaya), tidak dapat dipertahankan. Malahan sebaliknya, imannya akan kebangkitan - di bawah pengaruh rahmat ilahi - berasal dari pengalaman langsung mengenai kenyataan Kristus yang telah bangkit.

Keadaan Kodrat Manusiawi Kristus yang telah Bangkit

645 Yesus yang telah bangkit berhubungan langsung dengan murid-murid-Nya: Ia membiarkan diri-Nya diraba Bdk. Luk 24:39; Yoh 20:27. dan Ia makan bersama mereka Bdk. Luk 24:30.41-43; Yoh 21:9.13-15.. Ia mengajak mereka untuk memastikan bahwa Ia bukan hantu Bdk. Luk 24:39., sebaliknya untuk membenarkan bahwa tubuh yang baru bangkit sebagaimana Ia berdiri di depan mereka, adalah benar-benar tubuh yang sama dengan yang disiksa dan disalibkan, karena Ia masih menunjukkan bekas-bekas kesengsaraan-Nya Bdk. Luk 24:40; Yoh 20:20.27.. Tetapi tubuh yang benar dan sungguh-sungguh ini serentak pula memiliki sifat-sifat tubuh baru yang sudah dimuliakan: Yesus tidak lagi terikat pada tempat dan waktu, tetapi dapat ada sesuai dengan kehendak-Nya, di mana dan bilamana Ia kehendaki Bdk. Mat 28:9.16-17; Luk 24:15.36; Yoh 20:14.19.26; 21:4.. Kodrat manusiawi-Nya tidak dapat ditahan lagi di dunia dan sudah termasuk dunia ilahi Bapa-Nya Bdk. Yoh 20:17.. Atas dasar ini, maka Yesus yang bangkit juga bebas untuk menampakkan Diri, sesuai dengan kehendak-Nya: dalam sosok tubuh seorang tukang kebun Bdk. Yoh 20:14-15. atau "dalam satu bentuk lain" (Mrk 16:12) dari bentuk yang sudah terbiasa untuk para murid. Dengan demikian iman mereka mau dibangkitkan Bdk. Yoh 20:14.16; 21:4.7..

646 Kebangkitan Yesus bukanlah satu kedatangan kembali ke kehidupan duniawi seperti yang terjadi pada pembangkitan-pembangkitan, yang Ia lakukan sebelum Paskah: puteri Yairus, pemuda Naim, dan Lasarus. Perbuatan-perbuatan ini adalah bukti kekuasaan Yesus yang mengherankan, tetapi orang-orang yang mengalami mukjizat itu, kembali ke kehidupan duniawi. Pada waktunya mereka mati lagi. Kebangkitan Kristus memang lain sifatnya. Dalam tubuh yang bangkit Ia keluar dari keadaan mati dan beralih ke suatu kehidupan lain, di luar batas waktu dan ruang. Tubuh Kristus dipenuhi dengan kekuasaan Roh Kudus pada saat kebangkitan; dalam keadaan yang dimuliakan itu, Ia mengambil bagian dalam kehidupan ilahi, sehingga santo Paulus dapat menggambarkan Kristus sebagai "Yang surgawi" Bdk. 1 Kor 15:35-50..

Kebangkitan sebagai Kejadian Transenden

647 "O malam yang sungguh bahagia", demikian lagu gembira Exsultet pada Malam Paskah, "karena hanya kepadamu diizinkan, untuk mengetahui waktu, di mana Kristus bangkit dari dunia orang mati". Memang tidak ada seorang pun yang menjadi saksi mata dalam peristiwa kebangkitan itu dan tidak ada seorang penulis Injil yang menggambarkannya. Seorang pun tidak dapat mengatakan, bagaimana hal itu terlaksana secara lahiriah. Tetapi lebih lagi, menurut hakikat batinnya, pemindahan ke kehidupan lain tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Walaupun merupakan satu peristiwa yang dapat dibuktikan dengan makam kosong dan kenyataan pertemuan para Rasul dengan Kristus yang bangkit, namun kebangkitan itu berada dalam inti misteri iman sebagai sesuatu yang transenden dan melampaui sejarah. Karena itu Kristus yang bangkit tidak menampakkan diri kepada dunia Bdk. Yoh 14:22., tetapi kepada murid-murid-Nya, "yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini" (Kis 13:31).

