Latest News

Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts
Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts

Monday, November 4, 2013

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal untuk meminta pendapat umat Katolik

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal  untuk meminta pendapat umat Katolik thumbnail

Vatikan kirim kuesioner ke Gereja lokal untuk meminta pendapat umat Katolik

Vatikan telah meminta konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia untuk melakukan jajak pendapat kepada umat Katolik dengan meminta pendapat mereka tentang ajaran Gereja terkait kontrasepsi, pernikahan sejenis dan perceraian.
Uskup Agung Lorenzo Baldisseri, sekjen Sinode Uskup Vatikan, meminta konferensi-konferensi waligereja untuk mendistribusikan kuesioner “hingga ke dekenat dan paroki agar masukan dari sumber-sumber lokal dapat ditampung.”
Kuesioner itu dikirim ke konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia dalam persiapan untuk sinode para uskup tentang keluarga yang akan berlangsung  pada Oktober mendatang di Vatikan.
Cara ini  adalah pertama kalinya hierarki Gereja pusat meminta masukan tersebut dari akar rumput Katolik sejak terbentuknya sinode para uskup setelah Konsili Vatikan II.
Sinode mendatang, yang telah diumumkan Paus Fransiskus awal bulan ini, akan diadakan pada 05-19 Oktober 2014. Sinode itu mengambil tema ”Tantangan Pastoral Keluarga dalam Konteks Evangelisasi.”
Kuesioner itu dikirim pada 18 Oktober oleh Uskup Agung Baldisseri kepada para ketua presidium konferensi-konferensi waligereja di seluruh dunia.
Ia mengirim kuesioner tersebut ke konferensi-konferensi  waligereja karena Gereja Amerika Serikat  terpecah terkait ajaran Katolik yang melarang penggunaan alat kontrasepsi buatan, kemungkinan seorang Katolik bercerai untuk menikah lagi dan menerima Komuni, dan jumlah orang-orang muda memilih kumpul kebo sebelum mereka menikah.
Source : indonesia.ucanews.com

Paus: Media Katolik hendaknya profesional dalam pelayanan untuk Gereja

Paus: Media Katolik hendaknya profesional dalam pelayanan untuk Gereja thumbnail

Paus: Media Katolik hendaknya profesional dalam pelayanan untuk Gereja

Paus Fransiskus belum lama ini bertemu dengan para staf Vatican Television Centre (CTV) untuk merayakan 30 tahun  media tersebut.
Dia memuji mereka karena profesionalisme mereka, dan seraya mengatakan mereka “tidak boleh gentar” saat mereka menghadapi tantangan teknologi zaman sekarang.
Dia juga mengingatkan untuk tidak melupakan tugas mereka sebagai orang Kristen dalam menjalankan pekerjaan mereka. “Bermainlah sebagai sebuah tim,” kata Paus Fransiskus seperti dilansir news.va.
“Kita semua tahu pekerjaan ini tidak mudah, tetapi jika kita bekerja bersama-sama sebagai sebuah tim semuanya menjadi lebih mudah, dan lebih penting lagi, gaya kerja Anda juga akan menjadi saksi.”
Efektivitas karya pastoral dalam bidang komunikasi menjadi kewajiban  bersama, katanya.
Pekerjaan Anda berkualitas tinggi, dan itu tugas Anda secara profesional dalam pelayanan bagi Gereja, kata Paus Fransiskus.
“Tapi, profesionalisme Anda selalu berada dalam pelayanan kepada Gereja, dalam segala hal: dalam film, dalam pilihan editorial Anda, administrasi … Semuanya bisa dilakukan dengan gaya, sebuah perspektif, yaitu bahwa itu adalah dari Gereja, dari Takhta Suci.”
Paus Fransiskus juga menyampaikan terima kasih khusus kepada keluarga para staf media tersebut,” yang jadwalnya sering didikte oleh agenda dan komitmen dari Paus.”
“Ini bukan pengorbanan yang kecil … dan untuk ini saya tidak hanya berterima kasih, tapi saya mempersembahkan doa-doa saya, terutama untuk anak-anak Anda,” katanya.

