Latest News

Showing posts with label Anglikan. Show all posts
Showing posts with label Anglikan. Show all posts

Monday, January 14, 2013

Kristen, Agama Terbesar di Dunia


WASHINGTON, KOMPAS.com ' Orang Kristen merupakan kelompok agama terbesar di dunia, dengan jumlah sekitar 2,2 miliar orang, demikian menurut sebuah studi yang dirilis Pew Forum tentang Agama dan Kehidupan Publik, Selasa (18/12).

Pew mengumpulkan data jumlah dan distribusi geografis delapan kelompok agama utama, termasuk mereka yang tidak percaya agama apa pun.

Studi itu menemukan, orang Kristen berjumlah sekitar 32 persen dari populasi dunia, diikuti umat Islam yang menjadi kelompok terbesar kedua, dengan 1,6 miliar pengikut.

Hindu merupakan kelompok terbesar ketiga, berjumlah sekitar satu miliar (15 persen), diikuti umat Buddha, berjumlah 500 juta (tujuh persen) dan orang-orang Yahudi, yang berjumlah 14 juta orang (0,2 persen).

Studi demografi seluruh dunia terhadap lebih dari 230 negara dan teritori itu menemukan bahwa lebih dari delapan orang dalam setiap 10 orang, sekitar 5,8 miliar orang, mengidentifikasi diri sebagai orang beragama.

Lebih dari 400 juta orang (enam persen) mempraktikkan berbagai tradisi rakyat, termasuk tradisi Afrika dan agama asli.

Pew Forum mengatakan studi itu, dengan afiliasi agama didasarkan pada identifikasi diri, tidak berusaha untuk mengukur sejauh mana penganut menghayati keyakinan mereka.


Sumber : http://m.kompas.com/news/read/2012/12/18/13105554/Kristen.Agama.Terbesar.di


Tuesday, November 6, 2012

Inggris Butuh Bantuan Misionaris Asing



Inggris pernah menjadi bangsa pengirim misionaris tapi setelah sekularisasi sukses masuk ke masyarakat bertahun-tahun, orang Kristen di Inggris semakin mencari gereja dari luar negeri untuk membantu mereka dalam pewartaan Injil.

Dalam hasil survei terbaru yang dilakukan terhadap lebih dari 1.100 orang Kristen Inggris, 74% setuju bahwa Inggris membutuhkan misionaris dari negara lain untuk datang dan mewartakan Injil kepada rakyat disana.

Angka ini semakin didukung oleh hasil temuan selanjutnya yakni 68% responden menyatakan dari semua wilayah di dunia, Inggris harus menerima prioritas tertinggi untuk misi gereja, doa dan bantuan.

Yang menarik juga dari penelitian ini adalah adanya fakta bahwa sebagian besar orang Kristen di Inggris tersebut memiliki hati memberi untuk negaranya. Lebih dari 50 persen orang-orang yang disurvei mengaku telah menabur secara finansial lebih banyak di Inggris dibandingkan ke negara-negara lain.

Untuk diketahui, angka-angka diatas telah tercantum semua dalam "The World on Our Doorstep?", sebuah buku kecil triwulanan terbaru keluaran divisi riset Evangelical Alliance.

Selain mendapati adanya kebutuhan akan evengelis dari luar negeri, Evangelical Alliance juga menganalisis apa yang sebenarnya terjadi dengan orang Kristen di Inggris hari-hari ini.

"Sebagai bangsa kita cukup nyaman menunjukkan reservasi dan tekad dalam ukuran yang sama," kata Steve Clifford, direktur umum dari Evangelical Alliance menanggapi hasil survei yang dibuat oleh perusahaannya tersebut.

