Latest News

Showing posts with label Berita. Show all posts
Showing posts with label Berita. Show all posts

Saturday, April 5, 2014

Ini Petunjuk ''Coblosan'' Romo Benny Susetyo dan von Magnis Suseno


Ini Petunjuk ''Coblosan'' Romo Benny Susetyo dan von Magnis Suseno


Romo von Magnis Suseno. (Dok)
Romo Benny Susetyo dan Romo von Magnis Suseno, tak asing lagi, dikenal luas sebagai pejuang kemerdekaan hak-hak publik, memberi petunjuk coblosan

JAKARTA, Baranews.co - Romo Benny Susetyo dan Romo von Magnis Suseno, tak asing lagi, dikenal luas sebagai pejuang kemerdekaan hak-hak publik, memberi petunjuk coblosan.

            Ini petunjuk mereka kepada publik untuk coblosan 9 April 2014 nanti, supaya bisa membedakan. Petunjuk ini beredar melalui Blackberry Messanger (bbm).

            Ini petunjuk mereka. Nomor 1 sampai 6 dari Romo Benny, nomor 7 dari Romo Magnis Suseno:

            1. Dari 12 partai peserta Pemilu, yang lolos ke Senayan tentu saja yang  memperoleh minimum 3,5 persen suara. Kalau tidak lolos, suara akan hangus alias sia-sia.

            2. Partai-partai yang pasti lolos, 3 partai besar yaitu PDI Perjuangan, Gerindra dan Golkar. Partai lain masih berjuang.    

            3. Jangan golput, karena akan menjadi objek manipulasi.                        

            4. Untuk menyeleksi partai, lihat siapa yang dimajukan menjadi presiden, baru tentukan partai.                               

            5. Kalau komitmen para capres untuk memperjuangkan nasib rakyat tidak jelas, pilih saja capres yang merupakan orang baru, yang bebas dari masalah-masalah politik masa lalu.

            6. Presiden yang kita pilih haruslah  yang pro  terhadap: NKRI, Pancasila dan UUD45, hak asasi manusia termasuk hak-hak minoritas, anti-korupsi.

            7. Tambahan dari Romo Magnis, jangan pilih capres yang tangannya berlumuran darah, jangan pilih capres yang mengorbankan nasib orang banyak mulai dari petani hingga nasabah asuransi. Lihat dulu capresnya, baru pilih partainya. (sm)

Source : © 2013 baranews.co

Monday, January 6, 2014

Perbedaan Natal tahun bernuansa Tionghoa



Kembali di Gereja yang indah bersama dalam perbedaan Natal tahun bernuansa Tionghoa

Gereja Santo Lukas, Temindung Samarinda Kalimantan Timur, Dimana Gereja ini tidak memiliki menara salib dan lonceng Gereja krn pada awal pembangunannya dua hal itu di Larang oleh saudara kita yg Muslim di Samarinda, pada waktu pembangunannya.


Source : FB Anastasius Gah

Friday, November 22, 2013

Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur.



Ahok itu hebat tidak hanya karena dia sangat berani dan jujur, sesuatu yang jarang ada di kalangan pejabat pemerintahan Indonesia, tetapi juga karena dia bisa dijadikan role model integrasi maksimal warga keturunan Cina di Indonesia.

Ahok berhasil melepaskan dirinya dari stereotype bahwa Cina Indonesia itu pelit, egois, dan tidak membaur. Dia justru banyak beramal, pengabdi rakyat yang tangguh
, dan sangat kental nuansa pembaurannya dengan sangat seringnya dia ingat tentang waktu sholat dan masalah-masalah keislaman lainnya selama menjadi pemimpin.

Dia tidak canggung menelanjangi keberagamaan yang salah, tapi dia juga sangat konsisten membela filosofi dasar agama yaitu cinta kasih dan keberpihakan terhadap kaum miskin dan terlantar.

Ahok adalah ikon dan sekaligus tamparan bagi warga keturunan Cina yang masih terlalu eksklusif dan hanya mementingkan kekayaan pribadi. Ahok adalah pesan indah bagi kita semua, bahwa orang baik itu ada dimana-mana, tak perduli ras dan agamanya.

Pesan sederhana yang terlalu sering diabaikan umat manusia.



Source : Source : FB Bayu Saylendra
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=703882409622728&set=gm.213661908817113&type=1&theater