Source : indonesia.ucanews.com

Friday, December 30, 2011

Clement Shahbaz Bhatti, Orang Katolik Paling Mengagumkan Tahun 2011, Martir dan Pembela Minoritas Kristen di Pakistan.


http://www.asianews.it/files/img/PAKISTAN_-_martire_bhatti_niente_premio.jpg
Clement Shahbaz Bhatti

Situs berita Katolik di Inggris, Catholic Herald, mengeluarkan daftar Sepuluh Orang Katolik Mengagumkan tahun 2011. Siapakah yang berada di urutan pertama? Dia adalah Clement Shahbaz Bhatti, Martir dan Pembela Minoritas Kristen di Pakistan.

Clement Shahbaz Bhatti (9 September 1968 � 2 Maret 2011) adalah seorang Katolik Roma dan seorang politikus Pakistan. Ia terpilih menjadi Menteri Federal bagi Minoritas sejak 2008 hingga pembunuhannya pada 2 Maret 2011 di Islamabad.

Pada 2 Maret 2011, sejumlah orang bertopeng menghujani mobil Bhatti dengan peluru ketika ia meninggalkan rumah ibunya. Bhatti, seorang pengacara brilian dan satu-satunya menteri dari kalangan Kristen pada Kabinet Pakistan, terbunuh karena menentang Hukum Penghujatan Pakistan. David Cameron (Perdana Menteri Inggris) menyebutkan pembunuhannya sangat brutal dan tidak dapat diterima.

Dalam perannya sebagai seorang Menteri Federal bagi Minoritas, Bhatti seringkali mengkritik pelecehan terhadap Hukum Penghujatan Pakistan. Ia mengatakan bahwa hukum tersebut sering dijadikan dalih untuk menganiaya umat Kristen yang tidak berdosa. Dia tahu bahwa ia sedang membahayakan hidupnya dengan berkata secara terbuka. Hukum Pakistan dapat memaksakan eksekusi atau penjara bagi tindakan melawan Islam. Bhatti telah menerima ancaman pembunuhan sejak 2009. Ia memprediksikan kematiannya dalam sebuah video, di mana ia berkata dengan berani: �Saya percaya kepada Yesus Kristus yang telah memberikan hidup-Nya sendiri bagi kita... Saya hidup untuk komunitas saya... dan saya akan mati untuk membela hak-hak mereka.�

Pada Agustus 2009, setelah laporan bahwa sebuah Al-Quran �dilecehkan� di Provinsi Punjab, massa anti-Kristen membunuh delapan orang. Bhatti meminta perlindungan sipil dan legal yang lebih baik bagi komunitas Kristen. Dia juga seorang pembicara yang paling vokal dalam membela Asia Bibi, seorang wanita Kristen yang dijatuhi hukuman mati hanya karena ia �ditemukan bersalah� menghina Muhammad.

Pada tahun 1985, sebagai seorang mahasiswa, Bhatti meletakkan kepalanya di atas tembok pembatas ketika ia mendirikan dan memimpin Front Pembebasan Kristen Pakistan. Karya awalnya mencuat bagi orang Kristen, membuktikan persiapannya yang baik untuk menjadi ketua Aliansi Semua Minoritas Pakistan pada tahun 2002.

Bhatti hanya melayani selama 28 tahun dalam pemerintahan, tetapi sejak awal ia mengambil sejumlah langkah pendekatan yang berani dalam mendukung agama minoritas. Dia meluncurkan kampanye nasional bagi harmoni antar-iman dan mengajukan pidato kebencian terhadap suatu agama sebagai sesuatu yang ilegal. Ia juga mengajukan kuota bagi kaum minoritas dalam pos-pos pemerintahan.