"Ketika Anda diberkati dengan penekanan seperti ini maka menjadi tidak mengherankan bahwa meskipun kita sangat ingin menjadi evangelis, kita akan sangat berjuang untuk hal tersebut. Inilah yang bisa menjelaskan mengapa orang Kristen (di Inggris) akhirnya melihat ke Gereja di luar negeri'

"Walau begitu kita harus menerima misionaris luar negeri sebagai hadiah (dari Tuhan) dan membiarkan mereka menginspirasi kita. Kita perlu meningkatkan keyakinan kita dalam berbicara tentang iman dan sekaligus bertanya kepada diri sendiri 'apa yang bisa saya lakukan hari ini di gereja saya sendiri untuk menjahit nilai-nilai Kekristenan ke dalam masyarakat lokal kami?',' pungkas Clifford.

Tidak hanya Inggris, kondisi kekristenan di sebagian besar negara di Eropa juga sangat memprihatinkan. Bukan hal aneh jika saat mengunjungi satu gereja disana, jemaat yang hadir adalah para orang tua. Sangat jarang sekali ditemukan anak-anak yang mau beribadah di gedung pertemuan orang-orang Kristen.

Oleh sebab itu, kiranya ini menggerakkan hati kita untuk berdoa kepada Tuhan, meminta Dia kembali melawat orang-orang disana. Akan sangat bersyukur lagi jika akhirnya ada diantara Anda yang tergerak mengambil bagian untuk menginjili disana. Inilah waktunya giliran kita memberkati Inggris dan negara-negara lain di Eropa. Mari bersama bawa kembali benua biru bagi kemuliaan Tuhan !

Sumber : www.jawaban.com/index.php/mobile/news/detail/id/90/news/120628103303/limit/0/Inggris-Butuh-Bantuan-Misionaris-Asing.html

Thursday, May 31, 2012

17 Mantan Imam Anglikan Ditahbiskan Jadi Diakon Katolik




Tiga mantan iman Anglikan yang diangkat sebagai uskup oleh Paus Benediktus XVI
Sebanyak 17 mantan imam Anglikan ditahbiskan menjadi diakon, yang merupakan salah satu kelompok tahbisan terbesar dalam sejarah Gereja Katolik di Inggris.

Semua diakon itu akan melayani di Ordinariat Pribadi Santa Perawan Maria Walsingham. Mulai Januari 2011 Ordinariat itu menjadi yang pertama yang dibentuk berdasarkan �Anglicanorum coetibus,� sebuah konstitusi apostolik yang dikeluarkan Paus Benediktus XVI pada bulan November 2009 untuk memungkinkan penerimaan kelompok Anglikan yang berniat masuk Gereja Katolik.

Pastor James Bradley, juru bicara Ordinariat itu, mengatakan kepada Catholic News Service dalam sebuah wawancara telepon pada 29 Mei bahwa ia telah melakukan beberapa penelitian dari data keuskupan di Inggris dan Wales dan tidak menemukan pentahbisan seperti itu dalam sejarah Gereja.

Ia berharap bahwa semua diakon yang mana sekitar setengah dari mereka sudah menikah, akan ditahbiskan menjadi imam Katolik selama musim panas ini.

�Mereka akan ditahbiskan secara terpisah,� tambahnya. �Mereka akan ditahbiskan oleh uskup lokal, tempat  dimana mereka tinggal.�

Pastor Bradley menambahkan: �Penahbisan ini merupakan momen yang sangat signifikan dalam kehidupan Ordinariat karena hal itu merupakan pertama kali dalam sejarah Ordinariat itu dan dalam Gereja.�


In Spiritu Domini

Saturday, March 3, 2012

Paroki Gereja Episkopal St Luke di USA, Bergabung dengan Gereja Katolik



Satu peristiwa yang bersejarah dan sungguh patut kita syukuri di mana Tuhan berkarya bagi persatuan Gereja, telah terjadi di bulan Oktober 2011 ini. Gereja St. Luke, sebuah paroki Episkopal kecil di kota Bladensburg, Maryland, USA, menjadi gereja Episkopal pertama di Amerika (gereja Episkopal adalah gereja Anglikan yang didirikan di Amerika Serikat), yang bergabung menjadi Gereja Katolik di bawah peraturan Vatikan yang baru, yaitu peraturan yang dimaksudkan untuk merangkul saudara-saudara Kristen non- Katolik yang tidak mempunyai kesatuan penuh dengan Gereja Katolik.