Tuesday, November 19, 2013

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Romo Antonius Benny Susetyo

Menag tak layak jadi pejabat Negara

Sejumlah kalangan mengecam pernyataan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali yang mengusulkan agar Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia.
Anggota Komisi II DPR, Zainun Ahmadi, menilai Menag Suryadharma Ali tidak negarawan karena memberikan usulan yang mendesak supaya Ahmadiyah dibubarkan di Indonesia. Sebagai pejabat negara, Suryadharma dianggap tidak pantas bersikap demikian.
“Suryadharma Ali main-main dengan jabatannya sebagai menteri agama yang mestinya berlaku sebagai negarawan,” katanya, seperti dilansir sinarharapan.com.
Ia mengingatkan Suryadharma bahwa hukum di Indonesia tidak berdasarkan agama. Pernyataan Zainun Ahmadi menanggapi pernyataan Menag Suryadharma Ali saat acara dialog antarumat beragama di Semarang, Jumat pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Menag Suryadharma Ali mengusulkan Ahmadiyah dilarang di Indonesia.
Bahkan, menurutnya, konflik umat beragama di Indonesia terjadi karena hadirnya agama-agama seperti Ahmadiyah. Oleh karena itu, pelarangan Ahmadiyah merupakan solusi efektif mencegah terjadinya konflik umat beragama. Bahkan, menag mengatakan Indonesia harus mencontoh Malaysia yang mengharamkan Ahmadiyah.
Menurut Zainun Ahmadi, Suryadharma telah menyalahgunakan jabatan menteri untuk menyalurkan misi politiknya sebagai pemimpin partai. Suryadharma kini menjabat sebagai ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga salah, mengapa memberikan jabatan menteri agama ke partai politik. Kenapa tidak belajar dari Soeharto?” tuturnya.
Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), M Hanif Dhakiri mengatakan, tindakan yang diambil Suryadharma tidak mencerminkan agama Islam. Usulan Suryadharma supaya Ahmadiyah dibubarkan tidak selaras dengan ajaran Islam.
“Dalam ajaran agama Islam itu tegas dinyatakan bahwa bukan kita manusia yang memberikan petunjuk atau hidayah, melainkan Allah swt. Jadi dari sudut pandang agama Islam, tugas sesama muslim dalam hal ini adalah membangun dialog terus-menerus,” tuturnya.
Dia mengatakan, usul Suryadharma membubarkan Ahmadiyah dengan cara kekuasaan hanya akan semakin memperlebar persoalan.
Tidak hanya itu, ia menilai, usul Suryadharma itu juga mencederai hak demokrasi jemaah Ahmadiyah sebagai warga Indonesia. Ia mengingatkan Suryadharma agar hati-hati dan bijaksana dalam menyikapi Ahmadiyah.
Langgar Konstitusi
Sekretaris Dewan Nasional Setara, Romo Antonius Benny Susetyo menilai pernyataan Menag Suryadharma Ali agar Ahmadiyah dibubarkan telah melanggar konstitusi. Sebagai menteri, sepatutnya Suryadharma Ali bersikap segaris dengan kebijakan pemerintah.
“Harusnya Menteri Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama taat konstitusi, komitmen menjalankan konstitusi karena itu yang menjadi dasar dalam bernegara,” katanya.
Dia menambahkan, pernyataan Suryadharma Ali terkait Ahamadiyah menunjukkan Suryadharma Ali lebih menjalankan kepentingan partainya ketimbang menjalan kebijakan pemerintah.
Karena semestinya, pernyataan tersebut tidak keluar dari mulutnya yang menjabat sebagai menteri. Ini karena menteri, kata Romo Benny, adalah jabatan negarawan yang memiliki pemikiran membangun bangsa dan negara dengan cara menciptakan kerukunan dan menjaga pluralisme.
“Ini akibatnya, kalau memilih menteri dari kalangan partai politik. Mereka akan lebih menjalankan kepentingan partai daripada menjalankan kebijakan pemerintah pusat. Memang menteri-menteri ini nggak ada yang negarawan, mereka bukan pejabat negarawan, mereka pejabat partai,” ujarnya.
Source : indonesia.ucanews.com

Thursday, November 14, 2013

Tuhan Lupa Sama Planet Bumi

Tuhan Lupa Sama Planet Bumi


Sebuah pernyataan mengejutkan keluar dari mulut Wali Kota Davao di Kepulauan Mindanao, Filipina, Rodrigo Duterte selepas mengunjungi kota Tacloban yang hancur akibat disapu Topan Haiyan. Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya, kemarin, Duterte menyatakan bahwa Tuhan pasti sedang berada di tempat lain ketika bencana alam tersebut menghancurkan 80 persen bangunan di Tacloban.
"Tuhan pasti sedang berada di tempat lain. Atau mungkin Dia lupa ada sebuah planet bernama bumi," ucap Duterte di terminal kedatangan Bandara Internasional Davao pada Selasa, (12/11).
Dilansir dari laman VIVAnews, Duterte mengunjungi Tacloban pada Senin (11/11) pagi. Sebelum berangkat, Duterte mengaku dititipi sebuah daftar nama warga hilang. Sayang, Duterte gagal menemukan mereka.
Bahkan tidak ada seorangpun yang mampu memberikan informasi lantaran absennya pemerintahan lokal. "Mereka semua kewalahan melihat banyaknya personil mereka yang ikut tewas, sehingga pemerintah lokal tak lagi berfungsi," ungkap Duterte.
Parahnya lagi, ia dengan mata kepala sendiri melihat para korban selamat di Tacloban hanya berjalan tanpa tujuan di jalan-jalan. Mereka terlihat seperti zombi, sibuk mencari makanan.
Oleh sebabnya, Duterte segera mengeluarkan pesan kepada warga Filipina yang memiliki kerabat di Tacloba untuk segera datang ke sana dan menjemput keluar keluarganya. Menurutnya, sekarang ini tidak ada bahan makanan apa pun yang dapat dikonsumsi di Tacloban. "Bahkan satu buah permen pun tidak ada," imbuh Duterte.
Memang di tengah kesedihan yang dialami terkadang mulut mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak perlu keluar. Namun, dari hal ini biarlah kita belajar untuk senantiasa berkata positif dan memberkati sekitar, apapun kondisinya. Berat memang, tetapi bila kita bisa melakukannya, Tuhan bakal mencurahkan perkenanannya kepada kita. 

Source : jawaban.com

Monday, November 11, 2013

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Eva Celia dan Indra Lesmana di sela nonton bareng film perdana Adriana di Planet Hollywood Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013). 

Ahok Ingin Anak-anak Jakarta Tonton Film 'Adriana'


Disela kesibukannya, Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Cahya Purnama meluangkan waktu melihat pemutaran film 'Adriana' di XXI Planet Hollywood, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013) sore.
Ditemani Fajar Nugros, sutradara film 'Adriana' dan sejumlah pemain filmnya, seperti Eva Celia Lesmana dan Kevin Julio, Ahok--sapaan akrab Basuki Cahya Purnama-- melihat pemutaran film tersebut tanpa keluarga.
"Anak-anak muda harus nonton film ini," kata Ahok setelah 90 menit melihat pemutaran film 'Adriana' di XXI Planet Hollywood, Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2013) malam.
Ada banyak adegan yang membuat orang nomor dua di Jakarta ini terkesima saat duduk di bangku bioskop. "Ada adegan saat Pak Karno (Soekarno)harus menghentikan pembangunan Istiqlal dan menjual mobil pribadinya demi Monas," katanya.
Kalau saja Soekarno memutuskannya sekarang, lanjut Ahok, "Bisa diserbu tuh."
Menurut Ahok, pemprov juga punya kepentingan diputarnya film 'Adriana' itu. Ada banyak tempat di Jakarta yang memiliki beragam cerita dalam film tersebut. "Anak-anak Jakarta harus tahu. Keren itu bukan naik Lamborgini, tapi naik bus TransJakarta atau kereta (commuter line)," kata Ahok yang kagum pada cerita film 'Adriana'.
"Film ini luar biasa sekali. Ada banyak sejarah disini," ujarnya.
Sejumlah tempat yang dijadikan lokasi syuting film 'Adriana' antara lain Perpustakaan Daerah Provinsi DKI Jakarta, kawasan Kota Tua, Tugu Proklamasi, Monumen Nasional, hingga kuburan Belanda di Taman Prasasti, Tanah Abang. Tidak hanya itu. Patung Pancoran hingga Kebun Raya Bogor, dan TransJakarta, serta 'commuter line' Jakarta-Bogor, juga dijadikan lokasi syuting film 'Adriana'. "Kami ingin anak-anak sekolah di Jakarta nonton film ini," kata Ahok. (kin)
Laporan Wartawan Wartakota, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko 
Source : tribunnews.com