Bhatti juga menjadi pioner dalam mendirikan National Interfaith Consultation pada Juli 2010 yang merupakan dorongan untuk menyatukan para pemimpin senior dari semua agama dan dari seluruh Pakistan dan berhasil membuat mereka menandatangani deklarasi bersama melawan terorisme.

Bhatti adalah seorang penerima banyak penghargaan prestisius, dari Human Rights Award pada tahun 2004 hingga International Freedom of Religion Award pada tahun 2009. Dia juga dianugerahi titel PhD oleh Universitas Korea Selatan sebagai pengakuan atas karya antar-iman yang dilakukannya.

Fakta bahwa Bhatti telah membayar dengan nyawanya untuk berdiri membela kaum minoritas Kristen sedang menginspirasi yang lain untuk melanjutkan karyanya. Pada 2 Juli 2011, Aid to the Church in Need dan The British Pakistani Christian Association mengirimkan petisi dengan lebih dari 6000 nama yang menyerukan tindakan untuk melindungi umat Kristen dan minoritas lainnya di Pakistan.

Tehrik-i-Taliban, sebuah kelompok radikal di Pakistan, memberitahu BBC Urdu bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan ini. �Orang ini dikenal sebagai seorang penghujat nabi (Muhammad)�, kata jurubicaranya, Ahsanullah Ahsan. �Kami akan terus mentargetkan semua yang berbicara melawan hukum yang menghukum mereka yang menghina nabi. Nasib mereka akan sama.�

Mari berdoa untuk umat Kristiani di Pakistan.

Pax et Bonum

Saturday, July 30, 2011

Seorang Biarawan Fransiskan Membangun Kembali Gereja Biara Sendirian Selama 50 Tahun

Seorang  biarawan Fransiskan, meniru St. Fransiskus Assisi, membangun kembali Gereja Biara selama 50 tahun sendirian. Allah menghendakinya.
Lihat Videonya (dalam bahasa Italia) di sini atau di youtube berikut ini:

Cerita yang luar biasa dari Pater Pietro Lavini: Dari tahun 1954 hingga 2003, dia membangun sebuah Gereja Biara sepenuhnya sendirian, di sebuah area pegunungan yang tidak pernah dikunjungi di Appenina.
Montemonaco (kath.net). Pada musim semi 1954, Pater Pietro menghilang tanpa jejak dari biaranya untuk membangun kembali Gereja Biara di Pegunungan Appenina. Pada musim semi 2003, Uskup dari Pater Pietro menerima sebuah surat dengan kalimat �The Monastery is finished.
Andreas Englisch menceritakan kisah Imam Italia tersebut dalam bukunya �Traces of God: Miracles of The Catholic Church�. Englisch juga menceritakan kisah itu  kepada Hamburg Evening News.

