Latest News

Showing posts with label Gereja Katolik. Show all posts
Showing posts with label Gereja Katolik. Show all posts

Thursday, June 13, 2013

Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Pentacostalisme berkembang secara global (Foto: Godswill Ministries)
Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Umat Kristen Pentakosta atau Karismatik bertumbuh pesat di Asia, terutama di kalangan kaum migran perkotaan dan kelompok minoritas etnis, demikian analisis yang baru-baru ini disajikan di Roma. Beberapa analis telah menyimpulkan bahwa pertumbuhan yang cepat ini bisa mendorong Gereja Katolik untuk mengubah kulturnya, yang selama ini  ditandai dengan klerikalisme berlebihan dan pemerintahan 'dari atas ke bawah' (top-down).

Pastor John Mansford Prior SVD, seorang misionaris untuk Indonesia sejak tahun 1973, membahas pertumbuhan Pentakostalisme di Asia selama konferensi pada awal bulan ini  tentang 'Gerakan Agama Baru' yang diselenggarakan oleh Konferensi Waligereja Jerman.

Gerakan Pentakosta dimulai pada awal abad ke-20, yang muncul dari dorongan untuk pengalaman pribadi akan Tuhan dan pembaharuan spiritual melalui baptisan Roh Kudus. Ini memberikan penekanan utama pada 'karunia' Roh, termasuk berbicara dalam bahasa roh, penyembuhan ajaib dan bernubuat.

Sementara istilah Pantekosta biasanya digunakan untuk merujuk pada gerakan-gerakan baru dan Gereja-gereja independen yang bermunculan dari gerakan itu, istilah karismatik umumnya digunakan untuk kelompok yang membawa spiritualitas Pantekosta dalam Gereja-gereja tradisional.

Dalam Gereja Katolik ada kelompok-kelompok seperti Pembaharuan Karismatik Katolik atau El Shaddai, yang memiliki 2 juta anggota terdaftar dan sekitar 7 juta pendukung di Filipina.

'Pentakostalisme telah mengakar di kalangan minoritas-minoritas etnis Asia dan kelas-kelas sosial yang kurang memiliki kekuatan secara politis atau pun ideologis,' tulis Pastor Prior dalam sebuah laporan yang dipresentasikan dalam konferensi itu.

Dalam sebuah wawancara dengan ucanews.com, Pastor Prior memperingatkan bahwa dalam menanggapi pertumbuhan 'gerakan baru' ini di Asia, Gereja Katolik harus mengubah mentalitas dan kulturnya, atau risiko kehilangan umatnya dari benua itu.

Di Asia, Pentakostalisme adalah fenomena perkotaan: 'Orang-orang yang kehilangan identitias desa dan budaya mereka,' yang 'merasa tidak aman di kota sebagai migran,' lalu bergabung dengan komunitas Karismatik dan Pentakosta baru karena di sana mereka menemukan 'hubungan yang hangat' dan 'memiliki tempat' sementara 'paroki-paroki Katolik di kota-kota memiliki umat yang banyak, tak dikenal, sangat ritualistik,' kata Pastor Prior.

Karena lebih dari 50 persen orang Asia kini tinggal di kota-kota, fenomena ini terus berkembang. Faktanya, menurut Pastor Prior, sudah 40 persen dari orang-orang Kristen Asia menyebut diri mereka sebagai Karismatik atau Pentakosta.

Hal ini juga kuat di kalangan etnis minoritas, termasuk Tionghoa di Indonesia. 'Pentakostalisme mengangkat martabat dan identitas kelompok etnis minoritas dan memberikan kenyamanan, komunitas yang akrab dan saling membantu di antara para migran perkotaan yang belum mapan' yang 'agaknya ' kurang mendapat perhatian dari agama atau Gereja mereka sebelumnya,' tulis Pastor Prior dalam laporannya.

Tidak seperti di Amerika Latin, dan pengecualian Korea Selatan, dan  Cina (meskipun data yang dapat dipercaya sulit didapat), kelompok-kelompok Pentakosta di Asia tidak secara eksplisit menekankan 'injil kemakmuran' yang menempatkan hubungan langsung antara iman dan keberhasilan ekonomi.

Tapi, Pastor Prior mencatat bahwa ketika orang-orang bergabung dengan kelompok-kelompok ini, mereka menjadi tenang, tidak mabuk-mabukan, tidak berjudi, bahkan laki-laki menjadi lebih setia kepada istri-istri mereka, karena itu mereka menjalani kehidupan hemat dan secara otomatis mereka maju dalam skala sosial.'

Sementara di Amerika Latin pertumbuhan Pentakostalisme telah bersamaan dengan eksodus besar-besaran dari Gereja Katolik, misalnya, populasi umat Katolik di Brasil turun dari 90 persen pada  tahun 1970 menjadi hanya 65 persen tahun 2010. Di di Asia 'tidak banyak umat Katolik meninggalkan Gereja karena Gereja telah terbuka untuk menerima kelompok-kelompok tersebut,' kata Pastor Prior.

Bahkan, kebijakan resmi dari Federasi Konferensi Waligereja Asia dan konferensi-konferensi waligereja di seluruh benua Asia telah berdampak 'sangat positif.' Namun, dalam beberapa kasus telah terjadi 'ketegangan' dengan mayoritas masyarakat, baik itu Muslim, Hindu atau Buddha, karena kadang-kadang penginjilan yang agresif menjadi kendala gerakan baru itu.

Hal ini pada gilirannya dapat berdampak pada orang Kristen karena seringkali umat non-Kristen 'tidak membedakan antara kelompok-kelompok evangelis dan Gereja-gereja utama.'

Namun, Pastor Prior memperingatkan bahwa untuk memasuki energi spiritual baru yang terungkap dalam pertumbuhan kelompok Pantekosta itu, Gereja masih 'terlalu mono-kultural, terlalu klerikal, terlalu top down.'