Monday, November 4, 2013

Vatikan: Sekitar 3.000 Religius meninggalkan kehidupan Religius mereka setiap tahun

Vatikan: Sekitar 3.000 Religius meninggalkan kehidupan Religius mereka setiap tahun thumbnail
 01/11/2013

Vatikan: Sekitar 3.000 Religius meninggalkan kehidupan Religius mereka setiap tahun

Sekretaris Kongregasi Tarekat Hidup Bakti dan Hidup Kerasulan Vatikan mengatakan dalam sebuah pidato pada 29 Oktober bahwa lebih dari 3.000 Religius pria dan wanita meninggalkan kehidupan Religius mereka setiap tahun.
Dalam pidato tersebut – sebagian yang diterbitkan di L’Osservatore Romano, sebuah surat kabar Vatikan - Uskup Agung José Rodríguez Carballo mengatakan bahwa statistik dari Kongregasinya, serta Kongregasi Klerus, menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, 2.624 Religius telah meninggalkan kehidupan Religius mereka setiap tahun.
Kalau ditambah dengan kasus yang ditangani oleh Kongregasi Ajaran Iman, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 3.000 Religius.
Prelatus itu, yang memimpin Ordo Fransiskan dari tahun 2003, hingga diangkat menjadi sekretaris Kongregasi itu pada April 2013, mengatakan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada “usia yang relatif muda.”
Ada berbagai penyebab, kata uskup agung itu, termasuk “hilangnya rasa kehidupan spiritual,” “hilangnya rasa komunitas,” dan “hilangnya rasa memiliki terhadap Gereja” – ketidaksetujuan terhadap ajaran Katolik tentang “imam perempuan dan moralitas seksual,” serta “masalah afektif.”
Dunia kini, lanjut prelatus itu, sedang mengalami perubahan besar dari modernitas ke postmodernitas – yang menyebabkan ketidakpastian, keraguan, dan ketidaknyamanan.
Bahkan orang-orang di dunia yang berorientasi pasar saat kini, katanya, “segala sesuatu diukur dan dinilai berdasarkan materi dan keuntungan.”
Ini adalah “sebuah dunia dimana segala sesuatu gampang diperoleh,” dan “tidak ada tempat untuk pengorbanan, maupun meninggalkan kehidupan duniawi.”
Source : indonesia.ucanews.com

Presiden diminta jamin tegaknya hukum

Presiden diminta jamin tegaknya hukum thumbnail

Presiden diminta jamin tegaknya hukum

Pakar etika politik Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Romo Franz Magnis-Suseno, mengharapkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono fokus menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa menjelang masa jabatannya berakhir.
Romo Magnis mengatakan, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, mulai dari keadilan sosial, unjuk rasa buruh, hukum, pemberantasan korupsi, hingga politik.
“Saya meminta beliau tegas menjamin semuanya,” kata Romo Magnis, seperti dilansir kompas.com.
Ia mengatakan, Presiden Yudhoyono juga harus menjamin hak dan kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan keyakinan. Hal itu menjadi penting karena akan menjadi warisan untuk masyarakat dan kepala negara setelah dirinya lengser.
“Saya juga berharap, di tahun terakhirnya dia terus memberi dukungan tegas pada pemberantasan korupsi,” ujarnya.
Pekan lalu, Presiden Yudhoyono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat menilai dirinya telah menjadi korban pemberitaan media massa.
Ia juga menilai bahwa Partai Demokrat diserang oleh berbagai pihak sehingga elektabilitas Demokrat merosot.
Menurut Romo Magnis, menjadi hal lumrah bila presiden merangkap jabatan sebagai pimpinan partai. Ia berpendapat, Presiden Yudhoyono tak perlu melepas jabatannya di dalam partai. Namun, ia menyatakan bahwa rangkap jabatan itu tak memengaruhi kinerja sebagai kepala negara.
“Itu hal biasa, tapi saya harap SBY memberikan semua tenaganya untuk menyelesaikan tugas sebagai presiden,” tambah Romo Magnis.

Source : indonesia.ucanews.com 04/11/13
http://indonesia.ucanews.com/2013/11/04/presiden-diminta-jamin-tegaknya-hukum/

Thursday, October 31, 2013

KALIMAH 'ALLAH' : Kristian Sarawak tetap guna kalimah Allah dalam Injil, penerbitan gereja.....



KALIMAH 'ALLAH' : Kristian Sarawak tetap guna kalimah Allah dalam Injil, penerbitan gereja.....
Penganut Kristian Sarawak tetap dengan pendirian untuk menggunakan kalimah Allah dalam Bahasa Melayu daninjil bahasa tempatan serta dalam penerbitan gereja walaupun Mahkamah Rayuan hari ini telah membuat keputusan sebaliknya, kata Menteri Pembangunan Tanah negeri Tan Sri Dr James Masing.

Masing menyifatkan keputusan penghakiman tersebut sebagai "tidak asli" kerana asas penggunaan kalimah Allah wujud sebelum kedatangan Islam, serta menegaskan keputusan mahkamah itu akan memberi kesan negatif kepada bukan Muslim bukan hanya di Sabah dan Sarawak.

"Kami (Kristian di Sabah dan Saraawak) telah menggunakan kalimah Allah sejak 100 tahun dahulu. Kenapa tiba-tiba kami tidak boleh gunakannya?