Pada musim semi 1954, Abbas (Kepala Biara) dari Biara Fransiskan, melalui Ascoli Piceno di Adria, menyatakan bahwa Pater Pietro telah tiada. Setelah pencarian tanpa hasil, Pater Pietro dikeluarkan dari daftar imam, dia dilaporkan hilang.
Pada musim panas 1971, di pegunungan dekat Gola del Infernaccio, sebuah ngarai dalam di tengah-tengah pegunungan Appenina yang terkenal akan batu-batu berjatuhan dan longsor, seorang pendaki gunung menemukan sang biarawan dan memberitahu uskupnya: 
�Sang Imam sudah sangat tua, rambutnya kusut dan jenggotnya kotor. Dia hidup dalam dinginnya pegunungan yang tinggi, di dalam pondok yang terbuat dari beberapa cabang pohon dan terpal plastik yang robek. Dia mempertahankan hidupnya sendiri dengan sayuran, roti berjamur, dan kulit pohon. Dengan alat yang dibuat sendiri, ia memecah batu-batuan dari tepi tebing. Di sana hanya dia sendirian, tanpa uang atau mesin, di tempat yang dikehendaki untuk membangun kembali reruntuhan-reruntuhan Gereja Biara. Dia bahkan membuat gorong-gorong yang membawa air melintasi ngarai. Dia kolaps beberapa kali, mengalami patah tulang yang ia sendiri sembuhkan dengan herba-herba yang ada. Dia menunjukkan kepada saya luka-lukanya yang serius. Saya takut kalau orang ini sungguh gila.�
Sang Uskup kemudian mengirim seorang pemeriksa dengan misi membawa Imam tersebut ke klinik psikiater Fransiskan. Setelah ekspedisinya, pemeriksa tersebut melapor kepada Uskup setelah berbagai diskusi untuk membujuk Pater Pietro. Ia berkata: 
�Saudara itu tidaklah gila, tetapi ia seorang Kudus. Saya mengucapkan berkat dan berharap Gereja akan membiarkan dia di sana, di mana ia sepenuhnya dekat dengan Allah. ... Bagi kita, seorang teladan seperti Pater Pietro sungguh begitu jarang.� 
Segala usaha oleh petugas sosial dari Uskup untuk membawa kembali Sang Imam gagal.
Pater Pietro telah menghubungi sebuah keluarga dari desa Montemonaco, yang berada sekitar 20 km dari tempat tinggalnya. Sang ayah, Franco D�Agonsino, kemudian menulis kepada Uskup: 
"Saya tidak heran bahwa dia tidak kelaparan di sana! Pendakian adalah sulit. Saya membawakan sesuatu untuk dimakan kepada Pater Pietro. Dan setiap waktu tempat makannya kosong, dia tampaknya tidak peduli dengan itu. Ketika salju turun, dia terpisah beberapa bulan selama masa itu. Saya tidak tahu bagaimana ia bertahan.�
Pada musim panas 2003, sebuah surat tiba di Keuskupan Ascoli Piceno: Pater Pietro hanya menulis sebuah kalimat: �The Monastery is finished.� Uskup bepergian dengan helikopter ke tempat itu dan menulis laporan ke Vatikan, hanya ada satu kalimat: "What I have seen, is a wonder."
Desa Montemonaco berada di Italia tengah, memiliki penduduk sebanyak 700 jiwa dan berada dua jam perjalanan mobil dari pantai Laut Adriatic. Dan tiba-tiba, para pengunjung dari seluruh bagian dunia datang ke desa tersebut untuk bertanya jalan menuju ngarai Gola del Infernaccio untuk melihat �Sang Santo�. Gap besar di dinding tebing adalah saksi bagaimana puluhan tahun ia bekerja dengan tangannya sendiri, blok demi blok batu telah terpisah dari tebing.

Setelah empat jam mendaki, para pengunjung dengan segera tiba di sebuah Gereja Biara yang indah. Pater Pietro Lavini menerima para pengunjung dengan bahagia dan berkata: 

�Tentunya saya tidak akan pernah bisa membangun gedung-gedung ini sendirian. Hal itu berada di luar kekuasaan manusia, [tetapi] Allah menghendakinya. Allah telah memberikan saya mimpi nyata: �Bangunlah di sana, di tempat yang mustahil, sebuah rumah dalam kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan. Dan Aku akan menopangmu, menyembuhkan sakitmu dan memberikanmu makanan, bahkan ketika kamu berpikir kamu harus kelaparan.�

sumber berita: kath.net (situs Katolik berbahasa Jerman). Terimakasih untuk blog Eponymous Flower atas terjemahan bahasa Inggris dari artikel tersebut.

Pax et Bonum

Sunday, July 24, 2011

Para Orang Kudus Pelindung World Youth Day 2011


Hari Orang Muda Dunia adalah sebuah kegiatan besar orang-orang muda Katolik dari seluruh dunia untuk berkumpul bersama dengan Vikar (Wakil) Kristus. Salah satu tujuan utama Hari Orang Muda Dunia adalah supaya Gereja dapat mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang muda ini. Hari Orang Muda Dunia akan diselenggarakan pada tanggal 16-21 Agustus 2011 di Madrid, Spanyol. Informasi lebih lanjut mengenai World Youth Day di Madrid ini dapat diakses di www.madrid11.com.