Peraturan itu adalah dibentuknya sebuah struktur yang disebut dengan Ordinariat Anglikan. Ordinariat adalah suatu badan yang memfasilitasi kemungkinan pengorganisasian komunitas Anglikan yang ingin bergabung dengan Gereja Katolik. Ordinariat dibentuk sesuai dengan ketentuan Konstitusi Apostolik dari Paus Benediktus XVI yang dibuat pada 4 November 2009, yang berjudul Anglicanorum coetibus.

Ordinariat yang dirancang itu membuka jalan kepada penyatuan gereja, sebuah sarana yang mengakui dan memahami kepercayaan akan dasar iman yang sama sambil tetap menghormati warisan liturgis yang dijalankan oleh gereja Anglikan.

Pendeta Mark Lewis, pemimpin jemaat St. Luke sejak tahun 2006, pada hari Minggu 9 Oktober 2011 itu, menanggalkan pakaian kebesarannya sebagai seorang imam Anglikan yang telah dijalaninya seluruh hidupnya, dan menggantinya dengan setelan jas dan dasi seorang awam. Ia duduk bersama umat gereja St. Luke di dalam Crypt Church di Basilika National Shine of the Immaculate Conception, Washington.

Kardinal Donald W. Wuerl, Uskup Agung Keuskupan Agung Washington, yang memimpin Misa penyatuan gereja St. Luke ke dalam Gereja Katolik di hari Minggu itu menyebut momen yang historis ini sebagai �suatu momen penyatuan yang penuh sukacita.� Kardinal mengatakan bahwa Keuskupan Agung Washington menghargai keterbukaan komunitas gereja St Luke terhadap bimbingan Roh Kudus di dalam perjalanan iman mereka.

Kardinal Wuerl telah terus mendukung proses transisi gereja ini yang telah dilakukan secara intensif sejak bulan Juni tahun ini, sebagaimana juga Uskup Episkopal, John Bryson Chane dari Washington.

�Saya sungguh merasa bersyukur secara mendalam kepada Kardinal dan kepada Uskup Chane atas dukungan mereka sepanjang proses permenungan untuk bergabung ini,� kata Pdt Lewis. �Kami juga mengharapkan untuk melanjutkan liturgi kami dalam tradisi Anglikan, sementara pada saat yang bersamaan menjadi satu kesatuan yang penuh dengan Tahta Suci Santo Petrus.�

Uskup Chane mengatakan bahwa proses transisi telah dicapai �di dalam semangat kepekaan pastoral dan saling menghormati.� �Umat Kristiani berpindah dari satu gereja ke gereja lain dalam frekuensi yang jauh lebih tinggi daripada di masa lalu, kadang sebagai individu, kadang dalam kelompok. Saya gembira telah dapat memenuhi kebutuhan spiritual umat dan iman gereja St. Luke dalam suatu jalan yang menghormati tradisi dan kebijakan kedua belah pihak gereja�, Uskup Chane mengatakannya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Keuskupan Agung Washington.

Hal-hal berkaitan dengan moral dan teologi telah memecah kesatuan komunitas Anglikan khususnya mengenai otoritas Injil, pentahbisan kaum homseksual dan wanita sebagai imam dan uskup, serta hal-hal yang berkaitan dengan moralitas seksual.

Pendeta Lewis, dalam sebuah suratnya kepada rekan-rekannya yang dimuat dalam website paroki, menjelaskan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan Ordinariat bukan karena semata-mata keinginan untuk meninggalkan Anglikanisme, tetapi lebih karena kerinduannya untuk memasuki persatuan yang penuh dengan Tahta Suci Vatikan.