"Adakah mereka (Muslim) mempunyai mimpi mengatakan penganut Krisitian tidak boleh menggunakan kalimah Allah?" soal beliau.

"Rakan-rakan Muslim kami (di Sabah dan Sarawak) tidak pertikai kami gunakannya," katanya.

Masing juga mengingatkan penganut Kristian di Sarawak bahawa Ketua Menteri Tan Sri Abdul Taib Mahmud pada masa lalu telah menekankan isu tersebut dan memberi jaminan tidak akan menghalang mereka daripada menggunakan kalimah suci itu.

Ketua PKR Sarawak Baru Bian melahirkan rasa terkejut dengan keputusan itu, namun menegaskan pihak gereja dan penganut Kristian di Sabah dan Sarawak akan terus menggunakan kalimah Allah.

"Saya terkejut dengan keputusan itu.

"Kami telah memberi fakta jelas kami telah dijanjikan dengan jaminan oleh nenek moyang dimana Sabah dan Sarawak membantu membentuk Malaysia.

"Keputusan ini bertentangan dengan hak asasi yang telah dijanjikan. Keputusan ini sangat jelas bertentangan dengan perjanjian itu (Malaysia)," ujarnya.

Baru, yang selama sedekad pernah memimpin Gereja Evangelical Kuching selama sebelum menceburi politik, menegaskan keputusan tersebut bertentangan dengan Artikel 11 Perlembagaan Persekutuan yang membenarkan individu untuk menganut dan menyebarkan agama kepercayaan mereka.

Baru juga percaya pihak gereja Katolik akan merayu keputusan yang diumum hari ini, dan merayu penganut Kristian, yang merupakan majoriti di kedua-dua negeri, untuk bertenang dan "melihat keseluruhan isu secara rasional".

"Pasti ada rayuan kepada Mahkamah Persekutuan agar keputusan tersebut tidak muktamad."

Namun, gereja-gereja Kristian dibawah payung Persatuan Gereja di Sarawak tidak membuat sebarang kenyataan sehingga mereka mempunyai maklumat lanjut keputusan mahkamah tersebut.

"Kita perlu berunding dengan gereja-gereja yang lain terlebih dahulu," kata setiausaha agungnya Ambrose Linang, ketika dihubungi The Malaysian Insider.

Pengerusi persatuan itu Datuk Bolly Lapok pada Sabtu lalu berkata mereka "benar-benar tidak boleh diterima sekiranya amalan biasa bagi orang Kristian di Sabah dan Sarawak untuk generasi, lebih daripada 100 tahun sebelum cadangan untuk bersama Malaysia, kini dianggap sebagai menyalahi undang-undang oleh kerajaan".

Beliau berkata halangan daripada menggunakan kalimah Allah dalam amalan agama mereka adalah sama seperti membendung kebebasan beragama.

Di luar mahkamah hari ini, naib presiden Perkasa Datuk Zulkifli Noordin berkata Al-Kitab, iaitu versi Bahasa Malaysia kitab Injil, boleh terus diedarkan di Malaysia.

Namun beliau mahu kitab tersebut supaya tidak menggunakan 32 istilah, termasuk "Allah", yang dilarang kepada bukan Islam melalui enakmen Islam di beberapa negeri.

"Saya tidak mempunyai masalah jika mereka mahu menerbitkan Al Kitab tanpa istilah bukan saja 'Allah', tetapi 32 perkataan dalam Enakmen Jenayah Syariah," kata Zulkifli kepada pemberita selepas pengumuman keputusan itu.

Bekas timbalan presiden PAS Nasharuddin Mat Isa berkata, keputusan Mahkamah Rayuan menunjukkan dengan jelas bahawa perkataan "Allah" adalah eksklusif untuk umat Islam.

"Jadi, semua orang perlu berpegang kepada keputusan itu," kata Nasharuddin kepada pemberita. - 14 Oktober, 2013.



Monday, October 28, 2013

Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis

Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis

Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengatakan tujuannya blusukan bukan hanya untuk memahami permasalahan rakyat di lapangan. Menurut dia, blusukan juga bisa mengasah rasa kemanusian pejabat. "Anda bisa menangis kalau blusukan di Jakarta," kata Jokowi ketika berbicara dalam Seminar Dialog Tokoh "Hutan untuk Kemakmuran rakyat" di Balairung Gedung Pusat UGM pada Sabtu, 26 Oktober 2013. 

Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai alasannya gemar blusukan. Mahasiswa dari Fakultas Kehutanan UGM itu juga menanyakan manfaat metode blusukan tersebut.

Jokowi menjawab pertanyaan itu dengan mempersilakan akademisi UGM meniru aksi blusukannya di Jakarta. Dia mengatakan akademisi UGM bisa melakukan blusukan terlebih dahulu ke lantai atas gedung-gedung megah di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta. 

Setelah menyambangi gedung dengan fasilitas mewah di Jakarta, Jokowi menyarankan akademisi UGM langsung menyambangi salah satu kawasan terkumuh di Jakarta, seperti di Penjaringan. "Apabila anda tidak menangis, anda bukan manusia," ujar Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu menunjukkan kepada peserta seminar salah satu foto kawasan kumuh di Penjaringan, Jakarta. Foto itu menggambarkan rumah-rumah berdinding triplek dan beratap seng yang berdiri di atas perairan yang penuh sampah. "Di Jakarta ada 360 tempat seperti ini," kata Jokowi.

Dia mengatakan pejabat setingkat gubernur di Jakarta pasti akan kesulitan mengetahui secara pasti kondisi seperti ini apabila hanya duduk di kantor. Menurut Jokowi di birokrasi pemerintahan, mayoritas pegawai sering memberikan informasi tidak akurat. "ABS (Asal Bapak Senang) saja mereka," ujar Jokowi. 

Jokowi mengaku melihat banyak rumah-rumah kumuh di Jakarta dihuni oleh lima hingga delapan orang. Di ruang-ruang sempit itu, penghuninya biasa tidur secara bergantian. "Ketika mereka menolak dipindah ke rusun, saya ajak makan-makan dan bareng melihat isi rusun yang ada televisi dan kulkas kecil. Sekali melihat, wajar, mereka langsung setuju pindah," ujar dia.