II. Kebangkitan - Karya Tritunggal Maha Kudus

648 Kebangkitan Kristus adalah masalah iman: campur tangan transenden dari Tuhan sendiri dalam ciptaan dan sejarah. Di situ ketiga Pribadi ilahi bekerja bersama-sama dan serentak juga menyatakan sifat-Nya yang khas. Peristiwa itu terjadi oleh kekuasaan Bapa, yang "membangkitkan" Kristus, Anak-Nya Bdk. Kis 2:24. dan menerima sepenuhnya kodrat manusia-Nya - bersama dengan tubuh-Nya - dalam Tritunggal. Yesus dinyatakan secara definitif "sebagai Putra Allah menurut Roh kekudusan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Rm 1:3-4). Santo Paulus menekankan wahyu kekuatan Allah Bdk. Rm 6:4; 2Kor13:4; Flp 3:10; Ef 1:19-22; Ibr 7:16. oleh karya Roh yang menghidupkan kodrat manusia Yesus yang sudah mati dan mengangkatnya ke dalam keadaan mulia, ke dalam keadaan sebagai Tuhan.

649 Sejauh menyangkut Putera, maka Ia sendiri melaksanakan kebangkitan-Nya berkat kekuasaan ilahi-Nya. Yesus memaklumkan bahwa Anak Manusia akan menderita banyak dan juga akan mati; lalu Ia akan bangkit Bdk. Mrk 8:31; 9:9-31; 10:34.. Pada tempat lain Ia mengatakan dengan jelas: "Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali... Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali" (Yoh 10:17- 18). "Inilah iman kita: Yesus telah mati dan telah bangkit" (1 Tes 4:14).  

650 Para bapa Gereja melihat kebangkitan itu dari sudut Pribadi Kristus yang ilahi. Pribadi ilahi ini tetap bersatu dengan jiwa-Nya dan badan-Nya, yang oleh kematian sudah dipisahkan satu dari yang lain: "Berkat kesatuan kodrat ilahi, yang tetap hadir dalam kedua bagian hakiki manusia, maka keduanya mempersatukan diri lagi. Dengan demikian kematian terjadi oleh pemisahan susunan manusiawi dan kebangkitan oleh penyatuan kedua bagian yang terpisah itu" (Gregorius dari Nisa res. 1) Bdk. juga DS 325; 359; 369; 539..

III. Arti dan Nilai Keselamatan dari Kebangkitan

651 "Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Kor 15:17). Kebangkitan terutama mensahkan apa yang telah dilakukan atau diajarkan Kristus. Semua kebenaran, juga yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia, mendapat pembenarannya setelah Kristus, oleh kebangkitan-Nya, memberikan bukti terhadap otoritas ilahi-Nya yang definitif yang telah dijanjikan.

652 Dalam kebangkitan Kristus terpenuhilah janji-janji Perjanjian Lama Bdk. Luk 24:26-27. 44-48. dan janji yang Yesus sendiri berikan selama hidup-Nya di dunia Bdk. Mat 28:6; Mrk 16:7; Luk 24:6-7.. Ungkapan "sesuai dengan Kitab Suci" (1 Kor 15:3) Bdk. Syahadat Nisea-Konstantinopel. menunjukkan bahwa dengan kebangkitan Kristus terpenuhilah ramalan-ramalan ini.

653 Kebangkitan-Nya menegaskan ke-Allah-an Yesus. Ia telah mengatakan: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia" (Yoh 8:28). Kebangkitan Orang yang tersalib itu, menerangkan bahwa Ia dengan sesungguhnya "AKU ADA", Putera Allah, malahan Allah sendiri. Rasul Paulus dapat menjelaskan kepada orang Yahudi: "Janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Kulah Engkau. Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini" (Kis 13:32-33) Bdk. Mzm 2:7.. Kebangkitan Kristus berhubungan erat dengan penjelmaan Putera Allah menjadi manusia. Sesuai dengan rencana Allah yang abadi, Ia merupakan pemenuhannya.