�Debat dalam tubuh gereja Episkopal dan komunitas Anglikan mengarah kepada lemahnya otoritas apostolik Anglikan dalam mempertahankan iman, menjaga persatuan, dan menyelesaikan aneka persoalan,� kata Pendeta Lewis lebih lanjut. Ia dan istrinya, Vickey, telah selalu berdoa dan mempelajari semua permasalahan ini dan mengatakan bahwa �hati kami semakin bergerak mendekat kepada Roma.�

Patrick Delaney, seorang pemimpin awam paroki tersebut yang berasal dari Mitchellville, juga menyebut permasalahan seputar otoritas gereja. �Di dalam gereja Episkopal, uskup-uskup di suatu tempat mengatakan satu hal dan di tempat lain mengatakan hal yang lain,� katanya kepada Washington Post. � Itulah simpul permasalahannya. Setiap uskup mempunyai kerajaannya sendiri-sendiri.� Umat telah lama merindukan suatu otoritas religius tunggal yang jelas. Dia dan umat lainnya di St Luke mengatakan bahwa mereka sangat antusias untuk mendukung penyatuan kembali gereja Anglikan ke dalam Gereja Katolik, di mana Anglikanisme memisahkan diri di tahun 1500-an. �Saya merasa semua ini mengagumkan,� kata Delaney. �Rasanya seperti memperbaiki sejarah yang telah berumur 500 tahun,� ia berharap semakin banyak usaha untuk menjembatani perpecahan yang terjadi dalam Gereja yang telah diawali dengan Reformasi Protestan di abad ke-16. Lebih lanjut ia mengatakan, �Saya merasa seperti terbang di awan,� katanya. Bagaimana perbedaan menjadi seorang Katolik? �Saya tidak tahu apakah ada suatu perasaan yang dapat dinyatakan dengan jelas,� katanya, �selain dari rasa sukacita dan perasaan bersemangat serta tanggung jawab yang serius dari semua ini. Tetapi saya tahu bahwa saya telah menjadi orang yang berbeda sekarang.�

Pdt. Lewis mengatakan bahwa parokinya telah lama menjalankan berbagai praktek iman Katolik, namun kini ia telah memesan patung Bunda Maria yang lebih besar. Mereka merencanakan memberikan lebih banyak pengajaran mengenai berdoa Rosario dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa, karena cukup banyak umat St. Luke yang masih perlu dibantu untuk membiasakan diri dengan hal-hal tersebut.

Pendeta Lewis memohon dukungan dan doa saat dia dan umat St. Luke berupaya untuk mempertahankan warisan Anglikan dengan kesatuan dalam Personal Ordinariate dari Gereja Katolik Roma.

Kurang lebih seratus umat dari paroki gereja St Luke, Maryland � paroki yang telah berumur 58 tahun � mendapat pengesahan untuk masuk menjadi anggota Gereja Katolik. Satu per satu, tua dan muda, orang kulit putih maupun kulit hitam, diberkati oleh Kardinal Wuerl, di dalam Misa yang dipenuhi oleh tepuk tangan sukacita.

Osita Okafor, seorang pria imigran Nigeria yang berusia 56 tahun, mendapati dirinya berada di barisan paling depan di hadapan Kardinal Wuerl untuk upacara pemberkatan. Reaksinya? �Oh, Tuhanku, pastilah aku sangat diberkati.� Seperti juga kebanyakan umat gereja St. Luke, Okafor adalah imigran dari Afrika, yaitu Nigeria. Juga banyak umat yang berasal dari Karibia.

Lewis, sang pendeta, diberkati terakhir sebagai suatu makna simbolis. �Seorang gembala yang baik harus memastikan bahwa semua kawanannya sudah selamat melewati pintu,� ujar Lewis.