Jokowi menyimpulkan permasalahan mendasar di Indonesia bukan pada tidak adanya instrumen kebijakan. Dia mengatakan masalah utama selama ini ialah tidak adanya sistem yang membuat kebijakan mudah dioperasionalkan di lapangan. "Anggaran ada, tapi rakyat tak mampu mengakses karena sistem yang mengoperasionalkan kebijakan tidak terbangun. Fakta ini tidak bisa diketahui jika tidak turun ke bawah," kata Jokowi. 

Source : tempo.co

Thursday, October 24, 2013

“Kalau Pak Jokowi Itu Mau Disalami Warga”

“Kalau Pak Jokowi Itu Mau Disalami Warga”


Kehadiran Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menjadi magnet tersendiri dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Datang hanya sebagai tamu, pamor Jokowi menyaingi keluarga Sultan dan pasangan yang mempunyai acara. Tidak sedikit orang yang ingin bersalaman dan bahkan berfoto dengan Jokowi.
Bahkan para among tamu (penerima tamu) dalam upacara Panggih GKR Hayu dan KPH Notonegoro tak mau ketinggalan dengan warga lain yang berebut foto bareng Jokowi, Selasa (22/10/2013). Para among tamu yang mengenakan busana atela warna putih dan kain jarik langsung mengerumuni Jokowi saat ia melintasi Pagelaran Keraton usai menghadiri upacara Panggih putri keempat Sultan itu.

Seorang warga Kecamatan Wirobrajan, Endang bahkan rela datang sejak pagi demi bertemu Jokowi. Saat kedatangan Jokowi, Endang beruntung bisa bersalaman dengan mantan Wali Kota Solo itu.
“Tangannya dingin,” tuturnya.
Meski sudah sempat bersalaman, Endang tetap tak mau beranjak dari lokasinya berdiri. Ia bertahan di depan Gerbang Pagelaran menunggu kepulangan Jokowi agar bisa berfoto bersamanya.
“Kalau Pak Jokowi itu mau disalami warga, enggak seperti pejabat lainnya. Sekarang pengin foto bareng Jokowi,” ucap Endang yang berdiri tepat di depan gerbang Pagelaran Keraton sembari menyiapkan ponselnya untuk berfoto bersama Jokowi (tribunnews.com).

Hebat memang dampak kehadiran Jokowi di suaru daerah atau acara. Hampir di setiap momen kehadiran Jokowi malah menyaingi orang yang punya acara. Sebut saja dalam kampanye beberapa Pilkada yang dihadirinya dan bahkan acara-acara resmi kenegaraan. Banyak warga yang berebutan bersalaman dan berfoto dengan Jokowi. Alasannya karena Jokowi mau disalami warga tidak seperti pejabat lainnya.
Alasan yang sangat sederhana inilah yang membuat Jokowi punya elektabilitas luar biasa dalam setiap survei yang menempatkan namanya sebagai calon presiden (kecuali LSI). Kedekatannya dengan rakyat dan mau meresponi salaman dan keinginan berfoto warga, membuat Jokowi diterima oleh masyarakat luas. 

Belum lagi keseriusannya menyerap dan merealisasikan aspirasi masyarakat yang dijumpainya.
Suatu hal yang langka bisa dijumpai dari pejabat yang lain. Bahkan oleh Presiden SBY sekalipun. Jangankan bersalaman dan berfoto, menyerap dan merealisasikan aspirasi rakyat pun sangat jarang. Itulah yang menjadi problem birokrasi negara ini. Pejabat yang jauh dari rakyat dan hilang rasa pengabdiannya bagi rakyat. Pejabat saat ini sudah menjadi raja dan membangun dinasti masing-masing.

Kelangkaan inilah yang membuat Jokowi ibarat mutiara di tengah-tengah lumpur. Rakyat yang ingin dekat dengan pemimpinnya dan bergaul akrab dengan pemimpinnya dipuaskan oleh kehadiran Jokowi. Jokowi dalam setiap kesempatan selalu mau disalami dan berfoto dengan rakyat.

Karena itu, jika anda sebagai pejabat ingin diterima oleh rakyat anda, maka dekatkanlah diri anda dengan rakyat. Bukan hanya ketika kampanye demi meraih suara rakyat, tetapi juga ketika anda menjabat. Serta serap dan realisasikanlah aspirasi mereka. Yakinlah, pada pilkada kedua anda akan meraih 90 persen suara kemenangan. Jokowi adalah buktinya.
Salam.

Source : birokrasi.kompasiana.com

Monday, September 30, 2013

Intoleransi timbul akibat pemimpin lemah

Intoleransi timbul akibat pemimpin lemah thumbnail
Yenny Wahid

Intoleransi timbul akibat pemimpin lemah

Puteri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, mengatakan peristiwa sosial yang menggambarkan intoleransi seperti konflik antarpemeluk agama, disebabkan lemahnya pemimpin dalam mengayomi masyarakat.
“Sembilan tahun The Wahid Institute berjalan, dari berbagai kasus yang dianalisis, faktor kepemimpinan sangat mempengaruhi bagaiaman sebuah intoleransi di masyarakat terjadi dan merembet pada kasus yang lebih besar,” kata Yenny dalam perayaan ulang tahun The Wahid Institute di Jakarta, Kamis, seperti dilansir antaranews.com.
Yenny mengatakan, setiap pemimpin, baik di tingkat daerah maupun nasional, seharusnya mengimplementasikan “Bhineka Tunggal Ika”, serta mengamlakan falsafah kebersamaan dalam sebuah perbedaan kepada warganya.
Hal itu menjadi jaminan yang harus diberikan oleh pemimpin, mengingat perbedaan suku, agama dapat menjadi hal yang sangat sensitif jika tidak dikelola dengan baik, kata Yenny.
“Di situlah posisi pemimpin, harus menjamin suasana perbedaan selalu `sejuk`,” ujarnya.
Dia berpendapat pemeluk agama kadang terjebak dalam “militansi” atas nama satu keyakinan, sehingga menganggap perbedaan paham dengan kelompok lain adalah sesuatu yang harus disimpulkan siapa yang benar dan yang salah.
Yenny menekankan konsep pemikiran agama harus dibungkus dengan perilaku yang dapat mengayomi kehidupan bermasyarakat. “Dogma-dogma tidak selalu dapat menyelesaikan masalah,” ujarnya.
Secara terpisah Eva Kusuma Sundari dari Komisi III DPR RI menilai pemerintah pusat lemah dalam penegakkan hukum terkait isu-isu radikalisasi agama.
Menurutnya, Mendagri tidak memahami fakta bahwa radikalisasi tumbuh subur dan makin berani di Indonesia akibat penegakkan hukum yang lemah.
“Saya menyesalkan Pak Mendagri tidak paham fakta bahwa radikalisasi subur dan makin berani di Indonesia akibat penegakkan hukum yg lemah. Sementara penegakkan hukum yg lemah salah satunya disebabkan sikap pemerintah pusat yang lemah terhadap penegakkan hukum terhadap isu-isu radikalisasi agama,” katanya.