Di Korea, misalnya, umat Katolik hanya 10 persen dari populasi, sementara Gereja-gereja Protestan, yang sebagian besar telah 'berjiwa Pentakosta,' kini jumlahnya menjadi 25 persen dari populasi dan terus bertumbuh. Di Korea, 'gerakan karismatik tidak terlalu kuat dalam Gereja Katolik karena Gereja Korea adalah sebuah Gereja yang sangat klerikal.'

Bagi misionaris SVD itu, klerikalisme 'tidak bisa bekerja di dunia modern, dunia maya, dunia yang serba terbuka. Hal ini tidak berguna.'

Di sisi lain, hanya menyambut gerakan baru dalam Gereja tidak cukup.

Sebuah kajian Konferensi Waligereja Jerman 'yang dipresentasikan dalam  konferensi di Roma itu menunjukkan bahwa 'meskipun gerakan Karismatik sangat besar di Filipina dan melibatkan semua kelas sosial, kelas-kelas itu dipisahkan sesuai dengan gerekan yang berbeda. Setiap gerakan memperhatikan kelompok-kelompok tertentu, sehingga sebenarnya mereka tidak saling kontak.'

Pastor Prior mencatat: 'Menurut survei, banyak umat Katolik akhirnya bergabung dengan Gereja-gereja Pentakosta karena mereka memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, yang tidak mereka dapatkan dalam paroki-paroki yang penuh dengan ritual. Itu adalah tragis.'

Sebagian ini terjadi karena jumlah pastor yang ditahbiskan Gereja tidak  memadai.

Ini mungkin menjadi sebuah pertanyaan ' antara lain ' soal tuntutan selibat. Namun, perubahan yang terjadi dalam kekristienan di Asia membutuhkan tindakan. Jika tidak, kata Pastor Prior, 'Saya pikir kita akan menyaksikan semakin lebih banyak orang meninggalkan [Gereja Katolik] untuk menemukan kontak spiritual mereka dengan Kristus dalam komunitas lebih kecil, lebih hangat seperti Gereja-gereja Pentakosta.'

Sumber : indonesia.ucanews.com

Friday, May 24, 2013

Dipo : Franz Magnis Matanya Dangkal dan Memprovokasi

"Jadi, kata-kata Pak Magniz itu, maaf ya, dia matanya dangkal dan cenderung memprovokasi," kata Dipo di kantor Kepresidenan, kepada wartawan di Jakarta.

Dipo Alam

SEKRETARIS Negara Dipo Alam mengomentari protes yang disampaikan Franz Magnis atas penghargaan World Statesman Award yang bakal diterima SBY dari Appeal of Conscience Foundation (ACF).

Dipo Alam tidak setuju Presiden SBY dianggap tidak pernah membela minoritas.


"Saya tidak setuju kalau Franz Magnis bilang presiden tidak pernah ucapkan sepatah katapun tentang membela minoritas. Saya punya buktinya, baik di sidang kabinet, maupun hasil sidang kabinet, pidatonya ada. Jadi tidak mungkin kalau dibilang presiden tidak beri perhatian terhadap minoritas," kata Dipo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/5/2013).


"Jadi, kata-kata Pak Magniz itu, maaf ya, dia matanya dangkal dan cenderung memprovokasi," kata Dipo di kantor Kepresidenan, kepada wartawan di Jakarta.  "Melihat Indonesia seolah-olah yang hanya ada di TV dengan adanya konflik-konflik begitu."


Menurut Dipo penghargaan yang akan diberikan AFC bukan diminta pihak pemerintah Indonesia maupun SBY.


"Itu kan bukan kita yang minta. Yang jelas selama ini Presiden tidak pernah minta. Kita tidak ada minta-minta supaya ada penghargaan itu. Itu kan recogniztion mereka," ujar Dipo.


Namun, Dipo menyatakan adalah hak Frans Magnis menuliskan protesnya. Begitu pun dengan pemberi penghargaan adalah hak mereka untuk memberikan kepada siapa.


Lebih lanjut Dipo meminta agar Frans Magnis tidak membawa-bawa masalah Ahmadiyah, Syiah dan gereja Yasmin dan sebagainya dibawa-bawa untuk mewakili 250 juta penduduk negeri ini. Pun demikian, jangan hanya melihat yang ada di televisi, misalnya tindakan bakar-bakaran. Meskipun hal itu tidak dipungkiri terjadi.


"Kita negara besar dan times to times. Jadi kata-kata pak Magniz itu maaf kata ya, dia matanya dangkal, melihat Indonesia seolah-olah yang hanya ada di TV, dengan adanya konflik-konflik begitu," ujarnya.


Lebih jauh Dipo menjelaskan, masalah mayoritas dan minoritas janganlah diperdebatkan. Hal itu juga terjadi di belahan bumi lain, selain Indonesia.


"Timur di barat, semua itu ada. Di beberapa negara juga begitu. Yang penting adalah ketika presiden mengajak para gubernur dan bupati, mustinya mereka yang paling tahu, mustinya bisa mencegah, bukan kita melempar tanggung jawab,"katanya.


"Tapi sekali lagi saya enggak setuju lah itu Magniz, seolah-olah dia yang mewakili, jadi harus izin dia dulu," tambahnya.


Profesor bidang filsafat, Frans Magnis Suseno, menganggap sudah menjadi kewajiban bagi Dipo Alam selaku sekretaris kabinet untuk membela Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Adalah hak Pak Dipo Alam untuk memberikan pendapat, apalagi beliau wajib membela presiden," kata Frans kepada wartawan Kamis, 23 Mei 2013.

 

Franz Magnis Suseno memprotes penghargaan SBY

Frans Magnis melalui surat keberatannya memprotes :

Pemberian penghargaan dari lembaga yang berasal dari New York, Amerika Serikat, itu dengan dua pertimbangan.