Kemudian, sebagaimana dilakukan umat Katolik pada hari Minggu, mereka menyatakan di hadapan seluruh umat bahwa mereka �percaya dan mengakui bahwa segala sesuatu yang diimani, diajarkan, dan dinyatakan oleh Gereja Katolik adalah hikmat yang dinyatakan oleh Allah�.

�Selama ini kami telah menempatkan diri kami lebih dekat dengan teologi Katolik daripada teologi Protestan�, kata Lewis. �Jika Anda bukan seorang pelajar dari sebuah pendidikan teologi, Anda akan melihat bahwa sebenarnya tidak ada yang benar-benar berubah. Kejadian yang sebenarnya terjadi di dalam batin. Menjadi seorang Katolik Roma adalah sebuah perkembangan alamiah dari iman kami.�

Suatu perubahan yang cukup tampak terjadi di bulan Juni, yaitu penambahan kata-kata �untuk Benediktus, Paus kami,� di dalam doa-doa gereja St. Luke.

Umat paroki St. Luke ini akan kembali ke Bladensburg untuk merayakan Misa mereka sendiri hari Minggu depan; di mana Misa itu akan dipersembahkan oleh Mgr. Keith Newton, seorang imam Katolik yang dulu adalah seorang uskup Anglikan, yang kini mengepalai Personal Ordinariate dari Inggris dan Wales � ordinariat pertama yang didirikan setelah diterbitkannya konstitusi apostolik oleh Paus Benediktus XVI.

Lewis � yang Kardinal Wuerl memanggilnya �Pendeta Mark Lewis� di awal Misa pemberkatan itu, dan kemudian menjadi hanya �Mark Lewis� di akhir Misa, sedang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang imam Katolik. Namun bahkan dengan proses yang dipercepat, proses itu akan memakan waktu berbulan-bulan sebelum ia dapat ditahbiskan. Atas ijin Paus memang pendeta Anglikan seperti Pdt. Lewis yang menikah dan yang sudah menjadi pendeta Anglikan sebelum penggabungan, dapat ditahbiskan menjadi imam Katolik. Namun selanjutnya, para seminarian (calon imam) berikutnya dari tradisi Anglikan ini akan mengikuti tradisi Katolik, yaitu hidup selibat sebagai imam (tidak menikah) bagi Kerajaan Allah.

Kardinal Wuerl akan mengumumkan dalam pertemuan para uskup seberapa besar minat yang telah ia temukan terhadap dibentuknya Ordinariat Amerika. Para otoritas berpikir bahwa minat itu sudah cukup tinggi untuk mereka membuat sebuah Ordinariat Amerika untuk para Anglikan yang akan berpindah ke Katolik, demikian Washington Post melaporkan.

Sampai sebuah Ordinariat resmi dibentuk untuk Amerika, umat St. Luke akan berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Washington.

Pastor R. Scott Hurd, seorang Anglikan yang telah berpindah menjadi Katolik dan adalah asisten Kardinal Wuerl untuk melayani paroki-paroki Anglikan yang ingin bergabung dengan Gereja Katolik, akan memimpin St. Luke sampai Lewis siap. Ia juga mengkoordinasi pelaksanaan kelas-kelas pengajaran bagi komunitas St. Luke untuk menerangkan berbagai terminologi dasar dari iman Katolik.

Papan nama di depan gereja St. Luke yang semula bertuliskan �Paroki Anglikan St. Luke� telah dihapus dan sementara dibiarkan kosong, menantikan nama baru untuknya.

Mari kita bersyukur memanjatkan pujian kepada Allah Bapa di Surga atas peristiwa ini. Semoga semangat persatuan, perdamaian, dan persaudaraan sejati terus berkumandang di seluruh bumi dan menyatukan anak-anak-Nya dalam kesatuan kasih-Nya yang kekal, di dalam Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Dan mudah-mudahan kita sendiri sebagai umat Katolik makin bersemangat untuk mendalami dan mencintai iman kita kepada Tuhan dalam Gereja-Nya yang kudus, serta terus berjuang mempraktekkan iman dan kasih itu secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Monday, January 30, 2012

Selamat Datang Para Anglikan!