Source : indonesia.ucanews.com

"Saya kirim empat anak ke Trisakti dan mereka lulus cum laude. Ada satu anak pesantren, namanya Santi"




Empat Anak Asuh Basuki Lulus Cum Laude di Trisakti

JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menjadi pembicara di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti, Jakarta, Minggu (29/9/2013), mengaku telah mengirimkan empat anak asal Belitung untuk kuliah di Universitas Trisakti. 

"Saya kirim empat anak ke Trisakti dan mereka lulus cum laude. Ada satu anak pesantren, namanya Santi, 3,8 IP-nya kalau enggak salah, saya aja cuma 2,7. Sekarang Santi lagi mau ambil S-2 di Jepang," kata Basuki. 


Menurut Basuki, apa yang dia lakukan merupakan nasihat yang pernah disampaikan ayahnya. Kata Basuki, ayahnya berpesan kalau kita menjadi pejabat, maka kita dapat menciptakan orang-orang seperti Santi dan ketiga temannya yang lain tersebut.

Basuki berujar, sebelumnya dia tidak pernah bercita-cita menjadi politisi. Dia lebih ingin menjadi pengusaha. Itulah yang membuat dia tidak pernah ikut dalam organisasi kemahasiswaan saat masih aktif kuliah. Dia bahkan tak pernah terlibat OSIS dan Pramuka saat masih duduk di bangku SMA.

"Saya tidak pernah ikut Senat, lebih sibuk dagang. Waktu SMA tidak pernah ikut OSIS dan Pramuka, lebih sibuk cari uang," ungkap Basuki.


sumber : kompas.com

dan
Fb : Jateng Online.

Ketua MUI: Warga Lenteng Agung Harus Diajarkan Soal Keberagaman

Ketua MUI: Warga Lenteng Agung Harus Diajarkan Soal Keberagaman


Ketua MUI: Warga Lenteng Agung Harus Diajarkan Soal Keberagaman


Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, siapa pun tak bisa menggugat posisi Susan Jasmine Susan sebagai Lurah Lenteng Agung, hanya lantaran berbeda agama.

Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin mengatakan, warga Lenteng Agung harus segera diajarkan tentang hidup dalam keberagaman. Baik keberagamaan etnis, budaya, maupun agama.
"Warga Lenteng Agung harus segera dididik agar bisa menerima dan hidup dalam keberagaman. Itu supaya mereka bisa menerima Susan Jasmine Zulkifli sebagai lurah meski agamanya berbeda," kata Maruf Amin kepada Tribun via telepon, Rabu (25/9/2013).
Menurut Amin yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama ini, warga harus bisa mendukung Susan Jasmine yang ditugaskan Pemprov DKI untuk menjadi lurah di daerah tersebut.

"(Susan) harus didukung, agar seluruh programnya untuk memajukan daerah itu bisa terlaksana secara baik. Kalau terus bermasalah seperti ini, warga bakal rugi karena kemajuan daerahnya terhambat," tandasnya.
Hal yang sama juga diutarakan Budayawan Betawi Ridwan Saidi. Menurutnya, tidak boleh ada yang mempersoalkan agama seseorang.
"Agama itu hak pribadi masing-masing. Termasuk Susan, dia berhak memilih agamanya sendiri. Jangan agama dijadikan pembenaran bagi kepentingan politik segelintir orang," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, sekelompok orang kembali menggelar aksi menolak penempatan Susan Jasmine Zulkifli sebagai Lurah Lenteng Agung, di depan Kantor Kelurahan Lenteng Agung, Rabu (25/9/2013).
Pantauan Tribunnews.com, massa aksi juga menggelar aksi tanda tangan dengan membentangkan kain putih sepanjang 50 meter sebagai bukti penolakan warga terhadap Lurah Susan.

Massa juga membawa bendera kuning, sebagai simbolisasi matinya hati nurani Pemprov DKI Jakarta yang tidak mendengarkan tuntutan mereka.


Source : TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

Romo Benny: Mendagri tak Miliki Sifat Negarawan

Romo Benny: Mendagri tak Miliki Sifat Negarawan

Romo Benny: Mendagri tak Miliki Sifat Negarawan


Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, terus menuai kritik setelah meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memutasikan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli.

Termutakhir, rohaniawan sekaligus tokoh masyarakat Romo Benny Susetyo ikut menyangkan pernyataan Gamawan Fauzi tersebut.
"Harusnya sebagai pemimpin, (Gamawan) mendidik rakyatnya menaati konsitusi. Bukan sebaliknya, tunduk pada kepentingan sempit," ujar Romo Benny dalam pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (29/9/2013).

Menurutnya, pernyataan Gamawan Fauzi itu menunjukan sang menteri bukanlah seorang negarawan.
"Anjuran itu sebenarnya kurang tepat. Ini menunjukkan pemimpin tidak memiliki sifat negarawan, selalu berpikir pragmatis. Ini berbahaya bagi upaya untuk membangun bangsa yang rasional," tuturnya.
Sebaliknya, Romo Benny justru menyanjung sikap Jokowi yang mempertahankan Susan sebagai Lurah Lenteng Agung.