654 Rahasia Paskah mempunyai dua sisi: Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa; dengan kebangkitan-Nya Ia membuka pintu masuk menuju kehidupan baru. Hidup baru ini pada tempat pertama adalah pembenaran, yang menempatkan kita kembali dalam rahmat Allah Bdk. Rm 4:25., "supaya seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati... demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru" (Rm 6:4). Pembenaran terietak dalam kemenangan atas kematian yang disebabkan oleh dosa dan dalam keikut-sertaan dalam rahmat Bdk. Ef 2:4-5; 1 Ptr 1:3.. Ia melaksanakan penerimaan menjadi anak Allah, karena orang-orang menjadi saudara-saudara Kristus. Yesus sendiri, sesudah kebangkitan-Nya, menyapa murid-murid-Nya dengan perkataan saudara: "Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku... " (Mat 28:10; Yoh 20:17). Kita adalah saudara-saudari-Nya bukan atas dasar kodrat kita, melainkan oleh anugerah rahmat, karena hidup sebagai anak angkat ini benar-benar menyertakan kita dalam kehidupan Putera-Nya yang tunggal, hidup yang nyata sepenuhnya dalam kebangkitan-Nya.

655 Akhirnya kebangkitan Kristus - dan Kristus yang telah bangkit itu sendiri - adalah sebab dan dasar utama kebangkitan kita yang akan datang: "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung... Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikianlah semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus" (1 Kor 15:20-22). Selama menantikan pemenuhan ini, Kristus yang telah bangkit hidup dalam hati umat beriman. Dalam Kristus yang telah bangkit, umat Kristen mengecap "karunia-karunia dunia yang akan datang" (Ibr 6:5) dan hidupnya dilindungi Kristus di dalam Allah Bdk. Kol 3:1-3., "supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka" (2 Kor 5:15).

TEKS-TEKS SINGKAT
656 Iman akan kebangkitan menyangkut satu kejadian, yang dinyatakan oleh murid-murid yang benar-benar telah melihat Kristus yang bangkit, sebagai peristiwa historis. Sebagai jalan masuk kodrat manusia Kristus ke dalam kemuliaan Allah, ia juga sekaligus bersifat transenden atas cara yang penuh rahasia.  
657 Makam kosong dan kain-kain yang terletak di tanah menjelaskan bahwa tubuh Kristus dibebaskan oleh kekuasaan Allah dari ikatan-ikatan kematian dan kehancuran. Gejala-gejala ini mempersiapkan para murid untuk pertemuan dengan "Yang bangkit".  
658 Kristus, "Anak sulung dari antara orang mati" (Kol 1:18), adalah penyebab kebangkitan kita sendiri sejak sekarang oleh pembenaran jiwa kita Bdk. Rm 6:4. dan kelak oleh karena Ia akan menghidupkan tubuh kita Bdk. Rm 8:11.

Sekuensia Paskah - Victimae Paschali Laudes



Victimae Paschali Laudes adalah Sekuensia untuk Minggu Paskah. Sekuensia (Lat: Sequentia, Ing: Sequence) adalah madah yang wajib dinyanyikan sebelum Alleluya.
64. The Sequence, which is optional except on Easter Sunday and on Pentecost Day, is sung before the Alleluia. (General Instruction of the Roman Missal (Third Typical Edition) � 2002 )
?64. Sequentia, quae praeter quam diebus Paschae et Pentecostes, est ad libitum, cantatur ante Allel�ia. (Missale Romanum 2002)

Pada suatu masa, terdapat banyak sekuensia yang digunakan dalam Perayaan Ekaristi, tetapi Konsili Trente menghapuskan semua kecuali beberapa sekuensia tertentu. Pada masa sekarang, sekuensia hanya dinyanyikan pada Misa tertentu, yakni:
1. Hari Raya Paskah: Victimae Paschali Laudes, terjemahan harfiah: Pujilah Kurban Paskah. Di Puji Syukur 518 judulnya Hai Umat Kristen, Pujilah.
2. Hari Raya Pentakosta: Veni Sancte Spiritus / Datanglah, ya Roh Kudus PS 569
3. Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Lauda Sion Salvatorem / Sion, Puji Penyelamat PS 556
4. Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita (15 September) dan Masa Prapaskah: Stabat Mater Dolorosa / Lihat Bunda yang Berduka (PS 639)
5. Misa Requiem: Dies Irae, di Puji Syukur gak ada. Pasca KV II tidak dipakai lagi untuk Misa tapi dipertahankan untuk Ibadat Harian.

Pedoman Misa Forma Ordinaria (Forma Novus Ordo) menyebutkan sekuensia wajib dinyanyikan hanya pada Misa hari Raya Paskah dan Pentakosta, sedangkan pada hari lainnya bersifat fakultatif (boleh dinyanyikan, boleh tidak).