Dalam setiap even Hari Orang Muda Dunia, Gereja kerap memilih beberapa Orang Kudus sebagai santo pelindung dari even ini. Dalam World Youth Day 2011 di Madrid ini, Gereja memilih delapan orang Santo-santa dan seorang Beata sebagai Orang Kudus Pelindung World Youth Day ini. Artikel ini ditulis untuk mengenalkan para pembaca sekalian dengan Para Kudus ini.


Santo Fransiskus Xaverius




Santo Fransiskus Xaverius dikenal sebagai Rasul Timur Jauh. Dia terlahir sebagai bangsawan di Navarre, Spanyol, pada tanggal 7 April 1506. Fransiskus belajar dan kemudian mengajar filosofi di Universitas Paris dan merencanakan karir sebagai seorang professor. Tetapi, kehidupannya berubah setelah bertemu dengan St. Ignasius Loyola. Ignasius berhasil memukau dan menarik Fransiskus untuk menggunakan bakatnya dalam pewartaan Injil. Fransiskus menjadi salah satu dari para pendiri Serikat Yesus dan menjadi misionaris pertama dari serikat ini. Saat di kota Goa, India, Fransiskus menjadi pewarta jalanan sembari menunggu kapal yang akan membawanya semakin ke Timur Benua Asia. Fransiskus membantu orang-orang sakit dan memberikan katekese kepada anak-anak. Dia berjalan di sepanjang jalan,  membunyikan bel untuk memanggil anak-anak dan kemudian mengajar mereka. Fransiskus berhasil meng-Katolik-kan sebagian besar penduduk kota itu.

Fransiskus Xaverius begitu sukses dalam karya misinya. Ia dilaporkan membabtis lebih dari 40.000 orang di India, Hindia Timur (termasuk Indonesia), China dan Jepang. Ke mana pun dia pergi, dia selalu terlebih dahulu mencari dan membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang terlupakan. Dia telah melalui beribu-ribu mil, sebagian besar dia tempuh dengan berjalan kaki. Fransiskus dikaruniai oleh Allah dengan kemampuan berkhotbah dan membuat mujizat-mujizat seperti membangkitkan orang mati dan meredakan badai.

Fransiskus meninggal dunia karena sakit di Sancian, China, pada tanggal 2 Desember 1552. Fransiskus dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada tanggal 25 Oktober 1619 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung karya misi, misionaris dan para navigator. Ia diperingati setiap tanggal 3 Desember.

Santo Ignasius Loyola

Ignatius_Loyola

Ignasius lahir sebagai seorang bangsawan Spanyol pada tanggal 14 Desember 1491 di wilayah Basque, Spanyol. Ia adalah anak bungsu dari dua belas bersaudara. Ia mengikuti pendidikan militer dan menjadi tentara pada tahun 1517. Ia telah terjun ke dalam beberapa pertempuran. Dalam pengepungan kota Pampeluna pada tanggal 20 Mei 1521, kakinya terluka akibat tembakan meriam. Akibatnya ia menjadi lumpuh selama beberapa waktu. Selama masa penyembuhannya, buku-buku yang dapat dia akses adalah The Golden Legend, Biografi-biografi Para Orang Kudus, dan Life of Christ oleh Ludolph, seorang anggota ordo Kartusian. Buku-buku ini dan waktu yang dia habiskan untuk kontemplasi mengubah hidupnya. Setelah sembuh dari lumpuh, ia berkaul kemurnian dan menggantungkan pedangnya di depan altar Santa Perawan Maria dari Montserrat dan kemudian mengenakan jubah peziarah. Dia tinggal di gua dari tahun 1522 hingga 1523, dan merenungkan cara untuk menjalankan kehidupan Kristiani. Pada tahun 1523, ia berziarah ke Roma dan Tanah Suci. Pada tahun 1528, dia mulai mempelajari teologi di Barcelona dan Alcala di Spanyol dan Paris. Ia meraih gelar sarjana pada tanggal 14 Maret 1534. Ia kemudian mendirikan Serikat Yesus pada tahun 15 Agustus 1534. Serikat Yesus kemudian menerima pengakuan kepausan pada tahun 1541. Dia bersama Yakobus Lainez, Alonso Salmeron, Nikolas Bobadilla, Simon Rodriguez, Beato Petrus Faber dan Santo Fransiskus Xaverius menjadi tokoh utama dari Serikat Yesus ini. St. Ignasius dari Antiokia melakukan perjalanan ke Eropa, Tanah Suci dan kemudian tinggal di Roma untuk memimpin Para Yesuit.