"Menurut saya, Jokowi teguh pada konsitusi karena ujian seorang pemimpin berjiwa negarawan. Saya yakin, Jokowi akan berpegang teguh prinsip konsitusi dengan tidak mengikuti anjuran Mendagri," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Mendagri Gamawan Fauzi menyarankan Jokowi menggantikan Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli, agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Lurah Susan didemo oleh segelintir orang, diduga berlatar belakang sentimen agama.(*)


Source : TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

Friday, July 5, 2013

'Griya Samadi' Romo Utomo Ditentang Ormas Islam

Salah satu bangunan mirip candi di pintu belakang kediaman Romo Utomo yang tidak boleh dilanjutkan

KLATEN - Griya Samadi milik Romo Utomo yang berada di Desa Rejoso, Jogonalan Klaten keberadaannya dipersoalkan gara-gara mengurus IMB di KPT Klaten. Rumah milik Romo Utomo ini sudah puluhan tahun dipakai untuk berbagai kegiatan, berdiri cukup lama di atas lahan 3800 m' di tengah kampung desa Rejoso, Jogonalan.

Rumah dengan halaman luas dan bangunan samping yang terdiri beberapa kamar dan di belakang berdiri Joglo yang sering dipakai kegiatan sosial, seminar, ngudaroso dan banyak kegiatan lainnya yang tidak pernah mengkotak-kotakan keyakinan ataupun agama. Kini tempat itu nampak agak disibukkan dan terlihat aparat keamanan dari TNI dan Kepolisian berjaga-jaga, meski santai namun suasananya berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Pembangunan di samping Joglo dan bangunan semacam candi di pintu belakang dihentikan sementara, para pekerja pun dialihkan untuk membangun jalan di sebelah rumah dan tanggul lapangan yang terletak tepat di belakang kediaman Romo Utomo.

Menelusuri jejak hidup Romo Utomo, membawa semangat tersendiri bagi hidup, semakin mencintai Tuhan, sesama, dan alam semesta; semakin menjadi Indonesia sejati, dan semakin menjadi Jawa sejati. Figur penggerak SPTN-HPS (serikat Paguyuban Petani dan Nelayan ' Hari Pangan Sedunia) yang berdiri di tahun 1980-an dan merupakan pegiat organik.
 

Seperti layaknya rumah di perkampungan saat mendirikan jarang yang mencari IMB, termasuk di kala itu rumah Romo Utomo pun juga belum memiliki IMB, dalam rangka ulang tahun emas (50th) pelayanan menjadi romo, pendiri STPN-HPS ini berniat menyelenggarakan ulang tahun di kampung kelahiran. Berbenah rumah menjadi hal yang lumrah di saat akan menyambut tamu-tamu termasuk membangun beberapa kamar tidur untuk tamu-tamu dari jauh yang akan menginap.

Maka Romo memberitahukan ke warga masyarakat sekitar yang selama ini sudah cukup dekat dengannya untuk mengurus IMB atas rumah kediaman tersebut. Oleh Romo Utomo rumah ini diberi nama 'Griya Samadi', jelas salah satu  pengurus rumah ini.

Namun dalam perjalanan untuk mendapatkan IMB, ada yang menghembuskan isu bahwa rumah tersebut akan dipakai untuk tempat ibadah/gereja, hal inilah yang akhirnya memantik beberapa Ormas Islam (FPI, FKAM, MMI, JAT). Saat audiensi dengan pemkab pun sudah dijelaskan bahwa IMB ini adalah untuk rumah kediaman dan dijadikan sebagai tempat berbagai pelatihan, seminar, dll. Tapi ormas-ormas tersebut tetap bersikeras menolak keberadaan tempat tersebut dan berencana merobohkannya.


Penanggungjawab pembangunan saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa baru saja Fauzan (25/06)  yang mewakili keempat ormas tersebut menanyakan pembangunan tambahan kamar di samping Joglo dan kami tegaskan bahwa ini bukan untuk gereja, tetapi Griya Samadi oleh KPT Pemkab Klaten kini menjadi persoalan. Keberadaan bangunan sudah lama dan selama ini tidak pernah terjadi masalah, Romo sangat dekat dengan warga, dan warga pun melihat berbagai bantuan yang diberikan Romo ke warga pun tidak pernah membeda-bedakan imbuhnya.

Beberapa warga yang ditemui menyatakan bahwa mereka tidak masalah atas pembangunan kediaman Romo Utomo, dan tidak benar apa yang diberitakan salah satu media beberapa waktu yang lalu.

Thursday, June 13, 2013

Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Pentacostalisme berkembang secara global (Foto: Godswill Ministries)
Umat Pentakosta di Asia Meningkat, Gereja Katolik Harus Turun Gunung

Umat Kristen Pentakosta atau Karismatik bertumbuh pesat di Asia, terutama di kalangan kaum migran perkotaan dan kelompok minoritas etnis, demikian analisis yang baru-baru ini disajikan di Roma. Beberapa analis telah menyimpulkan bahwa pertumbuhan yang cepat ini bisa mendorong Gereja Katolik untuk mengubah kulturnya, yang selama ini  ditandai dengan klerikalisme berlebihan dan pemerintahan 'dari atas ke bawah' (top-down).

Pastor John Mansford Prior SVD, seorang misionaris untuk Indonesia sejak tahun 1973, membahas pertumbuhan Pentakostalisme di Asia selama konferensi pada awal bulan ini  tentang 'Gerakan Agama Baru' yang diselenggarakan oleh Konferensi Waligereja Jerman.

Gerakan Pentakosta dimulai pada awal abad ke-20, yang muncul dari dorongan untuk pengalaman pribadi akan Tuhan dan pembaharuan spiritual melalui baptisan Roh Kudus. Ini memberikan penekanan utama pada 'karunia' Roh, termasuk berbicara dalam bahasa roh, penyembuhan ajaib dan bernubuat.

Sementara istilah Pantekosta biasanya digunakan untuk merujuk pada gerakan-gerakan baru dan Gereja-gereja independen yang bermunculan dari gerakan itu, istilah karismatik umumnya digunakan untuk kelompok yang membawa spiritualitas Pantekosta dalam Gereja-gereja tradisional.

Dalam Gereja Katolik ada kelompok-kelompok seperti Pembaharuan Karismatik Katolik atau El Shaddai, yang memiliki 2 juta anggota terdaftar dan sekitar 7 juta pendukung di Filipina.