Pertama, menurut Franz Magnis, SBY selama 8,5 tahun kepemimpinannya tidak pernah menyatakan kepada rakyat Indonesia untuk menghormati minoritas.


Kedua, SBY tidak pernah melindungi kelompok yang menjadi korban kekerasan seperti dalam kasus Ahmadiyah dan Syiah yang dicap sesat oleh kelompok aliran keras.


Menurut Frans Magnis, yang terpenting bagi Indonesia adalah mengakui terhadap identitas dan keutuhan kelompok minoritas. BIla penghargaan tetap diberikan kepada SBY, Franz Magnis menganggap hal tersebut mendiskreditkan klaim lembaga ACF yang menyebut diri, organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan
 

 

Sumber : http://politik.pelitaonline.com/news/2013/05/23/dipo-franz-magnis-matanya-dangkal-dan-memprovokasi#.UZ6w2mdoHIU

Thursday, May 23, 2013

Surat Protes Romo Franz Magnis Suseno SJ untuk ACF

Franz Magnis-Suseno, SJ

Pada akhir Mei 2013 ini, sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar kepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Appeal of Conscience Foundation (ACF), akan memberikan penghargaan negarawan dunia 2013 atau 'World Statesman Award' kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Berikut terjemahan bebas surat protes Romo Franz Magnis-Suseno SJ yang ditujukan kepada ACF.
**

Surat Terbuka Romo Franz Magnis Suseno SJ untuk ACF
Tuan-tuan dan Puan-puan dari Banding dari Appeal of Conscience Foundation (ACF),
Saya seorang pastor Katolik dan profesor Filsafat dari Jakarta. Kami di Indonesia mendengar bahwa Anda akan memberikan Penghargaan Negarawan Dunia tahun ini kepada Presiden kami, Susilo Bambang Yudhoyono karena jasanya dalam merawat toleransi beragama.

Rencana itu sangat memalukan, dan mempermalukan Anda sendiri. Itu dapat mendiskreditkan klaim apapun akan Anda buat sebagai sebuah institusi berlandaskan moralitas.

Bagaimana mungkin Anda dapat mengambil keputusan seperti itu tanpa meminta masukan dari kami yang mengalaminya langsung Indonesia? Mudah-mudahan Anda tidak membuat keputusan tersebut sekadar untuk menanggapi desakan dari orang-orang yang dekat dengan Pemerintah kami ataupun rombongan di sekitar Presiden.

Apakah Anda tidak tahu tentang kesulitan umat Kristen untuk berkembang dan mendapatkan izin membuka tempat ibadah, tentang meningkatnya jumlah penutupan paksa terhadap gereja-gereja, tentang banyaknya regulasi yang membuat kaum minoritas lebih sulit beribadah kepada Tuhan, serta intoleransi tumbuh begitu pesat di tingkat akar rumput? Dan secara khusus, apakah Anda tidak pernah mendengar tentang sikap memalukan dan sangat berbahaya dari kelompok agama garis keras terhadap apa yang disebut ajaran sesat, seperti jemaah Ahmadiyah dan warga Syiah? serta pemerintah yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono tidak melakukan apa-apa dan enggan mengatakan sepatah kata pun untuk melindungi mereka? Ratusan orang yang hidup di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah diusir dari rumah mereka, mereka masih hidup sengsara di tempat-tempat pengungsian seperti gedung olahraga, bahkan sudah ada jemaah Ahmadiyah yang dibunuh dan warga Syiah yang tewas (sehingga muncul pertanyaan apakah Indonesia akan memburuk kondisinya seperti di Pakistan dan Iran [seperti yang dikatakan Presiden GW Bush] di mana setiap bulan ratusan orang Syiah dibunuh dengan dalih agama)?

Tidakkah Anda juga tahu bahwa presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak pertama kali menjabat sampai 8 1/2 tahun kini, di istananya belum pernah satu kali pun ia mengatakan sesuatu kepada rakyat Indonesia, bahwa kaum radikal harus menghormati kaum minoritas?  ia telah mempermalukan diri sendiri dengan menghindari tanggung jawab terhadap meningkatnya kekerasan yang menimpa jemaah Ahmadiyah dan warga Syiah?

Sekali lagi, siapa sih yang Anda mintai informasi sebelum membuat keputusan terkait penghargaan Anda tersebut? Apa yang menjadi motivasi Anda untuk memberikan penghargaan itu kepada Presiden terkait toleransi beragama padahal ia sangat jelas tidak memiliki keberanian sedikitpun untuk menunaikan tanggungjawabnya melindungi kaum minoritas?

Saya harus menambahkan bahwa saya bukan radikal, juga bukan 'ekstrimis hak asasi manusia' (jika ada istilah seperti itu). Saya sekadar menunjukkan bahwa begitu banyak kemunafikan. Anda dipermainkan oleh mereka - yang jumlahnya masih sedikit - kaum radikal yang ingin memurnikan Indonesia dari apa saja yang mereka anggap sebagai ajaran sesat dan kafir.

Franz Magnis-Suseno SJ

Penerjemah Bebas: T. Nugroho Angkasa S.Pd


English Version :

Open Letter of Franz Magnis-Suseno to the ACF
Ladies and Gentlemen of the Appeal of Conscience Foundation (ACF),
I am a Catholic Priest and professor of philosophy in Jakarta. In Indonesia we learnt that you are going to bestow this year's World Stateman Award to our President Susilo Bambang Yudhoyono because of his merits regarding religious tolerance.

This is a shame, a shame for you. It discredits any claim you might make as a an institution with moral intentions.

How can you take such a decision without asking concerned people in Indonesia? Hopefully you have not made this decission in response to prodding by people of our Government or of the entourage of the President.