Beberapa tahun kemudian, kesehatannya menurun dan matanya bahkan hampir buta. Ia meninggal pada tanggal 31 Juli 1556 di Roma. Ignasius dibeatifikasi pada tanggal 27 Juli 1609 oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Pestanya diperingati setiap tanggal 31 Juli. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung Serikat Yesus, tentara, dan karya retret dan latihan spiritual.

Santo Isidorus si Petani



Isidorus lahir di Madrid pada tahun 1070. Isidorus adalah seorang petani yang saleh. Ia bekerja di ladang milik orang lain. Ia menikah dengan Beata Maria de la Cabeza. Putera mereka meninggal dalam usia muda. Mereka meyakini bahwa Allah menghendaki mereka untuk hidup tanpa mempunyai seorang anak, dan mereka menerimanya dengan sepenuh hati. Isidorus setiap hari menghadiri Misa Kudus untuk memulai seluruh aktivitasnya. Ia selalu giat bekerja meski terkadang juga dilanda kejenuhan. Dalam aktivitasnya, ia kerap meminta bantuan kepada Bunda Maria, Para Malaikat dan  Para Orang Kudus. Beberapa rekannya menuduh ia melalaikan pekerjaannya di ladang untuk menghadiri Misa Kudus setiap pagi. Isidorus menyatakan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti panggilan Kristus untuk menghadiri Misa Kudus. Dalam suatu kisah, si pemilik ladang yang hendak menghukum Isidorus karena menghadiri Misa Kudus menemukan malaikat sedang membajak ladangnya menggantikan Isidorus.

Isidorus meninggal pada tanggal 15 Mei 1130.  Mukjizat dan penyembuhan dilaporkan oleh mereka yang berziarah ke makamnya. Tubuh Isidorus sendiri tidak membusuk. Ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada tanggal 2 Mei 1619 dan dikanonisasi pada tanggal 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung bagi anak yang sedang sekarat, petani dan pekerja-pekerja agrikultural lainnya. Pestanya diperingati setiap tanggal 15 Mei.

St. Yohanes dari Avila

The Blessed John of Avila (� Birmingham Museum and Art Gallery)

St. Yohanes dari Avila digelari Rasul Andalusia. Ia terlahir dari keluarga Castilian yang kaya pada tanggal 6 Januari 1499 di Toledo, Spanyol. Ia memiliki leluhur Yahudi. Ia belajar ilmu hukum di Universitas Salamanca pada usia 14 tahun dan merasa terpanggil untuk memasuki kehidupan membiara. Pada usia 17 tahun, ia mempelajari ilmu teologi dan filosofi di Alcala, Spanyol. Setelah orang tuanya meninggal, dia membagi-bagikan harta kekayaannya kepada orang-orang miskin. Ia ditahbiskan pada tahun 1525. Dia hendak menjadi seorang misionaris di Hindia Barat dan Meksiko. Tetapi, ia justru menjadi pengkhotbah jalanan di Andalusia selama 40 tahun, menginjili kembali sebuah daerah yang sebelumnya dikuasai oleh kaum Muslim. Ia begitu tegas menentang kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelas yang berkuasa dan menjadi penentang utama mereka. Pada suatu waktu, akibat ketegasannya, ia dipenjarakan di Sevilla, Spanyol. Ia dituduh mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Tetapi tuduhan ini tidak terbukti. Ia dibebaskan dan khotbahnya menjadi semakin populer dari sebelumnya. St. Yohanes dari Avila adalah Pembimbing Spiritual dari St. Teresia dari Avila, St Fransiskus Borgia, St. Yohanes dari Allah (St. John of God), St. Yohanes dari Salib (St. John of The Cross), St. Petrus dari Alcantara dan St. Luis dari Granada. Tulisan-tulisannya masih berpengaruh hingga saat ini.