'Pentakostalisme telah mengakar di kalangan minoritas-minoritas etnis Asia dan kelas-kelas sosial yang kurang memiliki kekuatan secara politis atau pun ideologis,' tulis Pastor Prior dalam sebuah laporan yang dipresentasikan dalam konferensi itu.

Dalam sebuah wawancara dengan ucanews.com, Pastor Prior memperingatkan bahwa dalam menanggapi pertumbuhan 'gerakan baru' ini di Asia, Gereja Katolik harus mengubah mentalitas dan kulturnya, atau risiko kehilangan umatnya dari benua itu.

Di Asia, Pentakostalisme adalah fenomena perkotaan: 'Orang-orang yang kehilangan identitias desa dan budaya mereka,' yang 'merasa tidak aman di kota sebagai migran,' lalu bergabung dengan komunitas Karismatik dan Pentakosta baru karena di sana mereka menemukan 'hubungan yang hangat' dan 'memiliki tempat' sementara 'paroki-paroki Katolik di kota-kota memiliki umat yang banyak, tak dikenal, sangat ritualistik,' kata Pastor Prior.

Karena lebih dari 50 persen orang Asia kini tinggal di kota-kota, fenomena ini terus berkembang. Faktanya, menurut Pastor Prior, sudah 40 persen dari orang-orang Kristen Asia menyebut diri mereka sebagai Karismatik atau Pentakosta.

Hal ini juga kuat di kalangan etnis minoritas, termasuk Tionghoa di Indonesia. 'Pentakostalisme mengangkat martabat dan identitas kelompok etnis minoritas dan memberikan kenyamanan, komunitas yang akrab dan saling membantu di antara para migran perkotaan yang belum mapan' yang 'agaknya ' kurang mendapat perhatian dari agama atau Gereja mereka sebelumnya,' tulis Pastor Prior dalam laporannya.

Tidak seperti di Amerika Latin, dan pengecualian Korea Selatan, dan  Cina (meskipun data yang dapat dipercaya sulit didapat), kelompok-kelompok Pentakosta di Asia tidak secara eksplisit menekankan 'injil kemakmuran' yang menempatkan hubungan langsung antara iman dan keberhasilan ekonomi.

Tapi, Pastor Prior mencatat bahwa ketika orang-orang bergabung dengan kelompok-kelompok ini, mereka menjadi tenang, tidak mabuk-mabukan, tidak berjudi, bahkan laki-laki menjadi lebih setia kepada istri-istri mereka, karena itu mereka menjalani kehidupan hemat dan secara otomatis mereka maju dalam skala sosial.'

Sementara di Amerika Latin pertumbuhan Pentakostalisme telah bersamaan dengan eksodus besar-besaran dari Gereja Katolik, misalnya, populasi umat Katolik di Brasil turun dari 90 persen pada  tahun 1970 menjadi hanya 65 persen tahun 2010. Di di Asia 'tidak banyak umat Katolik meninggalkan Gereja karena Gereja telah terbuka untuk menerima kelompok-kelompok tersebut,' kata Pastor Prior.

Bahkan, kebijakan resmi dari Federasi Konferensi Waligereja Asia dan konferensi-konferensi waligereja di seluruh benua Asia telah berdampak 'sangat positif.' Namun, dalam beberapa kasus telah terjadi 'ketegangan' dengan mayoritas masyarakat, baik itu Muslim, Hindu atau Buddha, karena kadang-kadang penginjilan yang agresif menjadi kendala gerakan baru itu.

Hal ini pada gilirannya dapat berdampak pada orang Kristen karena seringkali umat non-Kristen 'tidak membedakan antara kelompok-kelompok evangelis dan Gereja-gereja utama.'

Namun, Pastor Prior memperingatkan bahwa untuk memasuki energi spiritual baru yang terungkap dalam pertumbuhan kelompok Pantekosta itu, Gereja masih 'terlalu mono-kultural, terlalu klerikal, terlalu top down.'

Di Korea, misalnya, umat Katolik hanya 10 persen dari populasi, sementara Gereja-gereja Protestan, yang sebagian besar telah 'berjiwa Pentakosta,' kini jumlahnya menjadi 25 persen dari populasi dan terus bertumbuh. Di Korea, 'gerakan karismatik tidak terlalu kuat dalam Gereja Katolik karena Gereja Korea adalah sebuah Gereja yang sangat klerikal.'

Bagi misionaris SVD itu, klerikalisme 'tidak bisa bekerja di dunia modern, dunia maya, dunia yang serba terbuka. Hal ini tidak berguna.'

Di sisi lain, hanya menyambut gerakan baru dalam Gereja tidak cukup.

Sebuah kajian Konferensi Waligereja Jerman 'yang dipresentasikan dalam  konferensi di Roma itu menunjukkan bahwa 'meskipun gerakan Karismatik sangat besar di Filipina dan melibatkan semua kelas sosial, kelas-kelas itu dipisahkan sesuai dengan gerekan yang berbeda. Setiap gerakan memperhatikan kelompok-kelompok tertentu, sehingga sebenarnya mereka tidak saling kontak.'

Pastor Prior mencatat: 'Menurut survei, banyak umat Katolik akhirnya bergabung dengan Gereja-gereja Pentakosta karena mereka memiliki hubungan pribadi dengan Kristus, yang tidak mereka dapatkan dalam paroki-paroki yang penuh dengan ritual. Itu adalah tragis.'

Sebagian ini terjadi karena jumlah pastor yang ditahbiskan Gereja tidak  memadai.

Ini mungkin menjadi sebuah pertanyaan ' antara lain ' soal tuntutan selibat. Namun, perubahan yang terjadi dalam kekristienan di Asia membutuhkan tindakan. Jika tidak, kata Pastor Prior, 'Saya pikir kita akan menyaksikan semakin lebih banyak orang meninggalkan [Gereja Katolik] untuk menemukan kontak spiritual mereka dengan Kristus dalam komunitas lebih kecil, lebih hangat seperti Gereja-gereja Pentakosta.'

Sumber : indonesia.ucanews.com

Recent Post