Do you not know about the growing difficulties of Christians to get permits for opening places of prayer, about the growing number of forced closures of churches, about the growth of regulations that make worshipping for minorities more difficult, thus about growing intolerance on the grassroot level? And particularly, have you never heard about the shameful and quite dangerous attitudes of hardline religious groups towards so called deviant teachings, meaning members of the Achmadiyah and the Shia communities, and the government of Susilo Bambang Yudhoyono just doing nothing and saying nothing to protect them? Hundreds of their people have under Susilo Bambang Yudhoyono's presidentship been driven out of their houses, they still live miserably in places like sports halls, there have allready Achmadis and Shia people been killed (so that the question arises whether Indonesia will deteriorate to conditions like Pakistan dan Iran [favor of President G. W. Bush] where every months hundreds of Shia people are being killed because of religious motivations)?

Do you not know that President Susilo Bambang Yudhoyono during his up to now 8 1/2 years in office has not a single time said something to the Indonesian people, that they should respect their minorities? That he has shamefully avoided responsibility regarding growing violence towards Achmadiyah and Shia people?

Again, whom did you ask for information before making you award choice? What could be your motivation to bestow upon this President a reward for religious tolerance who so obviously lacks any courage to do his duty protecting minorities?

I have to add that I am not a radical, not even a 'human right extremist' (if such exist). I am just appaled about so much hypocrisy. You are playing in the hands of those ' still few ' radicals that want to purify Indonesia of all what they regard as heresies and heathen.

Franz Magnis-Suseno SJ





Tuesday, April 9, 2013

Mursi: Menyerang Gereja Sama dengan Menyerang Saya

Mohamed Mursi
KAIRO, KOMPAS.com � Presiden Mesir Mohamed Mursi memerintahkan penyelidikan penyerangan Gereja Katedral Koptik yang menewaskan satu orang pada Minggu (7/4/2013).

"Serangan terhadap gereja itu sama dengan menyerang diri saya," kata Mursi dalam pernyataan resmi yang dikutip kantor berita Mesir, MENA.

Mursi juga memerintahkan penyelidikan menyeluruh terkait bentrokan yang terjadi setelah pemakaman warga Koptik yang tewas dalam bentrok sektarian.

Kantor berita MENA mengabarkan, 17 orang terluka dalam bentrokan setelah upacara pemakaman warga di Katedral Koptik di Kairo. Stasiun televisi pemerintah menayangkan ketika polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Dalam beberapa bulan terakhir, bentrok sektarian kerap terjadi di Mesir. Salah satu yang paling parah terjadi pada Jumat (7/4/2013), yang menewaskan empat warga Kristen Koptik dan satu warga Muslim di kota El Khusus, sebelah utara Kairo, setelah kedua kelompok terlibat baku tembak.

Seorang warga Koptik bersiap melemparkan batu ke arah kerumunan orang dalam bentrokan yang terjadi di dekat Katedral Koptik Santo Markus, Kairo, usai misa pemakaman empat warga Koptik yang tewas dalam bentrok sektarian di negeri itu.
Kerusuhan baru terjadi pada Minggu (7/4/2013), setelah ratusan warga Koptik yang marah, seusai menghadiri misa untuk warga yang meninggal di Katedral Santo Markus, turun ke jalan menyuarakan kemarahan mereka.

Setelah misa yang sangat emosional itu, sejumlah saksi mata mengatakan, para pemuda Koptik mulai melempari polisi dengan batu. Mereka juga merusak enam buah mobil dan membakar dua mobil lainnya. Aksi ini menyulut kemarahan warga Muslim yang kemudian menyerang para pemeluk Koptik.

Konflik antara Muslim dan Kristen terus meningkat sejak ambruknya kekuasaan Hosni Mubarak pada 2011. Pengganti Mubarak, Mohamed Mursi, yang disokong Ikhwanul Muslimin kemudian menjadi pemimpin Mesir.

Berkuasanya Ikhwanul Muslimin di Mesir membuat minoritas Koptik khawatir akan nasib mereka kelak. Namun, Mursi berulang kali berjanji tetap akan melindungi warga Mesir yang berjumlah hampir 9 juta orang itu. 

Wednesday, March 27, 2013

Gereja Katolik Tambora Disegel Massa


Gereja Katolik di Kampung Duri Tambora, Jakarta Barat tiba-tiba disegel oleh sejumlah warga yang mengatasnamakan dirinya dengan nama Forum Mesjid dan Mushola Duri Selatan.

Pemblokiran dilakukan lantaran massa menganggap kegiatan peribadatan jemaat tersebut telah melanggar ketentuan peraturan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri. Namun, tak jelas pasal dan peraturan apa yang dianggap melanggar.

Aksi pemblokiran ini adalah aksi lanjutan setelah aksi unjuk rasa tanggal 15 Februari 2013 lalu. Perwakilan pengunjuk rasa menyampaikan sejumlah tuntutan. Berikut tuntutan dari massa pengunjuk rasa yang diterima oleh Romo Widyo :
1. Tidak boleh ada pembangunan
2. Tidak boleh mengajukan perubahan peruntukan.
3. Pemerintah tingkat manapun tidak boleh memberikan izin bila pihak pemohon mengajukan lagi
4. Pemerintah agar memberi pengarahan kepada pemohon untuk jangan pernah lagi mengajukan permohonan

Adanya informasi melalui pesan berantai yang menyatakan "Gereja di Tambora Mau Diserang" oleh kelompok radikal yang menamakan diri Forum Mesjid dan Mushola Duri Selatan ke Gereja Katolik Damai Kristus di Duri Selatan Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto.


Monday, March 25, 2013

Paus Francis Terpilih, Awan Malaikat Muncul di Florida

Awan ini menjadi heboh karena muncul satu jam setelah Vatikan mengumumkan Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi Paus Fransiskus.

TEMPO.CO, Florida - Sebuah awan berwarna jingga muncul di langit Florida Royal Beach, Amerika Serikat, beberapa jam setelah Jorge Mario Bergoglio muncul di muka publik Vatikan. Awan itu menjadi perhatian penduduk Florida karena bentuknya yang tak biasa, mirip dengan melaikat bersayap yang tengah meluncur ke atas langit.