Kembali ke Victimae Paschali Laudes, madah ini umumnya diatributkan kepada Wipo dari Burgundia (1039), Kapelan dari Kaisar Jerman, Conrad II, pada abad ke-11. Juga tanpa alasan yang kurang jelas, madah ini diatributkan kepada Notker Balbulus (abad ke-10) oleh Kardinal Giovanni Bona, kepada Robert II dari Prancis oleh Durandus, dan bahkan kepada Adam dari St. Viktor (abad ke-13).

Berikut ini teks Latin dari Victimae Paschali Laudes:

VICTIMAE Paschali
laudes immolent Christiani.

Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.

Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.
Dic nobis Maria,
Quid vidisti in via?

Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:

Angelicos testes,
sudarium et vestes.

Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.

Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
Tu nobis, victor Rex miserere.
Amen. Alleluia.

Teks Bahasa Indonesia dari Puji Syukur 518:

Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah. Amin. Alleluya.


Bersama artikel ini, Indonesian Papist mengucapkan: Selamat Hari Raya Paskah, selamat mengenangkan dan menghidupi Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Pax et Bonum

Referensi:
3. Victimae Paschali Laudes Immolent Christiani oleh Catholic Encyclopedia

Wednesday, February 29, 2012

Katekese Tentang Misteri Penebusan


Kristus Imam Agung

Hal-hal khusus yang menyertai kesengsaraan dan kematian Yesus harus diingat benar-benar. Tetapi kita tidak boleh terpaku pada hal-hal lahiriah. Yang kita lihat di sini mempunyai aspek yang lebih dalam. Yang terjadi di sini, bukan hanya suatu masalah tragis yang menimpa seseorang yang tidak bersalah dan yang harus disayangi. Bukan juga karena korbannya adalah Allah manusia, Pencipta yang menjadi manusia dan yang disalib oleh ciptaan-Nya sendiri. Tidak, semua itu sudah direncanakan dan diiizinkan terjadi oleh Tuhan, agar dengan demikian rahasia penebusan manusia dapat terlaksana.

Di sini Kristus tampil ke depan sebagai perantara kita, sebagai imam agung. Di dalam kesengsaraan dan kematian-Nya, Ia benar-benar agung sebagai imam. Di salib ia membawa kurban, sehingga umat manusia ditebus.

Kristus mempunyai fungsi imam atas cara yang sangat khusus dan mulia. Sebagai imam, Ia mengatasi segala imam lain. Fungsi ini diterima-Nya dari Allah. Kita sebagai manusia tidak dapat menciptakan imamat dan menentukan imam; imam bukan wakil umat berdasarkan tugas manusiawi. Sebab walaupun setiap imam agung dipilih dari antara manusia dan diangkat untuk bekerja sebagai wakil manusia di hadapan Allah (Ibr 5:1), namun tidak ada seorang pn yang mengangkat diri sendiri menjadi imam agung. (Ibr 5:4). Juga imamat Kristus berdasarkan penunjukkan ilahi. Begitu juga Kristus, Ia tidak mengangkat diri sendiri sebagai imam agung. Allah sendirilah yang mengangkat Dia. Allah berkata kepada-Nya: �Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu.� Dan di tempat lain Allah berkata juga: �Engkau akan menjadi imam selama-lamanya, menurut golongan Imam Melkisedek.� (Ibr 5:5-6). Bapa telah mengutus Sabda yang menjadi manusia agar Ia hidup di tengah kita sebagai imam.


Kita hendak memandang imamat Kristus dalam arti yang terbatas, karena dalam arti yang luas imamat Kristus sama dengan fungsi-Nya sebagai penebus. Imamat dalam arti terbatas mencakup pelaksanaan kebaktian, penyembahan, syukur dan doa permohonan, berkat dan pembagian rahmat,; semua itu termasuk dalam tugas imam. Tetapi pusat dari seluruh kegiatan imam adalah korban. Orang menjadi imam terutama untuk membawa korban. Demikian juga Kristus.

Kristus datang untuk menggantikan kebaktian lama dengan kebaktian baru. Korban yang dahulu sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. (Ibr 10:11). Oleh karena itu, Ia datang mempersembahkan diri sendiri agar dengan satu korban Kristus membuat orang-orang yang sudah dibersihkan dari dosa menjadi sempurna untuk selama-lamanya. (Ibr 10:14)

Korban yang Ia persembahkan adalah diri-Nya sendiri, kehidupan-Nya, tubuh dan darah-Nya. Inilah harga yang dilunasi Kristus untuk mendamaikan kita dengan Tuhan dan untuk mengampuni dosa manusia. Dengan korban ini Ia memperoleh rahmat bagi kita. Itulah kehendak Bapa dan Ia telah melaksanakan kehendak ilahi itu dengan penuh ketaatan. Jadi kita ditebus terutama sekali oleh pelaksanaan imamat-Nya. Jadi kalau sekarang kita bebas dari kekuasaan dosa, dan hidup menurut kehendak Allah. (1 Petrus 2:24), maka hal itu disebabkan karena Kristus sudah bertindak sebagai Imam Agung.