Ia meninggal pada tanggal 10 Mei 1569 di Montilla, Spanyol. Ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII pada tanggal 4 April 1894 dan dikanonisasi oleh Paus Paulus VI pada tanggal 31 Mei 1970. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung tanah Andalusia dan Imam-imam diosesan Spanyol. Pestanya diperingati setiap tanggal 10 Mei.

St. Yohanes dari Salib



St. Yohanes dari Salib digelari Doktor Teologi Mistik. Ia lahir dalam kemiskinan pada tanggal 24 Juni 1542 di Fontiveros, Spanyol. Ia melayani orang-orang miskin di rumah sakit di kota Medina del Campo, Spanyol. Ia menjadi anggota ordo Karmelit Awam kala berusia 21 tahun pada 1563. Ia hidup dengan lebih kaku dan keras dibanding dengan yang ditentukan oleh aturan ordo. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1567 kala berusia 25 tahun. Ia dibujuk oleh Santa Teresa dari Avila untuk memulai reformasi di dalam ordo Karmelit dengan membentuk komunitas tidak berkasut. Ia mengambil nama Yohanes dari Salib. Yohanes kemudian menjadi pembimbing spiritual dan pengaku iman (Confessor) di biara St. Teresa. Reformasinya tidak berjalan lancar dan kemudian ia diperintahkan untuk kembali ke Medina del Campo. Tetapi ia menolak dan kemudian dipenjarakan di Toledo, Spanyol dan kemudian ia melarikan diri setelah sembilan bulan ditahan. Pembaharuannya merevitalisasi Ordo. Yohanes meninggal pada tanggal 14 Desember 1591 di Ubeda, Spanyol. Yohanes adalah seorang kontemplator dan penulis spiritual yang tersohor dan memiliki pengaruh besar. Ia dibeatifikasi oleh Paus Klemens X pada tanggal 25 Januari 1675 dan dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII pada tanggal 27 Desember 1726. Ia dinyatakan sebagai Doktor Gereja oleh Paus Pius XI pada 24 Agustus 1926 dan diangkat menjadi Santo Pelindung mistikus-mistikus Gereja dan kehidupan kontemplatif. Pestanya diperingati setiap tanggal 14 Desember.

Beata Maria de la Cabeza


Ia lahir di Gualajara, Spanyol. Tanggal kelahirannya tidak diketahui. Di Torrelaguna (Spanyol), ia bertemu dan menikah dengan St. Isidorus si Petani. Ia menghabiskan hidupnya bekerja di pertanian, membersihkan kapel dan tempat ziarah lokal, dan menolong kaum miskin. Nama �de la Cabeza� yang dalam bahasa Inggris �of the Head� ditambahkan untuk membedakannya dari Orang Kudus lain yang bernama Maria. Selama beberapa abad, kepalanya menjadi relikui yang dihormati. Relikui tersebut telah lama diperlihatkan di sebuah biara Fransiskan di Torrelaguna. Pada tahun 1645, relikui tersebut dipindahkan ke Gereja St. Andreas di Madrid dan diletakkan di sebelah relikui St. Isidore si Petani, suaminya.

Beata Maria de la Cabeza meninggal pada tahun 1175. Ia dibeatifikasi oleh Paus Innosensius XII pada tanggal 11 Agustus 1697. Pestanya diperingati setiap tanggal 9 September.