Penampakan awan mirip malaikat itu diabadikan channel berita WPTV yang langsung mengunggahnya ke laman Facebook mereka. Dalam sekejap, berita itu telah menjalar ke pelbagai belahan dunia, seperti virus. (Lihat Foto Awan Berbentuk Malaikat Tampak Setelah Paus Baru Terpilih)

"Banyak orang yang menganggap penampakan itu sebagai wujud syukur atas terpilihnya Bergoglio," tulis Huffington Post, Kamis, 14 Maret 2013.

Sebelumnya juga pernah terjadi pemandangan yang unik, ketika Paus Benediktus XVI memutuskan untuk mundur dari jabatannya, cuaca di Vatikan yang tadinya cerah menjadi mendung dan tiba-tiba petir menyambar kubah St. Peter Basilika. Kini setelah Paus Fransiskus resmi terpilih, terlihat awan berwarna merah muda menyerupai malaikat, tampak di langit Florida, negara bagian yang terletak di sebelah tenggara AS.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/03/15/117467221/Awan-Malaikat-Wujud-Syukur-Bergoglio-Jadi-Paus

Kejadian sebelumnya, Petir menyambar Vatikan usai Paus Benediktus XVI nyatakan mundur
 

Wednesday, March 20, 2013

Blusukan Ala Paus Fransiskus

Paus Fransiskus pilih naik Bus ketimbang Limosin

VATIKAN - "Francesco! Francesco!" anak-anak kecil yang tengah berjalan di perempatan dekat Gereja Santa Anna, Vatikan, berteriak melihat pria berbaju putih yang mendadak muncul. Orang-orang dewasa juga terperanjat, tak menyangka Paus Fransiskus, atau Francesco menurut pelafalan Italia, akan berada di tepi jalan raya.

Sebagian berebut menjabat tangan Fransiskus, bahkan sempat ada yang sampai memegang pundak pemimpin umat Katolik sedunia itu. Fransiskus juga mencium dan memberkati bayi serta mengobrol dengan anak-anak.

+ �Apa kamu anak yang baik?�

- �Ya!� kata seorang bocah sambil menganggukkan kepala.

+ �Kamu yakin?�

Blusukan Ala Paus Fransiskus

Ahad lalu itu, Paus Fransiskus baru saja selesai memimpin misa di Gereja Santa Anna. Biasanya pastor memang menyalami orang di dalam dan luar gereja setelah misa, tapi baru kali itu seorang paus melakukannya.

Setelah beberapa menit, Paus Fransiskus melihat arlojinya, lalu melirik pengawalnya. Setelah itu, Sri Paus bergegas masuk kompleks Vatikan karena harus memimpin misa massal di alun-alun Basilika Santo Petrus.

Sejak terpilih sebagai paus pada Rabu pekan lalu, Fransiskus berkali-kali bikin pengawalnya pontang-panting. Mereka harus ekstra-awas karena Paus tampil di tempat publik tanpa terencana.

Sebelumnya, Fransiskus juga bikin geger karena memilih ikut naik bus bersama para kardinal yang memilihnya. Padahal limusin khusus paus sudah terparkir.

Para kardinal bahkan kaget ketika bus terakhir tiba dan orang yang turun paling belakangan adalah Paus Fransiskus. Setelah itu, saat mengambil barang-barang di hotel tempatnya menginap sebelum konklaf, Fransiskus ngotot membayar tagihan memakai uangnya sendiri.

"Paus yang ini sangat membumi dan merakyat,� kata Emanuel Anatsui dari Inggris. "Dia pasti akan membuat banyak hal luar biasa buat gereja.�

Luwesnya sang paus juga terlihat saat ia berkhotbah. Fransiskus memilih tidak mengikuti pendahulunya dengan ceramah sekadar membacakan naskah yang sudah disiapkan.

Ahad lalu, misalnya, ia membahas soal memaafkan. Ia menceritakan telah membaca soal memaafkan dari buku bagus yang dikarang seorang kardinal senior dari Jerman.

�Eh, tapi ini bukan promosi buku kardinal saya, ya,� ujarnya. Kalimat seloroh yang tidak ada di naskah itu langsung disambut tawa membahana dari massa di alun-alun Santo Petrus.

Fransiskus juga tahu benar cara memikat publik Italia, yang sebelumnya menyokong kardinal setanah air buat memimpin Vatikan. Berbicara dalam bahasa Italia yang fasih, Paus menceritakan soal kota leluhurnya di Italia.

Khotbah pun ia tutup dengan ucapan "buon pranzo" atau �selamat makan siang.� Tanda bahwa ia paham betul tradisi makan siang keluarga di Italia setiap Minggu siang.


Paus Fransiskus, Bapa Orang Miskin

Monday, March 18, 2013

Ahok: Vatikan Negara Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia


Liputan6.com, Jakarta : Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima kedatangan Duta Besar Vatikan Antonio Guido Filipazzi. Pertemuan itu diakui hanya bentuk silaturahmi antara Dubes Vatikan dan Pemprov DKI, seperti yang dilakukan dubes-dubes lain sebelumnya.

"Biasalah dubes-dubes datang sekedar untuk silaturahim. Saya bilang, kami juga sama, perjuangkan kebebasan beragama. Semua sama," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (15/3/2013).

Apakah ada pembahasan kerja sama dalam kunjungan itu? "Hahaha. Mau kerja sama apa? Tidak ada. Tadi dikasih kenang-kenangan medali Paus, tapi cetakan lama, belum ada cetakan baru. Dikasih buku sejarah Paus keuskupan dari 1947. Kan Vatikan itu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia," jelas Ahok seraya tersenyum.

Sang Dubes Vatikan, tambah Ahok, juga mengundang makan siang bersama. Dirinya juga menyampaikan selamat atas terpilihnya Paus baru.