Kristus bergantung di salib sebagai imam. Ia mengasih kita. Ia mengorbankan diri-Nya untuk kita, sebagai persembahan dan korban yang harus yang menyenangkan hati Allah. (Efe 5:2). Oleh Dia, Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Kesempurnaan Korban Kristus

Kematian berdarah di kayu salib adalah suatu korban. Putera Allah mengorbankan kehidupan-Nya untuk manusia. Oleh korban-Nya kita memperoleh pengampunan bagi dosa kita. Korban itu sendiri dan hasil-hasilnya adalah anugerah besar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Korban imam agung itu sangat berkenan kepada Bapa karena imam yang mengorbankannya dan juga karena nilai daripada korban yang dibawakan. Imam itu adalah Putera Bapa sendiri, mempunyai kodrat ilahi; korban yang dibawakan adalah penyerahan kehidupan. Dengan demikian korban di salib mempunyai nilai yang tidak terhingga. Korban salib adalah korban yang sempurna.

Oleh pribadi-Nya dan oleh korban-Nya, Kristus berada di atas segala imam. Dan kalau Kristus sebagai imam melebihi segala imam, maka korban-Nya pun melebihi segala korban yang lain. Kristus mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai korban yang sempurna (Ibr 9:14) sehingga kita semua dibersihkan dari dosa melalui korban diri Yesus sendiri yang dipersembahkan satu kali saja untuk selama-lamanya. (Ibr 10:10)

Buah Korban Kristus

Salib adalah sumber kebahagiaan untuk tiap manusia, dan untuk seluruh umat manusia. Dosa telah mengacaukan harmoni yang terdapat di dalam umat manusia dan di dalam seluruh ciptaan; dosa telah membawa kekacauan; manusia diasingkan dari Allah dan dari sesamanya; ikatan dengan Allah sudah diputuskan. Tetapi Kristus datang memperbaiki lagi segala sesuatu yang sudah rusak. Yesus wafat bukan untuk bangsa Yahudi saja, tetapi juga supaya semua anak-anak Allah yang tersebar di mana-mana dikumpul menjadi satu. (Yoh 11:52). Kebahagiaan universal dapat dikemukakan secara singkat dan padat dalam kata-kata seperti ini: Kristus telah mati untuk semua orang. (2 Kor 5:15). Kristus adalah penyelamat semua orang. (1 Tim 4:10). Dengan perantaraan Kristus kita mendapat pengampunan atas dosa kita. Bukannya dosa kita saja yang diampuni, tetapi juga dosa seluruh umat manusia. (1 Yoh 2:2)

Korban Kristus adalah korban yang paling sempurna dan nilainya pun tidak terhingga, oleh karena Ia adalah Putera Allah. Satu titik darah-Nya dapat membersihkan dunia dari semua dosa. (St. Thomas Aquinas). Dengan sendirinya kita berhadapan dengan cintakasih-Nya yang luar biasa besar, karena bukan satu titik darah yang dicurahkan-Nya, tetapi seluruh darah-Nya. Ia mau memberikan kita satu bukti nyata mengenai cintakasih-Nya terhadap kita. Tidak ada cinta yang lebih besar daripada cinta seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. (Yoh 15:13). Dan kalau kita merasa bimbang terhadap cintakasih-Nya, baiklah kita memandang ke salib dan berkata: �Ia mengasihi saya dan mengorbankan diri-Nya untuk saya.� (Gal 2:20) pax et bonum

Kristus menderita semuanya itu antara lain untuk menunjukkan juga kejahatan dosa. Tidak mudah bagi kita untuk melihat kejahatan dosa yang sebenarnya. Inti daripada dosa ialah penghinaan terhadap Tuhan, pembangkangan terhadap Tuhan. Salib Kristus harus membuka mata kepercayaan kita untuk melihat apa sebenarnya dosa itu.

Sumber: �Aku Percaya� karya Pater Herman Embuiru, SVD halaman 100-103.
pax et bonum

Recent Post