Catholic Register pada tanggal 15 Januari 2012 memuat berita yang menggembirakan bagi persatuan umat Kristiani. Persatuan tersebut sedang terjadi di Kanada di mana ada beberapa kelompok umat dari Gereja Anglikan yang "menyeberang" ke Gereja Katolik.

Toronto, 17 Januari 2012.

Pada tanggal 1 Januari 2012, dari wilayah Kitchener-Waterloo, 12 orang anggota Gereja Anglikan telah diterima secara penuh ke dalam Gereja Katolik oleh Bishop Douglas Crosby dalam upacara di Katedral �Christ the King� di Hamilton. Ini adalah kelompok ke dua dari Gereja Anglikan di Kanada yang �menyeberang� ke Gereja Katolik.

Sebagai kelompok pertama, �penyeberangan� terjadi di Calgary, seminggu sebelum hari Natal yang lalu. Pada tanggal 18 Desember 2011, Gereja �St. John the Evangelist� di kawasan Inglewood di Calgary, yang tadinya adalah Gereja Paroki Anglikan, dipimpin oleh Pastor Paroki-nya, Fr. Lee Kenyon, bersama isterinya Elizabeth, dan hampir seluruh warga paroki sejumlah kurang lebih 75 orang, juga telah dengan resmi diterima secara penuh dalam Gereja Katolik. Disamping dua kelompok di atas, ada banyak lagi saudara-saudari dari Gereja Anglikan yang secara individual (bukan sebagai kelompok) meninggalkan Gereja Anglikan dan diterima dalam Gereja Katolik secara penuh.

�Penyeberangan� secara berkelompok ini dimungkinkan oleh Konstitusi Apostolik Anglicanorum Coetibus (�Groups of Anglicans�) yang dimaklumkan pada bulan Nopember 2009 oleh Paus Benediktus XVI, yang membolehkan kelompok-kelompok Anglikan yang menjadi Katolik untuk tetap menggunakan Tradisi Anglikan dalam bidang liturgi, musik, spiritual dan pastoral mereka.

Apa yang membuat para Anglikan pindah menjadi Katolik? Menurut Gary Freeman, salah seorang dari kelompok Kitchener-Waterloo, awalnya karena dia tidak dapat menerima praktek Gereja Anglikan yang mentahbiskan Imam wanita. Ditambah lagi dengan perubahan-perubahan arah ajaran Anglikan yang menjadi sangat liberal tentang aborsi, homoseksualitas, dan perkawinan sama-seks (�same-sex marriage�). Dia lebih setuju dengan ajaran-ajaran Katolik dalam hal-hal tersebut.

Setelah diterima dalam Gereja Katolik, Fr. Kenyon (dari kelompok Calgary) menjadi Katolik awam, sampai dia memenuhi persyaratan pendidikan sebagai Imam Katolik, agar kemudian dia bisa dikukuhkan sebagai Imam Katolik. Dalam Gereja Katolik, imam yang menikah adalah kekecualian, karena Fr. Kenyon sudah menjadi Imam Anglikan yang menikah sebelum pindah menjadi Katolik. Kalau sekiranya nanti ada Imam-imam baru dari kelompok Anglikan-Katolik ini, mereka tetap harus mengikuti persyaratan Katolik, yaitu pria yang selibat.

Apakah �penyeberangan� anggota Gereja Anglikan secara kelompok maupun pribadi ini menjadi pertanda bahwa kesatuan Anglikan dan Katolik makin mendekat? Semoga, tapi tidak ada yang tahu, karena hal ini masih tergantung dari pusat pimpinan Gereja Anglikan di Inggris.

In Spiritu Domini

Recent Post