"Saya sempat bilang, selamat untuk Paus Fransiskus I. Dia bilang itu tidak pakai I. Kita becanda aja," ucap Ahok sambil tertawa ringan.

Thursday, March 14, 2013

Paus Fransiskus I, Bapa Orang Miskin


Setelah terpilih menjadi Paus Gereja Katolik yang ke-266, Kardinal Jorge Mario Bergoglio memilih nama Santo Fransiskus Asisi sebagai namanya. Umat Katolik pasti ada yang bertanya-tanya mengapa Paus tidak memilih nama Santo Fransiskus Xaverius yang adalah salah satu tokoh penting dalam pendirian Konggregasi Yesuit di mana beliau menjadi anggotanya? Mengapa justru Santo Fransiskus Asisi yang adalah pendiri Konggregasi Fransiskan yang punya sejarah panjang �selalu tidak cocok� dengan para Yesuit seperti tercatat dalam sejarah Gereja sejak abad pertengahan?

Rupanya rahasianya adalah bahwa walaupun Kardinal Jorge Mario Bergoglio adalah seorang Yesuit, ia sangat mengagumi gaya hidup dan opsi pelayanan dari Santo Fransiskus Asisi. Gaya hidup Santo inilah yang kemudian menginspirasi seluruh hidup dan karya pelayanannya selama ini. Apa sih yang menarik dari gaya hidup Santo Fransiskus Asisi yang kemudian menjadi nama dari Paus dari Amerika Latin untuk yang pertama kalinya dalam sejarah kepausan?

Santo Fransiskus Asisi lahir pada  tahun 1181 dan wafat pada tahun 1224. Dari riwayat hidup Fransiskus Asisi, yang paling kuat adalah semangat kemiskinan radikal Fransikus sebagai cara untuk mengikuti Kristus yang miskin untuk memperkaya umat manusia dengan kemiskinan yang dipeluk-Nya. Sejak pertobatannya di usia yang masih muda, Santo Fransiskus telah meninggalkan segala kekayaan orang tuanya dan memilih hidup miskin dari mengemis dan mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara hidupnya yang menyangkal kekayaan dan kenikmatan semu duniawi ini kemudian menginspirasi teman-temannya yang kemudian mengikuti cara hidupnya dan bergabung dengan dia membentuk sebuah kelompok persaudaraan yang kemudian dikenal dengan Para Fransiskan pada masa kini. Kesederhanaan hidup dan belarasa dengan kaum miskin dan termarjinalkan dalam hidup inilah yang menginspirasi Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ dalam seluruh hidup dan karya pelayanannya.

Ia dikenal sebagai pribadi yang menghayati hidup sederhana, dekat dengan kaum papa, miskin, cacat, dan kelompok sosial yang kalah dalam hidup ini sebelum ia menjadi Paus. Karena sama seperti Fransiskus Asisi Kardinal Jorge juga memahami bahwa Yesus yang ia ikuti dan ia layani tampak dalam diri kaum miskin papa atau kelompok yang dianggap sampah oleh masyarakatnya. 

Karena itu, kemungkinan besar bahwa Paus Fransiskus I akan memusatkan perhatiannya pada masalah keadilan sosial agar Ajaran Sosial Gereja (ASG) tidak hanya menjadi sebuah retorika semu, tetapi kemudian menjadi sebuah praksis hidup bagi umat Katolik di manapun. Sebab situasi dunia ini semakin memperlihatkan jurang yang semakin lebar dan terpisahkan antara kaum miskin dan kaya, terjadi ketimpangan ekonomi antara belahan dunia utara dan belahan dunia selatan, antara timur dan barat. Karena itu, dia yang dikenal sebagai Bapa Kaum Miskin dapat menjadi inspirator bagi segenap umat Katolik untuk mempersempit jurang yang timpang ini.

Wednesday, March 13, 2013

Pemilihan Paus Lanjut ke Putaran Kedua


TRIBUNNEWS.COM, KOTA VATIKAN- Para kardinal kembali ke tempat penginapan. Mereka istirahat setelah melewati putaran pertama sidang rahasia untuk pemilihan paus atau konklaf di Kapel Sistine, Selasa (12/3/2013) sore waktu Roma, atau Rabu dini hari WIB. Putaran kedua akan dilanjutkan besok.

Para Kardinal pemilih pun kini kembali ke Gedung Santa Martha, tempat mereka menginap dan istirahat. Proses konklaf akan dilanjutkan pada hari berikutnya, Rabu (13/3/2013) waktu Roma.

Tak berselang lama sejak dimulainya Konklaf atau pemilihan Paus baru oleh 115 Kardinal yang berhak memilih, asap hitam mengepul dari cerobong di atas atap Kapel Sistine. Ini pertanda putaran pertama masih belum terpilih Paus.

Radio Vatikan menyiarkan, Selasa (12/3/2013) malam tepatnya pukul 19.40 waktu di Roma, asap hitam tampak mengepul keluar dari cerobong asap di atas Kapel Sistine. Ini menandakan pertamuan Kardinal di hari pertama konklaf tidak berhasil memilih seorang Paus baru.

Sementara itu di luar tepatnya di alun-alun Santo Peter di bawah awan gelap karena cuaca mendung, ribuan umat dan peziarah telah berkumpul. Menggunakan payung, melindungi diri dari guyuran hujan, mereka langsung menatap ke atas di cerobong asap dengan harapan Paus baru terpilih.

Harapan asap putih pertanda Paus baru terpilih sirna karena asap yang keluar berwarna hitam, yang menyatakan mereka tidak menemukan konsensus Paus baru.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 115 Kardinal pemilih telah berkumpul secara khusus di Kapel Sistine pada sekitar 16.30 waktu setempat dan konklaf dibuka dengan mengambil sumpah setia dan menjaga kerahasiaan Konklaf.
 