Santo Rafael Arnaiz


Rafael Arnaiz lahir pada tanggal 9 April 11 di Burgos, Spanyol. Rafael Arnaiz adalah seorang muda yang artistik. Ia belajar arsitektur di Madrid, Spanyol. Di kemudian hari, ia jatuh cinta pada kehidupan membiara. Pada tanggal 15 April 1934, Rafael menjadi anggota ordo Trappist. Rafael menderita diabetes akut yang menyebabkan dirinya terpaksa meninggalkan biara tiga kali. Tetapi, setiap kali ia merasa sembuh, ia kembali ke dalam kehidupan membiara. Rafael meninggal pada tanggal 26 April 1938 di Duenas, Spanyol. Rafael dibeatifikasi oleh Beato Yohanes Paulus II pada tanggal 27 September 1992 dan dikanonisasi oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 11 Oktober 2009. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung bagi orang-orang penderita diabetes. Pestanya diperingati setiap tanggal 26 April.

Santa Rosa dari Lima


Rosa lahir pada tanggal 20 April 1586 di Lima, Peru. Ia terlahir dari kalangan imigran miskin Spanyol di benua Amerika. Ia diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva. Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahan-merahan. Lagipula semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar.

Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara sembunyi-sembunyi.

Suatu hari ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman.

Rosa juga tidak suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang yang akan memujinya!    

Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap hari.

Kemudian, Rosa memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa.

Rosa banyak menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman yang teguh.
Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikan. Atas persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial di Peru.

Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian.

Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah kematiannya. Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus.

Santa Teresia dari Avila


Teresia lahir sebagai seorang bangsawan Spanyol pada tanggal 28 Maret 1515 di Avila, Spanyol. Ayahnya bernama Don Alonso Sanchez de Cepeda dan ibunya bernama Dona Beatriz. Ia tumbuh besar sambil membaca kisah hidup Para Orang Kudus. Pada usia muda, ia mengalami kelumpuhan. Hal ini menyebabkan ia mendapatkan pendidikan privat di rumahnya. Dia sembuh setelah tekun mendaraskan doa melalui perantaraan dari Santo Yosef. Ibunya meninggal ketika ia berusia 12 tahun dan dia berdoa kepada Bunda Maria supaya bersedia menjadi ibu rohaninya menggantikan ibunya yang telah meninggal. Ia kemudian berkeinginan memasuki kehidupan biara tetapi ayahnya menolak keinginannya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan rumah tanpa memberi tahu siapapun dan memasuki biara Karmelit pada usia 17 tahun.

Melihat keteguhanya, ayah dan keluarganya kemudian menyetujui keinginannya menjadi biarawati. Segera sesudah mengucapkan kaulnya, Teresia mengalami sakit parah. Dia tidak pernah benar-benar sembuh karena pertolongan medis yang diterimanya tidak memadai. Dia kemudian mulai mendapatkan penglihatan-penglihatan yang telah diperiksa oleh Imam-imam Dominikan dan Yesuit, termasuk Santo Fransiskus Borgia. Penglihatan-penglihatannya dinyatakan benar dan kudus.  Dia memandang rumah biaranya terdahulu terlalu longgar dalam aturan sehingga ia mendirikan biara berdasarkan pembaharuan yang dilakukan oleh Santo Yohanes dari Avila. Teresa kemudian membangun beberapa biara lainnya. 

Ia wafat pada tanggal 4 Oktober 1582 di Alba de Tormes, Spanyol. Tubuhnya tidak membusuk dan relikuinya disimpan di kota Alba. Ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada tanggal 24 April 1614 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622. Ia dinyatakan sebagai Doktor Gereja pada tanggal 27 September 1970 oleh Paus Paulus VI. Ia diangkat menjadi Santo Pelindung orang sakit. Pestanya diperingati setiap tanggal 15 Oktober.

Pax et Bonum
Sumber: saints.sqpn.com dan yesaya.indocell.net

Recent Post