Ini Cara Paus Dipilih Dalam Konklaf


VATIKAN,KOMPAS.com - Para kardinal yang berkumpul di Roma untuk memilih Paus baru, dijadwalkan mulai memberikan suara, Selasa (12/3/2013) petang waktu setempat, dengan prosesi awal berlangsung sejak pagi harinya. Tak ada kandidat kuat dalam pemilihan ini.

Pemilihan Paus tidak dilakukan dengan memunculkan kandidat, yang kemudian baru dipilih melalui pemungutan suara. Tapi, setiap kardinal akan memberikan suara dengan mencantumkan kandidat pilihan masing-masing. Paus terpilih adalah bila dua pertiga kardinal yang berhak memberikan suara, memilih satu kandidat yang sama.

Karena tak adanya kandidat kuat dan sulitnya mendapatkan satu kandidat dengan dukungan dua pertiga kardinal pemilih, pemungutan suara dijadwalkan berlangsung empat kali dalam sehari. Yaitu dua kali pemungutan suara pada pagi hari dan dua kali pemungutan suara pada petang hari.

Prosesi pemungutan suara akan terus berlanjut sampai didapat angka minimal dua pertiga suara dari 115 kardinal pemilih yang mendukung satu kandidat, atau berarti kandidat terpilih butuh sekurangnya 77 suara pendukung. Bila pemungutan suara belum mendapatkan kandidat terpilih, dari dalam Kapel Sistina akan keluar asap berwarna hitam dari pembakaran kertas suara para kardinal.

Sebaliknya, bila pemungutan suara telah mendapatkan kandidat terpilih, asap putih akan menyiarkan kabar gembira tersebut. Tak ada cara komunikasi selain asap itu, yang diizinkan selama proses pemilihan Paus baru.


Data dan angka konklaf
Dalam sejarah pemungutan suara untuk memilih Paus selama seratus tahun terakhir, kandidat terpilih didapat paling cepat melalui pemungutan suara ketiga, pada 1939. Dua Paus terpilih dalam empat pemungutan suara, dan selebihnya paling sedikit butuh enam kali pemungutan suara.

Para kardinal-pemilih akan menghadiri Misa khusus, di Basilika Santo Petrus, Selasa (12/3/2013) pagi sebelum memasuki Kapel Sistina untuk memulai prosesi di sore hari. Paus baru akan menjadi pemimpin ke-266 Gereja Katolik, dengan 1,2 miliar umat se-dunia.

Ketika proses pemungutan suara dimulai, kerahasiaan menjadi kata kunci. Setelah pengucapan sumpah kerahasiaan, Monsignor Guido Marini, pemimpin upacara kepausan, akan mengatakan "Extra omnes" atau "Semua orang keluar" dan pintu-pintu kapel akan dikunci.

Untuk memastikan kerahasiaan, 90 staf akan melayani para kardinal selama masa karantina, dengan sumpah kerahasiaan yang sama. Setiap hari Kapel Sistina juga akan disisir untuk memastikan tidak ada alat penyadap.

Beberapa nama yang disebut punya kans terpilih menjadi Paus baru, antara lain Kardinal Angelo Scola dari Milan, Odilo Scherer dari Brasil dan Kardinal AS Timothy Dolan.

Dari 115 kardinal pemilih, 76 di antaranya ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI, dan 49 yang lain ditunjuk oleh pendahulunya yaitu Paus Yohanes Paulus II. Komposisi negara asal para kardinal pemilih, 60 di antaranya berasal dari kawasan Eropa, 21 dari Italia, 19 dari Amerika Latin, 14 dari Amerika Utara, 11 dari Afrika, 10 dari Asia, dan satu orang dari Oceania.

Tuesday, March 5, 2013

Cagubsu Effendi Simbolon Minta Restu Uskup Agung

Effendi Simbolon dan Uskup Agung Medan Mgr Anicetus B Sinaga

Medan, (Analisa). Uskup Agung Medan Mgr Anicetus B Sinaga mengharapkan agar Effendi MS Simbolon bersikap ksatria dan sportif bertarung dalam Pilgubsu mendatang. Sikap ksatria untuk menghindari perpecahan di kalangan masyarakat Sumut.

"Harusnya kita bisa bersikap sportif dan mau mengakui kemenangan lawan-lawan kita," ujar Mgr Anicetus B Sinaga ketika menerima Cagubsu Effendi MS Simbolon di Keuskupan Agung Medan, Senin (14/1) siang.

Lebih lanjut, Mgr Anicetus B Sinaga mengatakan, meski sering didatangi calon kepala daerah, tapi secara tegas gereja katolik dilarang untuk ikut berpolitik, karena gereja berada di atas kepentingan politik.

"Setiap yang datang tentu akan kami sambut dengan tangan terbuka. Apalagi kalau yang datang memang memiliki tujuan membawa kesejahteraan bagi masyarakat banyak," imbuh Mgr Anicetus B Sinaga.

Lebih gamblang Mgr.Anicetus B Sinaga mengatakan, meski tidak diizinkan berpolitik, tetapi gereja tetap mendorong umatnya untuk menggunakan hak politiknya secara bebas tanpa paksaan dari gereja dan sesuai dengan hati nurani. Untuk itu pihaknya mendorong calon untuk menjalin komunikasi dengan Forum Komunikasi Masyarakat Katolik (FMKI).

"Kita sudah mendorong umat Katolik untuk menggunakan hak politiknya dalam setiap pesta demokrasi. Untuk itu, berkomunikasilah dengan FMKI," tambah Mgr.Anicetus B Sinaga.

Calon gubernur Effendi MS Simbolon mengatakan, sebagai umat beragama ia meminta doa restu untuk bisa tetap sehat dan semangat sehingga bisa menjalankan tugas yang sangat berat dalam memenangkan hati masyarakat Sumatera Utara.

"Opung, cuma doa restu yang kami minta, supaya kami dilimpahi kedamaian dan semangat dalam menjalankan tugas berat memenangkan hati rakyat," ujar Effendi MS Simbolon.

Datang

Effendi MS Simbolon yang datang bersama pendiri Forum Masyarakat Katolik Indonesia Sonny Keraf juga mengatakan, secara pribadi ia siap untuk memenuhi permintaan untuk bersikap ksatria dan sportif dalam pemilihan nanti.

Karena menurut Effendi MS Simbolon, pemilihan kepala daerah bukan pertempuran yang hanya mengenal menang tetapi tidak mengenal kalah. "Untuk bersikap ksatria dan sportif, saya siap menjalankan apa yang ompung minta," ujar Effendi MS Simbolon.

Effendi MS Simbolon juga mengatakan, niatnya mengikuti pemilihan gubernur ini bukan untuk mencari kekayaan, tapi lebih kepada keinginan untuk membawa perubahan di Sumatera Utara. Karena selama ini menurut Effendi, Sumatera Utara tidak mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah pusat. Sampai-sampai menurut Effendi, ada kemiskinan yang permanen di Sumatera Utara.

Pendiri Forum Masyarakat Katolik Indonesia Sonny Keraf yang juga tokoh senior PDI-Perjuangan menambahkan, ada tiga hal yang menjadi tugas berat yang dibebankan Ketua Umum PDI-Perjuangan kepada Effendi MS Simbolon jika terpilih sebagai gubernur, yakni penyediaan energi, perbaikan infrastruktur dan menangani masalah lingkungan hidup di Sumatera Utara yang sudah semakin parah.

"Ketika Effendi diberikan tanggungjawab untuk maju sebagai gubernur, saya kaget. Tetapi saya yakin, pemberian tugas dan tanggung jawab itu dikarenakan ibu Mega yakin dengan kemampuan Effendi untuk mengatasi ketiga persoalan utama itu", ujar Sonny Keraf.

Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia Sumatera Utara Parlindungan Purba mengatakan, saat ini ada 1,3 juta umat Katolik yang tersebar di Sumatera Utara.

Dalam pertemuan yang berlangsung penuh kekeluargaan itu, Uskup Agung Mgr Anicetus B Sinaga yang mendoakan Effendi MS Simbolon juga berharap agar Effendi MS Simbolon tetap berjalan sesuai koridor yang diatur agama mau pun hukum.
 

Jusuf Kalla: Izin Membangun Gereja Bukan Urusan Tuhan, tapi Urusan Walikota

Jusuf Kalla


Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Ad Daruqutni membenarkan perihal nasehat JK kepada kaum Kristiani soal toleransi yang kini beredar di masyarakat via BlackBerry Messenger (BBM) dan Short Message Service (SMS).

'Betul itu pesan pak JK sehabis diundang di acara sinode gereja di Makasar. Intinya, dalam pesan beliau, toleransi tidak bisa sepihak hanya dituntut kepada kaum Muslim saja. Sebab  selama ini umat Islam Indonesia sudah sangat toleran,' demikian ujar Imam, Senin (04/03/2013) pagi.

Menurut Imam, potongan pesan mantan Wakil Presiden RI, Mohammad Jusuf Kalla (JK) kepada kaum Kristiani tentang toleransi di sidang sinode gereja di Makasar yang kini beredar melalui (BBM) tersebut disampaikan saat rapat dan sebagai oleh-oleh pak JK kepada dengan pengurus DMI. Pesan itu disampaikan JK di Jakarta minggu lalu. Di bawah ini nasehat JK kepada kaum Kristiani yang beredar via BBM dan SMS.

Jumat sore kemarin, Pak Jusuf Kalla memimpin rapat DMI. Sehabis magrib beliau cerita bahwa baru saja ceramah di Makasar dalam konferensi gereja di hadapan 700 pendeta. Dalam sesi tanya jawab ada yang tanya tentang gereja di Yasmin Bogor. Beliau jawab, 'Anda ini sudah punya 56.000 gereja seluruh Indonesia tidak ada masalah, seharusnya berterima kasih, pertumbuhan jumlah gereja lebih besar daripada masjid, kenapa urusan 1 gereja ini Anda sampai bicara ke seluruh dunia? Toleransi itu kedua belah pihak, Anda juga harus toleran. Apa salahnya pembangunan dipindah lokasi sedikit saja, Tuhan tidak masalah kamu mau doa dimana. Izin Membangun gereja bukan urusan Tuhan, tapi urusan walikota. Begitu khasnya Pak JK dengan nada yg tinggi,''demikian isi BBM tersebut.

Dalam konferensi gereja dihadapan 700 pendeta Pak Jusuf Kalla juga ditanya, "Mengapa di Kantor-Kantor Mesti ada masjid?" Dengan tegas JK menjawab; "Justru ini dalam rangka menghormati Anda. Jumat kan tidak libur, Anda libur hari minggu untuk kebaktian. Anda bisa kebaktian dengan 5 kali shift, ibadah Jumat cuma sekali. Kalau Anda tidak suka ada masjid di kantor, apa Anda mau hari liburnya ditukar, Jumat libur, minggu kerja. Pahami ini sebagai penghormatan umat Islam terhadap umat kristen.'

Seperti diketahui, sebelumnya, Wakil Presiden RI periode 2004-2009 sempat tampil sebagai pembicara pada persidangan Sinode Tahunan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) yang berlangsung di Grand Clarion Hotel, Makassar, Rabu (20/2/2013).

Selain menghadirkan JK, kegiatan ini juga mengundang sejumlah tokoh nasional dan pemuka agama Islam terkemuka di daerah ini untuk tampil sebagai pembicara.

Sumber : http://www.rimanews.com/read/20130302/93808/jusuf-kalla-dengan-bijaksana-dan-arif-menjelaskan-pesatnya-pembangunan-50000


Recent Post